Chapter 20

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prank.....

Suara piring pecah di pagi hari memangnya tidak mengenakkan. Apalagi jika piring itu pecah di ruangan kesayangan suaminya yang ahli meramal atau dunia sihir, Natsume Sakasaki.

"A ah, ma maaf... Akan ku bereskan" ucap (name) sambil membersihkan pecahan piring itu, sementara Natsume kembali berkonsentrasi pada penemuannya.

"Natsume-chan !!!!!"

Panggilan itu pun sontak membuat Natsume kesal. Pasalnya ia sangat tak menyukai panggilan itu, terutama dari orang yang memanggil. "Sudah kubilang jangan panggil nama itu" ucap Natsume. "Tapi, nama itu imut" bela Aoba. "Jangan ! Sudah kubilang, jangan ! Nanti (name) tahu !" Amuk Natsume. Namun karena mereka merasa ditatap oleh seseorang, akhirnya mereka pun menatap balik orang tersebut.

"Natsume....-chan" ulang (name) pelan. "(Name)-chan, jangan ucap nama itu lagi" ucap Natsume yang berusaha lembut pada (name) meskipun ia ingin sekali marah jika ada yang memanggilnya seperti itu.

Lain tempat maka lain situasi, sekarang Wataru sedang melatih Kaoru untuk perannya yang baru yaitu sebagai selingkuhan sang tokoh utama. Wataru yang membaca naskah pun sudah tahu apa yang harus ia lakukan pada temannya satu ini.

"Hm hm, kau salah. Ucapkan dengan lantang" ucap Wataru sambil memperhatikan seluruh gerak gerik Kaoru. "Ketahuilah pria payah, kau hanya membuatnya semakin menjauh darimu" ulang Kaoru. "Bukan, bukan seperti itu" potong Wataru dan ia mengulang dengan nada sinis.

Mendengar pelafalan serta ekspresi Wataru, Kaoru hanya bisa sweatdrop. Pasalnya, ialah yang paling cocok untuk menjadi seorang aktor daripada dirinya. "Ulangi lagi, Kaoru" ucap Wataru dan Kaoru pun melakukan sesuai dengan apa yang Wataru lakukan.

*****

Kini waktu telah menunjukkan pukul dua belas siang, namun (name) dan suaminya yang lain pergi berbelanja. Kecuali bagi Wataru dan Natsume. Mereka merasa lelah akan hal yang terjadi hari ini.

"Kak, hari ini sungguh melelahkan" ucap Natsume sambil menghela nafas. "Um um, lelah namun sungguh menyenangkan. Amazing~♪" sahut Wataru sambil menatap lembut pria dihadapannya. "Jadi, bagaimana dengan pandangan masa depannya ?" Sambung Wataru.

Helaan nafas yang sangat berat pun keluar dari Natsume. Ia tak menyangka jika orang yang ia anggap kakaknya akan bertanya seperti ini dengan cepat. "Aku belum mengetahui secara pasti, kak. Aku masih membutuhkan waktu. Kemungkinan, kau pasti sudah tahu jawabannya" jelas Natsume.

"Aku tahu ataupun tidak, tidak akan merubah hasil. Semua tergantung bagaimana kita menghadapi dan mengantisipasi semua kemungkinan yang terjadi. Tokoh antagonis yang tak kenal lelah, harus bisa membuat tokoh protagonis semakin semangat untuk memperjuangkan semua yang telah ia miliki" tambah Wataru. "Kau benar, kak. Aku akan terus membuat perubahan drastis dalam sihirmu dan akan ku pergunakan untuk membantu mengantisipasi keluarga ini" ucap Natsume.

"Kau tidak bisa menentang takdir. Karena takdir Tuhan sangat kejam"

"O ya, Ran-kun tidak ikut bersama mereka ?" Tanya Wataru dengan santai. Namun Ran tidak menjawab apapun, ia sibuk pada sebuah benda kecil yang pernah (name) berikan padanya.

"Suatu kebodohan bagi manusia jika ia berusaha menentang takdir yang ditetapkan oleh-Nya. Manusia hanya akan semakin jatuh dan jatuh ke lubang yang sama, bahkan manusia itu bisa mati secara perlahan-lahan" ucapnya. "Amazing~♪ namun Ran-kun, baik antagonis maupun protagonis hanya manusialah yang menentukan. Secara tak langsung, manusia sendiri yang mengubah apa yang Tuhan berikan pada mereka" jelas Wataru. Sementara Natsume, ia mencoba memahami gerak-gerik suami (name) yang satu ini. Namun, di satu sisi ia masih sangat benci akan ingatan masa lalu dengan orang itu.

"Kurasa kau hanya ingin bilang jika apapun yang terjadi pada (name) tidak bisa kami lindungi, bukan ?" Tanya Natsume. "Kau hanya tidak tahu cara melindungi seseorang" jawab Natsume dengan sakaristik dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Misterius seperti biasa ya, Ran-kun. Tapi, apa yang dikatakan kalian memang benar. Namun kuharap kau bisa mengerti apa yang menjadi tujuan kami, termasuk perasaan (name)" ucap Wataru yang kemudian menyusul pergi untuk menenangkan adiknya.

*****

Kini malam telah menunjukkan pukul 20.00 dan kegelisahan sedang menimpa Natsume yang memiliki firasat jika akan terjadi sesuatu pada orang yang ia sayangi. "Tenanglah, Natsume. Tidak akan terjadi apa-apa, percayalah" ucap Wataru sambil membersihkan koleksi topengnya yang ia bawa ke perpustakaan kesukaan adiknya ini.

"Kak Rei, apa dia belum memberi kabar juga ? Atau orang itu ?" Tanya Natsume yang dijawab dengan sebuah gelengan semata. Natsume pun terdiam dan memikirkan atau menerka apa yang mereka lakukan diluar sana hingga lupa untuk pulang. Disisi lain, kasihan pula jika para maid telah lelah memasak makanan untuk mereka.

Tak lama kemudian, seorang pria yang kurang ia sukai pun telah kembali dengan senyumannya.

"O ya, Aoba-kun ?" Ucap Wataru. "Kalian dipanggil oleh Eichi" jawab Aoba singkat. "Cih, ada apa dengan orang itu ? Menyakiti (name) ?" Tanya Natsume dengan sakaristik. "Ckckck, adikku yang manis. Jangan bicara seperti itu, karena kita bisa seperti pula berkat dirinya. Walaupun (name) yang berperan lebih banyak. Ayo kesana" ajak Wataru yang membuat Natsume pun membuntutinya.

Sesampainya disana, lampu LED berwarna emas pun mulai menyala satu persatu dan menampilkan hiasan indah yang tersusun rapih pada taman. Tak lupa, disana telah berkumpul para suami (name) yang lainnya.

Dan tak lama kemudian, (name) pun menghampiri kedua suaminya itu. "Selamat ulang tahun, kalian berdua" ucap (name) ramah. "Tapikan, ulang tahun kak Wataru masih lama" ucap Natsume yang bingung.

(Name) pun tersenyum gemas pada tingkah bingung suaminya satu ini, "Kalian berdua sangat dekat, jadinya kami berpikir untuk menggabung perayaan hari ulang tahun kalian. Maaf, jika Natsume kurang menyukainya" jelas (name).

Pat Pat....

"Tidak, aku menyukainya. Aku selalu menyukai semua pemberianmu" ucap Natsume sambil mengelus surai (name).

"AMAZINGGU~♪ mari kita rayakan malam penuh bahagia antara aku dan adikku ini dengan penuh suka cita !!!! AMAZINGGU~♪" ucap Wataru dengan penuh antusias. "Berisik ! Cukup teriak-teriak nya" protes Tori yang sudah menutup telinganya erat-erat.

Kemudian, acara perayaan ulang tahun mereka pun dimulai dengan lancar dan ditutup dengan segala ucapan terima kasih kepada para suami (name) yang lainnya.

Kini Wataru menggandeng erat (name) untuk kembali ke kamar mereka. Selama perjalanan kembali, mereka cukup hening. Bahkan Wataru hanya tersenyum seperti biasanya.

Sesampainya di kamar, (name) mendudukkan dirinya dengan lemas di ranjang. "Kau lelah ?" Tanya Wataru yang kini telah duduk disebelah (name). "Tidak kok. Hanya khawatir, apakah Natsume menyukai perayaan tadi atau tidak. Jika tidak, maka aku akan terus meminta maaf padanya" jawab (name) dengan ekspresi yang tak menentu.

Tangan Wataru pun bergerak untuk menyentuh dagu (name) dan membuatnya menatap Wataru sekarang. "Natsume tidak kecewa. Ia hanya belum siap jika kau menggabungkan segalanya. Karena kami tak pernah memikirkan diri sendiri semenjak bersama mu. Karena kau adalah sumber sihir kami. Bersama mu, kami bisa melakukan apapun tanpa khawatir demi melihatmu bahagia. Sekarang tersenyumlah" jelas Wataru yang terlihat berbeda dari biasanya. (Name) pun mengembangkan senyuman indahnya. "AMAZIN..." Teriakan Wataru pun telah berhasil dicegah oleh tangan mungil (name).

"Sssttt, jangan teriak. Nanti yang lain terganggu" bisik (name) dan dibalas anggukan oleh Wataru. Setelahnya, (name) pun melepas tangannya dan menghela nafas pelan. Wataru pun menggenggam serta mencium lembut tangan (name), layaknya seorang pangeran pada putri idamannya.

"Kami akan berusaha membuatmu bahagia, (name)"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro