20 | what happened that day

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


⚠️

trigger warnings:
violence, drug consumption.



"aku bilang menyingkir—"

hyunjin menepis tangan seungmin kencang . . .

terlalu kencang, hingga ia terbanting ke pinggir pagar pembatas jembatan dan kehilangan keseimbangan.

sial, pagar tersebut bertinggi rendah dan berkarat dengan ujung yang tajam. ia melupakan fakta bahwa tempat mereka berpijak sudah tidak lagi digunakan sebagai fasilitas bersama.

"—yah, kim seungmin!"

dan dalam hitungan detik,

tubuh laki-laki itu menghilang di antara tawa ombak yang membahana tanpa ampun.

lutut yang melemah bagaikan serbuk gelatin membuat hyunjin tersungkur ke tanah. meskipun pemikirannya tak lagi mengacu pada logika, sejujurnya ia merasa takut yang amat luar biasa . . . karena kim seungmin terpaksa menantang maut akibatnya.

tubuhnya bergetar, dan ia mulai terisak. namun tanpa ia sadari, lengan seorang paruh baya terlebih dahulu merengkuh pundak.

"tidak apa-apa. ada ibu disini."

ternyata hyunjin tidak pernah sendiri. sang ibu telah mengikutinya sejak mengamati berbagai gelagat yang mencurigakan.

tangisan laki-laki itu semakin kencang. kemudian, ia mendongakkan kepalanya dan berkata, "ibu . . . aku baru saja membunuh sahabatku lagi."

"shh!" henti nyonya hwang secepat kilat. "kau tidak pernah membunuh siapapun. minho meninggal karena percobaan bunuh diri, dan seungmin terjatuh akibat kecerobohannya sendiri. hyunjin-ah, anak ibu bukan seorang pembunuh."

melepaskan tubuh hyunjin, perempuan itu mengambil ponselnya yang tersimpan di dalam saku coat mewah miliknya sebelum mencari nomor di urutan teratas.

satu detik . . .

dua detik . . .

lalu tiga . . .

dan—

"—kim woojin. kau tahu apa yang harus kau lakukan, bukan?"




di sisi lain,

"siap, nyonya."

menatap dua suruhannya yang telah mengenakan pakaian renang, kim woojin memberikan sinyal agar  mereka dapat mulai bekerja, menemukan tubuh kim seungmin sebelum polisi tiba di lokasi kejadian dan melepaskan sepatu putihnya.

kemudian, sembari menunggu, dewasa awal tersebut menyiapkan sepasang sepatu putih yang serupa, menaruhnya rapih di atas jembatan dengan harapan bahwa kematian sang remaja berhasil tersamarkan sebagai sebuah aksi percobaan bunuh diri.

karena hwang hyunjin tak lagi bersalah.

ia . . . tak pernah bersalah.




P S Y C H O




—dug, dug, dug!

tak henti-hentinya hwang hyunjin membenturkan kepala pada dinding kamar mandi sekolah. denyutan yang semakin menjadi membuatnya merasa antusias untuk menyakiti diri sendiri.

puluhan panggilan tak terjawab dari sang ibu telah laki-laki itu lewatkan, bertepatan dengan skenario-skenario palsu yang mungkin terjadi menggerogoti pikirannya.

sisi gelap hyunjin telah kembali,

dan kali ini, ia menyambutnya dengan sukacita.

"bukankah seungmin melakukan percobaan bunuh diri?" hyunjin meniru perkataan felix beberapa saat yang lalu. "menyebalkan sekali, lee felix. haruskah ikut menyingkirkan keparat itu—"

—drrrt!

alarm ponsel hyunjin berdering kencang.


jangan lupa
mengonsumsi
lamictal.


menggenggam ponselnya erat, hyunjin melempar barang elektronik tersebut dan mencengkram anak rambutnya. teriakannya semakin menjadi-jadi. "ah, dasar obat sialan!"











author's note:
hayoooo yang tau lamictal apa aku kasih
seratus! by the way, karena ini berperan sebagai explanatory chapter, kira-kira ada yang mau
menebak apa yang akan terjadi selanjutnya pada
masa yang sekarang?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro