(34) Nyaman - Mayuzumi Chihiro

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari Ki_Liya07

Fandom: Kuroko no Basuke

Mayuzumi x Famous!Reader

Happy Reading!

"Akashi! Kudengar kau kenal dengan (Surname)-senpai ya?" tanya Hayama setelah tim Rakuzan melakukan pemanasan.

Winter Cup sudah lama berlalu, yang berarti semua pemain kelas 3 juga sudah berhenti bermain-mereka akan fokus menghadapi ujian masuk universitas.

"Bukannya semua juga mengenal (Surname)-senpai?" sahut Akashi sedikit heran dengan sifat antusias Hayama saat bertanya.

"Bukaaan-maksudku itu, kau itu berteman dengan senpai, ya?" tanya Hayama kembali.

Akashi mengangguk, "aku sering bertemu dengan senpai saat menemani otou-san menghadiri pesta perusahaan," jelas Akashi.

Hayama melempar bola dengan gemas-yang masuk sempurna ke dalam ring, "enaknya!! Kudengar hanya sedikiiiit sekali yang berteman dengan (Surname)-senpai."

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Mibuchi masuk ke pembicaraan.

"Reo-nee! Kau pasti tahu (Surname)-senpai, kan?" tanya Hayama menoleh ke arah Mibichi.

"Tentu saja aku tahu," jawab Mibuchi.

"Ah-senpai bertubuh mungil itu ya?" tanya Nebuya juga ikut pembicaraan.

"Selain dipanggil atau ditanya, (Surname)-senpai tidak pernah berbicara, ya?" tanya Mibuchi.

"Tapi baru-baru ini kudengar (Surname)-senpai akan berbicara pada 'teman'-nya walaupun tidak ditanya!" sahut Hayama.

"Mhm, benar-baru-baru ini aku juga mendengar rumor itu," sahut Mibuchi mengingat-ingat.

"Aku tahu (Surname)-senpai, tapi aku tidak tahu, apa hebatnya senpai? Dia terdengar seperti idola dari percakapan kalian," ucap Nebuya.

"Eikichi! Kau tidak tahu??" kaget Hayama.

Nebuya menggeleng, membuat Hayama menepuk kening kecewa.

"(Surname) (Name)-senpai, dia adalah murid kelas 3. (Surname)-senpai memiliki prestasi yang bagus di akademik ataupun non-akademik. Selain itu (Surname)-senpai adalah penerus resmi dari perusahaan terkenal di Jepang-oleh sebab itu dia sering berada di pesta perusahaan, menemani ayahnya yang saat ini adalah pemimpin perusahaan," jelas Akashi panjang lebar.

"Bahkan sudah banyak artikel yang memuat (Surname)-senpai! Dia sudah seperti selebritis!" sahut Hayama menunjukkan handphone-nya yang berisi artikel-artikel mengenai (Name).

"Mungkin sosok jarang bicara (Surname)-senpai membuat popularitasnya di Rakuzan dan di mata umum melesat naik," sahut Mibuchi.

"Ada lagi! Kalian lihat (Surname)-senpai, kan? Dia sangat cantik! Apa kalian tidak lihat ada banyak agensi entertaiment yang menunggu di depan Rakuzan hanya untuk mengajak (Surname)-senpai ikut terjun dunia entertaiment?" tanya Hayama.

"Hayama, kau terlalu bersemangat," sahut Mibuchi ber-sweat drop.

"Habisnya ini mengenai (Surname)-senpai!" ungkap Hayama lalu menoleh ke arah Akashi, "hei Akashi, beritahu aku-apakah rumor itu benar? Mengenai senpai yang mulai berbicara duluan."

"Ya, sepertinya begitu," jawab Akashi, "akhir-akhir ini (Surname)-senpai sering mengajakku berbicara untuk membicarakan banyak hal."

"Eh, seperti apa?"

"Kenaikan saham perusahaan."

Semua hanya bisa diam mendengar jawaban Akashi.

"Tapi tetap saja," ucap Hayama, "yang bisa mendengar suara senpai itu benar-benar beruntung-ingat saat kita awal masuk? Saat (Surname)-senpai maju ke panggung sebagai ketua OSIS? Aah, aku ingin mendengar suaranya lagi," gumam Hayama, "aku hanya bisa mendengarnya saat (Surname)-senpai maju ke panggung sebagai ketua OSIS."

"Hm, berarti hanya dua kali?" tanya Mibuchi.

"Benar," jawab Hayama kemudian melirik Akashi, "aku benar-benar iri padamu, Akashi. Walaupun hanya membicarakan saham perusahaan-itu artinya kau dekat dengan (Surname)-senpai kan?"

Akashi hanya menghela napas, mengambil bola kemudian melemparkan bola.

"Hal seperti itu-tidak ada yang perlu dibanggakan."

Dan bola masuk ke dalam ring, three-poin shoot.

'Mengenai dekat-sebenarnya yang paling dekat dengan (Surname)-senpai itu dia, kan?' pikir Akashi.

___

Angin berhembus kencang di atap sekolah Rakuzan, dan membuat laki-laki berambut abu-abu itu sulit membaca light novel yang sedang dia pegang.

"Chihiro."

Laki-laki itu menoleh ke sebelah kanannya, dimana seorang perempuan berambut (h/c) dan dengan iris (e/c) sedang bersandar ke bahunya, membaca salah satu light novel yang laki-laki itu bawa.

"Apa kau membawa volume dua buku ini?" tanya perempuan itu menunjukkan buku yang dia baca, yang bertuliskan volume satu.

Mayuzumi Chihiro-nama laki-laki berambut abu-abu itu-hanya menggeleng, membuat perempuan itu menghela napas singkat, lalu menutup buku yang selesai dia baca.

"Ngomong-ngomong, kau harus mengonfirmasi rumor itu, (Name)," ucap Mayuzumi ikut menutup buku yang dia baca, kemudian memberikannya pada perempuan yang bersandar di pundaknya, (Name).

"Eh-ternyata kau sedang membaca volume duanya," ucap (Name) mulai membuka buku yang baru diberikan padanya.

"Kau tidak menjawab pertanyaanku."

"Tidak ada yang perlu di konfirmasi," ucap (Name) fokus pada buku yang dia baca, "karena itu merepotkan-aku berbicara pada Akashi-kun karena kudengar dari otou-san dia up to date mengenai kenaikan saham perusahaan."

Mayuzumi hanya ber-oh ria. Suasana kembali sunyi, tidak ada yang berbicara. (Name) hanya fokus pada buku sementara Mayuzumi hanya diam memandang langit.

Tidak banyak yang tahu kalau mereka berdua adalah teman dekat, sejak kelas satu.

Mungkin hanya Akashi, selain itu tidak ada-mengingat sifat pendiam mereka berdua. Mayuzumi yang tidak mau berbicara pada siapapun, dan (Name) yang tidak mau berbicara kecuali ditanya. Awalnya mereka berdua tidak saling kenal, semua berawal saat Mayuzumi melihat (Name) biasa duduk di atap untuk sekedar melihat langit ataupun untuk tidur, akhirnya memanggil (Name) dan menanyakan alasan siswi populer seperti (Name) berada di atap.

Singkat cerita, (Name) selalu menyapa Mayuzumi di atap, untuk sekedar meminjam salah satu light novel yang dia bawa, karena peraturan ketat rumah yang melarang (Name) membaca buku selain buku bisnis.

Bisa dibilang, mereka jadi nyaman satu sama lain-tanpa perlu berbicara.

"Di sekolah, kau tidak pernah menyapaku selain saat kau berada di atap," ucap Mayuzumi saat melihat (Name) menutup buku yang dia baca, kebiasaan (Name) untuk membaca buku tepat satu jam.

"Menyapa jika tidak diperlukan-itu merepotkan," jawab (Name) mengembalikan buku milik Mayuzumi.

'Jadi aku disapa saat diperlukan saja?' pikir Mayuzumi sedikit kesal.

"Tapi bukan berarti aku menyapamu disaat perlu saja," ucap (Name) seolah membaca pikiran Mayuzumi, "kalau kusapa waktu kita berpapasan di lorong atau di kelas, apa kau siap dihujani pertanyaan oleh sekolah?" tanya (Name) duduk dengan tegak.

Mayuzumi tak menjawab, hanya mengalihkan pandangannya-membuat (Name) mengangkat bahu.

"Sudah kuduga," ucap (Name) kembali bersandar ke Mayuzumi, "kau tidak mau direpotkan oleh kepopuleranku, kan? Aku cukup aware dengan posisiku di sekolah dan di umum kok-oleh karena itu tiap kali aku ke atap, aku mengunci pintunya."

"Kau mengunci pintunya?" ucap Mayuzumi menoleh ke arah pintu atap, "sulit dipercaya."

(Name) hanya tertawa, kemudian menutup matanya.

"Aku hanya ingin ketenangan-dan aku merasa tenang dan nyaman saat berada di sebelah Chihiro. Walaupun sebenarnya aku ingin menyapamu saat diluar atap sekolah."

Mayuzumi kembali menoleh ke arah (Name), dan melihat perempuan itu tertidur. Iris Mayuzumi melihat mata (Name) yang tertutup, mendapati kantong mata yang semakin jelas.

'Kupikir hanya aku yang ingin menyapamu diluar atap, (Name),' pikir Mayuzumi mengelus mata (Name) dengan perlahan.

___

"Hm, jalan-jalan?" tanya (Name) saat mereka makan bekal bersama di atap.

"Besok para sensei rapat kan? Kita diliburkan," jelas Mayuzumi mengambil onigiri dari bekal (Name).

"Hm, aku tidak terlalu tahu arah-jadi aku mungkin hanya jadi anak ayam yang mengikutimu, Chihiro," gumam (Name), "tapi aku ingin ke toko buku dimana Chihiro membeli light novel."

"Baiklah-kau akan izin ke ayahmu, kan?"

"Tentu saja, aku akan bilang aku akan jalan-jalan denganmu. Kalian sudah saling kenal, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Mayuzumi melirik ke arah (Name)-kantong matanya tampak makin parah.

"Apa kau tidur teratur?" tanya Mayuzumi mengalihkan pandangannya, menatap langit dengan datar.

"Teratur kok."

"Bohong."

"Aku tidak bohong."

"Aku lihat kantong matamu semakin parah."

(Name) mengembungkan kedua pipinya, "kalau sudah tahu-kenapa tanya?"

"Hanya ingin kau jujur saja," jawab Mayuzumi singkat, menghabiskan onigiri yang dia pegang.

"Kau menyebalkan-tidak ada onigiri untukmu lagi," ucap (Name) melindungi bekalnya dari Mayuzumi.

"Tidak akan kupinjami LN lagi, kalau begitu," sahut Mayuzumi.

"Eeeh?" kaget (Name) kembali mengembungkan kedua pipinya, "baiklah-ambillah onigiri sepuasmu."

Mayuzumi sedikit tersenyum-mengambil onigiri dari bekal (Name) lalu memakannya, "good girl."

"Shut up."

___

"Jadi kita akan pergi menggunakan kereta?" tanya (Name) saat mereka berjalan memasuki stasiun kereta.

Mayuzumi hanya mengangguk singkat.

"Hee, jadi toko bukunya satu arah dengan sekolah, kan?" tanya (Name) membuka handphone-nya untuk melihat peta.

Mayuzumi tak menjawab, hanya diam melihat (Name) sibuk dengan handphone-nya.

"Kau tunggu disini," ucap Mayuzumi saat mereka hendak memasuki stasiun.

(Name) mengangguk, terlalu sibuk mencari toko buku yang dimaksud lewat peta. Mayuzumi lalu meninggalkan (Name) dan pergi membeli tiket. Setelah membeli tiket untuk dua orang, Mayuzumi kembali dan melihat (Name) masih berdiri di tempat yang disuruh, dan masih memainkan handphone-nya.

"Ini," ucap Mayuzumi memberikan satu tiket untuk (Name).

"Arigatou," balas (Name) menerima tiket tanpa mengalihkan pandangan dari layar handphone-nya.

Tak lama kemudian, kereta yang mereka tumpangi datang. (Name) dan Mayuzumi masuk, karena mereka datang setelah jam masuk kerja dan sekolah-mereka tidak desak-desakan dengan orang, dan di dalam juga tampak sepi. Tak lama setelah duduk, kereta mulai berjalan.

"Aku menyerah," ucap (Name) bersandar kepada Mayuzumi.

"Memangnya apa yang kau cari?" tanya Mayuzumi mengambil handphone (Name), melihat peta yang menunjukkan daerah antah-berantah.

"Toko buku," jawab (Name) menghela napas, kemudian duduk tegak, "berapa lama untuk sampai di stasiun tujuan kita?"

"15 menit," jawab Mayuzumi mengembalikan handphone (Name).

(Name) hanya ber-oh ria. Mayuzumi yang sedari tadi hanya diam, tiba-tiba merasakan sebelah pundaknya merasa berat. Mayuzumi menoleh dan mendapati (Name) tertidur (lagi) di pundaknya. Mayuzumi mengabaikan itu, dan mengambil LN yang dia bawa, membaca lanjutan sebelumnya.

15 menit berlalu, Mayuzumi mulai mendengar nama stasiun tujuan mereka diumumkan-tanda mereka akan sampai di tujuan mereka. Mayuzumi melirik ke arah (Name), tampak masih sangat nyenyak walaupun suara pengumuman sudah keras menggema di kereta yang sepi. Mayuzumi hanya menghela napas lalu kembali melanjutkan membaca LN miliknya.

45 menit berlalu, akhirnya Mayuzumi merasakan pergerakan kepala (Name). Mayuzumi melihat (Name) duduk dengan tegak, kemudian mengusap matanya. Tak lama kemudian kereta berhenti karena sudah sampai di stasiun. Mayuzumi berdiri lalu mengulurkan tangannya pada (Name).

"Huh, apa kita sudah sampai?" tanya (Name) menerima uluran tangan Mayuzumi, lalu mereka berdua keluar dari kereta dengan berpegangan tangan.

"Tidak, kita melewati 3 stasiun," jawab Mayuzumi datar-membuat (Name) memberikan tatapan kaget ke arah Mayuzumi.

"Ah benar, aku tertidur-chotto, kenapa tidak membangunkanku?" tanya (Name).

"Karena aku juga sedang asik membaca LN-ku, aku baru selesai saat kereta ini hampir sampai disini," jawab Mayuzumi.

(Name) menatap curiga Mayuzumi, kemudian mengembungkan kedua pipinya.

"Bohong."

"Untuk apa bohong?"

"Tuh, tanda Chihiro berbohong! Kenapa tidak membangunkanku?"

Mayuzumi sedikit tersenyum, kemudian meremas pelan tangan (Name) yang masih digenggamnya.

"Hm, kenapa ya? Mungkin karena aku merasa nyaman?"

.

.

.

Omake:

"Lho, (Surname)-senpai!?"

Mayuzumi dan (Name) menoleh, mendapati tim Rakuzan sedang menatapnya kaget, terutama Hayama.

"Doumo, (Surname)-senpai," sapa Akashi.

(Name) mengangguk singkat-membalas sapaan Akashi.

"K-kalian pacaran??" tanya Hayama syok.

(Name) dan Mayuzumi saling pandang, kemudian mengangkat kedua bahu dengan acuh.

"Kami hanya merasa nyaman satu sama lain."

___

(A/N):

Question of the day:Apakah mereka pacaran?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro