19 | turning point

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng





"astaga, ini benar-benar gila."

dua polisi yang menjalankan misi masih terduduk di dalam mobil patroli yang terparkir beberapa meter dari lokasi kejadian. saling menatap satu sama lain, kemudian menggelengkan kepala tak percaya.

"bila kau perhatikan," chris menunjuk kearah layar laptop dengan seksama. "pelaku mengenakan sepatu kets berwarna hitam dengan garis merah dan emas di pinggirnya. entah mengapa, sneakers tersebut terlihat sangat familiar . . ."

juyeon terdiam sesaat, sebelum teringat akan sesuatu dan tersenyum lebar. "ini sepatu limited edition yang pernah kulihat di pusat perbelanjaan beberapa waktu lalu!"

"ah, benarkah?"

"hm, harganya yang mahal dan produksinya yang sedikit dapat memudahkan kita untuk melacak siapa pemiliknya," tambahnya puas.



namun, sayang.

keduanya tidak mengetahui jika
penemuan rahasia mereka terbongkar
dengan bantuan kamera laptop yang
terhubung langsung dengan alat elektronik
milik seseorang bernama kim woojin.

"halo, nyonya hwang?"



"sekarang, kemana kita harus memulai pencarian?" chris menatap langit yang cenderung berawan dan membuka pintu mobil.

"uh—"

sebelum juyeon dapat mengatakan apapun, telepon genggam milik chris yang tersimpan rapih di dalam saku seketika bergetar hebat, membuat sang empu sedikit kesulitan menutup pintu dibelakangnya.

"—halo?" sapa chris setelah suara seorang polisi lain terhubung.

"sunbae, hentikan apapun yang saat ini tengah kalian lakukan dan bergegas ke rumah sakit."

dewasa awal tersebut hanya mengernyitkan alisnya heran. "memangnya ada apa?"

"kim seungmin . . . ia telah sadarkan diri."




P S Y C H O




"anak anda baik-baik saja."

di tempat lain, ucapan sang dokter membuat ketiga anggota keluarga kim menghembuskan napas lega. meskipun perjalanan yang harus mereka lalui masih panjang, setidaknya, laki-laki berusia sembilan belas tahun itu sudah terbangun dari komanya.

"saat ini, tim dokter tidak dapat memastikan kapan fungsi tubuh pasien akan kembali seperti sedia kala. tetapi, jika diimbangi dengan latihan yang rutin dan dukungan dari orang-orang sekitar, saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan," tutupnya mendetail sebelum beranjak menuju pintu keluar. "jika tak ada yang ingin ditanyakan, saya permisi."

klik.

suara lempengan besi yang bersenda gurau dengan dinding mendominasi telinga. setelah pintu tertutup rapat, jeongin menatap sendu kearah seungmin yang sesekali mengerjapkan sepasang obsidian indahnya sebelum kembali terpejam.

"jangan memikirkan apapun," kata-kata yang keluar dari mulut jisung — yang baru saja masuk ke dalam ruangan — membuat jeongin tersentak kaget.

"a-apa?"

"tentang kasus itu," ulang yang lebih tua. "kau hanya perlu fokus dengan kesehatan seungmin. sisanya . . . biar aku yang urus."

kedua orang tua kim bersaudara tersenyum menatap seorang remaja berandalan yang telah memberikan harapan baru — apapun alasannya.

karena pada akhirnya, kesabaran yang melelahkan memiliki waktunya untuk berbuah manis. dan bukan hanya sebagai sebuah proses pendewasaan, tapi juga bentuk penerimaan diri dan pengobatan hati.

"terima kasih," angguk jeongin penuh rasa syukur.




P S Y C H O




"hebat juga, keparat itu."

mengeratkan pegangannya pada sapu yang mereka gunakan untuk membersihkan lapangan indoor, felix mengangguk setuju atas lontaran yang dikeluarkan oleh changbin. "aku benar-benar tak menyangka jika ia akan selamat."

"apakah setelah pulih ia akan menghancurkan kita?" changbin mencuri pandangan kearah hyunjin yang sejak awal memberikan kesan sibuk dengan aktivitas bersih-bersihnya.

"entah," felix menaikkan bahunya. "tetapi, bukankah seungmin melakukan percobaan bunuh diri?"

changbin mengangguk ragu.

"kalau begitu, santai saja. kita kan hanya perundung, bukan pembunuh. tuntutan lanjutan apa lagi yang ia mungkin layangkan?"

mendengarnya, hyunjin segera berhenti, membuat felix dan changbin tersontak kaget. sepertinya, dua anak manusia itu telah membangunkan singa yang sedang tertidur.

"hyunjin-ah," changbin berusaha menyentuh pundak sang sahabat, namun ditepis. "kau baik-baik saja?"

"menurutmu?"

mencairkan suasana, felix menggigit bibir bawahnya dan menggelengkan kepala, siap untuk memohon ampunan. "m-maaf, apa aku salah bicara?"

"tidak," tiba-tiba ia tertawa — meremehkan — lalu berjalan mendekat. "kau tidak salah bicara. yang kau katakan memang benar dan sesuai fakta. seungmin. melakukan. percobaan. bunuh diri."

felix memejamkan kedua matanya takut, kedua kaki mungilnya perlahan-lahan mundur ke belakang.

dan ketika punggung laki-laki itu merasakan dingin dinding yang kukuh, dengan gerakan cekatan, sang lawan bicara mengurungnya dengan kedua tangan yang lebih berotot. "izinkan aku untuk melatih daya ingat kalian, terutama kau, felix lee. tidak ada satu orangpun yang menyuruhnya untuk mati. semua itu terjadi atas dasar keinginannya sendiri."

memori masa lalu membuat dada mereka semakin sesak. entah garis mana yang tak seharusnya mereka lewati, semuanya terlihat begitu semu. hingga pada akhirnya,

semuanya tak lagi menyenangkan seperti permainan, tetapi perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang terus bercumbu dengan realita.

"ayolah, jangan uji kesabaranku," hyunjin tersenyum manis, sebelum mengedipkan matanya dan berjalan menuju pintu keluar. "ada suatu hal yang harus aku selesaikan. jadi, tolong bersihkan bagianku. sampai sini, mengerti?"




P S Y C H O




berjalan keluar menuju tempat parkir kendaraan, jisung menghentikan langkahnya untuk mengambil sekotak rokok beserta pemantik.

shhhh.

kobaran api di ujung tanduk menyebarkan aroma mentol yang kuat di sekitarnya. setelah memastikan batang nikotin tersebut telah membara sempurna, ia kembali berjalan dengan perasaan yang sedikit lebih tenang . . .

. . . hingga panggilan seorang perempuan misterius dari arah belakang berhasil membangunkan seluruh indera pendengarannya.

"han jisung!" panggil orang itu lagi.

tubuh jisung membeku. bukan lagi mengenal suara tersebut, tetapi ia juga merindu.

menolehkan kepalanya menuju asal suara, kedua mata jisung segera membulat setelah memastikan siapa yang ia temukan.

"l-lee . . . lee mina?"












author's note:
halo, semuanya! maaf untuk late update-nya,
karena aku baru selesai uas. kira-kira, ada teori lagi
yang mau kalian sampaikan? oh ya, jangan lupa
dukung comeback stray kids! 💛

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro