▪︎🌹- 04 ▪︎
" Bertuah punya anak ! Suka kan buat mama risaukan awak hah ?! " dengan geram pipi anak gadisnya dicubit .
Hampir luruh jantung dia menerima kejutan tadi . Boleh pula Alisa memeranjatkan pasangan suami isteri itu semasa makan malam . Nur Nasuha ingin saja mengutil lengan si anak biar merah . Tak habis-habis dengan kejutan dia . Nakal !
" Auch ! Sakitlah mama ... " rengek Alisa manja . Kedua pipinya digosok lembut .
Sampai hati mama picit pipi tembam kita . Alisa mencebik bibir tidak puas hati . Habis rosak imej dia . Zafrael di sebelah memandang kosong saja . Kaku .
" Sudah tu mamanya ... jom duduk ... " ajak Ryan Zafran sambil menarik isterinya bersama .
Rumah agam itu sunyi sejak Alisa belajar di luar negara . Mengambil bidang kedoktoran di sana . Hanya Zafuan menemani hari pasangan yang semakin dimamah usia itu . Zafuan pula menyambung pelajaran di universiti awam . Mengambil jurusan arkitek .
Zafrael ? Lelaki hanya akan pulang sebulan dua kali sahaja . Susah benar mereka mahu menatap wajah anak sulung mereka . Sekejap ada- sekejap tak ada . Kelibat Zafrael memang susah untuk dipertemukan . Bahkan- Zafrael tidak suka berada di dalam keramaian .
Dia lebih suka bersendirian . " Misshhh youuuu papa ... " Alisa menyandar di dada papanya .
Alisa sengih gedik apabila dia dapat rasa dada bidang papa dia . Walaupun sudah berusia- badan berotot papa dia masih kekal . Tegap . Sasa . Alisa suka sangat bersandar di dada Ryan Zafran . Dari kecil sampai ke besar- manjanya tidak pernah hilang .
" How your study Lisa ? " soal Ryan Zafran sambil mengosok rambut anak daranya .
Alisa- anak perempuan tunggal mereka . Ryan Zafran cukup menjaga Alisa lebih dari segalanya . Malah dia sanggup mengupah pengawal peribadi untuk menjaga Alisa di sana .
" Very good papa ... Lisa suka apa yang Lisa belajar sekarang pa ... all in good pa ... believe me hehe " dia menarik senyuman .
Dia kini bersandar di sofa dengan kedua kaki disilakan di atas sofa . Ryan Zafran mengangguk . Berpuas hati dengan jawapan dari Alisa . Dia bukan apa , dia risau jika Alisa terlampau leka dengan duniawi sehingga lupa pada pelajaran dan pada Yang Maha Esa .
" Along ! Bila sampai ? " .
Mereka menolah . Kelihatan Zafuan turun ke tingkat bawah sambil membetulkan kain pelikat . Kopiah bulat putih masih tersarung kemas di kepalanya . Zafuan baru sahaja selesai menunaikan solat Maghrib dan mengaji .
Dia menyalami tangan Zafrael . Kemudian , Zafuan mengambil tempat di sebelah abang sulungnya . " Tak cakap pun kau nak balik ... " dia memuncungkan mulutnya .
Zafrael mengeleng kepala . " Aku hantar budak tu ... " kepala didongak sedikit- menunjuk ke arah Alisa .
Zafuan tersenyum sinis . Alisa- si kakak manja dia sudah pulang . " Oh- budak manja ni ... kenapa balik ? Tak payah balik lah ... tak ada orang rindu kau pun " .
Alisa membulatkan mata dia . Geram ! Ada ke patut si adik cakap macam tu ?!
" Eh kau- " .
Kata-kata Alisa terhenti apabila terdengar suara tangisan seseorang . Tidak lama itu- seorang bibik muncul bersama seorang budak lelaki . Bibik itu kelihatan serba salah .
" Kenapa bik ? " soal Nur Nasuha risau . Segera dia mendukung budak lelaki itu . Teresak-esak menangis di dada Nur Nasuha .
" Tadinya saya tinggal sekejap di kamar mainannya ... entah macam mana dia terjatuh semasa bermain keretanya ... bibik tidak sadar kapan dia panjat kereta itu . Maafin bibik ya ... " .
Nur Nasuha mengangguk . " Tak apa bibik . Bukan salah bibik pun . Bibik boleh rehat ... saya akan jaga budak nakal ni pula " .
Bik Santi segera beredar . Mujulah majikan dia tidak marah . Budak lelaki itu masih menangis- tetapi tidak seteruk tadi . Nur Nasuha menepuk perlahan punggung budak itu .
" Kenapa ni anak papa hmm ? " Ryan Zafran memandang wajah si anak bongsu . Merah habis muka kerana menangis .
Tetapi budak itu bertindak memaling muka . Menyembam wajah di dada Nur Nasuha . " Ma ... ma ... " dia memanggil perlahan .
" Naufal sayang ... meh dekat kakak ... " kali ini Alisa pula memujuk . Maklumlah- adik paling kecil . Bongsu pula tu .
Zyan Naufal . Berusia 3 tahun setengah . Ahli keluarga baharu dalam keluarga besar itu . Malah , kehadiran Zyan Naufal sangat dinantikan oleh mereka yang lain . Zafrael , Zafuan mahupun Alisa sangat menyayangi adik mereka .
" Tatak ... " dia memanggil perlahan . Mimik wajah disedihkan . " Atit ... utut Opal atit " dia mengadu perlahan .
Jari kecil itu menunjuk pada lututnya yang mula memerah . Alisa segera menghampiri si adik . Lutut Naufal di tiup dan digosok lembut .
" Dah . Kakak dah tiup . Mesti Naufal tak sakit dah kan ? " soal Alisa ceria .
Dibalas anggukan laju dari Naufal . Budak itu segera meminta dilepaskan ke bawah . Nur Nasuha mendirikan Naufal di sisi meja kopi . Mata bulat Naufal memandang pada Zafrael . Lalu- terkedek-kedek budak itu menghampiri Zafrael .
" Up ... up ... " kedua tangan diangkat ke atas . Meminta dukung dari Zafrael .
Si abang pun melayan . Naufal apalagi- memekik suka apabila digomol geram oleh Zafrael . Ryan Zafran dan Nur Nasuha tersenyum gembira .
" Naufal nakal erk ? " Zafrael sengaja buat wajah garang .
Naufal mengeleng laju . " Opal tak akal pun ! Kete tu salah ... cebab buat Opal atuh ... arah ye ! " mulut kecil itu laju membidas .
Akhirnya- tawa mereka terburai . Ada ke patut dia suruh Zafrael marah kereta tu ? Naufal ... Naufal ...
" Ya ... ya ... nanti along marah kereta tu . Dia buat Naufal sakit kan ... " Zafrael melayankan sahaja .
Naufal tergelak suka . " Yong ! Opal apar ... jom asak ! " ajaknya manja .
Zafrael terus berdiri . Membawa Naufal ke dapur . " Ada lah tu dia nak masak untuk Naufal ... melayan sangat ... " mengeleng kepala Nur Nasuha .
Alisa pula duduk di sebelah kembar dia . Walaupun mereka sering bergaduh- Alisa dan Zafuan tetap memerlukan satu sama lain . Kalau salah seorang mereka sakit- seorang lagi turut terkena tempias sama .
" Papa dan mama nak naik atas dulu ... " pasangan itu meminta diri . Ryan Zafran masih seperti dulu .
Romantis dia hanya bersama Nur Nasuha . Malah Alisa suka melihat kemesraan papa dan mama dia . Yang tidak segan silu menunjuk kebahagiaan mereka walau dimana pun mereka berada .
" Sweet lah papa tu ... aku harap suami aku nanti macam papa " dia mula memasang angan-angan .
Zafuan menjuling mata ke atas . " Tak habis lagi angan-angan kau tu- sedarlah dia tak akan jadi macam papa " sindir Zafuan .
Membuatkan Alisa mendengus geram . Dia terus mengepit lengan dia di kepala Zafuan . Membuatkan Zafuan lemas dalam rangkulan lengan Alisa .
" Kau cakap baik-baik tak boleh ke hah ?! " Alisa meluku kuat kepala adik kembarnya .
" Alah . Fakta kut . Tunang kau tu- tak akan jadi macam papa . Percayalah ... lagipun mamat tu huh " Zafuan menjuling mata ke atas .
Dia tidak berkenan dengan tunang Alisa tu . Berlagak . Sombong pula tu . Padahal kalau diikutkan mereka lagi kaya dari mamat berlagak tu .
Alisa membuat muka . " Huh ! Malaslah aku cakap dengan kau ... " dia melepaskan rangkulan dia di kepala Zafuan .
Zafuan mengosok leher dia . Habis senget kopiah dia . Dia memandang pemergian Alisa dengan ekor mata . Kepala di geleng perlahan . Mengenangkan Alisa- dia menjadi simpati .
Sudah bertahun mereka menyulam cinta . Sejak di bangku sekolah lagi . Tetapi- lelaki itu tidak pernah menghargai ketulusan cinta Alisa . Sudah beberapa kali Zafuan melihat Alisa menangis secara sembunyi . Bimbang diketahui oleh ahli keluarga yang lain .
Dalam diam- Zafuan memerhatikan semua itu . Kerana apa- jika Alisa sakit maka dia turut sakit . Mereka saling memerlukan . Mempunyai jiwa yang sama . Mereka kembar walaupun bukan kembar seiras .
" Selagi lagi kau sakitkan kakak aku- aku tak akan lepaskan kau jantan ! " .
Alisa bersiar-siar di mall bersama si kecil Naufal . Ditemani Khairul- pengawal peribadi yang dipercayai oleh Alisa sendiri . Lelaki bersut hitam , tegap dan kaku itu setia mengekori Alisa dan Naufal ke mana-mana sahaja . Earpod tidak dilepaskan dari telinga . Bahaya ada di mana-mana sahaja .
Sudahlah Alisa merupakan anak jutawan . Sudah pasti ramai musuh ingin mengambil peluang menculik atau membunuh Alisa jika tiada pengawasan . Lagipun- sejarah mafia keluarga itu cukup menakutkan pihak luar .
Walaupun sejarah keluarga mafia itu semakin ditelan zaman . Orang luar mengenali mereka sebagai The Billionaire . Tetapi- dalam diam mereka tidak boleh lari dari kumpulan gelap itu . Angkat sumpah diangkat- di hadapan ketua mafia yang lain . Ryan Zafran sudah lama membersihkan tangan- digantikan dengan keturunan dia yang lain .
Iaitu Zyan Zafrael .
Ramai tidak tahu- bahawa keluarga besar itu sangat berkuasa dalam kalangan clan mafia di negara lain . Keluarga yang cukup dihormati . Dipercayai untuk membantu pihak berkuasa- FBI dalam membanteras jenayah .
" Tatak ... nak tu ... " jari kecil Naufal menunding ke arah Baskin Robins . Tangan kecilnya menarik-narik Alisa agar ke sana .
" Sabar sayang ... " .
Naufal tersenyum riang apabila Alisa membawa dia Baskin Robins . Biasalah budak-budak . Makan sejuk beku itu menjadi kegemaran mereka . Mata bulat Naufal bersinar-sinar memandang pelbagai jenis perisa ais krim disitu . Khairul pula- berdiri tidak jauh dari mereka .
Sebaik saja memesan pesanan mereka- Alisa duduk di kerusi yang disediakan di dalam kedai ais krim itu . Dia memandang Naufal yang asyik menyuap ais krim ke dalam mulut . Habis comot baju dan mulut budak kecil itu .
" Nur ! " .
Panggilan seseorang mengejutkan Alisa dari menatap Iphone 8+ nya . Mata dia terkebil-kebil memandang seorang gadis di hadapan dia . Siapa ?
" Kau tak kenal aku Nur ?! Ni aku lah- Gee ! " jerit perempuan itu riang .
Serta merta riak wajah Alisa bertukar ceria . Alisa menjerit kecil- lalu berdiri memeluk tubuh Gee atau dikenali sebagai Jannah . Sahabat dia sewaktu di sekolah menengah dahulu . Tidak sangka dia akan berjumpa Jannah di sini .
" Kau dah lain lah Gee ! Hampir aku tak cam kau tadi ... " ujar Alisa dengan riak kagum dia .
Jannah . Dahulu gadis itu berbadan berisi . Dalam istilah lain gemuk . Tembam . Debab . Tetapi kini- gadis itu kurus langsing . Dengan wajah semakin cantik .
" Alhamdulillah ... kau datang dengan siapa ? Budak ni anak kau ke ? " soal Jannah kepoh .
Alisa mempersilakan Jannah duduk di hadapan dia . Di sebelah kanan Naufal . Jannah meletakkan beg tangan di atas riba .
" Ni adik bongsu aku lah . Naufal ... " sangkal Alisa laju .
Jannah menekup mulut tak percaya . " Kau biar betul ?! Ish- tak sangka papa kau kuat lagi ye ... " dia tersenyum nakal .
Alisa terus gelak kuat . Tidak hirau lagi pandangan pelik dari orang di sekeliling mereka . Jannah pun begitu . Ketawa tak ingat dunia . Dua-dua sengal !
" Of course ... kalau tak ... tak ada keluar budak ni haa " balas Alisa sambil tersengih . Naufal pula tidak hiraukan dua gadis itu .
Leka menyuap ais krim ke dalam mulut sambil menonton cerita kartun di telefon Alisa .
" Betul ke kau tunang dengan mamat kerek tu ? " suara Jannah mula perlahan . Seakan berbisik .
Alisa mengangguk . " Omaigad ! Kau biar betul wei ! Mamat tu ?! Are you nut ?! Wei , kau jangan buat kerja gila Nur ... " mata Jannah membulat besar . Tidak percaya .
Dia dengar pun dari makcik bawang di kawasan perumahan dia . Lagi-lagi di tempat dia bekerja . Lagi banyak mereka bergosip .
" Kenapa dengan aku ? Pelik ke kalau aku bertunang dengan Hakim ? " Alisa kerut kening tidak mengerti .
Bukan Jannah sahaja- malah kawan-kawan dia turut memberi reaksi yang sama . Kenapa dengan Hakim ?
Jannah mengeleng kepala . Senyuman tipis diukir perlahan . " Tak ada apa-apa lah . Aku doakan kau dengan Hakim baik-baik sahaja " dia mengenggam erat tangan Alisa .
Jujur di sudut hati Jannah- dia bersimpati pada nasib Alisa . Bagi dia- gadis sebaik Alisa tidak layak untuk bersama dengan Haqiem . Walaupun Hakim nampak baik pada pandangan Alisa . Tetapi bukan pada Jannah .
Dia kenal siapa sebenarnya Hakim .
" Terima kasih Gee " Alisa mengukir senyuman lebar .
Jannah angguk . Dia harap Alisa dan Hakim baik-baik sahaja . Apa yang dia lihat pada hari semalam- mungkin hanya salah faham sahaja . Jannah tak nak keruhkan keadaan . Dia tidak mahu merosakkan hubungan sahabat dia . Cukup lah dia sahaja tahu rahsia itu .
Q & A :
Pkp ni korang buat apa je ?
Watak mana korang suka dlm cite ni ?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro