05 - 02 - 2021 : Ratu Salju

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Song/music: Nier Gestalt/Replicant – Emil / Sacrifice

...

Hari ke-5: Buat karya yang melanjutkan kisah dongeng/legenda yang ada.

...

Ratu Salju

"Cermin ajaib di dinding, siapa wanita tercantik di negeri ini?" tanya seorang wanita bergaun biru dengan mahkota emas di kepalanya.

"Cukup dengan pertanyaan itu Yang Mulia. Aku sudah muak sejak masa pemerintahan ibu tirimu," jawab Cermin Ajaib sambil memantulkan figur lawan bicaranya. "Meskipun begitu, akan tetap kujawab. Engkau masihlah yang tercantik, Yang Mulia Ratu Salju."

Ratu Salju. Ya, benar. Putri Salju yang telah kita kenal kini telah naik takhta. Setelah penggulingan kekuasaan yang dilakukan Putri Salju bersama pangerannya, kini ia yang memerintah. Bersama ketujuh kurcaci yang diangkat menjadi menteri-menteri dan penasihat.

Ratu Salju mendesah. "Aku hanya khawatir—"

"Kalau Yang Mulia terus melakukan ini, lama kelamaan Yang Mulia akan berubah seperti ratu terdahulu."

"Apa?! Itu tidak boleh terjadi." Ratu Salju memekik, takut dirinya akan berubah jahat dan digulingkan oleh siapa saja.

"Kalau begitu, nikmati saja kehidupan Yang Mulia bersama raja dan perintahlah kerajaan dengan aman sentosa."

Ratu Salju menunduk. Matanya menjadi sayu. Ada perasaan sedih yang menjalar di dalam hatinya.

"Kalau boleh hamba tahu, apakah yang membuat Yang Mulia menjadi seperti ini?" tanya Cermin Ajaib dengan nada selembut mungkin. Takut salah kata yang menyebabkan hati Ratu Salju terluka.

"Raja menginginkan seorang anak," jawab sang Ratu.

"Bukankah itu hal yang bagus? Yang Mulia akan memiliki keturunan yang rupawan seperti orang tuanya. Berhati lemah lembut seperti sang ibu dan bijaksana seperti sang ayah."

"Aku hanya ... belum siap."

Cermin Ajaib tidak mengerti. Semua hal yang diinginkan sang Ratu sejak dahulu padahal sudah terpenuhi. Namun, hati majikannya masih dihantui kekalutan. Semua telah tersedia, tetapi kosong dalam waktu yang bersamaan. Ini mungkin hanya perihal waktu sampai sang Ratu kembali seperti dahulu.

Ratu Salju berbalik, meninggalkan Cermin Ajaib dalam kesunyian malam di ruangan yang dikhususkan baginya seperti ratu terdahulu.

...

Ratu Salju Sneewittchen berjalan di lorong istana. Ditemani lilin-lilin gantung dan lukisan-lukisan di dinding yang menawan. Kaki jenjang sang Ratu mengayun di atas karpet beledu merah yang lembut, meredam setiap langkah yang ada.

Dia bimbang. Apakah jika mereka punya anak, kehidupan mereka akan semakin bahagia? Atau malah menjadi buruk? Sang Ratu takut, anaknya akan menjadi pembangkang dan akhirnya menggulingkan dirinya dari takhta, persis seperti yang dilakukannya terhadap ratu terdahulu.

Semua itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan desas-desus yang beredar di kerajaan dan hasil pengamatannya di desa, banyak anak-anak dari orang tua harmonis malah menjadi nakal. Mereka merasa memiliki orang tua yang terlalu sempurna dan hal itu menjadi beban mental bagi si anak.

Baik, itu mungkin pemikiran yang terlalu mengada-ngada bagi seorang ratu. Tapi, hal yang paling membuatnya takut adalah ia akan menjadi tua, tidak cantik lagi seperti yang sering dikatakan Cermin Ajaib dan kehilangan kasih sayang sang raja. Bukankah ia dicintai karena kecantikannya?

Sang Ratu menggeleng, berusaha mengenyahkan semua pemikiran konyol itu dari otaknya. Bukankah seorang anak adalah hasil buah cinta dari orang tuanya?

Pintu yang menghubungkan lorong dan ruang singgasana terbuka. Ratu Salju mendapati rajanya tengah berbincang dengan salah satu kurcaci yang kini telah menjadi penasihat. Melihat ratunya datang, sang Raja bangkit dari singgasananya.

"Akhirnya kau datang," kata sang Raja sambil mencium tangan istrinya.

Ratu Salju menarik tangannya. Ia telah memantapkan hati. Didekatinya telinga sang Raja. Dengan satu tarikan napas, sang Ratu berkata pelan, "Ayo, kita membuat anak."

-oOo-

A/N

Aha, absurd

Aha, otakku terbakar.

Gak papa pendek, yang penting update. //plak

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro