(46) Tuan Putri - Asano Gakushuu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari LittleElizabeth92

Fandom: Ansatsu Kyoushitsu

Gakushuu x Princess?Reader

Happy Reading!

"Kaichou, ini laporan pengeluaran dan pemasukan OSIS bulan ini."

Sebuah map diberikan kepada laki-laki yang sedang berjalan di lorong SMA Kununigaoka. Laki-laki itu kemudian menoleh ke siswi yang memberikan map tersebut.

"Terima kasih," ucapnya dengan senyuman.

Siswi itu mengangguk dan membalas senyuman sang laki-laki-walau samar terlihat rona merah pipinya.

"Gakushuu-sama~ ohayou~"

Sepasang tangan memeluk sang laki-laki dari belakang, dan kepala dari pemilik tangan itu mendarat empuk di punggung si laki-laki. Gakushuu, laki-laki yang dipeluk tiba-tiba itu, hanya bisa menghela napas dan berhenti berjalan.

"Selamat pagi juga, (Surname)-san," balas Gakushuu menoleh ke belakang lalu tersenyum pada pelaku pemeluknya.

Gakushuu Asano, Ketua OSIS SMA Kununigaoka. Laki-laki tampan dengan prestasi yang memukau, serta dapat dihandalkan dan bertanggung jawab dengan tugas dan posisinya—membuat dirinya dihormati seluruh murid SMA Kununigaoka. Laki-laki yang semenjak kelas satu hingga pertengahan kelas dua, selalu mendapat peringkat pertama untuk angkatannya. Walaupun begitu, dia tetap ramah dan murah senyum kepada siapapun, sehingga banyak murid SMA Kununigaoka menganggapnya sebagai murid 'sempurna'.

Lalu perempuan yang memeluknya, adalah (Name) (Surname), siswi pindahan dari sekolah khusus perempuan yang elit, dengan alasan yang masih tidak diketahui. Karena seragamnya belum siap, maka (Name) masih mengenakan seragam sekolahnya yang dulu, yang membuatnya memiliki tampilan yang menonjol dan aura tuan putri yang elegan.

"Mou, balasan yang dingin sekali~" rengek (Name) melepaskan pelukannya kemudian mengembungkan kedua pipinya.

Karena pindah saat semester dua tengah berjalan, membuat (Name) sulit bergaul mengingat sifat (Name) yang pemalu dan jarang berbicara. (Name) pindah ke kelas Gakushuu, 2-A, membuat kepala sekolah meminta (re: menyuruh) Gakushuu untuk memandu (Name) keliling sekolah dan menjadi penanggung jawabnya sampai semester dua berakhir. Singkat waktu, semenjak itu (Name) jadi menempel pada Gakushuu, mulai memanggil nama pertamanya dengan suffix -sama hingga satu atau dua pelukan tiap hari diberikan pada Gakushuu.

"Daripada itu (Surname)-san, apakah kau sudah mengerjakan PR Fisika yang akan dikumpulkan siang nanti?" tanya Gakushuu kembali berjalan, dengan (Name) mengikuti Gakushuu dengan berjalan di sebelahnya.

"Tidak perlu khawatir, Gakushuu-sama," ucap (Name) tersenyum khas tuan putri, "aku mengerjakannya kok."

Gakushuu menghela napas panjang, "baguslah kalau begitu."

Sistem pendidikan di SMA Kununigaoka masih sama seperti SMP Kununigaoka, walaupun yang menjadi kepala SMA Kununigaoka bukanlah orang yang sama dengan kepala sekolah SMP Kununigaoka. Masih jadi misteri mengapa (Name) bisa masuk kelas 2-A, sekelas dengan Gakushuu-mengingat kemampuan akademik perempuan ini tidak bisa menyamai sistem kelas 2-A, lebih tepatnya kemampuan akademik (Name) hanya bisa membuatnya bertahan di kelas 2-B.

'Di sekolah sebelumnya (Surname) rangking satu, tanda dia murid pintar, tapi kenapa berbeda saat datang kesini?' pikir Gakushuu memasuki ruang OSIS.

"(Surname)-san, silakan tunggu seperti biasa," ucap Gakushuu duduk di kursi kerjanya dan langsung mengerjakan tugasnya.

"Baiklah," ucap (Name) duduk dengan manis di sofa yang berada tak jauh dari Gakushuu duduk, "ngomong-ngomong, Gakushuu-sama."

Gakushuu berhenti menulis, kemudian menghadap (Name) yang balas menatapnya.

"Ya? Ada apa, (Surname)-san?" tanya Gakushuu.

(Name) terdiam, sebelum akhirnya menggeleng dan memberikan senyum khasnya, "bukan apa-apa."

Gakushuu menatap lama (Name), tapi kemudian kembali mengerjakan tugas OSIS-nya. "Oh, iya (Surname)-san," panggil Gakushuu teringat sesuatu, "bukannya lebih baik kau belajar sambil mengisi waktu luangmu? Seminggu lagi ujian semester," tanya Gakushuu tak melepaskan pandangannya dari lembaran laporan.

(Name) menoleh ke arah Gakushuu yang tak memperhatikannya, kemudian perempuan berambut (h/c) itu menopang dagunya dengan tangannya bersandar di lengan sofa, lalu memberikan tatapan datar dan akhirnya berbisik.

"Hee, kenapa tidak pikirkan diri Gakushuu-sama dulu sebelum mengurus orang lain?"

Menyadari ada yang aneh dari nada bicara (Name)—coret itu, nada bicara itu terdengar seperti bukan (Name). Gakushuu menoleh ke arah perempuan itu dan mendapati (Name) masih duduk dengan normal seperti sebelumnya.

"Hm, ada apa Gakushuu-sama?" tanya (Name) memberikan senyuman 'tuan putri'-nya.

"Apa kau mengatakan sesuatu sebelumnya?" tanya Gakushuu.

(Name) memiringkan kepalanya, "mhm?"

"Lupakan saja," sahut Gakushuu kembali fokus ke tugasnya.

Sementara seringai kecil muncul di wajah (Name).

___

"Gakushuu-sama, tersisa 3 hari lagi ujian lho," ucap (Name) mengikuti Gakushuu setelah pelajaran pertama selesai.

Sekarang kelas mereka akan pergi ke laboratorium untuk pelajaran Kimia.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, (Surname)-san," ucap Gakushuu, "kulihat, semakin dekat ujian, kau semakin lalai dalam belajar."

"Gakushuu-sama, walaupun kita sebangku, Gakushuu-sama suka memperhatikanku ya?" tanya (Name) tertawa kecil, "dame da yo, harusnya Gakushuu-sama memperhatikan sensei!"

Gakushuu menghela napas, kemudian memikirkan cara agar (Name) semangat belajar. Bagaimana pun juga, dia bertanggung jawab atas (Name) sampai semester dua berakhir.

'Setidaknya aku harus membuat (Surname) tetap berada di kelas A sampai akhir semester. Untuk kelas tiga, dia bukan lagi tanggung jawabku,' pikir Gakushuu kemudian menarik napas panjang.

"(Surname)-san, jika kau bisa mendapat nilai lebih tinggi dariku saat ujian tengah semester, maka akan kukabulkan tiga permintaan darimu."

(Name) berhenti, membuat Gakushuu ikut berhenti dan melihat (Name) memberikan tatapan terkejut kepadanya.

"Benarkah? Tiga permintaan?" tanya (Name) penuh semangat.

'Walaupun sulit bagi (Surname) untuk mengejar, tapi setidaknya itu akan membuatnya bertahan di kelas A,' pikir Gakushuu.

"Kalau begitu bersiap-siap untuk mengabulkan permintaanku, Gakushuu-sama," ucap (Name) berjalan mendahului Gakushuu.

'Setidaknya itu akan membuatnya jadi belajar,' pikir Gakushuu.

Tidak menyadari seringai yang kembali muncul di wajah (Name).

___

"Tidak mungkin," iris mata Gakushuu memandang papan pengumuman nilai dengan tatapan tak percaya. Ujian tengah semseter sudah selesai seminggu yang lalu, dan hari ini hasilnya diumumkan.

Betapa terkejutnya Gakushuu saat melihat papan pengumuman.

1) (Name) (Surname) – 500
2) Gakushuu Asano – 498

'Yang benar saja—rangking pertama. Dan juga, full mark!?'

"Wah, aku mendapat nilai yang lebih tinggi dari Gakushuu-sama, sekaligus merebut posisi pertama dari Gakushuu-sama."

Gakushuu melihat di sebelahnya dan mendapati (Name) sedang memandang papan pengumuman. (Name) kemudian menoleh ke arah Gakushuu yang sedikit terkejut. Senyum mengembang di wajah (Name), namun Gakushuu tahu itu bukan senyum 'tuan putri' yang biasanya (Name) berikan padanya-itu adalah senyum yang meremehkan.

"Bukannya aku sudah bilang, seharusnya Gakushuu-sama memperhatikan sensei, bukan memperhatikanku," ucap (Name).

"Tapi bagaimana bisa, sebelum ujian kau terlihat santai dan bahkan mulai mengabaikan pelajaran—"

"Hm, kenapa ya?" gumam (Name) memasang pose berpikir, "mungkin karena statusku sebagai rangking satu di sekolah lamaku bukanlah rangking main-main," sambung (Name). "Lupakan itu!" ucap (Name) tiba-tiba, "sekarang Gakushuu-sama harus mengabulkan tiga permintaanku, seperti perjanjian Gakushuu-sama sebelum ujian."

Gakushuu melihat (Name) terdiam, memikirkan permintaan yang akan dia minta pada Gakushuu. Lalu tiba-tiba (Name) menjentikkan jarinya.

"Ah, mungkin akan kurahasiakan," ucap (Name) berjalan menjauhi papan pengumuman, menuju kelas yang sebentar lagi akan masuk.

"Hah?"

"Oh, bagaimana kalau aku juga menantang Gakushuu-sama," ucap (Name) berhenti lalu menoleh ke belakang, "jika Gakushuu-sama bisa merebut posisi pertama dariku saat ujian akhir semester, akan kuberitahu tiga permintaanku. Bagaimana?"

"Kenapa harus menunggu sampai ujian akhir semester?" tanya Gakushuu, karena bagaimana pun Gakushuu benci harus berhutang sesuatu pada seseorang-seperti sekarang, berhutang tiga permintaan pada (Name).

"Kenapa?" tanya (Name) kembali, "kenapa ya?"

Diluar dugaan, (Name) menyeringai penuh kebanggan, serta memberikan sorot mata meremehkan.

"Karena aku ingin melihat ekspresi kekalahan dan putus asa di wajah Gakushuu-sama lagi," ucap (Name), "tapi aku tahu Gakushuu-sama paling benci kalah. Oleh karena itu, rebut posisi pertama dariku."

Lalu (Name) kembali memasang wajah 'tuan putri' kebanggaannya, walaupun sorot matanya mengatakan hal sebaliknya.

"Yah, itu pun jika Gakushuu-sama bisa."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro