PERTAMA: DUNIA PENYIHIR DAN PETUALANG

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di cuaca yang sangat panas ini. Seorang pemuda berambut biru gelap dengan poni panjang yang menutupi kedua matanya, baju putih dengan sebuah gambar gadis animasi cantik di tengahnya, dan celana biru panjang. Pemuda ini terlihat sangat putus asa, dengan tubuhnya yang dibungkukkan. Akibat dia membungkukkan badannya, dia terlihat pendek diantara orang-orang yang lewat. Bahkan, jalannya sangat pelan dan mirip seperti zombie yang sedang melemah akibat sinar matahari.

Sekarang dia melewati gang, dan langkahnya terhenti. Dia melihat ke dalam gang, tiga anak kecil sedang melemparkan batu-batu kecil ke arah kucing kecil berbulu putih yang terlihat kotor. Pemuda ini langsung mendekati ketiga anak itu.

“Dasar anak-anak payah, beraninya sama kucing,” ucap pemuda itu dengan nada lemas dan terdengar serak.

Tentu saja ketiga anak kecil itu langsung menghentikan melempar batu kepada kucing itu, dan langsung melihat ke arah pemuda itu. “Cih, ayo kita pergi teman-teman,” ucap salah satunya. Mereka bertiga pun pergi dengan kesal.

Pemuda itu menghampiri kucing yang sedang duduk terluka itu. Perlahan tangannya mengelus kepala kucing itu. “Hidup itu memang keras, mirip dengan hukum rimba. Yang kuat berkuasa, yang lemah ditindas.”

“Meow,” jawab lemah kucing itu.

“Kau harus tetap hidup, walau dunia ini kejam. Setidaknya, ada yang menunggumu di sini. Beda denganku, di dunia ini tidak ada satupun orang yang menginginkan aku.” Pemuda itu pun langsung berdiri. “Selamat tinggal,” ucap pemuda itu.

Tentu saja kucing itu hanya bisa mengucapkan ‘meow’, bahkan membiarkan pemuda itu pergi tanpa tahu kalau dia sedang berputus asa.

Kalau saja yang dia selamatkan adalah seorang gadis seperti di film-film, mungkin hidupnya akan berubah dan berwarna. Tapi sayangnya dia sudah terlanjur berputus asa, baginya dunia benar-benar bukanlah tempat tinggalnya.
Pemuda itu sekarang berada di jalur rel kereta, terus berjalan mengikuti rel kereta. Terus berjalan tanpa mempedulikan adanya suara tanda palang pembatas ditutup, kereta akan datang. Terus berjalan, walau dari kejauhan sudah terlihat kereta mendekatinya. Terus berjalan, sampai kereta itu sudah di depannya.

“Meow!” Sontak pemuda itu kaget mendengar suara kucing yang tidak asing baginya. Asal suaranya berada di sampingnya.

Pemuda itu membalik badan ke arah samping, kucing yang tadi dia selamatkan sedang meloncat ke arahnya. Sekarang dua hal sedang mendekati pemuda itu bersamaan, kereta dan kucing itu.

*NGRENGGGG

***

Perlahan pemuda itu membuka matanya… Ah, dia tidak bisa dilihat apakah sedang membuka mata atau tidak, karena poninya yang panjang itu menutupi kedua matanya. Tapi, anggap saja dia sekarang sedang membuka matanya perlahan.

Sebuah langit yang biru, dihiasi beberapa awan-awan putih yang memiliki bentuk masing-masing, sinar matahari yang terhalang oleh awan yang besar, itulah yang sekarang dilihat oleh pemuda berambut biru ini. Dia masih diam, karena bingung dengan keadaanya sekarang.

“Apakah aku sudah ada di surga?” gumam pemuda itu.

“Bukan, kau berada di negeri Atma,” jawab seseorang yang terdengar seperti perempuan.

Pemuda itu terdiam sejenak, mencerna dengan apa yang baru saja dia dengar. Suaranya begitu dekat, tapi di dekatnya tidak ada seseorang, selain seekor kucing berbulu putih yang sudah dia selamatkan. Kucing itu sedang berdiri di atas dada pemuda itu.

“A-Apa kau yang tadi bicara?” tanya pemuda itu kepada kucing.

“Benar, namaku Noe,” jawab kucing itu.

Sekali lagi pemuda ini harus mencerna dengan apa yang baru saja dia dengar. “Tunggu, kau bisa bicara?!” kagetnya.

“Tentu saja bisa bicara, memangnya aku ini batu?”

“Tidak-tidak, setahuku kucing tidak bisa bicara kecuali mengatakan ‘meow’… Apa mungkin kalau kucing di surga bisa bicara?”

“Sudah kubilang, ini bukan surga, tapi negeri Atma.”

“Eh, Atma? Negara apa itu? Di barat? Timur? Selatan? Utara? Atau negara yang baru ditemukan setelah lama bersembunyi dari dunia? A-”

“Tenang-tenang, aku akan jelaskan,” potong kucing bernama Noe itu. “Pertama-tama, aku ingin bertanya kepadamu. Siapa namamu?”

“Aku… Filk. Namaku Filk Iki.”

“Kalau begitu, aku panggil kau Iki. Terima kasih sudah menyelamatkanku, Iki.”

“Sa-Sama-sama, Noe.”

“Baiklah, sekarang aku akan menjelaskan tempat ini.” Kucing itu turun dari dada Filk. Filk pun bangun dan memposisikan duduk. Sekarang kucing itu duduk di depan Filk. “Singkatnya, ini adalah dunia lain bagimu. Nama dunia ini adalah Serld, dimana berbagai jenis ras dan monster yang kau ketahui di sebuah game fantasy berada di dunia ini.”

“Eh, jadi sekarang aku berada di dunia lain…” Filk melihat sekelilingnya, rumput-rumput tumbuh di sekelilingnya. Dia berada di hamparan rumput, tidak ada pohon yang tumbuh. “Kenapa aku bisa kemari?” tanya Filk kembali fokus kepada Noe.

“Masalah itu, karena aku mengirimmu kemari.”

“Ke-Kenapa kau membawaku kemari?”

“Tentu saja seperti yang biasa di game-game, kau adalah orang yang terpilih.”

“Aku? Terpilih? Terpilih menjadi apa? Apakah raja dunia? Pahlawan? Iblis yang mengerikan?”

“Menjadi pelayanku.”

Kedua… tidak, ketiga kalinya Filk harus mencerna ucapan kucing di depannya. “Heh, pelayan!? Kenapa harus aku?!”

“Tentu saja karena memenuhi kriterianya. Kau adalah orang yang sudah putus asa, tidak punya jalan hidup atau keingian hidup, tidak ada yang mempedulikanmu walau menghilang ditelan duniamu. Itulah alasannya.” Mendengar jawaban yang menusuk di hati itu, Filk langsung murung. “Tapi, karena kau sudah menyelamatkanku, aku akan mengangkat derajatmu menjadi anggota party-ku.”

Keempat kali sekarang, Filk harus mencerna kalimat Noe. “Pa-Party? Maksudmu aku bergabung denganmu untuk berpetulangan bersama?”

“Memangnya yang kau ketahui arti party selain itu apa?”

“Dalam bahasa Inggris adalah pesta.”

“Bahasa Inggris? Apa itu? Oh aku tahu, maksudmu logat di duniamu.”

“Kau bisa menganggapnya seperti itu… Tunggu, tadi kau mengajakku ikut party-mu?!”

“Aduhh, kau ini bodoh atau tidak pintar? Tentu saja aku mengajakmu untuk ikut party denganku.”

“Ta-Tapi kan aku tidak punya kekuatan atau senjata atau kemampuan.”

“Ck ck ck. Tentu saja selain kriteria yang tadi aku sebutkan, alasanku membawamu kemari adalah karena kau memiliki kemampuan dan kekuatan yang unik.”

“Be-Benarkah?”

“Iya, aku bahkan menganggap diriku mendapatkan keberuntungan karena bertemu denganmu… Tidak sia-sia aku pergi ke duniamu.”

“Be-Begitu, ya… Aku ternyata punya kekuatan yang tersembunyi… Ini seperti mimpi saja.”

“Kalau begitu, ayo kita wujudkan mimpimu.”

Filk pun hanya bisa tersenyum. “Baiklah, aku terima tawaranmu. Lagipula di duniaku aku tidak bisa apa-apa, aku harap bisa berguna di dunia ini. Bisa membantumu juga.”

“Jawaban yang bagus. Kalau begitu, ayo kita pergi.” Noe pun berdiri dengan keempat kakinya, dan jalan. Filk mengikuti dari belakang.

Hamparan rumput ini sangat luas sekali, dan tidak ada apa-apanya selain rumput yang tumbuh. Mungkin tidak bisa dibedakan apakah mereka sudah berjalan atau tidak, maka dari itu, Filk pun bertanya.

“Noe, kita akan pergi ke mana?”

“Kita akan pergi ke rumahku terlebih dahulu.” Filk pun tidak bertanya lagi.

Mereka terus berjalan, terus berjalan, entah sudah berapa langkah mereka tempuh. Karena merasa sedikit aneh, Filk kembali bertanya.

“Apakah tempatnya masih jauh?”

“Sebentar lagi kita akan sampai.”

Tapi, sudah berkali-kali kaki mereka melangkah, tetap saja tidak ada satu pun benda atau apapun selain hamparan rumput yang mereka lihat. Rasanya mereka seperti berjalan di tempat.

“Apa kau yakin ini jalan yang benar?” Tapi Noe tidak menjawab dan terus melangkahkan keempat kakinya. “Noe. Hallo, Noe.” Tiba-tiba Noe menghentikan langkahnya, tentu Filk ikut menghentikan langkahnya. “Apa jangan-jangan kita tersesat?”

Dia memutar kepalanya, melihat ke arah Filk. “Ti-Tidak, kita tidak tersesat. Aku hanya sedang menguji kekuatanmu, ternyata kau tidak kelelahan walau sudah berjalan sejauh ini.”

“Alasan macam apa itu?!”

“Ka-Kalau begitu, aku akan pergi dulu untuk memanggil temanku untuk mengeluarkan kita dari tempat ini.” Tiba-tiba muncul lingkaran sihir di bawah kakinya, dan perlahan wujud kucing itu menghilang meninggalkan Filk sendiri.

Beberapa lama Filk menunggu, akhirnya lingkaran sihir muncul di atas tanah. Lalu muncul kucing bernama Noe dan seorang gadis. Gadis itu berambut putih pendek, pakaian hitam, rok hitam pendek memperlihatkan kakinya, iris mata hitam.

“Noe, bagaimana caranya dia kemari?” tanya Filk.

“Tentu karena aku mengirimnya kemari.”

“Kalau begitu kenapa tidak dari tadi saja kau kirim aku ke tempatmu dengan sihir teleportmu!? Daripada repot-repot membawa temanmu kemari!?”

Noe pun langsung mengalihkan pandangannya. “A-Aku sengaja melakukan itu untuk menguji kepintaranmu, ternyata kau benar-benar pantas menjadi anggota party-ku.”

“Alasan apa lagi itu?!”

“Maafkan temanku, ya,” ucap gadis itu memotong. “Dia memang ceroboh dan kikuk.”

“Hmmmm, aku tidak kikuk dan ceroboh!” protes kucing itu.

“Sekali lagi maafkan temanku karena sudah menyusahkanmu,” ucap gadis itu lagi.

“Ti-Tidak apa-apa… Eto…”

“Namaku Dinda, salam kenal.” Gadis itu mengulurkan tangannya.

“Oh, salam kenal. Namaku Filk Iki.” Filk pun menerima uluran tangan gadis itu.

Mereka berjabat tangan, tapi tangan mereka masih tetap menempel. Alasannya Filk tidak melepaskan gengaman tangannya, karena dia terpana dengan kecantikan gadis di depannya. Tanpa mereka sadari, kucing bernama Noe itu meloncat ke arah tangan Filk. Lalu dia mengigit tangan Filk.

“Awwww!!” teriak Filk. Dia langsung mengibas-ngibas tangannya yang digigit. “Noe, kenapa kau tiba-tiba menggigitku?!”

Noe pun melepaskan gigitannya, akibatnya dia terlempar ke atas. Walau begitu, dia berhasil mendarat dengan mulus. “Jangan mengabaikanku!!” bentaknya.

“Hehh, siapa yang mengabaikanmu?” bingung Filk.

“Hihihih, maafkan temanku, Filk,” ucap Dinda. “Dia memang sedikit mudah tersinggung.”

“Aku tidak mudah tersinggung!!” protes kucing itu. “Sebaiknya kita cepat ke rumahku dulu!” Lingkaran sihir muncul di bawah kaki mereka.

***

Lingkaran sihir perlahan muncul di atas lantai kayu sebuah rumah. Filk, Noe, dan Dinda muncul dari lingkaran sihir itu. Sekarang Filk bisa melihat sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, dan terlihat sangat klasik.

“Ini adalah rumah Noe, bagus, kan?” tanya Dinda kepada Filk.

“Iya, cukup bagus walau tidak terlalu besar,” balas Filk.

“Kalau begitu, aku pulang dulu ke rumahku.” Dinda pun pergi, membuka pintu yang berada di depan.

“Kau duduk saja dulu, aku harus bersiap-siap terlebih dahulu.”

“Eh, bersiap-siap?”

“Iya, kita kan akan pergi berpetulangan.”

“Ja-Jadi kau baru membuat party-nya?”

“Be-Begitulah… Sudahlah, nanti saja protesnya. Kau diam dulu di sini.” Noe pun pergi memasuki pintu di pojok ruangan ini.

Filk pun berjalan mendekati kursi, tapi niatnya terhenti karena tiba-tiba mendapatkan panggilan alam. Dengan tergesa-gesa, Filk berjalan menuju pintu yang sebelumnya dimasuki Noe. Oh iya, bagaimana caranya Noe membuka pintu, mungkin dia menggunakan sihirnya karena tidak mungkin memutar kenop pintu dengan tangan kecilnya.

Saat Filk membuka pintu itu, dia melihat seorang gadis kecil. Gadis kecil itu berambut putih panjang dengan telinga kucing besar, iris mata merah, dan dia telanjang bulat. Tubuh gadis itu terlihat sangat ramping sekali, walau dadanya masih masa pertumbuhan. Tentu hal itu membuat Filk mematung, sedangkan gadis itu wajahnya memerah.

“MESUMMMM!!!” teriak gadis itu dan meloncat ke arah Filk untuk meluncurkan serangan menggigit.

“AAAAAA!!!”

Sekarang mereka bertiga sudah berada di jalan yang dihiasi dengan pohon-pohon di kedua sisi. Gadis kecil bertelinga kucing pakaian setelan putih dengan roknya yang pendek, stocking hitam panjangnya sampai selutut, dan tas selendang itu adalah Noe. Itulah wujud yang sebenarnya dari Noe. Sedangkan Dinda memakai pakaian yang tadi, hanya saja ada pedang di sarung menempel di punggungnya.

“Filk, apakah di duniamu pakaian seperti itu adalah trend-nya?” tanya Dinda. Wajar saja dia bertanya seperti itu, karena pakaian dengan sebuah gambar gadis cantik tidak ada di dunia ini.

“Ti-Tidak, hanya saja aku suka pakaian seperti ini, heheheh,” jawab Filk ditambah tawa garing.

“Kalau begitu, tujuan pertama kita adalah ke kota terdekat untuk mengubah penampilan Iki,” ucap Noe. “Sekaligus mencarikan senjata yang cocok dengan Iki.”

Filk perlahan memperlambat langkahnya, membuat mereka berdua berjalan mendahului dia. Dengan senyuman, Filk melihat ke langit. Dia sangat senang sekali, karena mendapatkan teman, bahkan bisa berpetualang bersama. Beda dengan di dunianya, dia adalah orang yang dijauhi karena suatu alasan…

Baginya, dunia inilah yang pantas dia tinggali. Walau memang kata Noe di dunia ini ada monster yang bisa saja mengancam nyawa Filk. Tapi, itu tidak jadi masalah karena di dunia inilah dia bisa diterima dengan baik.

“Hei, Filk, kenapa kau diam? Ayo cepat!” teriak Noe.

“Ma-Maaf.” Filk pun berlari untuk menyusul mereka.

################################
Ketemu lagi denganku, Alfa Tomo a.k.a MAlfharizy.

Kali ini aku menerbitkan cerita bergenre fantasy dengan bumbu harem-ecchi lagi. Semoga kalian suka. Dan maaf kalau aku terus-terus menerbitkan cerita, mubazir daripada dibiarkan ide ceritanya. Maaf juga, kalau slow update.

Sebenarnya ada kejutan kenapa aku menerbitkan cerita ini dengan cerita berjudul "Petualang di depan mata" yang berbasis hampir sama dengan ceritaku berjudul "Adventure No Alone"... Tunggu saja kejutannya.

Terima kasih atas perhatiannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro