KERAGUAN

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di sebuah ruang dengan cahaya yang remang-remang, suara ketikan dari sebuah barang elektronik bernama komputer menghiasi ruangan tersebut.

Terdapat seseorang yang tengah terfokus pada layar komputer tersebut dan sedang berselancar di dunia internet untuk mencari sesuatu informasi.

Ia membelalakkan matanya terkejut begitu mendapatkan informasi yang ia dapat, ia mengeratkan giginya merasa frustasi dan kesal.

"Ini tidak mungkin kan ???, aku baru tau jika suatu saat nanti akan menjadi separah ini "ujar orang tersebut mengepalakan tangan nya berusaha mengatur emosinya nya.

"Apa yang harus ku lakukan jika saat itu terjadi ??? "

"Nanase-san katakan padaku apa yang harus ku lakukan jika saat itu terjadi "

Tanpa ia sadari air matanya mengalir mengalir tanpa permisi dan membasahi pipinya.

Ia dengan cepat mengusap kasar air matanya dan kembali fokus ke layar tersebut dengan tubuh yang sedikit gemetar ia kembali mulai mengetik, ia mencatat beberapa informasi yang ia dapat di sebuah buku.

.

.

.

KANTOR TAKANASI PRO

"Ojamashimasu." ujar Riku begitu membuka ruang kantor yang sepi diikuti kelima orang di belakangnya.

"Manajer sedang tidur ? " ujar Tamaki tiba-tiba melihat melihat Tsumugi yang tengah tertidur di mejanya.

"Sssttt... tamaki jangan berisik." Tegur Sougo.

"Sepertinya Manajer kelelahan karena menyiap kan konser pertama kita"

"Lebih baik kita ke ruang latihan sekarang "

Mereka semua berjalan mengendap - endap menuju ke ruang latihan.
.

.

.

RUANG LATIHAN

Di ruang latihan Yamato,Nagi,Sougo,Iori,Tamaki dan Riku tampak sedang berdiskusi tentang bagaimana membagi bagian lirik lagu untuk dinyanyikan.

"Bagaimana jika kau Riku yang mulai bernyanyi pertama " ujar Nagi memberikan saran

"Eh... baiklah "

Riku mulai mengambil nafas dalam-dalam dan mulai menyanyikan bait pertama.

Semua orang yang mendengar Riku bernyanyi menjadi tertegun kecuali Iori yang sudah mengetahui suara Riku.

"Ah... maaf apa suaraku terdengar aneh" ujar Riku gugup menghentikan nyanyiannya karena menyadari semuanya yang diam dan tertegun.

"Suaramu tidak aneh Nanase-san"

"Itu benar malah justru sebaliknya suara mu terdengar bagus "

"Thats very beautiful Riku "

"Aku tidak akan kalah jika dalam menari "

"Onii-san merasa tersentuh "

" Arigatou minna " ujar Riku tersenyum lebar

Mereka pun melanjutkan pembagian lagu dan latihan, selama latihan Riku memperhatikan tingkah Iori yang aneh,Iori menjadi lebih over protectif dan sering mengingatkan Riku hal-hal yang kecil, Riku dapat merasakan jika Iori bersikap seolah-olah ia sedang ketakutan dan berusaha menjaga sesuatu dengan hati-hati, Riku berfikir apakah ini karena kejadian kemarin dan Iori mencari lebih jauh tentang penyakit yang dideritanya.

Tak terasa waktu berjalan cukup cepat dan mereka semua memutuskan untuk mengakhiri latihan tersebut, ketika mereka keluar dari ruangan tersebut, mereka semua menjadi bingung karena tidak menemukan Tsumugi, ketika hendak keluar kantor mereka bertemu dengan Banri dan bertanya kepada Banri dimana Tsumugi karena mereka tadi sempat melihat Tsumugi yang tengah tidur, Banri memberi tau mereka bahwa Tsumugi sedang membagikan brosur.

Mendengar hal tersebut mereka memutuskan untuk menyusul Tsumugi dan membantunya membagi brosur.
.

.

.

Di tengah keramaian orang Tsumugi berusaha membagikan brosur dengan berkali-kali berusaha menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang berharap ada orang yang mau mengambil brosur tersebut.

"MANAJER!!!" 

Tsumugi terkejut keenam pemuda dengan warna surai yang berbeda-beda tengah berlari berlari menuju ke arahnya 

"kalian bagaimana bisa disini?"

"kami disini ingin membantu manajer " jawab Tamaki dengan nada malasnya 

"yes thats't right "

"woaahh~ ini seperti bukan aku " ujar Riku melihat foto yang berada di poster dengan mata yang berbinar-binar.

"kalian tidak papa ini sudah menjadi tugas ku " ujar Tsumugi merasa tidak enak hati

"tidak apa-apa manajer kau sudah bekerja keras " ujar Sougo

mereka semua mulai membagikan brosur bersama-sama dengan semangat.
.

.

.

mereka membagikan brosur sudah cukup lama, Iori mulai khawatir dengan Riku, ia takut jika Riku kelelahan apalagi setelah ini mereka akan melakukan konser untuk pertamakalinya, mengingat informasi yang ia temukan tadi pagi, Iori mendekati Riku yang sedang membagikan brosur.

"Nanase-san berikan brosur yang kau bawa aku akan membagikan sisanya kau bisa istirahat " ujar Iori begitu mendekati Riku 

"tidak perlu Iori aku baik-baik saja lagipula hampir selesai "

"tidak Nanase-san kau harus istirahat sekarang dan meminum obat mu apalagi setelah ini akan melakukan konser "

"tapi--"

"Nanase-san bisakah kau mendengarkan apa kataku !!!" 

Ucapan Riku terpotong oleh Iori, Riku cukup terkejut karena baru kali ini ia melihat Iori yang bersikap seperti itu, ia jadi semakin yakin jika ada sesuatu yang mengganggu Iori.

"maafkan  aku Nanase-san aku tidak bermaksud untuk membentak mu " ujar Iori merasa bersalah karena sudah membentak Riku tanpa sadar .

"Iori katakan padaku apa yang terjadi sikap mu hari ini sangat aneh "

Iori hanya diam tidak menjawab pertanyaan Riku, ia tidak tau harus bagaimana untuk menjawab pertanyaan Riku , sungguh aneh bukan baru kali ini ia tidak tau harus berbuat apa di situasi seperti ini karena ia tidak bisa mengontrol emosinya pikir Iori dalam hati.

GREPP~

Tiba-tiba saja tangan Iori dipegang oleh Riku hingga membuyarkan lamunannya.

"Iori ayo ikut aku sebentar "ujar Riku tersenyum

"......"

"Kalian ingin kemana ?? " tanya Sougo yang melihat Riku menarik Iori pergi ke suatu tempat.

"Kami hanya pergi membeli minuman sebentar "

"Baiklah kalau begitu jangan pergi lama-lama karena kita harus segera bersiap "

"Baiklah "

Riku mengajak Iori di taman yang jarak nya tidak begitu jauh dari tempat membagi brosur.

Suasana canggung dirasakan oleh Riku selama perjalanan menuju ke taman tersebut karena tiba-tiba menyeret Iori untuk pergi bersamanya.

"Iori bagaimana jika kita duduk disana?"

"Baiklah Nanase-san"

https://www.youtube.com/watch?v=dPidW8i4H4g

(Jangan lupa sambil dengerin lagunya ketika membaca )

Mereka duduk di tempat yang ditempat yang ditunjuk oleh Riku, keheningan terjadi beberapa saat di antara mereka hingga Riku mengeluarkan suaranya dan bertanya kepada Iori.

"Iori sebenarnya apa yang mengganggumu kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti itu ? " tanya Riku tiba-tiba memecah keheningan beberapa saat.

"Nanase-san bagaimana jika kau berhenti menjadi idol ?"

"Apa ?? "

Suasana tegang menyelimuti mereka berdua ,Iori merasa bersalah karena tiba-tiba berkata seperti itu kepada Riku, namun ia tidak punya pilihan lain selain mengungkapkan apa yang ada di pikirannya karena ingin melindungi Riku.

"Kenapa kau berkata seperti itu Iori bukankah kau sendiri yang bilang akan membantuku "

"Katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi padamu ? "

Keheningan kembali menyelimuti mereka beberapa saat suasa kembali menjadi semakin tegang, Iori berusaha ingin mengatakan sesuatu kepada Riku namun suaranya tertahan di tenggorokannya.

"Kalau aku boleh menebak-- pasti kau mencari lebih jauh tentang penyakit yang aku derita kan Iori ?? " tanya Riku menatap ke arah Iori.

"Ya kau benar Nanase-san aku mencari tau tentang semua informasi penyakitmu " jawab Iori menundukkan kepalanya

"Aku tidak menyangka jika suatu saat nanti akan menjadi separah itu "

"Aku tidak bisa membayangkan apa yang harus ku lakukan saat melihatmu suatu saat nanti akan menjadi seperti itu"

"Aku tidak ingin melihat mu mengalami hal seperti itu Nanase-san"

"Membayangkan kau yang suatu saat nanti akan duduk di kursi roda dengan tatapan wajah seakan-akan kosong dengan tubuh yang seperti tidak memiliki jiwa, itu membuat ku takut "

Iori terus mengungkapkan apa yang mengganjal di dalam hatinya dan berusaha menahan isakannya.

"Dan lebih parahnya lagi---"

"Iori "

"....."

Suasana menjadi semakin berat keheningan kembali mengenyelimuti mereka, Iori hanya bisa diam, ia tersadar apa yang barusan ia katakan membuatnya semakin merasa bersalah kepada Riku.

Riku berusaha menenangkan Iori dengan menggegam tangan Iori dan tersenyum menatap Iori.

"Tidak apa-apa Iori lihatlah aku masih disini dengan keadaan yang baik-baik saja "

"Kau tau Iori sejujurnya awalnya juga ketakutan ketika mengetahui hal tersebut"

"Seperti yang ku katakan kemarin berkat kau aku tidak takut lagi "

"Dan berkat kau juga aku jadi tidak menyerah dengan semua mimpiku" ujar Riku tersenyum

Mendengar kata-kata tersebut Iori menjadi tertegun dan sadar mengingat kembali kata-kata Mitsuki apapun keadaannya seseorang berhak untuk meraih mimpinya,Iori menjadi merasa bersalah karena sempat ada keraguan di dalam hatinya dan ia juga ingin Riku menjalani kehidupannya dengan bahagia sebelum hal tersebut terjadi sungguh pilihan yang sulit bagi Iori, ia ingin Riku baik-baik saja namun di satu sisi ia akan menyakitinya, Ia ingin membuat Riku bahagia namun di satu sisi ia tidak bisa melindunginya.

"Jadi Iori aku katakan sekali lagi meskipun aku tidak memiliki apa-apa apakah kau akan tetap mendukungkung ku ? "

Sebelum menjawab pertanyaan Riku Iori berpikir dengan keras keputusan apa yang akan ia ambil, ia mulai menghela nafas nya dan memberikan jawaban dari keputusannya berharap keputusan yang ia ambil tidak salah dan terbaik bagi Riku.

"Maafkan aku Nanase-san karena sempat ragu dan menjadi orang yang plinplan padahal aku sudah berjanji padamu "

"Tapi berjanjilah satu hal jangan pernah memaksakan dirimu "

"Baiklah aku berjanji dan jarang sekali kau mengakui dirimu seperti ini "

Iori hanya bisa membuang mukanya ke arah lain dengan wajah memerah.

"Ayo kita buat kenangan indah bersama dan meraih mimpi kita bersama-sama Iori " ujar Riku tersenyum lebar

"Baiklah "jawab Iori juga tersenyum.

Setelah beberapa saat mereka beranjak dari taman tersebut dan membeli beberapa minuman untuk member yang lainnya juga.
.

.

.

Setelah selesai membagikan brosur mereka semua kembali ke dorm untuk beristirahat sebentar dan bersiap-siap untuk melakukan konser tidak lupa juga Riku sudah meminum obatnya agar Iori tidak khawatir kepada dirinya lagi.

Setelah selesai bersiap-siap mereka menuju ke tempat konser pertama mereka, meskipun awalnya ragu karena terlalu mendadak namun Tsumugi berhasil meyakinkan mereka.

Konser berjalan dengan lancar meskipun yang menonton konser hanya sembilan orang.

semuanya berusaha memberikan penampilan yang terbaik meskipun hanya sedikit orang yang melihat.

Tsumugi,Otoharu,Banri dan Mitsuki yang melihat konser mereka dapat merasakan kesungguhan mereka.

RIKU POV

Iori aku akan menunjukkan padamu meskipun aku memiliki banyak kekurangan aku akan tetap berusaha melakukan yang terbaik seperti yang kau katakan dan berusaha menjaga diriku jadi jangan khawatir apapun tentang diriku

Seperti bintang yang cerah di langit saat ini yang seakan ikut mendukung kita suatu saat nanti aku yakin kita semua akan berhasil meraih mimpi kita.

RIKU POV END

Semua penonton bertepuk tangan dengan riang dan bersorak dengan meriah.

Di suatu jalan raya dekat dengan tempat konser tersebut terdapat sebuah mobil yang berherti sejenak karena lampu merah.

"Tenn kau sedang memikirkan apa kenapa tiba-tiba diam " ujar gaku

"Sstt.. diam sobaman "

"Sepertinya ada yang mengadakan konser di sekitar sini "

"Mereka melakukannya dengan baik " ujar Ryuu yang mendengar suara konser tersebut

"Ya kau benar Ryuu "

"Jika sacho mengetahuinya ia akan berusaha menghancurkan agensi itu sebelum mereka sampai ke puncak "

"Riku... "

Lampu beganti menjadi hijau dan mobil tersebut kembali melanjutkan perjalanan.

Tak jauh dari tempat tersebut terdapat seorang gadis kecil bersurai biru muda yang ikut memperhatikan konser tersebut dari tempat yang agak jauh.

"Tamaki Onii-chan"

BERSAMBUNG.....
SEE U NEXT CHAPTER.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro