(1) Konser - Maehara Hiroto & Hatsune Mikuo

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari tanaya_shiroibara

Fandom: Ansatsu Kyoushitsu & Vocaloid

Idol!Maehara x Manager!Reader x Idol!Mikuo

Happy Reading!

- Reader's pov -

Pagi ini cuaca lumayan dingin, membuatku harus memakai syal dan jaket tebal. Dalam perjalanan menuju sekolah, aku melihat poster dan spanduk dengan 2 wajah yang sangat familiar.

KONSER TERBUKA DARI 2M!

DATANG DAN TONTON 2 PENYANYI YANG SEDANG NAIK DAUN INI!

HARI, TANGGAL: MINGGU, 14 MEI 20XX

WAKTU: 05.30 P.M - 11.15 P.M

TEMPAT: LAPANGAN MIRAI

Aku menghela napas panjang saat melihat nama 2M, lalu melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

"Nee, nee! Apa kau akan datang besok?"

"Tentu saja! 2M tidak pernah konser di kota ini!"

"Benar, apalagi konsernya gratis!"

"Kudengar mereka akan menunjukkan wajah mereka saat konser berakhir!"

"Bohong!?"

Begitu aku memasuki lingkungan sekolah, suara-suara murid perempuan langsung memasuki indra pendengaranku, yang pastinya sedang membahas konser gratis itu. Setelah mengganti sepatuku, aku berjalan menuju kelsaku: 2-B.

"Ohayou..." ucapku singkat begitu membuka pintu kelas, menyapa siapapun yang berada disana.

"Ah, ohayou (Surname)-san." sapa beberapa dari teman-teman, dan sisanya hanya mengangguk atau bahkan tidak bergeming dari urusan mereka.

Aku berjalan menuju tempat dudukku, dimana letaknya berada di sebelah jendela, nomor dua dari depan. Aku duduk di kursiku lalu melepas jaket dan syalku karena di ruang kelas sudah ada pemanas ruangan. Tak lama aku duduk, pintu kelas kembali terbuka.

"Ohayou~"

"Ohayou, minna."

Reaksi yang diterima sama seperti saat aku masuk, ada yang menyapa, mengangguk atau (masih) tak bergeming dari urusan mereka.

"Whoa! Wajahmu merah sekali, (Name)-chan!" ujar seseorang dan pipi kananku langsung ditarik.

Aku menepis tangan yang menarik pipiku lalu menoleh ke kananku, melihat 2 sosok yang sangat familiar bagiku.

"Tak biasanya kalian datang selama ini," ucapku tak memperdulikan rasa sakit di pipi kananku, "Hiroto, Mikuo?"

"Ah, ketua panitia menyuruh kami datang ke tempat konser tadi pagi." jelas Maehara.

"Ya, untuk membahas konser besok." sambung Mikuo.

"Eh? Kenapa aku tidak dipanggil?"

"Hanya kami, katanya urusannya dan manajer akan dibahas besok."

Manajer? Ya, aku adalah seorang manajer. Lebih tepatnya manajer dari 2M atau yang bisa kusebut Maehara-Mikuo, 2 penyanyi yang sedang naik daun karena suaranya yang begitu bagus. Aku sudah menjadi manajer mereka semenjak lulus SMP, atas permintaan (dibaca perintah) orang tua dan kedua kakak kembarku.

Perusahaan keluargaku adalah sebuah agensi terkenal, dimana ayah dan ibu memimpin perusahaan sedangkan anak-anaknya menjadi manajer beberapa artis. Kakak kembar perempuanku--Nanami--menjadi manajer dari artis terkenal Isogai Yuuma dan si kembar Kagamine Rin-Len, kakak kembar laki-lakiku--Kureno--menjadi manajer dari Hatsune Miku, Megurine Luka dan 2D atau Duo Devil--Asano Gakushuu dan Karma Akabane--artis yang terkenalnya minta ampun tapi mereka berdua sangat tidak akur satu sama lain jika menyangkut hal selain yang berhubungan dengan agensi.

"Mikuo, apa kau menulis sesuatu yang tak beguna di Twitter milikmu, huh?" tanyaku menghela napas.

"Eh? Tidak ada~" jawab Mikuo duduk di kursinya--di depanku.

"Hiroto?"

"Tidak ada~" balasan yang sama dari Maehara yang sedang duduk di kursinya--di sebelahku.

"Kenapa memangnya, (Name)-chan?" tanya Mikuo memutar kursinya.

"Fans kalian dengar-dengar kalau kalian akan melepas topeng kalian setelah konser."

"Tidak mungkin kami akan melakukan itu, kan Mikuo?" sahut Maehara.

"Walaupun kami ingin..." bisik Mikuo.

"HUUH?" tanyaku langsung menatap tajam laki-laki berambut teal itu.

"Bu-bukan apa-apa!" sahut Mikuo cepat.

Seperti yang mereka ucapkan, mereka tidak boleh melepas topeng mereka apapun yang terjadi. Agensi keluargaku adalah agensi yang unik dimana para artis yang masih bersekolah harus memakai topeng agar kehidupan sekolah mereka tidak terganggu. Jika mereka melepas topeng mereka, maka sama saja mereka keluar dari agensi. Tentu saja tidak ada murid di sekolah yang tau kalau aku adalah manajer karena aku tidak pernah menunjukkan wajahku di depan umum sebagai manajer 2M, begitu juga dengan Maehara dan Mikuo karena setiap kali mereka melakukan konser, show di TV ataupun jumpa pers, mereka selalu menggunakan topeng dengan warna yang menyesuaikan dengan perpaduan antara warna rambut dengan kostum mereka saat itu.

"Dasar kalian ini..." gumamku menoleh ke luar jendela.

'Kenapa aku harus mendapat 2 artis yang paling merepotkan--setelah duo devil?'

Kenapa mereka bisa bernyanyi bersama? Mari kita ambil jalan pintas, kakak kembar Mikuo--Hatsune Miku--ingin Mikuo terkenal bukan karena Mikuo adalah adik Miku, melainkan karena bakat Mikuo sendiri jadi dia--Miku--menyuruh Mikuo berganti manajer--yang sebelumnya adalah kakak kembarku, Kureno--menjadi aku yang saat itu hanya menjadi manajer Maehara sendiri. Singkat kata singkat cerita, karena Mehara orang yang mudah terbuka pada siapapun maka mereka dengan cepat menjadi sahabat dan memutuskan untuk bernyanyi bersama dengan menjadi 2M.

"Ah, benar juga." ucapku tersadar dari pemikiranku, "Hei Hiroto, Mikuo."

"Hm?" balas mereka yang sedang asik main hp, mengganti perhatian mereka ke arahku.

"Aku penasaran dari bulan lalu, kenapa kalian ingin membuat konser terbuka di kota ini pada tanggal 14 Mei?"

Dua laki-laki itu hanya saling pandang lalu mengangkat bahu.

"Kami inginnya hari itu." jawab Mikuo.

"Memangnya kenapa, (Name)?" tanya Maehara.

'Dasar tidak peka...' pikirku

Aku mendengus kesal, "Itu kan--" aku berani bersumpah wajah mereka berdua memucat karena sesuatu, "--hari Minggu!" sambungkuku kemudian.

Wajah pucat mereka berubah menjadi wajah WTF, lalu palm face berdua dan bersamaan.

"Memang hari Minggu, kan?" ucap Maehara.

"Memangnya hari apa lagi, (Name)?" sahut Mikuo.

"Aku mau hari Minggu itu, bebas tanpa pekerjaan!" aku lalu mulai curhat mengenai pentingnya hari Minggu bagiku, "Aku mau bangun jam 07.00--yang biasanya bangun jam 05.00, sarapan dan bersiap sampai jam 07.45 lalu nonton anime dari jam 08.00-12.00! Setelah itu aku mau ke mall untuk beli t-shirt anime dan barang lainnya sampai malam! Lalu malamnya aku mau ke pemandian air panas dari jam 19.30-20.30, sepulangnya dari pemandian air panas aku mau nonton anime lagi sampai jam 00.00 lalu aku tidur!"

Mereka berdua hanya menatapku.

"Waw, (Name)." komentar Maehara, "Teratur sekali hari Minggu-mu?"

"Kau memanfaatkan setiap jamnya, eh?" sahut Mikuo.

"Menjadi manajer itu juga merubah hidupku, dasar kalian." gumamku lalu memandang keluar jendela dengan ekspresi orang kurang makan 3 hari, "Oh, hari Minggu-ku..."

"Sekali-kali tidak apa-apa, kan?" ucap Mikuo.

"Kalian tidak tau betapa pentingnya hari Minggu-ku setelah dari hari Senin sampai Sabtu berurusan dengan agensi, sekolah, dan kalian." sahutku.

"Ouch." ucap Maehara.

"Ow." sambung Mikuo.

"Dan juga, kenapa kalian ingin penutupan konser itu diakhiri dengan kembang api?"

"Biar keren." jawab mereka serempak dengan senyuman khas mereka.

Aku palm face mendengar jawaban mereka, "Kalian beruntung biaya konser kalian bisa ditutupi dengan penjualan album kalian tiap hari."

Mereka hanya tertawa kecil, dan melihat mereka tertawa begitu bahagia... membuat jantungku berdebar cepat.

'Huh? Apa yang kupikirkan!?' pikirku langsung palm face.

"Ada apa, (Name)?" tanya Maehara.

"Ah," aku menoleh padanya lalu menggeleng, "Bukan apa-apa."

Lalu bel berbunyi, tanda masuk dan tanda pembelajaran akan dimulai.

***

(Drip! Drip! Drip!)

"Aaah, hujan..." ucapku lalu merentangkan tangan kananku untuk merasakan air hujan yang--"Ack!"--ternyata sangat dingin.

Hari sudah sore dan murid sudah pulang semua, kecuali aku. Jaket dan syal setia membalut tubuhku dan payung berwarna transparan sudah berada di tangan kiriku.

"Akhir-akhir ini sering hujan ya?" komentar dari sisi kananku, Maehara.

"Benar..." sahut dari sisi kiriku, Mikuo.

"Kalau begitu, aku pulang dulu--" aku terhenti saat melihat tak ada satupun dari mereka yang membawa payung, jaket ataupun syal, "Kalian tidak membawa payung atau jaket?"

Mereka berdua menggeleng.

"Lupa bawa." jawab mereka singkat.

"Bukannya tadi pagi ramalan cuaca di berita menyarankan kita untuk membawa payung karena akan hujan sore ini?" tanyaku.

"Terkadang mereka salah ramalan, (Name)-chan." ungkap Mikuo.

"Dan kau mengatakan 'terkadang' yang bearti mereka hampir selalu benar, kan?" sahutku.

"Hanya 25% mereka benar, (Name)." sahut Maehara.

"Itu sudah termasuk besar, apa salahnya membawa payung ke sekolah? Toh nanti akan disimpan di loker sepatu atau di tempat penyimpanan sepatu." balasku.

Mereka hanya diam, dan itu membuatku menghela napas. Aku melepas jaket dan syalku, lalu memasangkannya pada Maehara. Setelah itu aku memberikan payungku pada Mikuo.

"(Name)?" heran mereka.

"Kalian akan konser besar besok, dan tentu kalian tidak ingin membuat fans kecewa karena konser kalian batal hanya gara-gara kalian sakit, kan?"

"Tapi--"

"Hush," ucapku meletakkan jari telunjukku ke depan mulut Maehara, "Apartemenku dekat dari sini jadi aku hanya akan memakai tasku sebagai payung darurat."

"Kau akan--"

"Sakit?" tanyaku memotong ucapan Mikuo setelah menarik jariku menjauhi wajah Maehara, "Aku ini bodoh dan orang bodoh tidak pernah sakit, kan?" sambungku, "Dan juga rumah kalian berdua jauh, berlawanan arah lagi."

"Tapi (Name)--" ucap mereka serempak tapi terhenti saat aku memberikan death glare pada mereka berdua.

"Apa kalian berani membantah manajer kalian?" tanyaku

Mereka menggeleng dengan cepat.

"Bagus," ucapku kembali tersenyum, "Kalau begitu aku pulang dulu~"

Tanpa menunggu respon mereka, aku langsung berlari pulang ke apartemenku.

- Maehara's pov -

"Dasar anak itu..." ucap Mikuo menggelengkan kepalanya, "Selalu bertindak bodoh seperti ini."

"Tapi itu'lah yang membuat kita semakin mencintainya, bukan begitu?" sahutku melirik Mikuo.

"Mhm," balas Mikuo singkat, "Tak kusangka kita bisa mencintai perempuan yang sama, Hiroto."

"Yaa, aku juga begitu Mikuo." ungkapku tertawa.

"Apa rencananya tetap dilaksanakan?" tanya Mikuo dan kali ini aku menoleh ke arahnya.

"Tentu saja." jawabku tersenyum membayangkan reaksi (Name).

"Baiklah kalau begitu." ucap Mikuo membuka payung transparan (Name), "Kalau begitu aku pulang dulu, Hiroto." lalu Mikuo berjalan pulang.

Aku hanya memandang punggung Mikuo yang menjauh. Setelah Mikuo hilang dari pandanganku, aku lalu menenggelamkan separuh wajahku ke syal (Name), dan bau vanilla mulai tercium.

'Baunya (Name)...' pikirku mulai senyam-senyum sendiri.

Deg!

"Agh! Apa yang kulakukan!? Jika ada yang melihat pasti aku akan dikira mesum." gumamku lalu berlari, pulang ke apartemenku.

Aku yakin wajahku sangat merah sekarang.

***

Semua berlalu dengan cepat, sekarang kami berdua sudah siap, hanya perlu menunggu waktu konser. Para staff panggung terlihat bolak-balik memastikan semua persiapan sudah sempurna.

"Aku merasa ada yang kurang..." ucap Mikuo memulai pembicaraan.

"Benar..." sahutku lalu melihat cermin yang ada di depan kami, "Kita sudah memakai topeng kita..."

"Kostum juga sudah dipakai..." sambung Mikuo.

Lalu manajer kakaknya Mikuo--Kureno--mendekati kami dan saat itulah aku tersadar.

"(Name)!! Dimana dia!?" teriakku lalu berdiri dan langsung mendapat pukulan di kepala.

"Berisik..." kesal Kureno.

"Dia sakit..." jawab manajer Isogai--Nanami, membuat Mikuo ikut berdiri.

"Kalau begitu kita harus--"

"Harus apa, Mikuo?" tanya kedua kakak kembar (Name) sambil memberikan death glare pada kami.

'Kurasa mereka bertiga memang bersaudara. Death glare mereka sangat menyeramkan...' pikirku

- (Name)'s pov -

"Akhirnya Minggu-ku bebas..." ucapku tersenyum lebar, "Walaupun seharian ini aku harus berada di kasur." sambungku lalu memasang senyum masam, "Siapapun yang mengatakan bahwa orang bodoh tidak akan sakit, dialah yang bodoh..."

'Beruntung Nanami-nee dan Kureno-nii mau menggantikanku, walaupun dengan syarat artis mereka juga ikut dalam konser...' pikirku

"Padahal aku ingin lihat mereka konser..." gumamku, "Kudengar mereka memakai kostum yang keren..."

'Suaranya kedengaran dari sini...' pikirku lalu menoleh ke jendelaku yang terbuka, 'Aku baru ingat kalau tempat mereka konser dekat dengan apartemenku...'

"Mungkin tidur akan menurunkan panasku..."

***

(Tuk!)

Ng?

(Tuk!)

Suara... apa itu?

(Tuk!)

Abaikan... saja--

(CRAASH!)

"WHAT the!!" aku langsung terlonjak kaget dan langsung duduk, perhatianku tertuju pada jendelaku--

--dan melihat jendelaku sudah pecah dengan sebuah batu besar tergeletak diantara pecahan kaca.

"Baka, kenapa kau lakukan itu!?" aku mendengar suara yang saangat familiar.

Perempatan khas anime langsung memenuhi kepalaku, aku berjalan menuju jendelaku yang sekarang sudah pecah. Beruntung sekarang aku sedang memakai kaus kaki tebal, jadi kakiku tidak akan terluka. Aku terlalu kesal sampai tidak memperhatikan keadaan sekitarku yang sudah gelap ataupun kepalaku yang terasa sangat berdenyut sekarang.

"Ah, itu (Name)-chan~" sahut suara yang lain.

Perempatan di kepalaku mengganda--jika itu mungkin tapi aku hanya memasang senyum killer.

"Apa yang kalian lakukan disini dan pada jendelaku? Hiroto? Mikuo?" tanyaku penuh penekanan pada setiap kalimat.

"Kau yang membuat kaca jendelanya pecah, Mikuo." ungkap Hiroto--yang sedang memakai topeng--menunjuk ke arah Mikuo--yang juga memakai topeng.

Aku menarik napas panjang, lalu melihat mereka dengan emosi yang lebih stabil.

"Apa yang kalian lakukan disini? Bagaimana dengan--"

(Duar!)

Perhatianku langsung tertuju ke langit, dimana sebuah kembang api meledak dengan indahnya.

"Ke-keren..." kagumku.

"(Name)..." aku kembali menoleh ke bawah, dimana Maehara dan Mikuo berdiri--karena kamarku berada di lantai 2.

Mereka membuka topeng mereka, menujukkan wajah tampan dan senyum lembut mereka. Pipiku memerah saat memikirkan itu dan--

"Kami mencintaimu."

(Duar!)

--jantungku berhenti berdetak sejenak saat mendengar kalimat itu.

"...eh?" kagetku.

"Kami sudah jatuh cinta padamu sejak kita kelas 1, (Name)." ujar Mikuo.

"Sejak kau menjadi manajer kami."

Wajah mereka yang bersinar akibat kembang api membuatku mengerti bahwa mereka serius dengan ucapan mereka. Ingin rasanya aku tersenyum lebar pada mereka--

"Siapa yang akan kau pilih, (Name)?"

--sampai pertanyaan itu muncul.

...siapa?

Aku tidak tau apa yang terjadi, karena aku sudah berlari keluar rumah--pergi entah kemana, yang penting sepi dan tenang--jauh dari mereka berdua.

- Maehara's pov -

Aku merasa bahwa pundakku ditepuk pelan, oleh Mikuo.

"Pergilah," ucapnya, "Aku tau (Name) lebih memilihmu daripada aku." sambungnya.

"Eh?"

"Aku bisa lihat itu dari kedekatan kalian berdua." ungkap Mikuo, "Pergilah, aku harus ke kamar (Name) dan membereskan semua pecahan kaca jendelanya--sebagai bentuk tanggng jawabku."

"Terima kasih, Mikuo." ucapku sebelum akhirnya berlari mengejar (Name).

"Sebaiknya kau jaga (Name), Hiroto." kudengar Mikuo bicara.

'Pasti, Mikuo. Pasti...'

- (Name)'s pov -

Tiba-tiba ada yang menarik tanganku--

"Eh? Lepaskan--"

--dan memelukku dengan erat.

"(Name)." mendengar suara itu justru membuatku membatu di tempat.

"Hiroto..."

"Kenapa kau lari?" tanyanya melepas pelukan tapi masih berada di dekatku.

Aku melirik ke arah lain, "Itu karena aku tidak menyukai kalian seperti kalian--"

"Aku tau kau berbohong, (Name). Sudah 1 tahun aku bersamamu--sebagai artis dan manajer--dan kau sekarang sedang berbohong."

"E-eh?"

"Kau pasti akan menatap mataku jika kau berkata jujur." lalu Meahara menatapku serius, "Siapa yang kau sukai? Beritahu aku."

- Maehara's pov -

"Ja-janji kalau jawabanku tidak akan merubah persahabatan antara kita?" aku mengangguk singkat.

'Bearti Mikuo, seharusnya dia yang mengejar (Name) bukan--'

"Aku menyukaimu, Hiroto."

'--aku?'

"Hah?"

"Kau sudah berjanji tidak akan merubah persahabatanmu dengan Mikuo, kan!" ucapnya panik, "Aku tidak mau hanya gara-gara aku, 2M jadi bubar--"

"Tidak akan," jawabku memeluk (Name), "Terima kasih karena sudah memilihku, (Name)."

- Omake -

"Ngomong-ngomong, Hiroto." panggil (Name) saat kami berjalan menuju rumahnya sambil berpegangan tangan.

"Hm?"

"Kalian akan mengganti kaca jendelaku, kan?"

"I-iya! Tentu saja!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro