01 part 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Apa-apaan ini?

Sekelumit pertanyaan datang menghampiri pemuda itu. Entah sudah berapa lama dia tertidur di balik gundukan jerami yang tinggi. Dalam area kandang kuda yang teramat besar, sekitar 40 ekor kuda mungkin bisa menempati tempat tersebut. Bau khas dari kuda menyebar ke seluruh ruangan. Ditambah dengan bau dari kotoran-kotoran yang belum dibersihkan secara menyeluruh, semakin memperkeruh pikiran pemuda tersebut.

Badan pemuda itu seakan-akan remuk. Bukannya tidak nyaman, hanya saja dia tak tahu betul di mana dan bagaimana bisa tertidur di tempat yang bahkan dia tidak ketahui. Corak dan dekorasi yang kuno berbanding terbalik dengan pakaian yang ia kenakan. Jaket tebal miliknya benar-benar tak cocok bila harus dikenakan saat ini, di cuaca yang sangat panas seperti tidak ada keraguan bagi sang surya untuk menyembunyikan diri. Juga syal
serta kupluk yang dia kenakan. Sebuah pemberontakan fashion yang tak lazim dengan keadaannya sekarang.

Sial! Apa yang sebenarnya terjadi saat ini?

Kembali dia termenung. Sembari memejamkan matanya, mencoba mengingat tiap inchi dari memori otaknya. Alhasil, rasa pusing yang cukup berat menyerang. Terus saja dia mencoba mengingat kembali, tapi tetap tidak ada hasil yang pasti.

Menghadapi rasa putus asa jika terus berdiam diri, dia segera pergi dari kandang itu. Hawa panas segera merasuk ke dalam tubuhnya. Gerah, pusing, lelah datang silih berganti. Matanya terus melirik tiap kuda yang terlewati. Tentu saja dengan kewaspadaan tinggi, takut akan gertakan dari sang kuda. Mungkin jika dia salah langkah atau salah bergerak ke tempat yang tidak seharusnya. Tendangan maut dari si kuda pasti akan mendarat dengan telak, membuatnya terpental jatuh dan menjadi sasaran empuk amukan para kuda.

Kuda-kuda itu tidak nampak seperti kuda komersial yang sering dia temui di kebun binatang atau kawasan pariwisata. Benar-benar jauh jika harus dibandingkan secara keseluruhan. Postur, bentuk, beban, tinggi, corak, bahkan otot-otot dari kuda itu seperti sudah dipoles dengan bagus hari demi hari. Beberapa plat zirah dan pelana tergantung di ujung kandang. Menambah rasa penasaran dari pemuda itu bagaimana benda-benda yang tak lazim menurutnya, tergantung secara rapi, bahkan terlalu rapi untuk ukuran sebuah kandang kuda. Dan tanpa disadari, dia mengangguk dengan pasti. Kuda perang.

Terkejut bukan kepalang ketika langkahnya terhenti di depan kandang. Suara gemerincing logam terdengar nyaring dan saling bersautan satu sama lain. Entah ini suatu kondisi yang memungkinkan untuknya lari atau tidak. Nyatanya pergerakan beberapa manusia di luar sana berhenti. Mata tajam mereka menatap pemuda yang baru saja keluar dari kandang itu dalam-dalam. Dengan satu seruan keras, sebuah tombak melayang tepat mengarah ke pemuda itu.

"TANGKAP DIA!"

"Akhirnya hari ini akan tiba!"

"Atas nama Adipati Kartayasa, tangkap dan penjarakan pengkhianat itu! Tangkap dan jatuhkan hukuman untuk Hanum!"

Suasana memburuk bersamaan dengan seruan-seruan dari para prajurit yang berada di area sekitar kandang. Sekelompok prajurit segera meninggalkan pekerjaan mereka
hanya untuk mengejar pemuda itu. Benar-benar situasi yang cukup untuk membuat bulu kuduk merinding. Betapa tidak, keributan itu cepat menyebar dan menimbulkan
kegaduhan masal. Tentu saja bukan untuk pihak para prajurit. Mungkin hari ini adalah hari paling sial bagi pemuda itu.

Langkah kaki, reaksi, konsentrasi dan refleks pemuda itu harus berpacu keras demi melarikan diri. Raut wajah tak percaya tergambar dengan jelas. Dalam pelariannya dia masih berpikir bagaimana kondisi semacam ini bisa terjadi pada dirinya, tepat setelah dia terbangun di antah-berantah yang bahkan dia tak tahu tempat apa ini sebenarnya. Sekilas dia melihat sebuah tugu besar tepat di depan semacam keraton. Juga sebuah candi yang saat ini tengah dalam pembangunan tepat di seberang keraton tersebut.

Sungguh! Apa-apaan tempat ini sebenarnya? Siapa juga Hanum ini? Apa dia semacam predator anak? Sampai harus dikejar segini banyaknya prajurit.

Sembari berlari mencari sebuah petunjuk. Pikirannya yang kacau mulai mencerna informasi dasar yang dia dapat sampai saat ini. Sempat beberapa kali hampir tertangkap, namun dia masih bisa mempertahankan kewaspdaannya. Hingga akhirnya ia mencapai desa kumuh dan terus berlari melewati gang-gang kecil, mencoba menghalau para prajurit agar tak bisa bergerak bebas.

Tunggu dulu, prajurit? Tombak? Pedang? Bahkan bangunan dari desa ini tampak kuno. Mungkinkah ini sebuah kerajaan? Jika ini kerajaan ... berarti Hanum ini adalah pemberontak. Tapi kenapa mereka mengira aku ini dia?

'BUAGH!'

Benturan keras terjadi tepat setelah dia berbelok mengarah dalam gang yang lebih kecil, sebuah pintu terbuka. Pemuda itu sukses dibuat pingsan seketika. Karena pintu itu terbuka secara tiba-tiba, walau dengan refleks yang bagus, tetap saja kecepatan akan terhenti ketika mendapat momentum seperti itu. Dan hasilnya kepala pemuda itu mendapatkan kesempatan pertama untuk mencicipi betapa nikmatnya berciuman dengan pintu kayu tersebut.

********** Paradox Spiral **********

Note:  Ah, a brand new story from me. Eh wait, bukan baru sih. Ini ide lama yang baru bisa ku eksekusi sekarang wkwkwkwk.
Kalian nikmatin aja deh. Jangan lupa tinggalkan jejak jika suka, thank you. 😁😁😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro