Chapter 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sehari setelahnya, mereka kini lebih overprotektif pada (name) hingga membuat (name) kebingungan. Ingin melakukan ini, tapi salah satu dari mereka akan mencegah.

"(Name), kenapa kau hanya duduk ?" Tanya Leo dengan kertas tebal di tangannya. "Mereka melarangku melakukan apapun. Jika aku ingin bermain, mereka langsung disekitarku. Aku ingin makan, salah satu dari mereka pasti mengawasi. Kurasa hanya duduk atau di kamar mandi saja yang mereka tidak awasi" keluh (name) yang sama sekali tak mengerti kondisi yang mereka rasakan saat (name) tenggelam saat itu.

"Mungkin jika membantuku membuat lagu tidak apa-apa kan. Lagi pula, mereka tidak akan mendekat. Karena ou-sama disini bersama (name) !!!" Ucap Leo yang kemudian memeluk (name) dengan tiba-tiba. Alhasil, (name) tersipu malu atas tindakan Leo yang tiba-tiba ini.

"Haahhh.... Andaikan saja jurusan idola lebih banyak produsernya, jadi aku tidak perlu susah susah bersaing untuk mendapatkan mu" gumam Leo setelah melepas pelukan dari (name), namun masih menatap lekat wajah gadis itu. "Eh?" Ucap (name) yang tidak paham atas gerutuan yang diucapkan oleh Leo.

Lama-lama, wajah mereka mendekat satu sama lain. Bahkan (name) telah menutup matanya, namun Leo berhenti dan tidak memanfaatkan kesempatan yang ada. Tawaran ringan dari Leo membuat (name) membuka matanya perlahan, "Tidak adil jika aku bersaing dengan seperti ini. Ou-sama tidak pantas bermain curang" ucap Leo yang tenang, bahkan lebih tenang dari biasanya yang membuat (name) semakin tidak paham atas perubahan semua pria didekatnya.

"(Name), aku akan memberikan mu hadiah. Tapi tidak sekarang, whahahahahahaha" ucap Leo yang sadar akan kebingungan gadis dihadapannya dan membuat gadis dihadapannya sweatdrop .

Disisi lain, mereka tak sadar bila mereka diawasi oleh seseorang. Atau bahkan bisa mengancam salah satu dari mereka.

*****

Seminggu telah berselang, kini mereka telah kembali dan menjalani hari mereka seperti biasa. Latihan, kerja, bersaing demi popularitas, atau bahkan memikirkan tentang perasaan mereka pada (name).

Brukk...

"Jangan macam-macam kau, Tsukinaga Leo" ucap Eichi dengan nada mengancam dan tatapan mengintimidasi. Leo yang tengah terjatuh pun tampak tak acuh dengan apa yang Eichi berikan.

"Lagipula, dia yang berhak memilih siapa dan kau tidak ada alasan untuk menghancurkan knights no ou-sama " ucap Leo dengan tatapan tak kalah mengintimidasi dari Eichi sambil mengelap darah diujung bibirnya. "Maka aku akan mengajukan judgement padamu, Eichi Tenshouin" sambung Leo dengan gagah berani dan sebuah seringaian disungging kan pada pria di depannya, kemudian ia pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Bukannya takut, Eichi malah semakin senang mendengar hal itu dikatakan oleh seorang yang tak pernah membuatnya bosan dan ditambah dengan kenyataan bahwa ia semakin menginginkan (name) menjadi miliknya seorang. Disisi lain, aura mencekam keluar dari tubuh Leo sehingga membuat beberapa siswa yang melintas merasa takut atau bahkan lebih memilih menghindar daripada harus melewatinya. Bahkan (name) berusaha mendekati Eichi maupun Leo untuk bicara baik-baik juga nihil.

*****

"Sudah lama tidak merasakan suasana ini setelah Trickstar menang atas Fine" ucap Rei sambil meminum teh yang telah disediakan oleh si kembar. "Um, bahkan aku tak bisa mendekat seperti saat Trickstar" ucap (name) dengan nada yang sangat sedih. "Tenkousei, jika Knights dan Fine sedang ada pada masa ini, maka tidak ada satupun celah diantara mereka untuk bisa didamaikan secara umum. Secara sekilas Knights hampir mirip kami, Five Oddballs " jelas Rei dengan tampang serius.

"Tenkousei, kau terlalu fokus pada Trickstar hingga lupa pada sifat dan karakteristik tiap unit" ucap Hinata sambil geleng kepala. "Itu tidak baik loh, tenkousei" sambung Yuuta sambil membentuk tangannya seperti tanda silang di dada.

Tak lama kemudian, (name) pun tersentak dan kemudian lari sekuat tenaga menuju belakang panggung. Namun bukannya menuju belakang panggung, (name) telah ditarik oleh Trickstar untuk menonton pertandingan atau lebih tepatnya perkelahian antar dua idola yang memiliki ketua dengan strategi terkuat.

Duet dua ketua pun tak terhindarkan atau bahkan semakin mencekam. Dua ketua yang tak ingin kalah maupun mengalah hingga titik darah penghabisan mereka.

Tak lama kemudian ketua dari Fine, Eichi Tenshouin pun ambruk dan membuat semua audience bahkan para staff terkejut. Hingga membuat para member kembali ke panggung demi memapah sang ketua.

"Kurasa kau benar, Tsukinaga Leo. Senang bisa bertarung lagi denganmu" ucap Eichi dengan nada terengah-engah dan kemudian keluar dari panggung. Kini para audience mulai berteriak meminta encore dari sang pemenang, Knights.

"Whahahahahahahaha terimakasih atas dukungan kalian. Sekarang, Knights akan mempersembahkan satu lagu untuk seseorang yang telah berjasa pada kami. Um, kurasa bukan hanya kami tapi para idola di Yumenosaki Gakuen . Sekarang nikmatilah, Gratefull Alligiance" ucap Leo dengan tatapan sangat meyakinkan dan sedikit kelembutan disana. Tak lama setelah monolog itu, musik pun berbunyi dan Knights mulai menampilkan penampilan terbaik dari mereka.

"Mungkin ada masalah besar diantara mereka" ucap Hokuto di tengah-tengah keramaian konser. "Masalah besar ?" Tanya (name) dan tidak disambut oleh Trickstar.

*****

Sesudah menyaksikan encore, Trickstar mengajak (name) pergi ke suatu tempat yang sangat hening. (Name) hanya bingung melihat kelakuan mereka, terutama Subaru. Tidak biasanya kalau raut wajahnya seakan mengerti sesuatu yang sangat penting, kecuali Hokuto menjelaskan padanya.

"Maaf (name), tapi kurasa sudah saatnya kau tahu semuanya" ucap Subaru yang memulai membuka suara diantara unitnya. Sementara (name) hanya menatap mereka dengan kebingungan sampai Hokuto menghela nafas panjang. "Yang terpenting, ini belum sebesar yang terlihat. Kita harus membuat mereka bersabar" ucap Hokuto serius dan disambut anggukan oleh Mao maupun Yuki.

"Boleh aku tahu maksudnya ?" Tanya (name) dengan wajah bingung juga memelas. "Hmmmm, kami semua sedang....shafhakabeyehkwoauabwmsu" ucapan Yuki menjadi tak jelas, akibat Subaru yang tiba-tiba menutup mulut Yuki dengan senyum canggung.

"Sedang apa ?" Ulang (name) dengan tatapan lebih penasaran. "Sedang merencanakan kelulusan" ucap Mao sambil tertawa ringan dan disambut dengan helaan nafas lega dari Hokuto. "Begitu ya, kuharap kalian juga cepat lulus ya" sahut (name) disertai dengan senyuman indahnya yang biasa ia tunjukkan pada semua lelaki disini.

*****

Kini sudah tiga tahun semenjak (name) dan para sahabatnya lulus dari Yumenosaki. Status (name) yang sekarang adalah seorang mahasiswa jurusan musik. Ia memilih hal itu karena ia sangat yakin dan percaya pada pengalamannya saat menjadi produser dari para unit Yumenosaki, khususnya Trickstar.

Sekarang (name) sedang ada di acara reuni. Disana, semua unit yang pernah ia produseri sangat tidak berubah. Hanya bentuk fisik atau bahkan penampilan saja yang berubah.

Tak lama kemudian mereka berbaris rapi sambil membawa bunga mawar merah di tangannya,

"(Name), maukah kau menjadi pendamping hidupku ?"

Ucap mereka serempak yang membuat (name) langsung senam jantung. (Name) tak percaya jika empat puluh orang siswa Yumenosaki memilihnya sebagai calon istri ditambah dengan senyum dari para guru serta senyum kedua orang tua Hokuto yang turut membuat (name) sangat canggung. Selain itu, tak lupa pula dua orang dari Reimei dan Shuetsu yang pernah menjabat sebagai anggota Fine pun ikut melakukannya.

(Name) terdiam sambil bersemu merah. Ia bingung apa yang harus ia putuskan dan ia juga tak ingin menyakiti hati mereka. Simpang siur, bimbang, dan ragu itulah yang hati (name) rasakan sekarang.

"Maaf, aku memilih kalian semua yang akan menjadi pendampingku" ucap (name) dengan senyuman termanis yang pernah mereka lihat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro