Bab 6. Pulau Buangan (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Beberapa hari kemudian, kami memutuskan untuk menapakkan kaki di Pulau misterius itu. Paman Teo sedang ke kantor, Ia mendadak mendapat telepon dari komandan.

Setelah mengayuh perahu dengan susah payah. Kami tiba di Pulai Buangan. Perahu kami sembunyikan, Keadaan sekeliling kami sepi dan mencekam. Ditemani deburan ombak yang ribut di tepi pantai.

Tiba-tiba, sirine itu berbunyi, sosok bayangan muncul dari salah satu sisi.
"Jangan berisik!" perintah Ino, bergaya bagai ketua.

Jantung berdebar, seperti berhenti berdetak. Tubuh kami kaku. Siapakah orang dibalik bayangan itu?

Kami berempat menggigil ketakutan, benarkah ada hantu? Belum sempat Inu menarik napas. sebuah cengkeraman di pundaknya. Inu menjerit kaget. Ina dan Ita pun teriak.

"Paman Teo?" Ino terkejut, sosok yang ia ikuti, Pamannya sendiri.
"Kalian! Selalu begini!" keluh Paman Teo.
"Paman, alat apa itu?" tunjut Ina.
"Terus, Bapak lagi apa di sini?" selidik Inu.

"Sini ikut Bapak," Mereka berempat melihat tukik di bibir pantai. Beberapa satwa laut yang dilindumgi pun ada di sana. Para penyu bisa bertelur dengan nyaman tanpa gangguan manusia. Pulau Buangan merupakan tempat yang tepat, karena jauh dari pedesaan.

Paman Teo dan para pecinta binatang, serta lembaga terkait bergantian menjaga dan patroli agar satwa aman dari para pemburu liar.

"Kalian harus janji, merahasiakan tempat ini."
"Siap, Bos!" jawab mereka kompak.

Sosok mencurigakan, nampak dilain sisi. Inu yang curiga dari awal datang, dengan hati-hati ia mengikuti pria berbaju hitam itu. Benar, ternyata ia salah satu pemburu liar.

Pria itu mengambil beberapa tukik dari tempat penangkaran, Inu yang panik langsung berteriak.

Maliiiiiiing ... Maliiiiiiing ....

***

"Ino, Ino, bangun," Paman Teo berusaha membangunkan Ino.
"Ino, ayo bangun," sekali lagi Paman Teo membangunkan Ino.

Ino reflek duduk dan berteriak lagi, "Maliiiiing."

"Mana malingnya? Makanya kalau mau tidur jangan membaca buku detektif. Jangan lupa berdoa."

"Iya, Pak."

Selamat malam, Ino melanjutkan tidurnya.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro