KEDUA: PENYIHIR ATAU PETUALANG?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sekarang Filk, Noe yang berubah lagi menjadi kucing, dan Dinda berada di dalam toko pakaian khusus untuk petualang. Mereka berdua, Noe dan Dinda sedang menunggu Filk yang sedang mengganti pakaiannya. Setelah beberapa saat, Filk membuka tirai tempat ganti. Berjubah hitam lengan panjang, celana abu-abu gelap panjang, sarung tangan hitam, ada baju zirah di dadanya, dan beberapa zirah yang menempel di kaki dan tangan. Filk terlihat seperti penyihir, tapi juga seperti seorang petualang.

“Iki, kenapa kau menggunakan dua jenis pakaian? Kelihatannya cukup aneh,” komentar Noe.

“Memangnya ini salah siapa?” ucap Filk. “Aku begini karena kau tidak tahu aku memiliki kekuatan berjenis apa…”

“Ya… aku kan memang tidak bilang jenis kekuatannya. A-Aku hanya bilang kalau kau memiliki kekuatan yang sangat luar biasa…” balas Noe sambil mengalihkan pandangannya.

Di dunia ini, ada dua jenis pejuang. Penyihir dan petualang. Penyihir adalah pejuang yang menggunakan sihir-sihir, ada beberapa jenis sihir tapi kebanyakan adalah white magic dan black magic. Kalau petualang adalah pejuang yang menggunakan senjata-senjata fisik tanpa campur tangan dari sihir.

Salah satu ciri yang membedakan mereka adalah dari pakaiannya. Jadi, wajar kalau Noe mengatakan pakaian Filk aneh. Seharusnya dia memilih salah satu jenis pakaian pejuang, kalau memang ingin terlihat seperti petualang atau penyihir. Atau pakaian biasa.

“Sudahlah, Filk terlihat keren dengan pakaian itu,” seru Dinda.

“Terima kasih, Dinda… Kau memang gadis yang baik sekali, beda dengan seseorang…” sindir Filk.

“Oh, jadi kau menganggap aku ini gadis yang tidak baik?!” kesal Noe.

“Sudahlah, kalian berdua, jangan bertengkar terus,” lerai Dinda. “Jadi, apakah itu yang akan kau pilih, Filk?”

“Iya, aku merasa cocok dengan pakaian ini. Maaf, aku merepotkan kau, nanti aku ganti kalau sudah punya uang.”

“Tenang saja, kita ini satu party, tidak perlu buru-buru.”

“Hei, kau tidak minta maaf kepadaku?!” kesal Noe. Tentu saja dia kesal karena tidak dapat permintaan maaf dari Filk, karena Noe juga ikut menyumbang uangnya untuk membelikan perlengkapan Filk.

“Baik, maafkan aku juga sudah merepotkanmu, Noe,” ucap Filk dengan nada yang berbeda saat mengatakan hal yang sama kepada Dinda.

Tentu mendapatkan pernyataan dengan nada yang berbeda, apalagi terdengar seperti mengejek. Noe dengan kesalnya langsung meloncat dan meluncurkan serangan menggigit. Entah ajaib atau memang sudah diperhitungkan, tangan Filk yang tidak tertutupi oleh zirah tergigit oleh gigi kucing bernama Noe.

“Baik-Baik! Maafkan aku! Lepaskan! Lepaskan, Noe!” pinta Filk sambil mengibas-ngibas tangan yang digigit oleh Noe. Noe pun melepaskan gigitannya, lalu pergi meninggalkan Filk.

“Dasar, kenapa kau selalu saja menggoda Noe?” tanya Dinda. “Apa kau menyukai dia?”

“Bu-Bukan, hanya saja… Entah kenapa aku merasa aku harus melakukan itu, setidaknya aku bisa membuat dia terhibur.”

Dinda yang mendengar jawaban aneh dari Filk hanya bisa tersenyum. “Apakah semua laki-laki memang seperti kau, ya?”

“Kurasa tidak, setiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing. Oh iya, kenapa Noe kembali lagi menjadi kucing? Padahal dia terlihat sangat manis kalau menjadi manusia.”

“Kenapa kau tidak tanyakan saja langsung kepadanya, lolicon.” Dinda pun pergi untuk menyusul Noe.

“Eh, memangnya aku salah menanyakan itu, ya?”

Kemudian, mereka sekarang berada di toko pangkas rambut. Di dunia ini ada dua jenis cara memangkas rambut, dengan sihir atau cara biasa. Kalau yang biasa dipotong menggunakan alat cukur biasa, waktunya cukup lama tapi harganya murah. Sedangkan menggunakan sihir ada alat khususnya, waktunya cepat tapi harganya mahal. Selain itu, yang menggunakan sihir bisa diterapkan efeknya. Misalnya dengan dicat warna merah, kekuatan sihir apinya bisa meningkat. Tapi sekali lagi, mahal. Maka dari itu, Filk dipangkas rambutnya dengan cara biasa.

Sebenarnya poni depan Filk yang hanya dipangkas, karena menurut Noe poni yang menutupi mata Filk terlihat sangat aneh. Selain itu, Noe juga penasaran dengan mata yang dimiliki oleh Filk. Selesai dipangkas, Filk berjalan menuju kedua gadis yang sedang menunggu di kursi.

“Bagaimana, apakah seperti ini lebih bagus?” tanya Filk.

Mereka berdua melihat perubahan Filk dengan rasa bingung, padahal poninya sudah dipotong sampai pendek… walau masih sedikit panjang dan sudah dirapihkan agar terlihat lebih bagus. Tapi, tetap saja mereka tidak bisa melihat mata Filk, karena ada bayangan hitam yang menutupinya.

“Kau menggunakan sihir untuk menutupi wujud matamu?!” ucap Noe dengan nada keras.

“Bahkan kau saja tidak tahu kekuatanku berjenis apa, jadi mana bisa aku menggunakan sihir.”

“Lalu, kenapa ada bayangan hitam yang menutupi matamu?” tanya Dinda.

“Entah, mungkin karena aku adalah orang yang putus asa jadi seperti inilah wujudku di dunia ini… mungkin?”

Mereka berdua merasa tidak puas dengan jawaban yang ujungnya mengandung pertanyaan dari Filk, tapi mereka juga tidak bisa memaksa Filk untuk menjawab yang sebenarnya. Mungkin saja memang benar manusia bumi yang masuk ke dunia lain bernama Selrd ini akan berubah dari segi fisik atau mental, dikarenakan perbedaan struktur kehidupan. Dan mungkin saja memang sejak lahir Filk memang seperti itu.

“Benarkah, padahal aku bisa melihat kalian dengan jelas bahkan toko ini dan orang-orang yang di luar sana,” lanjut Filk.

“Ya sudah, sekarang kita pergi ke toko senjata dan buku sihir,” ucap Dinda.

Berpindah ke toko buku sihir dan senjata. Seperti namanya, di toko ini tersedia banyak sekali senjata-senjata mau itu jarak dekat seperti pedang atau jarak jauh seperti pistol. Sedangkan buku sihir dari white magic atau black magic.

Sekarang mereka sedang di bagian senjata, Filk melihat-lihat senjata yang tertempel di dinding-dinding maupun yang berada di etalase. Mulai dari pedang, pistol kecil sampai besar, palu, kapak, tombak, bom, dan lainnya tersedia.

“Hmm… Sepertinya semua senjata ini terlihat sangat berat-berat sekali…” gumam Filk melihat bagian senjata jarak dekat. Filk pun berpindah ke tempat senjata jarak jauh. “Aku tidak terlalu yakin bisa melempar tepat sasaran. Tapi, kurasa sebaiknya aku bawa saja bom dan jenis senjata lempar tajam ini saja.”

Dinda dan Noe yang masih dalam wujud kucing menghampiri Filk. “Kau sudah memilih senjatamu?” tanya Dinda.

“Aku pilih bom dan senjata lempar tajam saja.”

“Eh, jadi kau ingin menjadi penyerang jarak jauh?” lanjut Noe.

“Tidak, aku akan gunakan senjata sebagai serangan jarak jauh. Sedangkan jarak dekatnya menggunakan sihir.”

“Tapi, kau belum tentu bisa menggunakan sihir,” jawab Dinda.

“Setidaknya dicoba dulu,” jawab Filk enteng. Mereka berdua pun saling menukar pandangan. “I-Itu pun ka-kalau kalian masih punya uang,” lanjut Filk.

“Tenang saja, uang kami sangat banyak. Tapi kurasa sebaiknya kita beli buku sihir satu jenis saja.”

Mereka pun berpindah ke tempat buku sihir. Buku-buku sihir yang berlevel tinggi sampai level rendah ada di tempat ini. Buku yang besar tebal, besar tipis, kecil tebal dan kecil tipis terpajang di etalase-etalase. Untuk pemula sampai professional juga ada. Tipe white magic dan black magic.

Filk berada di etalase buku sihir tingkat rendah, kecil tebal, untuk pemula, tipe white magic. Filk mengambil buku bertuliskan ‘Meningkatkan kekuatan tubuh’. Sedikit penjelasan, sesuai dengan judulnya, buku sihir itu berisikan cara untuk meningkatkan kekuatan anggota tubuh yang diinginkan. Tentu saja cara mengembalikan seperti semula juga ada di buku itu.

“Oh, jadi kau akan menggunakan tangan atau kakimu untuk menyerang,” ucap Dinda.

“Iya, kurasa aku kurang cocok menggunakan senjata, apalagi yang berat,” balas Filk.

“Jadi, kau ahli bela diri?”

“Tidak juga, aku memang sedikit belajar dasar pencak silat. Sisanya aku belajar pukul dan menendang dengan sendiri.”

“Tunggu, apa kau anak nakal yang selalu berkelahi?” potong Noe.

“Tidak, aku melakukan itu untuk bela diri… Walau tidak belajar dengan benar seni bela diri apapun, tapi aku sangat yakin dengan kekuatan tangan dan kakiku.”

“Baiklah, kalau itu pilihanmu. Jadi, kau bisa menjadi tipe supporter atau strange. Kalau begitu, kita latih sedikit kekuatan pilihamu itu.”

Selanjutnya mereka ke tempat pelatihan, dimana para pemula atau professional berlatih. Ada tempat khusus untuk pemula dan professional. Untuk pemula adalah pelatihan yang akan dihadapi oleh samsak atau boneka monster. Sedangkan untuk professional adalah pelatihan melawan monster yang sengaja ditangkap atau bertarung sesama pejuang.

Tentu Filk berada di pelatihan khusus pemula, tempatnya tidak terlalu luas. Ada pengatur untuk tingkat latihan di bilik sebelah. Filk dan Dinda berada di tempat pelatihan, sedangkan Noe yang sudah berubah menjadi wujud manusia berada di tempat pengaturnya. Noe bisa melihat mereka berdua lewat kaca yang membatasi tempat pelatihan.

Sebuah tas cukup besar tertempel di pinggang Filk, tepatnya belakangnya. Tas itu adalah tempat senjata seperti bom dan senjata lempar tajam yang dibeli oleh Filk… dengan uang Noe dan Dinda. Di tempat pengatur Noe terlihat malu-malu karena dilihat terus oleh Filk, sedangkan Noe tidak berani melihat tatapan Filk yang terkesan terpana. Di mata Filk, sikap malu-malunya itu sangat manis, jadi wajar dia sampai terpana melihat Noe.

“Filk, konsentrasi. Jangan terus menatap Noe. Lihat, dia sampai kelihatan gugup begitu,” ucap Dinda.

“Habisnya, dia terlihat sangat manis sekali…” jawab Filk. “Oh, apa kau cemburu?”

Dinda pun meluncurkan pukulan karate ke kepala Filk. “Sudah, cepat konsentrasi, lolicon.”

“Baik-baik.” Filk membuka buku sihir yang sudah dia pegang, dan mengalihkan pandangannya dari Noe.

Filk pun membaca buku sihir peningkat kekuatan tubuh. Dia membaca cara mengalirkan mana ke tubuh tertentu. Terlihat singkat dan jelas, mungkin karena tingkatanya adalah untuk pemula.

“Konsetrasikan dan pikirkan di bagian tubuh tertentu untuk diisi mana,” ucap Filk. “Sedikit membingungkan karena tidak dijelaskan apa itu mana, tapi aku akan mencobanya.” Filk menutup matanya, lalu mengkonsentrasikan dan berpikir kalau tangan kanannya teralirkan oleh darah yang banyak. “Oh, ternyata tanganku terasa seperti lebih kuat!” kaget Filk. Memang tidak terlihat, tapi dia berhasil mengalirkan mana ke tangan kanannya.

“Nah, Noe, kirimkan satu samsak,” ucap Dinda melalui intercom yang menempel di telinga Dinda. Itulah peran dari Dinda, memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh Noe. Di tempat pengendali, Noe tidak bisa mendengar karena terhalang oleh kaca.

Dengan sedikit kebingungan, Noe pun mencari-cari tombol untuk memunculkan samsak dan pengatur jumlahnya. Akhirnya Noe pun menemukan tombolnya, tapi sebelum menekan tombolnya dia melihat ke arah Filk, mungkin saja dia melihat ke arahnya lagi saat mencari tombol untuk ditekan. Setiap kali Filk menatap Noe, Noe merasakan kegugupan yang sangat luar biasa, jadi wajar dia sangat malu saat dilihat oleh Filk.

Satu samsak muncul dari bawah, di depan Filk. “Tolong pegang, Dinda.” Filk menyerahkan buku sihir itu kepada Dinda, dan itulah peran kedua Dinda berada di dekat Filk. Dengan cepat Filk meninju samsak itu. Samsak itu terdorong cukup jauh.

“Kelihatannya meningkatkan kekuatan tubuh berhasil,” ucap Dinda. “Ternyata kau penyihir.”

“Kalau begitu, coba bagian latihan senjata.”

“Baiklah. Noe, kirimkan empat samsak dengan jarak yang cukup jauh dan berbeda-beda letaknya.”

Sekali lagi Noe harus kebingungan mencari tombol-tombolnya, dan lagi-lagi dia harus melihat ke arah Filk sebelum menekan tombolnya. Munculah beberapa samsak di arah yang berbeda-beda. Filk merogoh tas yang tertempel di belakang pinggang, lalu mengeluarkan satu shuriken, satu pisau kecil, satu kunai, dan satu jarum tipis.

Pertama, shuriken dilemparkan ke samsak yang berada jauh di depannya. Sayangnya tidak mengenai sasaran, namun sedikit menggores sisi badan samsak itu. Kedua, kunai yang dilemparkan ke samsak di arah jam dua yang jaraknya lebih dekat dibanding samsak pertama. Berhasil mengenai samsak itu, tepatnya ke bagian perutnya. Ketiga, pisau kecil yang dilempar ke samsak di belakang jaraknya cukup jauh. Berhasil kena, tapi mengenai kakinya. Keempat, jarum yang dilempar ke samsak di arah jam sebelas yang jaraknya lebih jauh dibanding samsak pertama. Berhasil kena, tepat di perutnya.

“Ti-Tidak mungkin! Kau juga seorang petualang!?” kaget Dinda.

“Eh, kenapa harus kaget? Memangnya aneh?” heran Filk.

“Tentu saja! Pertama kalinya aku melihat ada pejuang bisa menguasai sihir dan senjata!”

“Benarkah? Padahal kalian bisa saja melakukanya.”

“Tidak mungkin! Seperti yang kau tahu, kami para petualang tidak memiliki mana, jadi tidak bisa mengeluarkan sihir. Sedangkan para penyihir terlalu lemah untuk memakai senjata berat atau melemparkan senjata.”

“Be-Begitu, ya… maaf…”

“Ke-Kenapa kau meminta maaf?”

“…Ku-Kupikir tadi aku menyinggungmu, aku seperti menyombongkan diri…”

“Tidak-tidak, kau tidak perlu minta maaf, memang seperti itulah kami. Dan kenapa tiba-tiba kau menjadi merendahkan diri seperti itu?”

“…Bukan apa-apa… Mungkin ini memang sudah menjadi sifatku…” Filk menundukkan kepalanya. Walau matanya tidak bisa dilihat karena bayangan yang menutupinya, tapi ada aura menyesal dari Filk.

“Ternyata pilihanku tepat sekali, kau benar-benar memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.” Tiba-tiba Noe sudah ada di dekat mereka, dengan wujud kucing.

“Kenapa kau berubah lagi menjadi kucing?” tanya Filk. “Padahal aku ingin melihat wujud manusiamu dari dekat, kau terlihat sangat manis sekali.”

Noe yang mendengar itu langsung kaget, bahkan mulut kucingnya sampai terbuka lebar. Perlahan dia menundukkan kepalanya, lalu mengangkat kembali menatap tajam Filk. Dengan cepat, dia meloncat ke wajah Filk dan mencakar-cakar wajah Filk.

“AAAAAA!!!”

***

Mereka bertiga pun berjalan menuju tempat makan, karena mereka sudah lapar. Dinda dan Noe yang dalam wujud kucing berjalan cukup jauh di depan Filk yang sedang membungkukkan badannya karena mendapatkan serangan cakar dari Noe. Walau luka-luka cakar di wajah Filk sudah menghilang oleh sihir penyembuh dari Noe, tetap saja dia kelelahan.

“Eto… apakah tidak apa-apa aku ikut makan?” ucap Filk tiba-tiba. Tentu mereka berdua yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan.

“Kalau kau tidak lapar, tidak usah ikut,” balas Noe.

“Filk, kenapa tiba-tiba kau merendah lagi?” heran Dinda.

Filk langsung menundukkan kepalanya, dia mengepalkan kedua tangannya cukup keras. “A-Aku sedikit kurang enak karena selalu merepotkan kalian…”

“Sudah kubilang, jangan terlalu dipikirkan,” jawab Dinda. “Kita ini kan teman.”

Filk mengangkat kepalanya, walau matanya tidak terlihat akibat bayangan hitam, tapi ada aura senang terpancar yang diwakili dari senyuman kecil Filk. “Terima kasih, Dinda, Noe.”

“Kalau begitu, cepat, aku sudah lapar,” ucap Noe.

Dinda dan Noe pun berbalik lagi dan melanjutkan jalannya. Sedangkan Filk perlahan menghilangkan senyuman kecil itu, dan kembali menundukkan kepalanya. “AWASSS!!” Berkat teriakan itu, Filk kembali mengangkat kepalanya, lalu berbalik badan.

Seorang gadis berpakaian seperti penyihir, sedang terbang ke arah Filk dengan sapu terbangnya. Karena kecepatan terbang dari sapu itu, Filk tidak bisa menghindar dan langsung tertabrak.

*Bruukkkk

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro