V. Photograph [END]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Handphone-ku bergetar. Membuatku menghentikan aktivitasku membaca buku, kemudian meraih benda tersebut.

Aku terbelalak kaget. Melihat group di BBM yang berisi chat sahabat-sahabatku.

Huaaaa! Mereka nge-chat!
Group itu bernama 우리친구 (oeri chingu = sahabat kita). Group yang kami bentuk ketika SMP dan ternyata masih active sampai sekarang.

Nia : Oiiii!!! Udah 9 bulan ngga komunikasi. Hueeee aku kangen kalian :') (eh btw kaya hamil aja 9 bulan :v )

Iran : Iyaaa!!!! XD Gimana kabar kalian?

Nia : Di sini seru, kok! :D Kalau Iran gimana?

Iran : Ya, gitu Ni, aku sibuk nih di Paris XD

Nia : Cielah yang jadi designer mah gituuu :v #plak

Iran : Kamu juga! Cielah yang jadi dokter XD

Nia : Eh BTW, mana si Wydi?

Iran : Entah XD

Wydi : Ran, perasaan kamu pake emot itu mulu deh -_-

Nia : Eh Wydi!! Ke mana aja kamu dari tadi? Wkwkwk

Wydi : Lagi fangirling-an haha.

Iran : Ahahaha taulah yang fangirl mah XD

Wydi : Huh! Ngga nyadar diri sesepuh mah!

Nia : Hahahaha SESEPUH!

Iran : Dasar Bulawuk!

Wydi : Kamu yang Bulawuk!

Nia : Hei bulawuk teh apa? Sampai sekarang aku tidak mengerti arti kata itu.

Wydi : Tanya aja tuh ke si Iran, kan itu dari dia :)

Iran : Bulawuk teh gitu.... Aduh susah dijelasin hahaha XD

Nia : ???? Dasar Alien :v

Iran : Aduh Ni! Kok kamu kejam banget XD

Wydi : Dia itu emang Alien yang nyasar di bumi 1000 tahun yang lalu. Sehingga ia dijadikan sesepuh.

Nia : Ouhh gitu, ya Wyd?

Iran : Wydi! Sejak kapan aku Alien?! Dan sejak kapan aku berada di bumi ini 1000 tahun yang lalu?! XD

Nia : Sejak bulawuk kau kumandangkan :3

Wydi : Sejak kauturun dari UFO mu, dan ditinggalkan oleh makhluk-makhluk se-rasmu.

Iran : :')

Nia : Eh Wyd, kita nge-chat berdua, yuk!

Wydi : Ayo, Ni!

Iran : Terus aku gimana?

           Oh yaudah deh dah~ XD

Aku tertawa terpingkal-pingkal ketika berchat ria bersama dua sahabatku yang bulawuk ini.

Jika kalian bingung dengan kata bulawuk, tanyakan hal itu pada sesepuh alien yang terjebak di bumi bernama Iran.

Sudah sembilan bulan lamanya aku tidak berkomunikasi dengan mereka. Membuatku rindu sekaligus sedih.

Lalu, terdengar bunyi ping! dari handphone-ku, dan saat kubuka ternyata chat dari Nia.

Nia : Wyd di sana udah musim dingin belum?

Wydi : Belum, Ni. Kalau di Jerman udah?

Nia : Ahahaha belum. Masih musim gugur. 1 bulan lagi kayanya baru masuk musim dinginnya.

Wydi : Oh, oke! Ni mau tau ngga?

Nia : Whut?

Wydi : Aku udah punya kamera, loh! Akhirnya bisa jadi Fotografer juga walau abal-abalan :D

Nia : Cielah :3 Minta dong foto-fotonya! ;)

Wydi : Oke tunggu ya, Ni!

Aku pun mengirimkan berbagai foto yang aku simpan. Mulai dari foto kado itu, foto Peter yang lagi tertidur, foto matahari terbenam, dan masih banyak lagi.

Nia : Ih Wyd! Itu siapa yang lagi tidur? Ngakak sumpah! :D Ganteng dia! Tapi sayang ... dandanannya nerd.

Wydi : Jangan salah, lohhh! Walaupun nerd tapi dia baik banget dan punya pesona tersendiri. Dia sahabatku namanya Peter.

Nia : Awas suka ma sahabat sendiri hahaha :p

Wydi : Udah suka, eh CINTA malah ;D

Nia : Whut?! Fangirl Falling in Love?! Ckck. Akhirnya dirimu suka sama yang bukan artis lagi haha. Kayanya harus bikin acara syukuran deh :3

Wydi : Ih kamu mah!

Nia : Ahahaha sorry-sorry my sist wkwkkw ;) Aku doa-in deh biar kamu sama dia jadi ehm. Kekasih wkwk.

Oh ya BTW aku mau ngerjain tugas lagi ya (biasa orang sibuk #plak)
Byeee hope you enjoy your life in Canada (^.^)/

Wydi : Oke siip, bye :)

Aku pun menghentikan aktivitas chatku bersama sahabat-sahabatku itu.

Kini....

Saatnya baca buku lagi!

🍁🍁🍁

Kini kurasakan musim dingin di negara bersimbol daun maple ini. Merasakan udara dingin yang menusuk, dan menyaksikan butir-butir putih yang berjatuhan dari angkasa.

Sekarang aku sedang berada di perjalanan menuju suatu bukit menggunakan mobil milik keluarga Peter.

Entah apa yang direncanakannya. Saat aku bertanya pada supir itu ia hanya tersenyum penuh arti dan memilih bungkam.

Sebenarnya ada apa?!

Oke, Wyd. Relaks....

Setelah sampai di suatu tempat berupa pohon-pohon yang tinggi, aku pun turun dari mobil.

Kueratkan mantel yang kukenakan karena tidak tahan dengan dingin yang menusuk kulitku.

"Tuan, apakah benar ini tempatnya?" tanyaku pada supir itu.

"Iya, Nona. Nona hanya perlu mengikuti tanda panah seperti itu," katanya seraya menunjuk petunjuk arah berupa panah.

Aku pun mengangguk dan mulai berjalan mengikuti tanda panah tersebut.

Setelah cukup lama, aku pun sampai di suatu tempat yang terdapat berbagai macam foto yang digantung di sekitarnya.

Foto-foto tersebut digantung secara rapi di tali-tali yang diikatkan pada pohon-pohon sekitar.

Foto-foto tersebut bagaikan tirai. Namun, memiliki jarak yang cukup jauh antara satu dengan yang lain sehingga terlihat rapi sekaligus kreatif.

Aku pun melihat-lihat foto tersebut. Betapa terkejutnya aku karena menemukan salah satu foto kado yang waktu itu aku ambil.

Aku kembali berputar-putar melihat foto-foto lain yang berjumlah sekitar seratus itu. Ternyata terdapat foto-foto lain yang kuambil walaupun didominasi dengan foto-foto yang tidak aku kenali.

Seketika, suara petikan gitar terdengar di belakang punggungku. Kubalikkan tubuhku dan terbelalak kaget ketika melihat sosok yang duduk di atas kursi itu dengan gitar di pangkuannya.

Mengenakan jas hitam yang membuatnya terlihat sangat tampan, dan tersenyum manis ke arahku.

"Aku akan menyanyikan satu lagu untukmu."

Aku benar-benar terpaku, melihat ia yang mulai memetik gitarnya untuk mengiringi sebuah lagu yang akan dinyanyikannya.

Ketika ia memulainya, tanpa sadar air mata telah jatuh membasahi pipiku.

Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard
You know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin' me closer
'Til our eyes meet
You won't ever be alone
Wait for me to come home

Loving can heal
Loving can mend your soul
And it's the only thing that I know (know)
I swear it will get easier
Remember that with every piece of ya
And it's the only thing we take with us when we die

We keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Our hearts were never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin' me closer
'Til our eyes meet
You won't ever be alone

And if you hurt me
That's OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go

Wait for me to come home [4x]

Oh you can fit me
Inside the necklace you got when you were 16
Next to your heartbeat
Where I should be
Keep it deep within your soul

And if you hurt me
Well, that's OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go

When I'm away
I will remember how you kissed me
Under the lamppost
Back on 6th street
Hearing you whisper through the phone,
"Wait for me to come home" .

* Ed Sheeran - Photograph *

Isakan telah lolos dari mulutku. Aku benar-benar terharu ketika mendengar suaranya yang mengalun dengan indahnya.

Ia tersenyum lembut kearahku. Menaruh gitar dan berjalan menghampiriku.

"Semuanya Keluar!" teriaknya saat berada tepat di hadapanku.

Yang dipanggil pun keluar. Aku membelalakkan mataku saat melihat mereka di balik pohon.

Dua orang itu melambai-lambaikan tangannya dan sukses membuatku menangis terharu.

"Widia Putri...."

Aku menolehkan kepalaku untuk menatap pemuda yang memanggilku. Aku terkejut bukan main karena sekarang ia tengah berlutut di hadapanku dengan memegang sebuah kotak beludru yang berisi sebuah cincin berlian yang indah.

"Widia ... Aku telah membuktikan padamu bahwa aku memiliki banyak teman, bukan? Bahkan aku membawa sahabat-sahabatmu untuk menyaksikan moment ini.

Cukup sulit mengundang mereka karena kesibukkannya masing-masing. Dan kini ... Hari ini. Aku akan mengatakan dan memintamu satu hal."

Ia menarik napas dalam dan mengembuskannya untuk menetralisir kegugupan yang benar-benar dapat kurasakan.

"I, Shawn Peter Raul Mendes. Ask you Widia Putri. Would you be my fiancee?"

Ternyata pria yang sedang berlutut di hadapanku benar-benar dia. Iya! Shawn mendes!

Aku benar-benar tidak dapat membendung air mata dan perasaan bahagia yang kurasakan saat ini. Memilih untuk tetap diam, dan mendengarkannya kembali.

"Aku tahu aku sudah membohongimu dengan berpura-pura menjadi nerd dan memperkenalkan diri sebagai Peter.
Namun ketahuilah. This feels are real. I love you Wydi, girl who take care of me when i'm hurt, girl who be my bestfriend when nobody want it, and girl who makes me Falling in love with her."

Aku tersenyum bahagia mendengar kata-kata yang ia ucapkan. Membuatku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia.

"I love you Widia Putri. And let me ask you again....
Widia putri, Would you be my fiancee?"

"I will ! Of course I will Shawn!"

Sorakan orang-orang langsung menghiasi momen yang tidak akan kulupakan ini.

Ia berdiri dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya. Memakaikan cincin tersebut di jari manis tangan kiriku dengan lembut.

"Thank you Wydi. Thank you." Ia memelukku dan berbisik lembut.

"Aku yang berterimakasih S-Shawn. Aku mencintaimu!" ucapku agak gugup karena memanggilnya dengan nama Shawn.

Kudengar ia tertawa kecil, "Panggil aku Peter saja."

"Ya! Aku akan memanggilmu Peter!"

Ia mengangguk. "Kauboleh memanggil aku apapun yang kaumau," ucapnya seraya mengedipkan matanya.

Ia menaruh dagunya di puncak kepalaku, memelukku erat dan menghantarkan perasaan nyaman sekaligus bahagia.

"I love you."

"I love you too."

🍁🍁🍁

"HUAAAA WYDI!!!!"

Teriakkan kedua sahabatku telah menghentikan aktivitas peluk-pelukanku dengan Peter.

Aku merutukki mereka karena mengganggu moment romantis ini.

"Terkutuklah kau Nia dan Iran!" batinku.

"Ck. Ngga usah cemberut gitu kali," decak Nia yang berhenti menghampiriku.

"Iya, Wyd. Serem hahaha," kata Iran yang sama-sama berhenti.

"Wydi ... jangan kasih wajah sangarmu pada mereka. Kauharus berterima kasih karena semua ini ide mereka berdua," bela Samuel yang berdiri di belakang mereka.

"Ahahaha iya. Ini ide mereka," kata Cam dengan tersenyum dan member Magcon lainnya pun berjalan mendekat.

"Tau, nih! Aku udah cape-cape bikin ide malah diginiin! Tau lah yang udah tunangan mah!" cibir Nia dengan mengerucutkan bibir.

"Ahahaha, setidaknya berhasil, kan?" kekeh Samuel seraya mengacak rambut Nia dengan gemas.

"Iya Ni ... jangan cemberut gitu. Kasihan Wydi," Kata Iran berusaha meredakan kekesalan Nia.

Nia pun hanya nyengir dan langsung berlari untuk memelukku. Iran yang melihat Nia memelukku tidak mau kalah dan juga langsung menerjangku.

"Woi! Sakit!"

"Ahahahahaha!" Kudengar mereka yang tertawa dan melupakanku yang kesakitan.

"Ciee ... yang sama Shawn!" goda Nia setelah melepaskan pelukannya. Membuat orang-orang disini tertawa dan aku tersipu malu.

"Tau, nih aku masih ngga nyangka tau!" kata Iran seraya mendorong bahuku pelan.

"Wydi, kau tidak ingin bertanya pada Shawn?" tanya Samuel.

Nanya apa?

Hmmm....

.
.
.

"OH! PETER KENAPA KAU JADI NERD?!"

"Huft ... Aku tahu pasti kau akan menuntut penjelasan dariku.
Jadi begini....
Aku tidak mau punya temen yang fake, aku maunya yang real. Terus aku mau punya kekasih yang bener-bener nerima aku apa adanya walupun aku nerd sekali pun."

"Ouh ... kenapa kaubeda sekali, sih kalau nerd?"

"Aku pake rambut palsu, terus pake kacamata yang besar dan berjalan agak loyo buat kesan nerd."

"Terus ... Kau sering keluar kota itu kemana?!"

"Aku konser, pemotretan, dan banyak lagi kesibukkanku sebagai artis. Seperti waktu itu ketika insiden handphone-mu yang terbang, aku sedang pemotretan di luar kota."

"Nanti kau sering meninggalkanku lagi?"

Ia mendekatiku dan mengenggam tanganku lembut.

"Aku tahu ini akan berat untukmu, tapi tolong percaya padaku. Bersabarlah, dan tunggulah aku pulang. Cincin ini akan menjadi bukti terikatnya kita dengan hubungan yang bernama pertunangan.
Jadi, kau tetap mau, kan menjadi tunanganku?" tanyanya tulus.

"Hanya wanita bodoh yang menolak seorang pria sebaik dirimu," kataku tersenyum lebar.

Aku pun berpelukan sekali lagi dengannya, kemudian menghampiri 2 sahabat bulawukku.

"Thanks ya Ni, Ran," ucapku tulus.

"Your Welcome!"

Kami semua pun bercanda ria bersama. Entah mengapa aku melihat Samuel yang terus menerus memperhatikan Nia.

Aku pun menyenggol lengan Peter pelan dan berbisik.

"Coba kau perhatikan Samuel."

Ia sempat mengernyitkan dahi, namun setelah melihat objek yang tadi kubicarakan ia tersenyum.

"Aku harap kaubisa, Sam," gumamnya pelan dengan senyuman di wajahnya.

"Samuel suka sama Nia, ya?" tanyaku yang sama-sama tersenyum.

"Yup, aku harap Nia mau menerima Samuel."

"Aku juga."

Kami pun ikut bercanda ria bersama, Cam sangat lucu ditambah ada dua bulawuk di sini maka hancurlah dinding ke calm-an kami semua.

"Wydi! Aku ada ide!"

Peter pun berdiri dan berjalan ke suatu tempat, ia kembali dengan kamera yang kini ada di tangannya.

"Sam! Fotoin kita berdua."

Samuel pun mengangguk dan meraih kamera tersebut.

Peter berjalan kearahku dan meraih tanganku agar berdiri. kami berdua berdiri bersebelahan dengan dirinya yang memeluk pinggangku posesif.

"Ayo tersenyum kepada kamera, kita abadikan moment ini sebagai awal kisah cinta kita," bisiknya lembut kepadaku.

Aku pun mengangguk antusias dan tersenyum ke arah kamera.

"1 ... 2 ... 3!"

Cklek!

Satu foto kami abadikan pada moment ini. Dengan diriku dan Peter yang tengah tersenyum bahagia.

Menjadikannya sebuah bukti awal perjalanan kisah cinta kami.

Rencana-Nya pastilah lebih baik dari yang kita rencanakan. Awalnya aku pergi ke Canada hanya untuk bertemu dengan Shawn. Namun lihatlah! Rencana-Nya lebih indah dari yang kubayangkan.

Seorang lelaki nerd yang kutolong ternyata idolaku. Dan peter yang kucintai ternyata Shawn mendes yang aku puja.

Shawn Peter Raul Mendes.

Terimakasih telah hadir dalam hidupku. Kini, mari kita jalani kisah cinta walau aku yakin akan ada lika-liku di setiap jalannya.

Dengan Kekuatan bernama cinta dan kasih, aku percaya bahwa kita akan berhasil melalui semua rintangan itu.

"Peter, i love you ... Please stay by my side," ucapku tersenyum tulus padanya.

"I love you too. And i will Widia, till death separated us," katanya lalu mengecup keningku dengan sayang.
.
.
.
.
.

_END_

🍀🍀🍀

Hueeee akhirnya selesai juga! Ahahahhaa gimana Wyd?? Romantis ngga?? Kalau ngga ... Aku mah da bisa apa atuh? :')

Cerita ini adalah Giftku untukmu ^^

Happy birthday my besty!! (Aku tahu masih lama tepatnya 29 April wkwkwk)

Kadonya nyusul yeeeee #Insyallah

Aku harap kamu suka sama cerita ini. Aku tahu ini banyak kekurangan tapi aku sudah berusaha sekuat tenaga! #plakplak

Happy 15th birthday! Aku doain semoga kita bisa lulus UN sama-sama. Masuk sekolah yang kita impikan dan menjadi sukses!

Aku harap aku bakalan dapet jodoh kaya Samuel hueeeee. Kamu juga semoga kaya Shawn! Kalau Iran ... hmmm aku teh bingung eung kumaha atuh? :v #plakplakk

Oke siippp!!! Sekian yaaa wkwkwk

©2016
06-04-2016, 13:10 WIB

by : Kagayaki Miyuki (Nia)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro