(7) Pengutit - Kuroko Tetsuya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari dhanisenpai0811

Fandom: Kuroko no Basuke

Kuroko x Yandere!Reader

Happy Reading!

- (Name)'s pov -

"Hari ini sensei akan membagikan nilai ulangan Bahasa Inggris kalian." ucap sensei.

Aku hanya duduk manis sambil sedikit memiringkan kepalaku ke kanan dan ke kiri.

"Seperti biasa, nilai sempurna diraih (Name) (Surname)."

Tepuk tangan dari teman-teman mulai terdengar saat aku maju ke depan dan mengambil kertas ulanganku. Aku hanya tersenyum kecil sambil sedikit mengangguk.

--Aku tidak perlu pujia atau tepuk tangan dari mereka.

--Aku hanya perlu elusan kepala dari Kak Tetsu.

--Hanya dia.

--Karena aku jatuh cinta padanya sejak kecil.

'Saat istirahat makan siang nanti aku akan menemui Kak Tetsu! Menunjukkan hasil ulangan ini padanya~' pikirku dan kuyakin pipiku sedang merona sekarang.

***

Aku tau Kak Tetsu pasti akan langsung ke atap jadi aku membawa kotak bekalku dan kertas ulanganku kesana. Sesampainya disana, aku melihat Kak Tetsu dan Taiga-senpai sedang makan bersama senpai-senpai yang lain.

"Kak Tetsu~!!!" panggilku menuju Kak Tetsu.

"Ah, (Name)." balas Kak Tetsu mengangguk.

Aku duduk di depannya lalu menunjukkan hasil ulanganku padanya.

"Lihat, Kak Tetsu! Sempurna!" ucapku dengan semangat.

"Bagus, (Name)." sahut Kak Tetsu mengelus kepalaku.

(Deg! Deg!)

Wajahku jadi memerah dan aku hanya tersenyum lebar.

"Kalau mau pacaran cari tempat sepi, oi!" komentar Taiga-senpai.

"Taiga-senpai...!" sahutku menoleh padanya.

Senpai semua sudah tau perasaanku pada Kak Tetsu, walaupun baru 3 bulan bertemu mereka sudah tau. Kenapa Kak Tetsu yang sudah bersamaku sejak kecil tidak tau? Huft... biarlah. Aku tidak mau suasananya jadi canggung~

"Kak Tetsu, traktir aku sesuatu sepulang latihan basket sebagai hadiah karena aku mendapat nilai sempurna." pintaku atau lebih tepatnya memerintah Kak Tetsu.

"Maaf, (Name). Kalau sepulang sepulang latihan nanti aku tidak bisa." ucap Kak Tetsu.

"Eh? Nande...??" kagetku.

"Kami semua harus mengambil jalan pulang yang lebih jauh dari sebelumnya karena ada sekelompok stalker perempuan yang akan mengikuti kami." jelas Hyuuga-senpai.

"Semenjak Winter Cup dimana kami berhasil mengalahkan Rakuzan, kami menjadi terkenal. Terlalu terkenal sampai memiliki stalker." gumam Kiyoshi-senpai.

"E-eh... begitu ya..." gumamku.

"Bagaimana kalau besok, (Name)? Kita semua ke Maji Burger?" saran Izuki-senpai, "Besok kan libur?"

'Asal bersama Kak Tetsu aku oke-oke saja, apalagi bersama senpai yang begitu pengertian kenapa aku begitu menempel pada Kak Tetsu~' pikirku.

"Ah, ide yang bagus!" ucapku senang.

"Baiklah, besok kalau begitu." sahut Kiyoshi-senpai mengangguk.

(Riing!!)

"Oh, sudah bel. Kalau begitu kami ke kelas dulu ya (Name)." ucap Taiga-senpai mengacak rambutku.

"Oke, sampai ketemu besok, senpai~" ucapku melambaikan tanganku pada mereka.

Begitu mereka menutup pintunya, aku berhenti melambaikan tanganku lalu mulai tersenyum lebar.

"Sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini, hm~?"

- Author's pov -

Bel pulang baru saja berbunyi, dan terlihat sekelompok siswi yang terdiri atas 5 orang itu sedang mendiskusikan sesuatu. Sampai seseorang dengan rambut biru muda melewati mereka, yang membuat insting stalker mereka muncul dan mereka mulai mengikuti sosok berambut biru muda itu.

--Ada yang aneh, tapi mereka semua tidak menyadarinya.

Mereka mengikuti sosok itu melewati gang-gang sempit sampai mereka terkejut karena mereka justru menemukan dinding, bukan sosok yang mereka ikuti dari tadi.

"Mencariku~?" mereka berlima memutar badan mereka dan melihat sosok berambut biru muda yang mereka ikuti.

"K-Kuroko-kun?" panggil mereka.

"Kuroko?" tanya orang yang ada di depan mereka lalu menarik rambut biru mudanya--yang ternyata adalah sebiah wig--dan tampaklah rambut aslinya yaitu rambut (h/c) yang indah.

Iris kelima perempuan itu membesar menyadari sosok yang mereka kejar bukanlah sosok yang asli--karena yang mereka ikuti adalah (Name).

"Senpai kira aku adalah Kak Tetsu? HA! Ayolah, tinggi kami sangat berbeda dan postur tubuhku ini sama sekali tidak mirip dengan Kak Tetsu~" ucap (Name), "Kalian terlalu terobsesi pada Kak Tetsu, dan itu terlihat bodoh." sambung (Name) datar.

"Be-berani sekali kau berbicara seperti itu pada senpai-mu!" bentak salah satu dari mereka.

"...huh?" wajah (Name) berubah sekilas, lalu muncul senyum lebar nan menyeramkan khas (Name), "Justru kalianlah yang berani sekali mengikuti Kak Tetsu sampai dia tidak memiliki waktu untukku. Kalian juga menganggu teman satu tim Kak Tetsu. BERANI SEKALI kalian melakukan itu."

Kelima perempuan itu hanya diam dan syok, bingung ingin membalas apa karena jujur saja ucapan (Name) itu benar 100%.

"Jadi~" ucap (Name) merogoh tas yang ia bawa dan mengeluarkan sebuah tabung erlenmeyer (tabung untuk reaksi kimia di laboratorium) berisi cairan bening, "Sebagai teman masa kecil dan kouhai yang baik hati, aku akan sedikit meringankan beban mereka~"

Tanpa diduga-duga, (Name) melempar tabung itu ke depan mereka dan muncul asap dari tabung itu. (Name) dengan santainya memasang masker dan melepas seragam laki-laki SMA Seirin yang ia pakai--menampilkan baju kaos lengan panjang dan celana panjang--berwarna hitam.

"Tenang saja, senpai." ucap (Name) melipat seragamnya dan memasukkan ke dalam tas, "Itu adalah gas buatanku--wanginya seperti parfum mahal tapi memiliki efek samping yaitu senpai semua akan lumpuh sejenak--hanya 3 menit kok~" ucap (Name) melihat kelima perempuan itu sudah tergeletak lemah diatas tanah.

Lalu dari saku celana hitamnya, (Name) mengeluarkan 5 jarum suntik yang sudah diisi cairan berwarna coklat muda.

"Dan ini~" ucap (Name) langsung menancapkan 1 suntik ke lengan atas salah satu senpai, memasukkan cairan misterius itu ke dalam tubuh senpai itu dan membiarkan suntik itu menempel.

--Dan dia melakukan hal yang sama untuk keempat senpai yang lain.

"Cairan yang barusan kuberikan untuk tubuh senpai adalah bius buatanku juga~ Tapi itu hanya akan melumpuhkan, dan senpai tetap akan merasakan rasa sakit~"

5 senpai--yang membuat waktu Kuroko bersama (Name) terbuang--sedang terkapar di depan (Name), tentu saja (Name) tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, kan?

"Pertama, rambut senpai yang sudah senpai hias begitu indah." ucap (Name) mengelurarkan 2 gunting dengan warna (f/c) dan biru muda.

(Srek... Srek... Srek...)

"Kalian merusak rambut alami kalian hanya agar Kak Tetsu dan yang lain menyadarikalian. Bodoh sekali..." gumam (Name) datar.

Satu per satu rambut indah mereka terpotong, bahkan (Name) 'tidak sengaja' menusukkan 2 gunting tajam itu ke kepala mereka, membuat 2 gunting (Name) berlumuran darah.

"Nee, senpai. Teriaklah sekuat mungkin..." ucap (Name) selesai memangkas rambut mereka dengan tidak etisnya, "...selagi senpai bisa~"

(Sret...)

1 lidah terpotong.

(Sret...)

1 lidah menysul, menjadi 2 lidah.

(Sret... Sret... Sret...)

3 lidah menyusl lagi, totalnya 5 lidah.

"Hm, sudah kubilang berteriak selagi bisa, kan? Kalian masih bisa berteriak tanpa lidah kok, coba saja!" ucap (Name) mengumpulkan lidah senpai-nya itu ke satu tempat.

Tiba-tiba pergerakan (Name) terhenti, seolah dia teringat sesuatu.

"Senpai semua suka memakai lipstick, kan? Agar Kak Tetsu dan yang lain juga menyadari kalian?" tanya (Name), "Tenang, senpai masih bisa berteriak walaupun tanpa lidah ataupun bibir, coba saja~" ucap (Name) kemudian.

(Sret! Sret! Sret! Sret! Sret!)

5 pasang bibir menyusul 5 lidah yang sudah terpisah dari tubuh sang pemilik. Kelima perempuan itu sudah menangis tersedu-sedu.

"Awh~ Jangan sedih senpai~ Tersenyumlah!" ucap (Name) mengeluarkan cutter, "Tersenyumlah lebar-lebar! Seperti... um... siapa ya... mm... ah! Seperti Pacman! Atau Koro-sensei dari fandom sebelah!" lalu (Name) mulai mendorong cutter itu ke dalam mulut mereka, merobek kedua sisi mulut mereka.

Darah sudah terpencar dimana-mana.

"Naah, jadi keren kan?" ucap (Name) melihat mulut senpai-nya yang sudah robek hingga mendekati telinga itu.

(Name) melempar cutter itu ke sebelah 2 guntung yang berlumuran darah.

"Hn... Bagian kepala sudah. Sekarang bagian tubuh~" ucap (Name) mendekati tasnya dan mengeluarkan 1 benda yang lumayan besar: kapak.

(Name) berjalan mendekati senpai-nya.

"Kaki senpai yang indah ini sebaiknya gunakan untuk hal yang lebih berguna, bukan untuk mengikuti Kak Tetsu." ucap (Name) mengangkat kapak dan--

(Tuk! Splaash!)

Darah langsung terciprat di wajah (Name), dan (Name) hanya berkedip beberapa kali lalu tersenyum kecil.

"Benar juga, penyesalan selalu datang terakhir, ne?"

Lalu (Name) melakukan hal yang sama pada kaki yang sebelahnya, dan akhirnya melakukan hal yang sama pula untuk keempat senpai yang lainnya.

--Sekarang kelima perempuan itu tidak memiliki kaki.

--Di sekitar mereka sudah terbentuk kolam darah yang sangat banyak dan besar.

"Hm, tangan senpai tidak melakukan hal yang salah jadi kubiarkan~" ucap (Name) penuh senyum.

Tiba-tiba raut senang (Name) berubah menjadi raut kesal.

"Senpai, sudah kuberi kesempatan untuk teriak. Kenapa dari tadi tidak teriak. Kan sudah kubilang senpai semua masih bisa teriak... karena senpai masih memiliki pita suara. Tapi karena dari tadi senpai tidak menggunakannya, jadi sebaiknya pita suara senpai dibuang, nee~?"

(Name) mengambil 2 gunting tadi lalu mendekati 2 perempuan yang bersebelahan dan--

(Splash!)

--Menancapkan gunting itu ke leher mereka--

(Splash!)

--Lali ke dalam tenggorokan mereka.

"Ah, aku hampir melupakan mata senpai! Mata yang senpai pakai untuk melirik Kak Tetsu~" ucap (Name).

Dengan tangan kosong, (Name) menarik bola mata para senpai-nya dengan mudah dan melemparnya ke sembarang arah.

"Tugasku hampir selesai~" ucap (Name) mendekati tasnya lalu mengeluarkan 5 pisau dapur.

(Jlep! Jlep! Jlep! Jlep! Jlep!)

Sekarang kelima pisau itu sudah menancap di jantung mereka.

"Hwaaah~" ucap (Name) lega, "Akhirnya selesai juga." lalu (Name) melepas semua pakaian serba hitam dan sepatunya--hingga (Name) hanya memakai tank top berwarna hitam dan celana pendek berwarna (f/c).

(Name) mendekati tasnya lalu memakai seragam yang ia pakai sebelumnya lalu mengeluarkan sendal berpita berwarna putih. (Name) mengeluarkan handuk lalu mengelap tangan dan wajahnya yang dipenuhi darah dan melemparkannya ke dekat senpai-nya.

"Oh, satu lagi." ungkap (Name) mengeluarkan sebuah drum dan bau bensin langsung menyengat hidung, "Hadiah terakhir~" lalu (Name) menuangkan bensin itu ke segala arah.

Setelah habis, (Name) melempar drum itu ke dekat salah satu perempuan itu dan mengeluarkan sebuah korek api dari saku celananya.

"Bye-bye, senpai~" ucap (Name) menyalakannya lalu melemparnya.

Dalam hitungan detik, api besar sudah berkobar. (Name) berbalik lalu berjalan dengan santai, membiarkan semuanya terbakar bahkan tasnya--yang sebenarnya hanya berisi alat-alat yang telah ia gunakan sebelumnya.

"Malam ini dingin eh?" komentar (Name) keluar dari gang kecil tadi, dan tidak ada orang di sekitarnya.

- Author's pov -

"Kau itu orangnya mudah sakit, (Name)." komentar Kuroko mengompres (Name) yang terbaring lemah di atas kasurnya, "Kenapa kau masih keluar kemarin malam. Kemarin malam itu suhu uradanya sangat dingin.

Keesokan harinya (Name) sakit dan orang tua (Name) meminta Kuroko untuk merawat (Name) karena orang tua (Name) pergi dinas ke AS.

"Hehe, gomen Kak Tetsu." ucap (Name) tersenyum lemah lalu bersin, "Tapi begitu sampai di rumah aku langsung berendam air panas dan mandi dengan bersih nan wangi lho!" sambungnya dengan berbinar-binar.

Kuroko hanya sedikit tersenyum lalu megelus kepala (Name).

"Tetap saja kau kena flu, kan?" ucap Kuroko, "Dan tenang saja, Kagami-kun dan para senpai sedang dalam perjalanan sambil membawa makanan dan minuman dari Maji Burger, jadi kita masih bisa merayakan nilai sempurnamu, (Name)."

"Arigatou, Kak Tetsu."

Lalu Kuroko menyalakan TV yang berada di dalam kamar (Name).

[Berita pagi! Ditemukan mayat 5 perempuan tewas mengenaskan di sebuah gang sempit. Keadaan korban sangat mengenaskan. Polisi tidak bisa menemukan siapa pelaku dibalik ini semua karena semua barang bukti terbakar habis, hanya menyisakan mayat kelima perempuan ini dengan pakaian yang hampir hangus tak bersisa. Diduga kelima perempuan ini adalah siswi SMA. Warga diminta untuk berhati-hati karena pelaku masih tidak ditemukan, karena diduga pelaku adalah--]

(Ting! Tong!) (Pip!)

"Ah, mereka sudah datang." ucap Kuroko berdiri setelah mematikan TV, "Aku menyambut mereka dulu, (Name).

"Okie-dokie, Kak Tetsu~" ucap (Name) penuh senyum.

(Cklek!) (Blam!)

"Sekarang... kalian akan punya waktu untukku kan? Terutama Kak Tetsu~" ucap (Name) tersenyum lebar.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro