Gagal

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Malam itu, Rora pulang ke rumah nya dengan keadaan kacau.

Luka lebam di salah satu ujung bibirnya. Banyak goresan atau bahkan darah yang telah mengering di beberapa bagian tubuhnya.

Kali ini, Rora gagal dalam melaksanakan nya. Entah apa yang terjadi pada dirinya hingga gagal begitu.

Penyakitnya mendadak kumat? Bisa jadi. Karena, tidak menentu penyakitnya tiba.

Saat Rora memasuki rumah nya dengan berjalan sedikit pincang, Ren yang tidak sengaja melewati pintu depan pun melihat, bahwa Rora kacau begitu.

Ren segera menghampiri nya,"Astaga, Rora-san--apa yang terjadi dengan mu?"

Rora hanya menggeleng. Ren membantu Rora menuju sofa terdekat. Mendudukan Rora disana, dan Ren duduk di sebelahnya.

"Apa yang terjadi tadi? Bagaimana bisa begini, Rora-san?"

"Cerita nya panjang, Ren. Intinya, kali ini aku gagal,"ucap Rora dengan sedih.

  Ren mengangguk,"akan ku lihat nanti di tempat kejadian."

Rora mengangguk paham atas pernyataan Ren.

"Jangan katakan pada Ichiro ya?"

"Eh--kenapa?"

"Intinya jangan."

"B-baiklah... "

Rora menghela nafas lega.

  "Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur. Besok Ren sekolah bukan? Sebaiknya tidurlah lebih awal,"ucap Rora pada Ren ketika Rora perlahan bangkit dari duduk nya.

"Kalau begitu, Selamat tidur."

Ren pun ikut bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju kamar nya. Begitu juga Rora.

Sesampainya di kamar, Rora segera menutup pintunya. Setelahnya, ia hanya terdiam. Ia berharap tidak ada yang mendengarnya setelah ini.

Walau memang keadaan nya masih terhitung 'sakit' dalam keadaan fisik. Rora melangkah kan dirinya menuju salah satu rak buku nya.

"ARGGHHH... DAMN IT! SHIT!"

Dilemparnya beberapa buku hingga jatuh ke bawah lantai.

Rora depresi. Ia marah. Begitu juga ia kesal. Tidak terkontrol emosi nya akibat penyakit nya.

Di lemparnya lagi barang-barang lain, seperti tas, vas bunga--hingga pecah kelantai.

"KENAPA?!"teriak nya marah.

Nafasnya bergerak secara berantakan. Rora marah--begitu juga dengan menangis.

Hingga beberapa menit berlalu, Rora masih saja sama dengan beberapa menit yang lalu.

Rora sempat menarik-narik rambut nya, bahkan ia tidak peduli. Atau bahkan, ia membuang Jas Coat yang ia pakai tadi--ia buang ke sembarang arah.

Dan... Sekarang? Ia malah tertawa tidak jelas. Dengan dirinya--yang bergerak ria begitu.

Dan, beberapa menit pun berlalu lagi...

Hingga dirinya yang terjatuh menangis di atas kasur. Benar-benar kacau keadaannya saat itu. Sangat kacau.

Apalagi kamarnya yang sudah berantakan akibat ulahnya sendiri.

"Aku capek... Aku lelah,"

Kata-kata terakhir yanh ia ucapkan. Sebelum ia terlelap tidur, dan masuk ke alam mimpinya.

•••

Pagi-pagi setelah Ichiro memastikan Jiro dan Saburo benar-benar sudah berangkat ke sekolah, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Rora.

Tadi pagi, Ichiro mendapatkan kabar dari Ren bahwa ke kasihnya sedang dalam masalah. Di tambah lagi, penyakit nya kumat.

Ren sempat mengecek ke kamar Rora sebelum ia berangkat sekolah.

Dengan segera, Ichiro langsung menuju kesana. Dan, membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Tapi, tidak begitu cepat pula.


Hingga, akhirnya Ichiro tiba di rumah Rora. Segera lah ia masuk ke rumah nya tanpa ba-bi-bu.

Password rumahnya? Ichiro tau. Karena, itu bukan pertama kalinya ia datang kesini.

"Rora?" panggil Ichiro saat ia masuk ke dalam.

Tidak ada sahutan dari nya. Ichiro langsung memastikan nya dengan menuju ke kamar gadis tersebut.


"A-astaga...berantakan--"

Ichiro benar-benar terkejut ketika melihat kamar Rora yang sudah di kategori kan 'berantakan' sekali.

Hampir semua barang yang ada, jatuh ke lantai.

Ichiro langsung menghampiri Rora yang masih tertidur pulas di pulau kapuk nya.

"Rora?"

Ichiro menepuk-nepuk pelan pipi Rora. Tidak ada pergerakan dari nya.

Pada akhirnya, Ichiro meletakkan Rora di tempat tidur gadis tersebut dengan perlahan. Membuat posisi Rora lebih nyaman dari pada sebelumnya.

Ichiro baru tersadar. Ia melihat sekitar tubuh Rora. Banyak luka juga lebam yang ada.

Pada akhirnya, Ichiro mengobati gadis tersebut dalam beberapa menit.

"Ehm..."

Rora terbangun dari tidurnya. Kepala nya cukup pening. Kejadian semalam pun mulai teringat oleh nya.

Lalu, Rora melihat sekeliling nya.

"Kenapa setika menjadi rapi kembali?"guman Rora pelan. Tentu karena gadis itu heran.

"Apa Ren yang melakukannya? Tapi tidak mungkin. Atau jangan-jangan--"

Pintu kamar Rora terbuka. Seseorang yang tidak asing bagi Rora masuk sambil membawa kan nampan berisikan sarapan juga Air minum.

"Pagi, Rora. Bagaimana perasaanmu mu? Sudah baikan?"

"Morning, Ichiro. Bagaimana kamu bisa tiba kesini?"

Ichiro duduk di tepi kasur, lalu meletakan nampan itu di sebelah Rora. 

"Karena--Rora yang memanggil ku?"

"No. I not call you tommorow or--Ren tell you about this?"

Ichiro hanya mengangguk saja sebagai jawaban,"Iya. Memang Ren yang memberitahu ku. Tapi, jangan marahi dia."

Rora terdiam sejenak. Lalu, menghela nafas pelan,"Okay."

Terjadi kesunyian beberapa menit setelahnya. Rora yang diam karena masih memikirkan kejadian semalam. Sedangkan, Ichiro terdiam karena memikirkan sesuatu.

Rora memecahkan keheningan,"Jadi, yang membereskan semua ini, Ichiro? Terima kasih kalau begitu."

Ichiro mengangguk sambil tersenyum,"Tentu. Oh iya, aku menemukan ini saat aku membereskan kamar mu."

Ichiro mengeluarkan sebuah kertas foto dari saku celananya, lalu menunjukkan nya pada Rora.

"Ini--"

"Aku tidak menyangka kalau Rora bisa ber-cospla--"

Satu geplak-an melayang pada Ichiro,"ITU KOSTUM ICHIRO! BUKAN AKU SEDANG BERCOSPLAY!"

"Tapi, lumayan juga gadis seperti mu. Seharusnya ku simpan saja dan menjadi senjata untuk ku,"Ichiro terkekeh.

"Apa--KEMBALI KAN!"

Pada akhirnya Rora bertindak. Rora mencoba mengambil foto itu kembali. Tetapi, Ichiro menjauhkan dari nya.

"Kembali kan? Sebaiknya ku simpan saja~"

"FUCK YOU LITTLE SHIT!"

"Rora berkata apa?"seketika Rora berhenti.

"Lupakan. Aku mau makan saja,"ucap nya lalu mengambil nampan yang terdapat sarapan.

Rora akhirnya melahap makanan nya dengan sedikit kesal. Sedangkan, Ichiro hanya tertawa saja.

Pada nyata nya foto itu hanya Rora yang mengenakan Kostum saat acara sekolah nya dulu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro