Coklat dan Marshmellow

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Writer by LalaAlexi

•••


"Ren!" Panggilan itu membuat gadis bernetra ungu itu terperanjat dari kursi berodanya.

Padahal dia berharap hari ini menjadi hari tertenangnya tanpa gangguan. Kerjaan numpuk itu tidak enak.

"Katanya kamu pergi sama Saburo ke anime fest?" Ren berkata sambil keluar dari kamar lalu melihat Jiro yang sudah berada di lantai satu.

Jiro sedikit tertawa. "Kami terus bertengkar di sana. Jadi, aku tinggalin aja dia di sana."

Ren menepuk jidatnya mendengar penuturan Jiro barusan.

Semoga nggak dimarah sama Ichiro nii-chan, batin Ren.

"Aku tadi beli coklat sama marshmallow lho. Mau nggak?"Jiro mengangkat plastik putih besar itu dengan senyuman lebar.

Senyuman Ren tidak kalah lebar dari milik Jiro.

"Tunggu!" Ren langsung menuruni tangga dengan melangkahi dua anak tangga sekaligus.

"Pelan-pelan!" seru Jiro sambil menghampiri bibir tangga. Jaga-jaga kalau Ren akan jatuh.

"Hiyaa!" Tersisa empat tangga lagi dan Ren langsung melompat ke arah Jiro.

Aksi Ren yang mendadak itu membuat Jiro langsung melepas plastik itu dan berusaha menangkap tubuh kecil Ren.

"Kalau sampai Ren terluka, aku akan menyuruh Ichiro untuk menghukummu!"

Ucapan Rora seketika terbayang di kepala Jiro ketika hampir menangkap Ren.

"Aku ada ide! Ayo buat kue dari coklat sama marshmallow!" ujar Ren ketika tubuhnya berhasil ditangkap Jiro.

Untung ketangkep, batin Jiro saat melihat wajah Ren yang berbinar-binar.

"Gimana? Mau buat kue nggak?" tanya Ren sambil memainkan pipi Jiro.

Jiro mengangguk sambil sedikit memalingkan wajah. Rona merah tipis terlihat di sana.

"Yosh! Ayo ke dapur!" seru Ren sambil merebut topi milik Jiro dan memakainya dengan model terbalik.

"Baiklah, baiklah." Sebelum ke dapur, Jiro sedikit membungkukkan badan untuk mengambil plastik putih itu.

Mereka mulai melangkah menuju dapur rumah Rora dan Ren yang luas. Senandung kebahagiaan yang keluar dari bibir Ren membuat Jiro tersenyum hingga tanpa sadar mengeratkan gendongannya agar Ren tidak jatuh.

"Kue coklat-marshmallow datanglah padaku~" Begitulah senandungan yang Jiro dengar.

Gendongan Jiro mulai sedikit kendor ketika mereka sampai di dapur. Jiro menurunkan Ren tepat di depan jejeran alat pembuat kue.

"Kamu duduk aja, ya! Biar aku yang urus semuanya," ucap Ren sambil mendorong perut Jiro dengan pelan hingga terduduk di kursi meja makan.

"Tapi--"

"Nggak boleh protes! Tapi, kalau mau liat-liat juga boleh. Tapi, jangan ganggu aku! Eh, intinya kamu nggak boleh bantuin aku!" Ren pun langsung bergegas mengambil peralatan untuk membuat adonan kue.

Jiro menuruti saja apa yang Ren peringatkan tadi. Matanya mulai melihat ke jam dinding yang terletak di ruang keluarga.

"Rora nee pulang kapan?" tanya Jiro saat Ren mulai memasukkan bahan-bahan.

"Hmm, mungkin nanti sore. Ichiro nii-chan, kan, kalau udah sama Rora nee kadang suka lupa waktu, bahkan sama anime-animenya," jawab Ren sambil menyalakan mixer.

Lagi-lagi Jiro tersenyum, tapi bukan karena jawaban Ren, melainkan wajah Ren sedikit kotor karena adonannya yang loncat ke sana ke mari.

"Pelan-pelan makanya," ucap Jiro sambil mengusap pipi Ren dengan lembut.

Ren tersentak dengan usapan Jiro barusan. "Udah kubilang duduk aja!"

"Aku cuma liat-liat. Tadi kamu ngebolehin, kan." Ucapan itu membuat Ren kesal.

"Baiklah." Dan Ren kembali mengurus adonannya tanpa memerdulikan Jiro yang tetap di sampingnya.

Setelah adonannya selesai, Ren memasukkannya ke oven.

"Nanti kuenya dikasi krim warna apa?" tanya Jiro.

"Tentu saja coklat!" jawab Ren dengan aura bunga-bunga di belakangnya.

"Tidak! Tidak! Adonannya udah coklat, masa mau coklat lagi?"

"Kan lucu!"

"Warna item aja. Atau biru, kuning, putih, ijo."

"Hah!? Ya, nggak cocoklah!"

"Hmm. Abis ini balap-balapan ngewarnain kue, yuk!" Tantangan itu membuat Ren semakin kesal dengan Jiro.

"Ayo!" Sambil membuka laci yang berisikan krim warna-warni, Ren menjawab tantangan itu.

Di tangan kanan Ren terdapat krim berwarna coklat, sedangkan Jiro memegang krim berwarna hijau dan biru.

Ting!

Tatapan mereka langsung sinis ke arah oven.

"Tunggu aku keluarin dari oven baru diserbu. Jangan main body pokoknya," ucap Ren sambil menaruh krim coklatnya lalu memerbaiki posisi topi yang sedikit miring.

"Jangan lupa sarung tangan," ucap Jiro.

"Ya." Ren pun langsung memakai sarung tangannya.

Akhirnya kue coklat berlapis marshmallow itu keluar dari oven. Aroma yang menguar membuat Ren ingin segera melahapnya.

"Mulai!" Jiro mengucapkan tanpa menunggu kesiapan Ren.

"Curang!" seru Ren tidak mau kalah. Dengan kekuatan penuh dia mengarahkan krimnya ke kue itu.

Melihat kue yang didominasi krim coklat, Jiro dengan ide jailnya langsung mencolek pipi Ren dengan krim berwarna biru.

"Nakal, ya!" Ren mencolek pipi Jiro sebagai pembalasan.

Setelah itu mereka malah saling colek-mencolek. Melupakan kompetisi aneh tadi.

Tawa pun mulai muncul ketika Ren tidak sengaja mengenai krimnya ke jidat Jiro.

"Jangan seneng bisa kenain krim itu ke jidatku." Lalu Jiro mencolek krim hijaunya ke leher Ren.

"Hahaha! Geli!" Ren yang merasakan geli yang sangat itu membuatnya tidak sengaja memencet krimnya lalu sebagian wajah Jiro terkena krim tersebut.

"Astaga! Hahaha! Mukamu, Jiro."

Perang-perangan krim itu terus berlanjut hingga mereka berdua tidak sadar kalau Rora, Ichiro, dan Saburo sudah pulang.

"Kekanak-kanakan sekali mereka," gumam Saburo.

"Nggak apa-apa kalau dibiarin?" tanya Ichiro sambil menatap Rora.

Rora mengangguk. "Lagian semua bahan itu punya Ren. Jadi, aku tidak marah."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro