11 Februari 2024

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

|| Day 11 | E-Jazzy ||

Tema:
Buatlah cerita dengan setting pasca tsunami

|| 306 Words ||

|| Post-Disaster, Songfiction ||

"Enggel mon sao curito ...."
(Dengarlah sebuah cerita.)

"Inang maso semonan ...."
(Pada zaman dahulu.)

"Manoknop sao fano ...."
(Tenggelam satu desa.)

"Uwi lah da sesewan ...."
(Begitulah mereka ceritakan.)

Kudengarkan para wanita di teras rumah yang baru kami sambangi bersenandung. Mereka semua adalah korban selamat dari bencana tsunami yang menimpa seluruh tempat ini Desember lalu. Dengan jumlah korban mencapai 227.898.

Sementara di sini, tercatat 7 korban jiwa dari total 78.000 penduduknya. Senandung yang barusan kudengar, diwariskan turun-temurun, merupakan alasan banyak sekali nyawa selamat dari bencana tersebut.

"Unen ne alek linon ...."
(Diawali oleh gempa)

"Fesang bakat ne mali ...."
(Disusul ombak yang besar sekali)

"Manoknop sao hampong ...."
(Tenggelam seluruh negeri)

"Tibo-tibo mawi ...."
(Tiba-tiba saja)

Begitu penduduk menyadari tanda-tanda tsunami, yang mereka kenali lewat Nandong Smong dari tutur para orang tua dan kakek dan nenek dan buyutnya sejak 1907, warga pun mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi.

Meski demikian, tetaplah beberapa orang tertinggal. Tetaplah beberapa orang, seperti yang diyakini keluarga mereka, menjadi syuhada. Seorang perempuan bercerita pada tim liputan kami dengan mata berkaca-kaca bagaimana orang terkasihnya memohon untuk ditinggalkan saja karena tidak kuat berlari.

"Anga linon ne mali ...."
(Jika gempanya kuat)

"Uwek suruik sahuli ...."
(Disusul air yang surut)

"Maheya mihawali ...."
(Segeralah cari)

"Fano me singa tenggi ...."
(Tempat kalian yang lebih tinggi)

"Ede smong kahanne ...."
(Itulah smong namanya)

Sepanjang jalan, bisa kulihat apa yang ditinggalkan dan diseret sapuan gelombang. Perairan masih tampak gelap kecokelatan, jalanan masih berlumpur pekat, tiap-tiap bangunan tinggal rangka yang masih bersikeras untuk berdiri di tempatnya menancap.

Pemandangan ini, tutur kisah mereka, dan senandung yang para korban selamat akan wariskan kembali—semua itu akan terus merekat dalam memoriku bahkan jika aku sudah pulang nanti.

"Turiang da nenekta ...."
(Sejarah nenek moyang kita)

"Miredem teher ere ...."
(Ingatlah ini betul-betul)

"Pesan dan navi da ...."
(Pesan dan nasihatnya)

Di mana, kapan, dan pasca tsunami apa hayo '-')/

Next>>> 12 Februari 2024

'-')/ Pencet bintang di bawah ini takkan bikin jari Anda hilang

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro