Pekerjaan Rumah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pekerjaan rumah disini yang dimaksud adalah PR atau tugas yang di berikan oleh guru untuk di kerjakan dirumah.

Bukan pekerjaan rumah bersih-bersih rumah gitu D:

•••

"Jadi, hanya ini?"

Jiro mengangguk pada Ren. Ren menoleh pada Jiro dan hanya menghela nafas pelan.

"Astaga, soal seperti ini mudah. Sekali baca materinya dan memahami-nya aku bisa paham,"ujar Ren yang lalu menutup buku yang ia pegang sedari tadi.

"Jangan sama kan diriku dengan mu, Ren."

Ren hanya menyeringai,"Hee..? Padahal aku kouhai mu lo, Jiro. Masa kamu kalah dengan kouhai mu sendiri~?"

Jiro hanya menatap Ren yang meledeknya. Dan, entah kenapa gadis yang satu ini suka sekali dengan respon Jiro.

"Kalau begitu, mari kita mu--"

"Ren-nee-san?"

Tiba-tiba saja Saburo memanggil Ren yang berada di kamar Jiro. Tentu bersama pemilik kamar pastinya.

"Eh, Saburo. Mau ngapain?"tanha Jiro pada adiknya.

"Ada apa, Saburo?"

"Saburo boleh minta tolong tidak? Bantu Saburo buat mengerjakan PR, Rennee-san?"ucap Saburo pada Ren. Meminta bantuan gadis itu untuk membantu nya.

Membantu PR Jiro saja belum. Apalagi jika ditambah membantu PR Saburo. Kapan Ren akan belajar untuk dirinya sendiri?

"Tapi, Saburo--"

"Mohon ya, Rennee-san?"ucap nya lagi sambil memohon pada Ren.

Jiro pun tidak ingin Ren luluh begitu saja dan membantu adik nya,"Tidak bisa! Ren sedang sibuk,"jawab Jiro pada Saburo.

"Sibuk membantu PR Jiro kan? Kenapa tidak kerjakan sendiri? Jiro kan sudah besar, harusnya bisa kerjakan sendiri!"balas Jiro tidak mau kalah pada Kakaknya itu.

Jiro makin kesal pada nya. Jiro akhirnya bangkit dari duduknya, ia berdiri lalu mendekati Saburo.

"Kamu itu mengganggu saja, Saburo. Apa susah nya kerjakan sendiri? Kau kan pintar,"

"Pintar kan tidak selalu pintar. Jiro harusnya ngalah dong sama otouto-nya,"

"Tidak-tidak. Kali ini aku tidak akan mengalah."

"Ayolah Jiro..."

"Tidak. Sekali tidak tetap tidak, Saburo,"

Berdebatlah terus dua Yamada bersaudara tersebut. Hingga, Ren hanya menonton saja sambil mengunyah permen karetnya.

Dari pada ikut campur, lebih baik Ren menonton saja.

"Hei, ada apa sampai ribut begitu, sih?"

Seketika Rora datang menghampiri Jiro dan Saburo. Mereka berdua berdebat--hingga terdengar sampai luar kamar. Pantas saja Rora menghampiri mereka berdua.

"Begini Nee-san, Saburo meminta Ren untuk membantunya. Sedangkan, aku juga perlu bantuan nya,"jelas Jiro pada Rora.

Rora mengangguk paham,"Kalau begitu, bagaimana jika Nee-san bantu saja?"tawar Rora pada Saburo.

"Eh... Benarkah? Tapi, Saburo takut jika Roranee-san si--"

"Ah, sudah. Ayo sini Nee-san bantu,"pada akhirnya Rora membawa Saburo sebelum Saburo mengatakan 'iya'.

"Hitung-hitung sekalian biar tidak menganggu moment mereka berdua,"batin Rora dalam hati. Lalu, terkekeh kecil.

"Sudah debatnya, Jiro?"tanya Ren sesudah ia membuang permen karetnya.

"Tentu sudah, kalau begitu ayo mulai,"ucap Jiro seraya ia duduk kembali di sebelah Ren.

Ren yang sambil membuka bungkus permennya pun mengangguk,"Oke, asal ada permen atau coklat aku mau saja."

Dan, dimulailah mereka belajar--atau lebih tepatnya Ren mengajari Jiro meyelesaikan tugas PR nya. Jika Ren sedikit kesusahan, Jiro akan menjelaskan nya balik.

Walau beberapa persennya, lebih besar Ren yang menjelaskannya pada Jiro.

•••

"Okay, it's finally finish."

Rora dan Saburo yang berhasil menyelesaikan PR Saburo. Walau memang Rora hanya membantu nya, setidaknya PR itu selesai dan tinggal di kumpulkan saja besok.

"Wah, Roranee-san Arigatou~!"

Rora hanya mengangguk saja sebagai jawabannya.

Setelah usai, Saburo kembali ke kamarnya. Tentu untuk menata pelajaran yang akan di pelajari di sekolah besok.

"Rora, masih disini?"

Ichiro yang baru saja pulang entah dari mana. Paling-paling berkeliaran mencari bahan informasi. Atau--mungkin lain dari dugaan ini.

"Sebentar lagi. Mungkin. Ren dan Jiro sepertinya belum selesai,"balas Rora pada Ichiro.

Rora bangkit dari duduknya, ia berdiri,"Kalau begitu aku akan memanggil Ren--memastikan jika dia sudah selesai,"

"Tunggu, seperti nya ada yang kamu lupakan, Rora."

Ichiro berjalan mendekati Rora, dan berhadapan langsung dengan nya. Rora hanya diam dan sedikit--bingung?

"Eh... Apa? Sepertinya tidak ad--"

Ichiro mencium kening Rora secara tiba-tiba begitu. Rora yang di cium kening nya pun sedikit kaget. Mendadak Ichiro seperti itu.

"Kalau begitu, aku akan ke kamar Jiro. Rora disini saja,"ujar nya setelah nya.

Ichiro pun langsung melangkahkan kakinya, dan berjalan menuju Kamar Jiro. Tentu untuk melihat keadaan anak dua itu.

Rora pun masih terdiam di tempat, sambil menyentuh keningnya,"Barusan... Apa?"

"Jiro? Ren?" panggil Ichiro ketika ia membuka pintu Kamar Jiro.

Saat pintu itu telah terbuka, dan melihat apa yang di lihat Ichiro. Ia hanya menggeleng kepala nya pelan sambil tersenyum kecil.

Melihat Jiro dan Ren yang tidur kelelahan karena mengerjakan tugas tersebut.

Dengan posisi paha Ren sebagai bantal Jiro. Dan, Ren tidur dengan posisi duduk sambil bersandar dinding.

"Untung saja masih Sore menjelang malam, bisa di bangunkan nanti saja. Agar Ren tidak pulang terlalu malam," batin Ichiro dalam hati.

Jiro dan Ren tidur tampak tenang kedua nya.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro