Kris Gege

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cast :
¤ Wu Yifan
¤ Other cast

******

"Saat ini Kris sedang ada di China, dan dia dikabarkan tidak ikut konser pertama dia bersama EXO."
"Ya, dia dikabarkan akan hengkang dari EXO yah?"
"Ya, begitulah. Rumor yang mengikuti hengkangnya Kris juga adalah alasan kesehatan. Sosok leader EXO-M itu dikabarkan menderita Myeocarditis dan sempat terlihat di rumah sakit penanganan penyakit jantung beberapa kali."
"Kasihan sekali. Ya, apapun keputusannya kita berharap jalan yang terbaik untuk EXO."
"Betul sekali kami dan para fans EXO berdoa untuk yang terbaik dari keputusan masalah ini."

********

Berita ini, kapan akan berakhir. Aku benar-benar tak tahan melihatnya. Kau pasti lelah sekali, menghadapi semua permasalahan ini. Sampai-sampai kau tak mau menunjukan wajahmu yang lelah pada kamera. Keputusanmu mungkin itu yang terbaik, aku hanya bisa mendukungmu dan berdoa untukmu.

-pip-

"Ma~" kulihat anakku yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia berjalan menujuku sambil mengucek-ngucek matanya. Lucu sekali. Namanya Wu Chyou Fai, Wu adalah nama marga keluarga suamiku dan Chyou Fai artinya awal musim gugur. Anakku memang lahir saat awal musim gugur dan aku juga sangat senang saat melihat musim gugur. Namaku sendiri Zhou Jiang li, artinya aliran sungai yg indah. Zhou sendiri merupakan marga keluargaku.
"Kau sudah bangun, sayang." Kataku menghampirinya lalu menggendongnya.
"Aku ingin nonton film kaltun." Katanya cadel. Jagoan kecilku ini baru berumur 3 tahun loh.
"Mandi dulu, setelah itu nonton film kartun, bagaimana?"
"Tidak mau, aku mau nonton film kaltun." Rengeknya.
"Baiklah. Setelah itu mandi, oke?" Aku hanya bisa pasrah mendengar permintaanya. Aku benar-benar tak bisa tak menolak permintaannya.
"Oke. Aku cayang ibu." Lalu dia mencium pipiku. Aku balas dengan mencium hidungnya. Dengan sangat bersemangat dia menduduki sofa lalu mengambil remote tv. Setelah melihat acara kesukaannya dia melompat kegirangan di atas sofa. Aku memutuskan untuk menyiapkan peralatan untuk dia mandi. Namun, tak sengaja chanel tv berubah karena remote tv yang terinjak oleh kakinya sendiri. Dia merajuk, namun seketika serius melihat tv.

"Ma~ itu Klis Ge." Tunjuknya kearah tv dengan polos.
"Kris Ge?" Tanyaku heran sambil melirik kearah tv. Aku hanya tertawa karena Yifan dipanggil Kris Ge.
"Itu ayah, sayang. Bukan Gege."
"Tapikan cemua olang memanggilnya Klis Ge." Jawabnya dengan nada merajuk
"Lucu sekali sih anak ibu." kuhampiri Chyou, lalu kucubit pipinya yang chubby.
"Cakit." Rengeknya. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya. Saat aku melihat Yifan di tv, dia terlihat sangat tenang dan tak terlihat bahwa dia mempunyai masalah. Padahal saat ini, banyak hujatan tak senang, terutama dari para fans. Rencana hengkangnya Kris, memang tidak ada yang tahu secara pasti tak terkecuali aku yang merupakan istrinya. Dan memang banyak yang belum tahu bahwa Yifan sudah menikah karena ini keputusan kami, bahwa pernikahan kami tak mau disebarluaskan karena akan berpengaruh pada karir Yifan.
"Ayo nonton film kartun lagi." Lalu kupindahkan chanel tv, aku tak mau dia melihat ayahnya berada di tv. Walaupun dia tak paham dengan pembahasan yang ada di tv. Tapi dia pasti akan bertanya-tanya apa yang terjadi pada ayahnya.
"Ma, Klis Ge kapan pulang?" Tanyanya tiba-tiba.
"Kalau dia pulang dia pasti akan menelponmu, sayang." Kataku sambil memeluknya mencoba tersenyum padanya. Di saat ada masalah seperti ini mana mungkin dia pulang. Jika ia ada masalah saja, dia tak mau menceritakannya padaku maupun orangtua kami. Dia tak mau membebani aku sebagai istrinya, padahal aku ingin dia berbagi cerita denganku.

'Ting Tong'

"Ma, cepeltinya ada tamu."

'Ting Tong'

"Oh iya. Ayo kita lihat." Kataku lalu kami berjalan ke arah pintu.
"Oki doki. Tunggu cebental." Teriaknya.

'Cklek'

"Yifan.." gumamku, tak percaya dengan apa yg kulihat. Tapi kenapa.. dia ada di China? Bukannya dia.. berarti berita yg tadi?

"Ayah.." teriak senang Chyou. berlari ke arah Yifan, lalu digendongnya.
"Hai, jagoan kecil ayah." Mereka berdua terlihat seperti anak kecil, walaupun sebenarnya Chyou masih kecil. Aku hanya bisa terdiam. Aku bingung harus melakukan apa. Tubuhku seketika tak bisa bergerak, otakku tak memerintahkan apapun. Aku masih tak percaya dia pulang.
"Aku pulang." Katanya sambil melebarkan tangannya memintaku datang kepelukannya. Ragu-ragu aku menghampirinya.
"Ma~" ditarik tanganku oleh Chyou yang masih di gendongan Yifan, agar kami bertiga bisa berpelukan.
"Aku pulang" gumamnya sambil memelukku hangat. Diciumnya pucuk kepalaku. Air mataku tiba-tiba mengalir begitu saja. Perasaan hangat ini sangat kurindukan.
"Selamat datang" kataku ditengah isakan tangisku.
Seharusnya dia yang menangis, tapi malah aku yang menangis. Inikah yg namanya perasaan saling memiliki? Sampai-sampai kesedihan yang dia pendam bisa kurasakan. Aku tak mau melepaskan pelukan hangat ini.
"Ayah, ibu menangis." Ucap Chyou. Dia hanya tersenyum menanggapi perkataan Chyou.
"Iya, ibu menangis bahagia karena ayah pulang." Kataku.
"Bukan, tapi ibumu ini kan memang cengeng." Katanya sambil mencium gemas pipiku.
"A.. aku tidak cengeng." Belaku.
"Kalian cepelti anak kecil." Ucap Chyou dengan nada mengejek. Lalu diturunkannya Chyou dari gendongannya. Yifan hanya tersenyum mendegar celoteh anakku.
"Nona Wu, apakah aku tidak dipersilahkan untuk masuk?"
"Celamat datang di lumah, Klis Ge." Kata anakku sambil bergaya ala pelayan restoran.
"Oh! siapa yg mengajarkan itu padamu?" Katanya menatap tak percaya pada Chyou lalu memberikan delikan tajam padaku.
"Bukan aku. Dia melihatnya di tv kok."
"Habis, cemua olang memanggil ayah Klis Ge. Nama ayah kan bukan Klis Ge tapi Wu Yifan. Cekalang cemua olang juga memanggil ayah .... " terlihat dia sedang mengingat-ngingat nama panggilan ayahnya yang selalu disebut di tv sambil memasuki rumah.

'Cklek'

"Ah~ Mistel Ga.. mistel xie. Ah bukan.. Ah~ mistel Galaxy. Nama yang aneh." Teriaknya senang karena sudah mengingat nama panggilan ayahnya. Kami hanya menatap tak percaya dengan ingatannya yang tajam. Lalu kami saling menatap satu sama lain. Kami hanya bisa tertawa melihat anak kami, Wu Chyou Fai. Anakku dan Wu Yifan. Seorang artis yg sekarang sedang naik daun dan terkenal di China maupun di Korea. Mungkin juga seluruh dunia. Sangat digandrungi oleh anak-anak muda, terutama para gadis.
"Memang nama aneh." Kataku sambil melirik Yifan.
"Hahaha.. biarkan saja." Katanya sambil mencium keningku dan menggelitik Chyou.

"Ayah~, ayo nonton film kaltun cama-cama." Ditariknya Yifan kearah sofa.
"Baiklah"
"Ini minumanmu. Yang ini spesial buat tuan Wu kecil."
"Xie xie, ma." Kata mereka senang.
"Kalian benar-benar penyemangat hidupku." Katanya sambil terus memelukku dan Chyou. Lalu mencium pucuk kepalaku dan Chyou.
"Kedepannya, semoga akan jadi lebih baik." Bisikku. Dia hanya tersenyum, senyum lepas. Senyum yang seolah melepaskan rasa lelahnya.

"Ayah, aku belum mandi. Ayo mandi belcama."
"Ah~ pantas saja anak ayah masih bau" katanya sambil mencium badan Chyou dan menggelitiknya dengan kepala Yifan. Chyou hanya tertawa geli karena perbuatan ayahnya.
"Ayo, ibu juga ikut mandi belcama." Katanya. Kami sangat terkejut dengan apa yg dikatakan Chyou saat ini. Kulihat wajah Yifan sudah memerah dan aku juga merasa terjadi hal yang sama.
"Ibu mau masak makanan untuk kalian. Lagipula ibu sudah mandi. Ayo ayah dan Chyou saja yang mandi." Kataku gugup.
"Uh~ baiklah." Terdengar nada kecewa pada mulutnya.
"Tak apa, sekali ini saja yah?" Mohon Yifan padaku.
"Tidak" tegasku. Mereka berdua langsung mengeluarkan puppy eyes untuk menghasutku. Aku tidak suka melihat tatapan ini. Aku selalu lemah jika mereka sudah melakukan ini.
"Ibu, mau cek airnya dulu." Kataku berpura-pura ke arah kamar mandi, mereka terlihat kecewa dan berjalan gontai ke arah kamar mandi.
"Ayo cepat mandi" sambil menyiram air keran ke arah Chyou dan Yifan saat mereka sudah didalam kamar mandi.
"Hahaha.. ibu. Bajuku bacah."
"Habis kau tidak menuruti kata-kata ibu." Kataku jahil.
"Hey, baju baruku nih." Katanya sambil menahan air yang terus kusiram kearahnya.
"Akan kucuci, sayang." Teriakku girang.
Aku terus menyiram mereka berdua tanpa ampun. Tawa kami mengalahkan suara keran air yang terus menyiram mereka. Chyou terlihat senang sekali dan malah dinaikkan ke bathtub oleh Yifan sambil mengarahkan wajahnya ke keran air yg kusiram. Yifan saat ini sedang mencoba mengambil keran yang kupegang, namun aku berusaha menahannya. Kami seperti pemain basket, bedanya yang kami rebut adalah keran air. Tapi dia berhasil merebutnya dan menyiramku dengan tertawa bahagia. Aku mencoba merebut kembali keran air tersebut
"Hentikan!" Kataku.
"Aku tidak dengar, sayang." Kata Yifan jahil.
"Ayo ayah, cilam ibu telus Hahaha.."
"Yifan.." teriakku.
"Apa nona Wu Jiang li." sambil terus menyiramku dan Chyou Dia hanya tertawa, tertawa.

Biarkan tawa Yifan, tawa kami lebih tepatnya menghapus semua kesedihannmu.

Untuk saat ini, biarkan seperti ini, yah. Mungkin kedepannya akan menjadi lebih baik dan keputusanmu saat ini mungkin itu yang terbaik. Aku akan mencoba menghapus semua lukamu saat ini, aku akan selalu memberikan kebahagiaan untukmu, aku akan selalu menghapus semua rasa lelahmu. Aku akan selalu mendungkungmu.

Doaku terus menyertaimu, Wu Yifan.

Uri leader, Wu Yifan.

*******

Created by : megu megumi
Inspiration : Wu Yifan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro