Bab 3 Debaran (bagian 1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jalanan Jakarta selalu seperti ini, macet tanpa mengenal waktu. Siang, malam, bahkan sepanjang waktu. Tapi, mereka--warga ibu kota, seakan nyaman-nyaman saja dengan situasi pengap seperti ini. 

Dominic menyugar rambutnya tatkala fokus memandangi lampu merah menuju tol Bogor. Bibirnya terkadang mengeluarkan bunyi, "Huh" saat angka di lampu rambu itu menunjukkan angka enam puluhan.

Aroma parfum pria itu menyeruak sempurna memenuhi ruang di sudut mobil. "Harum banget, Mas." Aileen memecah keheningan saat kendaraan itu melaju memasuki gerbang tol.

Pria itu tak begitu mendengar perkataan adik iparnya barusan. Pandangannya fokus ke depan memandangi jalanan padat. Orang-orang yang bekerja di Jakarta, tapi berdomisili di Bogor pasti yang memenuhi jalan malam ini. Begitu dugaan Dominic.

"Woi, Mas." Aileen menepuk pundak Dominic refleks.

"Eh, ya, Sa--" Dominic menoleh beberapa detik, ada raut terkejut. "Hm, kenapa, Dek?" Dia mengoreksi kalimat, laki-laki ini pasti lupa jika di sampingnya sejak tadi Aileen, bukan Arabelle.

"Sa apa, Mas?" Aileen mendekatkan wajah pada Dominic sambil tertawa geli.

"Ish, maaf tadi lupa." Dominic menahan malu. Pandangannya dialihkan ke depan. Memandang kaca mobil yang mulai basah. Gerimis setengah jam lalu ternyata berubah menjadi hujan besar. Sangat besar bahkan.

"Manggil aku sayang juga enggak apa-apa, lho, Mas." Aileen memajukan bibirnya sambil membenarkan posisi duduknya ke semula. Matanya ikut memandangi jalanan yang tertutup deras hujan.

Dominic mendengar perkataan tersebut. Tapi, dia memilih tak menanggapi sama sekali. Gadis di sampingnya itu memang memiliki hobi bercanda berlebihan. Karakternya ceria, mudah akrab dan memiliki paras cantik, membuatnya tak kesulitan mendapatkan teman di mana pun.

"Berisiklah, kamu," ucap Dominic mencairkan suasana saat keheningan mulai menyergap. Saat itu Aileen tengah bersenandung lagu apa pun yang ada dalam otaknya. Padahal, suara gadis itu cukup merdu untuk ukuran penyanyi toilet.

Aileen mencubit kencang lengan kiri Dominic. 

"Aw, sakit." Dengan gerakan otomatis, tangan kanan Dominic yang tengah mengendali setir, berganti menyingkirkan tangan Aileen yang masih mencubit bagian tubuhnya.

Karena tangan putih itu tak kunjung menyingkir saat ditepis, Dominic menggenggamnya kuat-kuat beberapa detik. "Sebentar ya, Aileen. Mas fokus nyetir dulu biar kita selamat," ucapnya lembut pada adik iparnya. Mata Dominic terpancang lurus menatap kedua bola mata sang gadis.

Tanpa diundang, rona merah di kedua pipi Aileen hadir begitu saja. Untung di dalam mobil tak begitu terang, pasti Dominic tak sadar. Pun dia pandangannya teralih ke jalanan dengan cepat.

Jantung milik Aileen berdentum keras. Seketika gadis itu terdiam mematung duduk di kursinya. Hanya suara hujan yang terdengar antara mereka.

Ahm, jantungku kencang sekali berdebar. Batin Aileen.

Beberapa kali Aileen mencuri pandang pada pria di sampingnya. Hidung mancung dengan rahang tegas, memberikan pesona berlebihan baginya. Apa lagi mata Dominic yang tajam dan agak sipit, membuat jantung tak karuan. Sang gadis menikmati setiap inci pemandangan wajah iparnya dengan teliti.

Aku baru sadar Mas Dominic setampan ini. Batinnya mulai memberikan pendapat.

Gelenyar aneh itu terus Aileen nikmati sampai Dominic sadar dia tengah diperhatikan.

"Ngapain?" Tangan kiri Dominic menangkap semua wajah Aileen dengan kasar--berniat melayangkan candaan.

Gadis itu mengerjap kaget, salah tingkah karena tertangkap basah oleh target.

"En-enggak, Mas. Itu di hidung mas kayak ada kotoran, item-item gitu," jawab Aileen asal. Menghindari curiga jika Dominic mulai berasumsi.

Dominic langsung menggosok hidungnya kasar. Membuka telapak tangannya dan memerhatikannya teliti. "Nggak ada apa-apa, tuh?"

"Ah, aku salah. Itu bayangan dari kaca mobil." Aileen buru-buru memandangi kaca mobil samping bahunya dengan senyuman sembunyi-sembunyi. Tak mau menoleh lagi ke arah Dominic untuk beberapa waktu.

Setiap tingkah pria itu, membuat jantungku seakan mau loncat. Gerutunya dalam hati.

Tanpa Aileen sadari, dia jatuh cinta pada Dominic.

***

Halo, pembaca setia Pelakor Sedarah. Jangan lupa vote dan komennya, ya. Biar aku semangat terus untuk berkarya. Oia, kalian mau baca ngebut tanpa iklan?
Kunjungi juga Karya Karsa aku, yuk!

Nggak perlu repot install aplikasi, kok. Cukup buka web aja www.karyakarsa.com lalu cari nama aku fitriaanoorm atau Fitria Noormala.

Ditunggu, lho 😋♥️

Salam,

Author

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro