(30) Suka - Tsukishima Kei

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari HanaGrapeRed23

Fandom: Haikyuu

Tsukishima x Dense!Reader

Happy Reading!

.

.

.

"Suka."

Mata Tsukishima berkedip beberapa kali. Sosok perempuan mungil yang ada di depannya hanya bisa membuang pandangannya, entah dengan menoleh ke kanan-kiri ataupun menunduk ke bawah. Kemanapun selain menatap Tsukishima yang notabenya berada di atasnya.

"A-apa perlu kuucapkan sekali lagi?" gumam (Name) dan dapat Tsukishima lihat kalau telinganya memerah—dia malu sekali.

Tsukishima mulai mengingat kejadian-kejadian sebelum ini.

Awal semester dua sudah mendapat kejadian seperti ini?

Jangan salah paham, bukannya Tsukishima tidak mengenal gadis yang ada di depannya. Dia sangat mengenalnya. Namanya adalah (Name) (Surname), gadis pendiam yang satu kelas dengan Tsukishima. Sebenarnya Tsukishima suka pada (Name) sejak masuk SD bersama, aka teman sejak kecilnya, bersama dengan Yamaguchi.

Jadi apakah ini yang dinamakan rezeki anak garam?

"Aku bisa mendengarnya dengan jelas, (Name)," ucap Tsukishima.

Wajah (Name) memerah dengan cepat, dan Tsukishima menghela napas singkat, dan tampak sedikit pipinya juga memerah.

"Jadi kau mau kita paca—"

"A-aku menyukaimu! J-jadilah sahabatku, Kei!"

Suasana menjadi hening. Tsukishima menatap (Name) yang menunduk, dan satu pertanyaan berputar di kepala Tsukishima.

'Suka? Tapi kok?'

"... hah?" ucap Tsukishima akhirnya.

(Name) tersentak kaget, menunduk berkali-kali.

"Aku tahu ini egois, tapi aku ingin lebih dekat denganmu. A-apa aneh aku meminta seperti itu?" tanya (Name) menatap Tsukishima sambil memiringkan kepalanya.

Satu perempatan muncul di kepala Tsukishima.

"Tidak aneh," jawab Tsukishima, "jadi sejak SD kau anggap aku orang asing?"

Iris (Name) melebar dan dia menggeleng beberapa kali.

"Aku menganggap Kei sebagai temanku tentunya!"

"Lalu?"

"Aku suka padamu, jadilah sahabatku!"

"Jadi selama ini kau tidak suka padaku?"

(Name) semakin panik, "b-bukan begitu! Rasa sukaku padamu bertambah sejak kita masuk SMA!"

Tsukishima menatap lama (Name), "bagaimana dengan Yamaguchi? Kita selalu bertiga sejak SD kan?"

(Name) menggeleng pelan, dan terlihat raut wajahnya bingung.

"Anehnya, rasa sukaku bertambah itu hanya pada Tsukishima, jadi ...."

'Tunggu, artinya dia suka padaku lebih dari teman, kan?' pikir Tsukishima tampak geram dengan (Name).

"... a-aku yakin ini pertanda k-kalau kau harus menjadi sahabatku!" ucap (Name) penuh tekad.

Tsukishima langsung menepuk wajahnya, terlalu geram dan speechless untuk menjawab.

"U-um, Kei?"

Tsukishima menjauhkan tangannya dari wajahnya, lalu melihat (Name) memasang ekspresi sedih padanya.

"T-tidak mau, ya?"

'Sial, kenapa kau imut sekali?'

"Terserah padamu," ucap Tsukishima singkat—dan itu cukup membuat wajah (Name) berbinar-binar bahagia.

"B-benarkah? Yatta! Arigatou Kei!"

Diluar dugaan, (Name) langsung memeluk teman tiangnya tersebut—yang tentu berhasil membuat wajah Tsukishima jadi memerah. Dengan pelan Tsukishima mendorong bahu (Name), dan dia menutupi wajahnya dengan tangannya yang lain.

"H-hanya itu kan? Kalau begitu aku mau ke gym dulu."

"Oh, a-aku juga mau kesana, kalau kau tidak keberatan."

Tsukishima menatap (Name).

"Bukannya kau ada rapat OSIS?"

"U-uhm, sebenarnya rapatnya dibatalkan," jawab (Name).

"Kalau begitu, terserah padamu," ucap Tsukishima berjalan keluar ruang kelas yang sudah kosong.

___

"Tsukki! Jadi bagaimana?"

"Yo, Tsukishima! Apa kalian sudah official?"

"Kenapa dia menyukai laki-laki macam kau?"

"Hoi, Tsukishima sialan! Kau melangkahi kita semua dalam urusan percintaan ya!?"

Begitu Tsukishima masuk ke ruang ganti, banyak pertanyaan langsung dilontarkan. Tsukishima hanya menghela napas panjang lalu memberikan tatapan kesal.

"Bukan urusan kalian, kan?"

"Boo! Ayolah!" sahut Nishinoya dan Tanaka.

"Heh, pasti bukan pernyataan," ejek Kageyama, menusuk tepat di jantung Tsukishima.

Tsukishima terdiam, sebelum akhirnya bergumam pelan, "diam kau."

Suasana menjadi hening, sampai akhirnya mereka semua memberikan tepukan penuh simpati pada bahu Tsukishima—yang tentu membuat sang laki-laki ksal.

"Tunggu, Tsukki. Aku yakin (Name)-chan akan menyatakan perasaannya padamu," ucap Yamaguchi melihat Tsukishima mengangkat Hinata yang mengejeknya.

Tsukishima menoleh ke arah Yamaguchi, sebelum akhirnya bergumam pelan.

"Awalnya kupikir begitu."

"Bagaimana kalau kau ceritakan kejadiannya dari awal? Kita masih ada banyak waku sebelum kegiatan klub," tawar Sugawara.

Akhirnya Tsukishima mulai menceritakan kejadian awal, dari (Name) memanggilnya ke atap sekolah, menyatakan pernyataan persahabatan (yang Tsukishima kira adalah pernyataan perasaan) sampai Tsukishima masuk ke ruang ganti.

"Hm, jadi begitu," sahut mereka semua setelah Tsukishima menjelaskan kejadiannya.

"Tapi kau jangan berharap dulu Tsukishima," ucap Sugawara, "bisa saja (Name) benar-benar hanya menyukaimu sebagai sahabat, atau mungkin rasa suka (Name) itu rasa suka kepada idola, dan dia tidak tahu."

"Ada banyak kemungkinan," sahut Sawamura.

"Ah, bagaimana kalau minta Yachi menanyakan perasaan (Name)?" tanya Hinata.

"Oh, dengan bantuan Kiyoko juga bisa," ucap Sugawara mengambil handphone-nya, mengirimi Kiyoko pesan.

"Kau tidak perlu khawatir, Tsukishima! Kiyoko-san pasti bisa membantu!" ucap Tanaka.

Tsukishima hanya menghela napas, sebenarnya dia tidak perlu bantuan tapi biarlah—anggaplah rezeki anak garam.

___

"(Name)-chan, apa kau punya tipe?" tanya Yachi saat para laki-laki sudah memasang net dan sedang melakukan pemanasan.

"Tipe?" tanya (Name) heran.

Yachi sebenarnya juga tidak mengerti, but at least she's not dense like (Name).

"Ya, tipe laki-laki yang ingin kau kencani?" sahut Kiyoko.

"Hm, sepertinya Kei," jawab (Name) langsung.

Tsukishima langsung berhenti saat mendengar jawaban (Name), begitu juga dengan yang lain. Suasana gym menjadi sesunyi kuburan setelah mendengar jawaban (Name).

"Tapi tentu saja, karena Kei adalah sahabatku, aku tidak bisa mengencaninya," sambung (Name).

(Dor!)

Tembakan telak dari (Name), tepat mengenai jantung Tsukishima.

"Diantara Yamaguchi dan Tsukishima, kau lebih memilih siapa?" tanya Kiyoko.

"Kei," jawab (Name) langsung—tapi kemudian memberikan tatapan minta maaf pada Yamaguchi, yang dibalas Yamaguchi dengan maklum.

"Bagaimana dengan ciuman pertama?" tanya Nishinoya langsung, tampak geram dengan ketidakpekaan (Name), "bagaimana dengan ciuman pertama? Akan kau berikan pada siapa, jika kau boleh memilih?"

Wajah (Name) langsung jadi semerah tomat, dan tampak ragu untuk menjawab pertanyaan Nishinoya.

"E-ehm, Kei?"

"Kalau menikah?"

"K-Kei?"

"Kalau kau punya anak, siapa yang akan jadi ayahnya?"

"Kei?"

Sudah cukup (Name), kau membuat Tsukishima tidak bisa menyembunyikan wajah merahnya.

"Tapi karena Kei adalah sahabatku, aku tidak bisa melakukan semuanya padanya."

Lupakan (Name), kau membuat sang laki-laki menjadi suram dalam hitungan detik.

"Jika Kei bukan sahabatmu?" tanya Tanaka.

(Name) terdiam selama beberapa detik, dan dalam detik berikutnya—mata (Name) sudah berkaca-kaca.

"A-aku ...," (Name) tampak sulit berkata-kata, karena menahan air matanya yang akan menetes.

Sugawara dan Sawamura langsung memukul kepala Tanaka dari dua sisi.

"Abaikan pertanyaan Tanaka, (Name)," ucap Sawamura kemudian menepuk kepala (Name).

(Name) mengangguk pelan, sebelum akhirnya menoleh pada Tsukishima.

"Kei, kau akan tetap jadi sahabatku, kan?"

Uh, oh. Itu pertanyaan yang sulit.

Tsukishima hanya diam memandang (Name), yang memandangnya dengan tatapan penuh harap. Sampai akhirnya Tsukishima mendekati (Name), memegang kedua pundaknya.

—Lalu menciumnya, di depan semuanya.

"Sahabat? Aku lebih suka kalau kau jadi pacarku," ucap Tsukishima singkat sebelum akhirnya kembali berlatih seperti biasa.

Semua menatap kejadian itu dengan syok, sementara (Name) tidak bergerak, mencoba mencerna semuanya.

Uh oh, (Name).exe not responding.

Sampai akhirnya wajah (Name) jadi semerah tomat, dan langsung memegang kedua pipinya serta menatap Tsukishima.

"Eeeeh?"

Sepertinya, (Name) perlu waktu untuk mengerti arti sebenarnya rasa sukanya itu bukanlah rasa suka pada sahabat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro