2. Skill Pertama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hey! Menyingkir dari sana pemuda malas."

Seorang pria tua dengan wajah tegas berdiri sambil membawa garpu rumput, melihat dia memakai baju petani, sudah sangat jelas pria tua itu berencana pergi ke ladang.

Tetapi saat di perjalanan, dia melihat seorang pemuda dengan wajah bingung tertidur di atas jerami, padahal jerami itu akan menjadi makanan kudanya.

Melihat keberadaan pemuda itu menghalanginya, dia menyuruh pemuda itu untuk menyingkir.

Pemuda itu pun menyingkir dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pria tua itu menggelengkan kepalanya dan mendesah.

"Kemana sopan santun anak zaman sekarang?" Pria tua itupun melanjutkan pekerjaannya, melupakan apa yang barusan terjadi.

Baha berjalan meninggalkan pria tua tadi, dia sebenarnya tak berniat pergi tanpa meminta maaf, tetapi semua kata-kata itu tertahan di lehernya. Sekarang dia bingung sebab tak memiliki tujuan.

Setelah menyadari ada sesuatu yang salah, Baha mencoba mengingat kembali sesuatu yang telah terjadi. Semua peristiwa itu terekam kembali di otaknya dengan cepat, Baha mencengkeram dadanya, karena lupa bernafas dadanya terasa sesak. Matanya mengeluarkan airmata, dia bergumam, "Tama..."

Baha baru menyadari semua luka di tubuhnya hilang, padahal dia sangat yakin kalau luka cakaran beruang yang dialaminya terjadi belum lama, dia merasa sangat baik saat ini. Tetapi keadaan jiwanya begitu buruk, Baha masih syok dan sedih dengan kepergian Tama.

Baha menyeka air matanya, jika dirinya terus begini, dia akan hancur seiring berjalannya waktu, dan Baha juga berpikir jika Tama melihat keadaannya dari dunia sana, dia pasti akan sedih yang membuat Tama tidak bisa beristirahat dengan tenang.

Tidak ingin dirundung kesedihan secara berlebihan, Baha harus bisa mengikhlaskan kepergian Tama, dia tidak ingin menyimpan dendam kepada siapapun. Kematian Tama merupakan kesalahan Baha sepenuhnya, karena dirinya lalai dan lemah, dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, dia harus mengubah sifat lalai menjadi tidak lalai, dan dirinya yang lemah menjadi kuat.

Walau telah menetapkan sebuah tekad, sangat sulit untuk dirinya menerima semua hal itu. Dengan mengasah dan melatih mental, dia yakin akan berubah.

Meskipun begitu, dia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Dirinya tidak tahu sedang berada dimana, tempat ini terasa begitu asing. Tetapi hal yang dia tahu adalah, tempat ini bukan gunung tempat tinggalnya.

Setelah terus berjalan, dia bisa melihat pemukiman. Sebuah desa kecil dengan pepohonan rimbun disekitarnya terlihat, dan pemandangan berbukit bisa tampak dari kejauhan, selama Baha hidup, pemandangan ini merupakan pemandangan terindah yang pernah dilihatnya.

"Andai Tama bisa melihat ini, dia pasti akan senang," gumamnya sambil berangkat menuju desa itu.

Sebelum memasuki desa, Baha mampir ke sungai untuk membersihkan diri, sekaligus meminum airnya untuk membasahi kerongkongannya yang kering. Di saat itulah dia menyadari bahwa ada tanda hitam di telapak tangan sebelah kirinya.

Dia menyentuh tanda itu dengan telunjuk kanannya, seketika sebuah jendela informasi berbentuk hologram muncul dari tanda itu.

[Baha/Lv.0/Human/Jobless
STR (1) INT (1) VIT (1) DEX (1)
Title : 0
Charisma : 0
Skill : 0]

"Apa ini?" Baha menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal, dia berniat menyentuh jendela status itu dengan menjulurkan tangannya, dia kaget karena tidak bisa menyentuhnya.

Karena takut, dia menggerak-gerakan tangannya dengan cepat berharap jendela status itu hilang, tetapi masalahnya adalah jendela status itu tidak bergeming sedikit pun.

Setelah beberapa waktu, akhirnya jendela status itu hilang setelah dia mengepalkan tangannya.

"Apa itu tadi!?" Baha masih terlihat syok, diapun mencoba menyentuh tanda itu lagi, layar status itu muncul dan dia mengguncangkan tangannya lagi, dengan bodohnya.

***

Kerajaan Mid Terra, adalah sebuah kerajaan yang berdiri tepat di tengah-tengah benua pusat. Kerajaan ini memiliki keyakinan unik, bahwa orang-orang yang berasal dari dunia lain adalah titisan Dewa. Mereka berpendapat bahwa mereka semua akan menjadi pahlawan yang bisa menyelamatkan dunia, mereka dipanggil dengan sebutan 'Patriot'.

Entah kapan julukan ini disematkan, yang pasti sebutan ini berasal dari nenek moyang yang diceritakan dari mulut ke mulut secara turun-temurun. Patriot akan muncul setiap seratus tahun sekali, dan setiap kemunculannya, biasanya akan diadakan sebuah pesta meriah di ibukota.

Kerajaan Mid Terra biasanya akan mengumpulkan semua Patriot di wilayahnya dan mengumpulkannya di tempat khusus.

Karena tahun ini para Patriot bermunculan di berbagai tempat, raja memberikan perintah untuk membawa para Patriot ini ke kediamannya, dia akan memberi hadiah kepada mereka yang membawa seorang Patriot.

Dan sepertinya ibukota kerajaan Mid Terra akan ramai kali ini.

***

Baha mendapat informasi bahwa dia berada di desa Ceda, sebuah desa kecil di utara kerajaan Krushield, dia mengetahui hal ini dari masyarakat sekitar, ini diawali sejak para penduduk sekitar menyapanya dengan ramah, karena para warga disini mengetahui bahwa dirinya merupakan pengunjung, maka para warga harus bersikap baik.

Setelah berkeliling desa dan menyapa para warga, Baha melihat sekumpulan orang yang sedang latihan menggunakan pedang kayu di pinggir desa. Dia sangat tertarik dan berniat ingin mencobanya.

Tetapi seorang pria dengan perangai yang gagah mendekatinya, "Apakah kau mau bergabung dan latihan bersama kami? Aku sedang merekrut calon tentara kerajaan Krushield, bagaimana, apa kau berminat?" Begitu ucapnya.

Baha berpikir sejenak, karena menjadi kuat merupakan tekad yang dimilikinya saat ini, Baha memang mau mencobanya, karena dia punya fisik yang bagus, dia menerima tawaran ini, "Baiklah!"

"Bagus, ini pedangmu," pria itu melemparkan salah satu pedang kayunya, "Namaku Gus, sekarang serang aku dengan seluruh kemampuanmu."

Baha menangkap pedang itu dengan mudah, sementara dirinya sudah bersiap untuk menyerang, dia tersenyum kecil, "Namaku Baha, aku akan mulai sekarang!"

[Wooden Sword : ATK +0,25]

Sebuah jendela informasi muncul, tapi dengan cepat menghilang. Baha melihat informasi itu dengan sekilas, tanpa mengulur waktu Baha mulai berlari dan melancarkan serangannya.

Baha terus melancarkan serangannya, tetapi semua serangannya berhasil di blok dengan mudah dan dalam gerakan minimal, ini membuat Baha semakin bersemangat untuk mengenai kapten Gus dengan ujung pedangnya. Baha semakin gila-gilaan melancarkan serangannya.

Tak terasa hari sudah mulai sore, latihan ini pun segara diakhiri, Baha yang sedari siang mengadu pedang mengalami kelelahan, kedua tangannya sudah kram dan pegal. Sementara dipihak lain, yakni kapten Gus tidak menunjukkan bahwa dirinya kelelahan, bahkan kondisinya terlihat masih sama dengan kondisi awal sebelum bertanding, Baha hanya tersenyum pahit, dia harus lebih banyak berlatih.

"Kondisi fisikmu sangat baik, tetapi permainan berpedangmu begitu buruk. Nah, latihan kita cukup sampai disini," tukas kapten Gus memberikan saran padanya, dan diapun mengumpulkan orang-orang, dia akan memberikan informasi.

Dia mengatakan akan menyeleksi para calon tentara ini, yang akan diadakan esok hari di tempat yang sama saat pagi hari. Setelah kapten Gus menyelesaikan perkataannya, semuanya bubar, beberapa dari mereka mulai berlatih kembali, untuk mencapai hasil yang maksimal besok.

Banyak sekali orang yang berminat masuk ke dunia militer, karena hidup mereka akan terjamin. Menjadi tentara kerajaan akan mendapatkan penghasilan yang stabil, disamping itu tentara juga harus siap mati kapan saja, karena mereka berkewajiban mempertahankan kerajaan dari campur tangan musuh.

Baha sedang membersihkan diri di sungai sehabis latih tanding dengan kapten Gus, dia mengistirahatkan otot-ototnya, layar informasi muncul lagi, Baha pun memeriksanya.

[Sword Mastery berhasil dipelajari!]

"Apa lagi ini?" Baha yang kebingungan menyentuh layar itu, walau transparan ada tombol yang bisa disentuh, dan munculah deskripsi dari skill tersebut.

[Sword Mastery (Passive) Basic LV.1 : Meningkatkan serangan dan kecepatan senjata pedang sebanyak 3%]

Baha mengangguk tanda tidak mengerti, informasi ini begitu rancu baginya. Tapi hal yang pasti, dia sedikit menjadi lebih kuat, walaupun tidak bisa menangkap apa yang dimaksud layar informasi tadi.

"Aku lapar."

Karena terlalu asik mengadu pedang selama dua jam, dia baru menyadari bahwa dia belum makan apa-apa sejak tadi siang, dia memutuskan untuk kembali ke desa Ceda.

Kalau saja ada Tama, dia akan berburu sesuatu di hutan dan menyuruh Tama memasak. Tetapi sejak Tama pergi, dia tidak tahu lagi harus makan apa saat ini. Buah-buahan tidak cukup untuk memenuhi perutnya, mengingat dirinya adalah orang yang rakus. Saat ini dia menyesal, tidak meminta Tama mengajarkan cara memasak, saat ini dia hanya berjalan untuk mencari tempat makan.

Dan dirinya pun menemukan tempat yang mengeluarkan aroma enak, tanpa berlama-lama, Baha memasuki tempat itu.

"Selamat datang! Silakan pesan menunya," sambut seorang pria yang sedang memasak.

Restoran ini memiliki desain minimalis, terlihat beberapa pengunjung yang sedang berbincang, dan dua orang juru masak yang sedang sibuk memenuhi pesanan.

Baha mendekati pria yang sedang memasak, melihat pria itu kebingungan dan merasa terganggu, dia harus cepat-cepat.

"Apa kau punya pekerjaan untukku?" Ujar Baha dengan sopan.

"Memangnya ada apa?" Pria tadi meladeni Baha sambil memasak pesanan, Baha yang melihat ada sup mengeluarkan aroma harum didepannya itu jadi salah fokus.

"Begini... Aku tidak punya uang, jadi..."

"Aahhh, aku mengerti. Jadi kau akan membayar makanan dengan jasamu yah, baiklah, aku memintamu untuk mencari bahan-bahan ini," ujarnya sambil memberi Baha secarik kertas. "Penduduk desa mengetahui letak bahan-bahan ini, tanya kepada mereka jika kau tidak tahu, aku sedang sibuk.... Oh ya, kami buka sampai jam sepuluh malam, jadi selesaikan sebelum waktu tersebut."

Jendela informasi muncul lagi.

[Quest : Permintaan Hendrik

Hendrik sang pemilik restoran memintamu mengumpulkan sayuran-sayuran untuk membuat sup.

0/5 : Carrot
0/1 : Cabbage
0/3 : Potato
0/2 : Tomato

Batas waktu : 10.00 pm]

"Baiklah, aku akan mengumpulkannya." Baha langsung pergi untuk mencari sayuran itu, karena hari mulai gelap dia merasa harus bergegas.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro