Speed Series : 3 - Princess Aurora

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cast :

Sejoon (Speed member)
Yunso (OC)
Other cast
.
.
.
.
/Bruk/

"Ada yang pingsan! Cepat panggil petugas kesehatan?"

"Kalian! beri jalan untuk petugas kesehatan."

"Gwisim yeoja itu kambuh lagi penyakitnya."
.
.
.

- Aku ingin merasakan rasa sakit yang kau rasakan. Sejoon -

.
.
.
.
"Kau istirahat saja, tapi jangan berisik. Karena disebelahmu ada siswi yang sedang sakit." Ucap dokter sekolah pada seorang siswa yang baru saja selesai diobati, Sejoon.
"Ne, uisanim."
"Aku pergi keluar dulu."
"Ne, gamsahamnida." Ucap Sejoon.
Sejoon mendekati tempat tidur dengan kaki yang tertatih, kakinya terkilir saat pelajaran olahraga berlangsung. Ia jadi diminta untuk istirahat di ruang uks.

Saat akan mengistirahatkan diri ditempat tidur, Sejoon mendengar suara dari sebelah tempat tidurnya. Ia menghampirinya lalu melihat seorang gadis berambut panjang sedang risau dalam tidurnya. Seperti bermimpi buruk. Tanpa sadar ia mengusap kepala gadis itu secara perlahan dan tersenyum saat melihat gadis itu kembali tidur dengan nyaman.
"Yeppeo." Gumam Sejoon.

******

Lapangan bola sekolah Deeps High School ramai oleh anak-anak yang sedang bertanding bola. Penonton yang terdiri dari siswa dan siswi ramai menduduki bangku penonton. Pertandingan antar kelas sedang berlangsung di lapangan merupaka serangkaian acara festival.
Sejoon merupakan kapten di tim kelasnya. Karena permainan bolanya sangat bagus, dia dipercaya oleh wali kelas sebagai kapten.
"Taeha, tendang kemari." Teriak Sejoon.
"Ne!" Taeha langsung memberikan bola pada Sejoon.
Teriakan dukungan penonton mulai memanas kala Sejoon mendekati gawang. Dan ternyata dia berhasil memasukkan bola kedalam gawang. Tambahan skor untuk kelas, pikirnya.

Pertandingan dimulai kembali saat Jongkook, teman Sejoon yang saat ini menjadi lawannya, melambungkan bola ke tengah lapangan. Namun bukannya ketengah lapangan, tendangan itu malah menuju kearah perempuan yang sedang berdiri di samping lapangan.

"AWAS!"

/brug/

Semua orang yang berada dilapangan berhamburan menuju gadis yang terkena bola. Sejoon pun sama, ia langsung menggendong gadis itu dan minta permainan diberhentikan sementara. Ruang kesehatan sekarang adalah tujuan utamanya.
.
.
.
.
"Kepalanya hanya terbentur bola dan sepertinya dia terkejut, makanya dia pingsan. Tidak ada luka serius."
"Jinjjayo?"
"Ne, jeongmal jinjjayo. Kau tidak percaya pada gurumu ini, hehm?" Ucap sang guru sambil mendelik tajam pada Sejoon.
"Ne, ne. Arraseoyo. Gamsahamnida." Ucap Sejoon sambil sedikit membungkuk.
"Ne, aku pergi keluar dulu yah."
"Ne."
"Oiya, katakan pada nona Cho untuk beristirahat dulu sampai waktu istirahat."
"Ne."
Lama ia menatap gadis bermarga Cho itu. Sesekali mengusap pucuk kepala Cho Yunso, yang ia tahu dari nametag diseragamnya. Sejoon yang duduk disebelah tempat tidur Yunso, masih saja terus memperhatikan Yunso dari dekat. Beberapa menit kemudian Yunso akhirnya bangun dari pingsannya. Merasa asing dengan kehadiran Sejoon, ia langsung bangun dan menarik selimut. Yunso terkejut melihat malaikat kesukaannya berada dihadapannya.

"Mianhamnida, nuguseumnida?" ucap Yunso sambil menunduk malu, membuat wajahnya yang pucat bersemu merah karena melihat Sejoon dihadapannya. Ia berpura-pura tak mengenalnya padahal ia hafal sekali tentang Sejoon.
"Ah ne, Sejoon imnida. Annyeonghaseyo." Ucap Sejoon sambil sedikit membungkuk.
"Cho Yunso imnida."
"Aku tadi tak sengaja menendang bola ke arahmu, kau pingsan dan aku langsung membawamu kemari. Apa kau baik-baik saja?" lanjut Sejoon.
"Gwaechana, gamsahamnida." Ucap Yunso malu-malu.
"Sebagai permohonan maaf, kau boleh meminta apa saja padaku." Ucap Sejoon sambil mengusap tengkuk lehernya. Saat tak sengaja menatap Yunso, ia langsung memalingkan wajahnya. Sejoon merasakan dadanya berdegup sangat kencang. Yunso yang melihatnya hanya tersenyum.

"Maukah kau menjagaku?" Sejoon langsung menatap Yunso dengan tatapan bingung. Yunso terkikik geli melihat malaikatnya.
"A..aku sebenarnya fans mu." Ucap Yunso malu-malu. "Aku senang sekali bisa bertemu denganmu dan melihatmu dari dekat, tapi aku selalu sebal jika kita selalu bertemu diruang uks." Lanjutnya sambil menunduk malu. Sejoon yang mendengar penuturan Yunso, wajahnga langsung bersemu merah.
"K..kau fans ku?" Ucap Sejoon sambil menunjuk dirinya sendiri, nada suaranya pun seperti menahan rasa bahagia yang ada dihatinya. Rasanya ia ingin berteriak saat itu juga namun ia mencoba menetralkan perasaannya dengan berdeham.

"Baiklah, sebagai seorang idola, aku akan menjagamu, dengar.." Sejoon mulai berbicara serius sambil menarik dagu Yunso agar bertatapan langsung dengannya. "Jika kau merasa sakit atau membutuhkanku, datanglah padaku. Aku akan mengobatimu. Mengerti?" Ucap Sejoon. Yunso terpaku mendengar kata-kata Sejoon dan menjawabnya dengan anggukan. Mereka berdua memberikan senyuman termanis yang mereka miliki yang berasal dari lubuk hati mereka.

'Gamsahamnida, my prince.'

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro