Care in the Cabin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah menempuh hujan salju yang lebih pantas disebut dengan badai, Zayne dan Sofiya berhasil mencapai tujuan mereka. Sebuah rumah pondok yang berada di kaki Pegunungan Arktik. Kompleks pondok itu dimiliki dan diwarisi oleh keluarag Zayne secara turun temurun. Ada sepasang suami istri sebagai penjaga utama rumah pondok itu, serta beberapa staf Duchy lainnya.

Salju memang sedang turun dengan lebat, sehingga wajar saja jika semua orang berlindung di dalam rumah. Namun, ketika suara derap kuda terdengar dari kejauhan, beberapa penghuni pondok tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahu mereka.

Kemudian, begitu mengetahui siapa penunggang kuda yang mendatangi pondok, beberapa staf langsung berhamburan keluar menyambut Zayne. Secepat kilat Zayne turun dari kudanya sambil menggendong Sofiya yang mulai kehilangan kesadaran. Ia berjalan setengah berlari, menaiki dua anak tangga sekaligus saat memasuki pondok dan tanpa basa-basi langsung menuju kamar utama.

"Ia membutuhkan perawatan," ucap Zayne singkat. "Nyonya Margaret."

"Baik, Tuan," jawab Nyonya Margaret yang bergegas mengambil beberapa peralatan perawatan pertolongan pertama fan menyususl Zayne.

Sofiya sudah terbaring di tempat tidur. Ia harus mengganti pakaiannya. Luka-lukanya harus segera mendapatkan perawatan. Lalu badannya yang menggigil harus segera mendapatkan kehangatan. Sehingga, Zayne dibantu seorang staf langsung menyibukkan diri menyalakan perapian di dalam ruang utama itu.

Begitu Nyonya Margaret masuk ke dalam ruangan, Zayne langsung menyampaikan instruksi singkatnya.

"Badannya menggigil karena demam. Ada banyak luka di sekujur tubuhnya. Dan pakaiannya—"

"Tuan," ujar Nyonya Margaret dengan lembut. "Aku akan merawatnya, jangan khawatir."

Zayne menghela napas panjang. Lalu mengangguk singkat. Begitu berhasil menyalakan perapian, ia meninggalkan Nyonya Margaret, seorang staf wanita, dan Sofiya di dalam ruangan itu.

Nyonya Margaret mendekati gadis yang datang bersama Zayne. Sampai saat ini ia belum tahu siapa gadis itu. Namun, dari gelagat Zayne, ia bisa menyimpulkan bahwa tamunya kali ini harus ia rawat sebaik mungkin.

"Bantu aku mengganti pakaian tamu kita," ujar Nyonya Margaret.

"Baik, Nyonya."

Nyonya Margaret mengamati tamunya lekat-lekat. Lalu begitu menyadari siapa gadis yang tengah terbaring di hadapannya, keterkejutan nampak jelas di raut wahajnya. Tentu saja, Puteri Sofiya, gumamnya. Siapa lagi yang bisa membuat Duke Zayne menjadi sedemikian rupa kalau bukan Puteri Sofiya.

Seraya mengganti pakaian Sofiya yang sudah lusuh, ia membersihkan dan mengobati luka-luka di sekujur tubuh Sofiya. Suhu tubuh gadis itu cukup tinggi, sama seperti yang Zayne katakan. Sehingga Nyonya Margaret memberikan ramuan obat untuk membantu menstabilkan suhu tubuhnya.

Setelah selesai mengobati luka dan mengganti pakaian Puteri Sofiya, Nyonya Margaret dan staf wanita penjaga rumah pondok bergegas meninggalkan ruangan. Ketika Nyonya Margaret membuka pintu, ia menemukan Zayne berdiri di luar kamar tidur. Ia bergegas masuk ke kamar dan menghampiri Sofiya yang terbaring di tempat tidur. Sofiya terus berkeringat dingin, napasnya begitu pendek. Kedua alisnya hampir bertaut.

"Sepertinya Tuan Puteri sedang bermimpi buruk, Tuan," ucap Nyonya Margaret.

Zayne memandang Sofiya dengan penuh kekhawatiran. Ia mengusap puncak kepala wanita itu dengan lembut seraya bertanya-tanya, mimpi buruk apa yang hadir dalam tidur Sofiya. Ia diam-diam berharap, mimpi buruk itu enyah dari tidur Sofiya dan sebagai gantinya, biar malam ini mimpi buruk itu hadir dalam tidurnya. []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro