[SongFict] You Belong With Me

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.
.
you're on the phone with your girlfriend
shes's upset
she's going off about something that you said
she doesn't get your humor like I do
.
.
Melihat pemandangan di seberang kamarku hanya membuatku sakit. Pria itu sedang sibuk menelepon kekasihnya walaupun aku tahu, sesekali raut wajahnya berubah menandakan kekesalan lalu membuang nafas dengan kesal. Setelahnya ia menutup telepon, dan menengok ke arahku. Ia pergi ke balkon kamarnya dan memintaku untuk pergi ke balkon pula.
"gwaenchana?"
"ani, geuyang."
"tidak tidur?"
"belum ngantuk. kau sendiri kenapa belum tidur?"
"belajar, besok ada ujian fisika."
"ah~" katanya sambil saling menepuk tangannya. "belajar yang rajin yah, supaya aku besok bisa mencotek hasil ujian mu."
"Jugulae."
Ia hanya tertawa mendengar penuturanku.

Aku dan dia memang sudah cukup lama bertetangga dan bersahabat, kira-kira semenjak kami duduk dibangku sekolah dasar. Dan secara tak sengaja pula kamar kami sama-sama dilantai dua dan bersebrangan. Dia juga teman sekelasku sampai saat ini, sekarang kami duduk di bangku kelas 3 SMA. Entah sejak kapan pula aku mulai menyukainya, aku sudah hafal kebiasaannya dan tahu segala hal tentangnya. Aku selalu berdebar-debar ketika dekat dengannya namun aku tak bisa jujur dengannya. Tak pernah ada kesempatan untuk mengatakan bagaimana perasaan ku padanya.

******

I'm in the room
it's typical tuesday night
I'm listening to the kind of music
she's doesn't like
she'll never know your story
like I do
.
.
Malam ini sebenarnya ia mengajak ku menonton pertandingan tim football nya. Tapi aku terlalu malas untuk melihatnya. Alasan pertama karena aku lebih senang belajar daripada harus keluar malam. Alasan lainnya karena pasti ada pemandangan tambahan, dia dan kekasihnya. Namun, ketika ia akan berangkat ke tempat pertandingan, ia sempat bercerita bahwa hubungannya dengan kekasihnya tidak terlalu baik saat ini, ia memintaku mendoakan supaya hubungannya saat ini akan baik-baik saja selanjutnya dan ia bisa memenangkan pertandingan saat ini. See? aku lebih tahu tentangnya daripada kekasihnya, belum tentu juga kekasihnya tahu cerita sederhana seperti ini.
.
.
but she wears short skirts
I wear t-shirts
she's cheer captain
and I'm on the bleachers
dreaming about the day
when you wake up and find
that what you're looking for
has been here the whole time
.
.
Ia mulai berjalan kearah sekolah. Aku hanya bisa menatapnya dari kamarku. Aku tahu aku hanya seseorang yang biasa saja. Aku hanya senang memakai baju kaos dan celana jins, sedangkan kekasihnya selalu memakai rok pendek dan baju glamor. Aku memang hanya seorang kutu buku, sedangkan ia seorang kapten tim cheerleaders. Aku yang bermimpi suatu hari nanti dia bangun dari tidurnya dan menemukan apa yang ia cari selama ini adalah sesuatu yang terus menerus berada di hadapannya. Aku. Tapi apakah itu hanya mimpi? Bisakah menjadi kenyataan?
.
.
if you could see
that I'm the one
who understands you
been here all along
so why can't you see
you belong with me
.
.
Jika ia sejenak saja melihat siapa yang hanya mengerti dia, seseorang yang selalu ada untuknya. Kenapa ia tak pernah melihatku? Sahabatnya, yang jelas-jelas ada di depan matanya. You belong with me. Lelah, itulah yang kurasakan saat ini. Kuputuskan untuk pergi menuju ke tempat tidurku. Menikmati mimpi yang akan datang padaku.

******

walking in the streets
with you and your worn out jeans
i can't help thinking
this is how it ought to be
thinking to myself
hey, isn't this easy?
.
.
Tadi sore kau tiba-tiba mengajakku pergi main malam ini. Kupikir sudah lama juga kau dan aku tak pergi keluar malam, aku pun setuju dengan usulanmu. Berjalan ke perbukitan di sekitar rumah denganmu yang hanya menggunakan baju kesukaanmu. Aku tak bisa berpikir dengan baik, aku bahkan tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.
"Jebal~ jangan memikirkan pelajaran besok. Bisakah kau bersantai sedikit." Celetuknya.
"Ah? Aku tidak memikirkan pelajaran, pabbo!" Jawabku ketus. 'Aku sedang memikirkan bagaimana harus memulai pembicaraan denganmu, pabbo!' rutukku dalam hati. Padahal biasanya aku bisa dengan mudah memulai pembicaraan dengannya, tapi kenapa rasanya saat ini mulutku sangat kelu.
.
.
and you've got a smile
that could light up this whole town
i haven't seen it in a while
since she brought you down
you say you're fine
i know you better than that
hey what you doing
with a girl like that
.
.
"Ya! Lihat. Indah bukan?" katanya sambil memukul kepalaku.
"Ne, sangat indah." Pemandangan indah yang dihasilkan dari lampu-lampu cahaya kota terlihat sangat indah jika dilihat dari atas perbukitan. Ia tersenyum dengan sangat indahnya, seperti tidak memiliki beban. Aku baru ingat, sudah lama ia tak tersenyum seperti ini semenjak berpacaran dengan kekasihnya.
"Gwaenchana?"
"Gereom. Nan gwaenchana."
"Jinjjayo?"
"Jinjja, jeongmal."
"Kau akan lebih baik jika putus dengan gadis itu, Dae."
Ia hanya memberikan senyuman padaku, lalu menatap lampu-lampu kota yang sedang menghias bumi dengan tatapan sendu. Aku tahu kau sedang dilanda kegelisahan.
.
.
she wears high heels
I wear sneakers
.
.
Aku tahu dia seseorang yang senang memperindah kakinya dengan high heels, sedangkan aku senang menggunakan sneakers. Tapi aku nyaman dengan itu dan kau pun tak mempermasalahkannya. Kau selalu bilang, bahwa kau suka dengan gayaku. Tapi tetap saja, dia yang kau pilih.
.
.
standing by and
waiting at your backdoor
all this time
how could you not know, baby
you belong with me
.
.
Saat akan pulang dari jalan-jalan malam. Kau tiba-tiba mendapat pesan, wajahmu berubah menjadi berseri-seri. Kau menyuruhku untuk pulang terlebih dahulu karena kau ada sedikit urusan. Aku tahu, pasti dengan gadis itu kan? Aku menggangguk, mengatakan bahwa aku akan pulang duluan. Namun, sampai tengah malam, kau belum juga pulang. Kulihat dari lampu kamarmu yang masih saja setia menerangi kamarmu malam ini. Aku menunggumu di depan pintu kamar menuju balkon ku. Kenapa kau tak tahu bahwa ada seseorang yang menunggumu? You belong with me.

******

oh, I remember
you driving to my house
in the middle of the night
I'm the one who make you laugh
when you know you're about to cry
and I know your favorite songs
and your tell me about your dreams
think I know where you belong
think I know it's with me
.
.
Aku ingat, pernah suatu malam kau meneleponku tiba-tiba. Kulihat jam sudah hampir tengah malam. Kau bilang apakah aku ada dirumah, tentu saja, aku kan tipe orang rumah.
"Aku menginap dirumahmu yah hari ini?"
"Boleh. Kebetulan orangtuaku sedang pergi keluar kota."
"Baiklah. Tunggu aku."

Tak lama kau datang dengan memamerkan senyum indahmu. Walaupun aku tahu bahwa kau habis menangis karena matamu yang terlihat sembab dan masih sedikit tersisa air mata dipelupuk matamu. Kau langsung pergi kekamarku setelah berganti baju dan mengambil beberapa camilan. Kau menyambar laptopku dan membuka sembarang file foto, aku mulai membahas tentang foto-foto lama yang kau buka. Kau merasa malu dan sedikit tertawa mengingat kejadian yang ada di foto.
"Menggelikan. Sejak kapan aku bisa melakukan hal itu." Ucapnya sambil menahan malu.
"Sejak kau mulai menantang teman besar kita dikelas. Kau kalah taruhan dan akhirnya kau terpaksa melakukan hal itu." Ucapku dengan sinis.
"Ugh! menyebalkan sekali kau memiliki foto ini." ucapnya. Aku hanya bisa menertawakannya. Kesal dengan tingkahku ia langsung menyalakan mp3 playerku dengan volume maksimal. Memilih lagu kesukaannya yang berada di playlistku.
"Yak! Jugulae! Bagaimana kalau kita mendapat protes dari tetangga?"
"Tak apa, tetanggamu kan aku. Aku harus mulai menjadi seorang musisi."
"Terserah."
Aku tahu kau sedang sedih. Aku tahu kau sedang kesal. Aku tahu kau baru saja putus dengan kekasihmu. Aku hafal betul dengan sikapmu, kau melampiaskan kekesalanmu dengan memutar lagu keras-keras.

Daehyun-a, think I know where you belong, think I know it's with me.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro