Kejujuran

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku paling suka orang yang jujur. Namun, menemukan orang yang jujur itu sulit seperti mencari mutiara diantara tumpukan kerikil tak berguna.

Hari itu aku pergi kepasar untuk membelikan pesanan kakakku. Di saat aku sedang berkeliling mencari barang belanjaan, aku menemukan pedagang pisau yang curang. Orang itu berjualan agak jauh dari keramaian agar bisa leluasa menipu konsumennya.

"Pak pisau paling tajam berapa?"
"Oo, yang paling tajam yang harganya 25 ribu aja, Neng."
"Kok mahal ya, Pak! Normalnya kan 7-20 ribu."
"Ini kualitasnya paling bagus, Neng!"
" Yaudah deh, saya beli 3 yang paling tajam ya."
"Siap, Neng."

Yang aku lihat pria usia kepala 4 itu menukar salah satu pisau itu dengan pisau yang lebih tumpul.

"Semuanya 80 ribu, Neng."
"Kok tambah mahal, Pak!"
"Yang ini paling bagus harganya 30, cuma tiga ini yang paling bagus."
"Ya udah deh, Pak"

Goblok banget nih orang, mau aja ditipu Batin pria itu.

Wanita itu meninggalkan si penjual setelah membayar pisau tersebut. Aku mendekati pria itu dengan maksud membeli pisaunya. Toh, dalam list belanjaku juga ada pesenan pisau.

"Pak, pisau paling tumpul mana yang mana?"
"Yang ini, Dek. Masing-masing 7 ribu setengah." Pria itu menyodorkan tiga buah pisau tumpul.

Aku memegang satu persatu pisau tersebut secara bergantian.

"Ini beneran tumpul, Pak?"
"Iya, Neng."
"Saya tes ya."
"Hah? Ap-"

Jlebb

Pisau pertama menancap di jantung pria itu, namun tidak dalam.

"Oh, beneran tumpul"

Crat..crraat...

Aku memperdalam tusukannya. Mencoba pisau kedua, kutancapkan di mata kirinya. Yang terakhir kucoba potong lidahnya, bagian ini agak sulit karena lidah pria itu tebal dan pisaunya sangat tumpul. Namun, aku menikmati masa-masa saat dia berteiak ketakutan.

"Aku lebih suka orang yang jujur, Pak tua." aku memberikan satu lembar uang 20 ribu, satu lembar uang 2 ribu, dan satu uang logam 500, yang sudah terciprati darah. Aku pergi meninggalkan pria tua itu dengan bahagia. Aku berhasil memusnahkan kerikil tak berguna lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro