☆ Hutan Halmen 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hallo—
Illina bab baru sudah hadir.

Selamat membaca dan menikmatinya.

Salam hangat,
—TriaLiya.

🦋🦋🦋

Waktu, sebuah kata paling misteri di dunia.
☆☆☆☆☆

Prediksi-prediksi perjalanan makhluk hidup dan alam bekerja. Bertemu titik kepastian nyata saat terjadi sebagaimana prediksi dinyatakan. Namun, ada situasi sebaliknya. Kala takdir telah berbicara.

Begitulah waktu menjawab. Kegelisahan akan berakhir. Saat seluruh prediksi diserahkan pada takdir. Maka perjalanan sekadar menerima dan melanjutkan untuk kehidupan saat ini.

Kiranya, posisi Illina sedang berada di situasi tersebut. Meski sadar akan dirinya yang terlahir sebagai peri. Membantu alam dan manusia di dunia untuk bernapas. Namun, peri juga bukan siapa-siapa.

Mereka hanya terlahir istimewa dengan tugasnya. Sedangkan hati manusia adalah misteri, seperti waktu. Semua ada dalam kendali pemilik sah seluruh alam dan isinya.

Illina tidak bisa memilih dia terlahir di mana. Tapi, layaknya setiap insan. Mereka punya kesempatan yang sama untuk memilih jalan kehidupan.

Baik dan buruk. Bagaikan dua hal yang tak terpisahkan dalam diri setiap yang bernyawa. Tinggal si pemilik tubuhnya, mau memilih jalan yang mana.

Illina, dia telah mengambil keputusan penting dalam 21 tahun hidupnya. Pengembaraan keluarga kecilnya di bumi manusia telah berakhir. Dia akan kembali pada takdirnya.

Memenuhi kewajibannya. Membawa nama ayah ibunya untuk disucikan. Juga demi kelangsungan kehidupan dunia.

Hari ini, dia akan pergi dari rumah yang telah membesarkannya. Bersama dengan ayah dan ibu, Illina akan memulai pengembaraan baru. Pada tempat, di mana seharusnya mereka berada.

Illina merekam seisi kamarnya. Menyimpannya baik-baik dalam lubuk jiwa terdalam. Kelak, mungkin akan terkenang sebagai memori paling indah.

Keputusan tersebut diambil satu bulan setelah kedatangan Yang Mulia Ratu Lesha dan Ratu Jazlyn. Hatinya selalu ingin menyangkal kebenaran. Tapi berita kerusakan bumi mulai tersebar di beberapa tempat.

Terakhir, di negara tempat dia terlahir. Guncangan cukup kencang di timur Negara Lignum menyebabkan 2 kota rusak parah.

Illina tidak lagi bisa menutup matanya. Dia harus segera pergi. Dua permata di pergelangan tangannya harus segera kembali ke tempatnya dan diaktifkan. Demi membantu keseimbangan alam.

Pemandangan laut dari jendela kamarnya. Menjadi saksi atas kerelaan Illina. Dia tersenyum, mengangkat tinggi-tinggi tangan yang dilingkari gelang. Lalu berkata, "Aku siap. Aku siap untuk berjuang memenuhi tanggung jawabku. Dan biarkan waktu yang menjawab hasil dari perjuanganku."

***

Cakrawala Pulau Arcanum malam ini berbeda. Cahaya rembulan memancarkan sinar merah keunguan. Kabut yang pekat terlihat kian pekat.

Mungkin, di benak manusia sedang mengkhawatirkan hal-hal buruk saat melihatnya dari kejauhan. Kenyataannya tidak seperti itu. Warna berbeda dari Pulau Arcanum malam ini adalah untuk menyambut kedatangan sang putri.

Illina, beserta Badir dan Arwa menyaksikan pemandangan tersebut dari balkon kamar Illina.

"Illina, kamu siap?" Badir bertanya untuk yang terakhir kali.

"Siap, Ayah." Illina mengeratkan genggaman tangan ayah dan ibunya.

Mereka telah siap. Bersama jubah merah dan serbuk yang diberikan Raja Eren dua hari lalu.

Pyli

Badir merapalkan mantra sembari melemparkan serbuk ke udara. Perlahan portal terbentuk, dari kecil hingga sebesar manusia. Lalu mereka masuk bersama ke dalamnya.

Illina merasa mual dan pusing. Ini pertama kalinya dia bepergian jauh dengan portal.

Bruk!

Tepat saat merasa kakinya telah menginjak tanah. Illina langsung memuntahkan isi perutnya. Tanpa memperhatikan dia ada di mana.

Badir dan Arwa langsung memegang lengan Illina. Menepuk pelan punggungnya. Sedangkan peri-peri lain yang sedang menanti kedatangan mereka memberi respons yang beragam.

Yang Mulia Ratu Lesha dan Ratu Jazlyn menghampiri Illina, ikut khawatir. Beberapa ada yang mewajarkan. Beberapa terkejut dengan mulut sedikit terbuka. Beberapa ada yang diam-diam tertawa.

Memalukan sekali kamu! Illina memaki dirinya sendiri.

"Cantik, apa sudah merasa lebih baik? Ayo, duduk dulu." Panggilan itu, tentu saja dari kakak tercinta Arwa. Ratu Jazlyn mengambil alih Illina. Memapahnya masuk ke dalam rumah.

"Eren, tolong maafkan putriku. Ini pengalaman pertanya pergi dengan portal. Muntahannya tida mengenaimu, kan?"

Raja Eren tepat berada di depan Illina. Dia termasuk salah satu yang terkejut. Meski setelah itu ingin tertawa. Mewajarkan respon Illina yang belum terbiasa dengan portal.

"Tenanglah. Sekali pun ada yang mengenai pakaianku. Aku tidak masalah, aku mengerti."

Badir dan Raja Eren pun berpelukan singkat. Setelahnya, Badir dan Arwa menyapa para peri satu per satu.

Badir cukup tersentuh. Hanya dalam waktu satu bulan. Sudah bisa mengumpulkan peri lumayan banyak. Ini lebih dari cukup untuk menjalankan rencana mereka.

"Ayo, lanjutkan pembicaraannya di dalam. Kalian juga belum berkenalan dengan cucu saya." Ramah tamah terhenti oleh suara Yang Mulia Ratu Lesha.

"Itu benar. Mari semuanya, kita lanjutkan di dalam," timpal Raja Eren.

Mereka pun masuk ke dalam rumah dome di sisi kedua Hutan Halmen. Benar, tempat tersembunyi di dalam Hutan Halmen yang dipilih langsung oleh Yang Mulia Ratu Lesha untuk pertemuan mereka. Sekaligus tempat, di mana nantinya Illina akan melatih kekuatannya.

🦋
🦋
🦋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro