(12) Direbut - Kaito Shion

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari bakaithoe

Fandom: Vocaloid

Yandere!Kaito x Reader

Happy Reading!

- Kaito's pov -

Dulunya hari berlalu dengan indah seperti biasanya.

--Bercanda bersama (Name).

--Makan bekal bersama (Name).

--Pulang sekolah berdua dengan (Name).

--Hang out bersama tiap akhir minggu.

--Bahkan kadang menginap di rumah bersama-sama dan bergantian.

Dulunya...

Ya, dulunya aku sangat dekat dengan (Name). Tapi sekarang...

"Yuusuke-kun!" suara merdu (Name) yang dulunya memanggil namaku dengan ceria...

...sekarang telah berganti dengan memanggil laki-laki berengsek itu...

"(Name)? Apa kau sudah menyelesaikan PR Fisika?"

"Tentu saja sudah~ Itu pelajaran kesukaanku~" ucap (Name) penuh senyum.

"Dan kau mengatakan hal yang sama untuk pelajaran Matematika, Kimia dan Bahasa Inggris."

"Jangan salahkan aku kalau aku menyukai pelajaran itu." sahut (Name) memberikan pout pada Yuusuke.

--Wajah imut yang dulunya hanya milikku seorang.

Sekarang telah direbut oleh laki-laki kurang ajar itu.

"Tapi aku beruntung kalau kau menyukai semua pelajaran itu."

"Eh? Nande...?"

"Ya tentu saja karena aku bodoh di semua pelajaran itu."

Tawa (Name) langsung  memenuhi indra pendengaranku. Walaupun sangat pelan, tapi bagiku hanya suara itu yang dapat kudengar sekarang--dibalik gaduhnya kelas karena guru pelajaran Sejarah sedang sakit dan tidak dapat mengajar.

"Laki-laki itu..." gumamku mengepalkan kedua tanganku tapi menghela napas kemudian.

'Asal (Name) bahagia... maka aku juga begitu... hahaha...'

***

Lagi-lagi guru mata pelajaran Fisika tidak datang dan itu membuat kelas kami kosong. Tapi (Name) dan Yuusuke sempat dipanggil ke ruang guru untuk suatu alasan.

Sebenarnya hanya (Name) yang pergi, tapi dia mengajak Yuusuke untuk ikut.

--Dulunya akulah yang selalu diajak.

'Percuma protes dan membandingkan dulu dengan sekarang, Kaito.' pikirku menggelengkan kepala berkali-kali.

(Cklek!)

"Minna-san, sensei memberi kita tugas karena beliau sedang sibuk~" ucap (Name) memasuki kelas dengan senyum disusul oleh Yuusuke.

Sekelas langsung menggerang kecewa, karena mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan. (Name) hanya menuliskan tugas yang sensei berikan di papan tulis dengan menggunakan kapur putih.

"Harap segera kumpulkan di podium ini jika sudah selesai ya? Aku akan membawanya ke ruang guru." ucap (Name) setelah menulis di papan.

"(Name)." seisi kelas langsung sunyi saat Yuusuke memanggil (Name).

"Ya, ada apa Yuusuke?" tanya (Name) memiringkan kepalanya.

"Aku tau kita baru dekat selama seminggu, tapi..." ah, aku tau arah pembicaraan ini, "Aku mencintaimu (Name)! Maukah menjadi pacarku."

'Kau akan ditolak, Yuusuke.'

"Terima dia, (Name)."

"Kalian cocok jika berpacaran!"

"Yuusuke akhirnya menyatakan perasaannya pada (Name)!"

"Terima, terima, terima!"

Irisku melebar saat melihat reaksi teman sekelas.

Mereka... mendukung Yuusuke?

(Name) terlihat gelagapan melihat reaksi teman-teman.

"E-eeh?" kagetnya lalu menoleh ke arah Yuusuke, "Ma-maaf Yuusuke, tapi aku... tidak bisa menerimamu."

Kelas langsung sunyi, tapi Yuusuke justru tersenyum lembut.

"Aku sudah menduga kau akan menolakku, tapi itu tidak akan membuatku menyerah (Name)." lalu Yuusuke mencium kening (Name)--yang membuat seisi kelas gaduh bukan main, "Aku akan berjuang sampai mati untuk memenangkan hatimu karena kaulah cinta sejatiku."

--Dan itu membuat wajah (Name) menjadi merah padam.

Saat itulah aku berdiri dari bangku dan berjalan keluar kelas.

"Kaito? Mau kemana?"

"Ah, gomen. Aku kebanyakan makan es krim jadi perutku sakit dan aku mau pulang." jawabku pada (Name) lalu keluar kelas.

Dalam perjalanan pulang, handphone biruku bergetar--tanda pesan masuk--yang membuatku mengambil benda itu dan membukannya. Aku pun membaca pesan yang masuk tersebut, setelah selesai aku kembali memasukkannya ke dalam saku celanaku dan berjalan pulang ke rumah.

- Author's pov -

Hari--dimana Yuusuke menyatakan perasaannya pada (Name)--sudah sore, para murid sudah pulang ke rumah mereka dan beristirahat. Ya, kecuali 1 siswa yang sedang menunggu di ruang kelas. Dia tampak memegang secarik kertas berwarna (f/c) yang bertuliskan:

Yuusuke, tunggulah di ruang kelas sepulang sekolah karena ada yang ingin kuberitahukan padamu.

Salam, (Name).

Ya, laki-laki itu adalah Yuusuke Shinmatani.

(Cklek!)

"(Name)--"

(Tuk!)  (Splash!)

Baru saja Yuusuke hendak memutar badan dan menyapa (Name), tapi sebuah pisau sudah meluncur dan mengenai tenggorokannya yang membuatnya tewas di tempat.

"Bodoh sekali..." komentar si pelempar pisau, "Berkata kalau kau akan berjuang sampai mati untuk memenangkan hati (Name). Jadi kalau kau mati maka kau tidak akan mengejar (Name) lagi, kan?" sambungnya tertawa kecil tapi terdengar sangat menyeramkan.

Kolam darah sudah terbentuk di sekitar tubuh Yuusuke, dengan asal semua darah itu dari leher Yuusuke. Si pelempar pisau mendekati sosok yang sudah tak bernyawa itu, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas yang dia bawa: kapak.

"Kau terlalu dekat dengan milik orang, Yuusuke." ucapnya mengangkat kapak itu tinggi-tinggi lalu--

(Splash!)

Kaki kanan terlepas dari tubuh utama.

(Splash!)

Kaki kiri menyusul kemudian.

"Siapa tau rohmu akan gentayangan, jadi kupotong kedua kakimu." ujarnya lalu menjentikkan jari tangannya--seolah teringat sesuatu, "Benar juga."

(Splash!) (Splash!)

Kedua tangan Yuusuke juga terbebas dari tubuh utama.

"Jika kau cukup pintar untuk berjalan dengan kedua tanganmu." ucapnya lalu meletakkan--atau menancapkan--kapak ke perut si pemilik tubuh utama.

Lalu dia memegang pisau yang tertancap tenggorokan Yuusuke, mengangkatnya dan--

(Plash!)

--menancapkannya berkali-kali ke tenggorokan Yuusuke sampai tenggorokannya terbuka dengan lebar.

"Selanjutnya wajah." gumamnya mengambil gunting.

(Sret...)

Lidah terpotong.

(Sret, sret, sret.)

Lalu dipotong kembali hingga menjadi potongan kecil.

"Mhm..." pemegang gunting itu memasang pose berpikir, "Ah, matamu~"

(Pluk!) (Sret...!!)

Mata kanan ditarik keluar, lalu dipotong dengan menggunakan gunting.

(Pluk!) (Sret...!!)

Kembaran si kanan yaitu si kiri menyusul, keluar dari tubuh utama dan dipotong dengan menggunakan gunting.

"Terakhir..." gumamnya menoleh ke arah kapak yang menancap di bagian perut.

Lalu kapak itu diseret tanpa diangkat, melewati bagian dalam organ dan membuat beberapa organ keluar dari dalam, seperti hati, lambung, usus dan jantung.

"Nah~ sudah selesai!" ucapnya penuh semangat, lalu melepas pakaian serba hitam dan sarung tangannya, menunjukan pakian yang memiliki warna yang sama, hanya berbeda model. Lalu dia memakai sarung tangan yang baru dari tas yang ia bawa.

(Drr! Drr!)

Handphone bergetar--tanda panggilan masuk--membuat si pemilik--yang tadi sedang mengganti pakaiannya mengambil handphone miliknya dan mengangkatnya.

"Halo?"

"(Name)! Kau dimana!?"

"...huh?"

"Kau berada dimana~? Aku ingin makan es krim di rumahmu~"

"..."

"(Na--"

"Berhenti bercanda, (Name). Namaku bukan (Name)."

"Hehe, jangan marah dong Kaito. Gomen kalau aku cuek padamu selama seminggu ini."

"Kumaafkan."

"Lalu kau sedang ada dimana? Ayo menginap di rumahku! Orang tuaku dinas di luar kota, jadi mereka memintamu untuk menginap, tidak apa-apa kan?"

"Tidak masalah."

"Kapan kau bisa datang?"

"Ini... sudah jam berapa?"

"Ya ampun, Kaito. Kau lupa waktu ya? Ini sudah jam 6 malam, memangnya apa yang kau lakukan sampai lupa waktu?"

"Aku mau jalan-jalan, nanti aku ke rumahmu jam 8 ok?"

"Ok, bye Kaito~"

(Cklek!)

Kaito menutup panggilan dan melihat tasnya--

--yang berisikan 17 pisau dapur.

"Hm... 2 jam waktu yang cukup." gumam Kaito keluar dari kelas.

***

"Kaitooo!!" suara merdu (Name) menggema di rumah besar keluarga (Surname).

"Ada apa?" tanya Kaito dengan nada malas, menonton TV yang sedang menampilkan iklan es krim.

"Lihat!" ucap (Name) menunjukkan koran.

[PEMBUNUHAN BERANTAI?]

18 remaja telah terbunuh, 17 diantaranya ditemukan terbunuh dengan pisau yang tertancap di jantung mereka. Diduga mereka dibunuh saat sedang tertidur. Sedangkan 1 remaja terbunuh di sekolah seni, SMA Vocaloid dengan sangat tragis. Para korban tidak memiliki keterkaitan khusus satu sama lain, hubungan yang pasti adalah mereka semua murid SMA Vocaloid dan sekelas. Polisi masih menyelidikii kasus ini. Berikut adalah daftar nama korban:

"Hee, mereka semua teman sekelas kita, kan?" tanya Kaito memakan es krimnya setelah membaca semua artikelnya.

"Yup. Pasti nanti siang atau sore polisi akan mengintrogasi kita berdua." sahut (Name) duduk di sebelah Kaito lalu memakan es krim yang Kaito pegang.

"Kau bisa ambil yang baru di kulkas, kan?" tanya Kaito.

"Mhm," sahut (Name) mengangguk, "Aku malaz~" balasnya.

Kaito hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban (Name).

"Ngomong-ngomong, Kaito." panggil (Name) menoleh ke arah laki-laki berambut biru itu.

"Hm?"

"Terima kasih sudah membunuh Yuusuke-kun~ Tak kusangka kau membaca pesanku."

"Apapun demi tunanganku~"

Kepada : Kaito Shion.

Dari : (Name) (Surname)

Subject : Sudah seminggu.

Kaitoooo!! Sudah seminggu aku dekat dengan Yuusuke, sesuai dengan perintah sekolah untuk memandu murid baru: Shinmatani Yuusuke.

Dia memaksa sekali~ Aku tidak suka diaaaa.

Kare o korose, ne?

Love, (Name).

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro