RTDA 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Arsya yang sedari tadi menyaksikan kejadian ini banyak pertanyaan di benaknya.

Harus gue cari tau nih, Batin Arsya.

Siapakah Revan? Ada hubungan apa Revan dengan adiknyan kenapa Revan sampai khawatir sekali dengan Fira?

Revan nampak masih larut dalam pikirannya.

Kok gue makin penasaran ya sama tangga di jurang tadi, batin Revan.

*****

Revan sedang duduk di dekat sungai sambil meelmpar batu-batu kecil ke arah sungai.

"Hei van, lo kenapa bengong mulu sih dari tadi?"

Revan menatap Bayu dingin, setelah itu kembali melihat ke arah sungai kembali.

"Tadi waktu gue nemuin Fira di jurang gue bingung, kenapa waktu gue mau turun ke bawah, di jurang itu ada tanah yang di gali ngebentuk tangga," Revan menceritakan dwngan tampang bodohnya.

"Ya terus, ngapain bingung aturan lo bersyukur dong bisa mudahin lo," ujar Bayu yang heran dengan perkataan Revan.

"Masalahnya bukan itu."

"Lah terus?"

"Tangga yang di buat dari galian tanah itu kayaknya baru di buat," sanggah Revan yang masih menatap ke sungai.

"Gue jadi ngerasa, jangan-jangan sebelum gue dateng udah ada orang yang mau nolong Fira, tapi yang jadi pertanyaan gue kenapa di saat gue disitu orang itu udah gak muncul-muncul lagi?"

"Perasaan lo aja kali van," ujar Bayu masih belum yakin.

Lalu Revan menceritakan apa yang di alami dia tadi.

Setelah sampai di bawah Revan melihat keadaan Fira.

"Gimana keadaan kamu Fir?" Revan cemas melihat keadaan Fira.

"Aku gak kenapa-kenapa kok kak."

Jawab Fira sambil menahan sakit sesekali.

Krrttk

Terdengar suara ranting kayu terinjak .

Revan dan Fira melihat ke arah asal suara tersebut, ternyata berasal dari dekat pohon besar yang tidak jauh dari tempat mereka saat ini.

Revan melihat seperti ada seseorang di balik pohon itu tapi tidak si pukirkan, karena yang terpenting baginya saat ini dia dan Fira bisa kembali ke tempat camping dwngan segera.

Siapa ya orang itu, batin Revan.

"Nah gitu, makanya gue jadi penasaran."

"Apa jangan-jangan itu orang yang sama, orang yang buat tangga yang lo omongin tadi Van!"

"Ya maksud gue juga dari tadi itu!"

"Tapi kenapa dia gak nolongin Fira sekalian ya?"

"Mungkin ada suatu alasan yang gak harus lo tau Van."

"Yaudah gak usah di pikirin terus!"

Revan mengangguk sebagai jawaban.

Bayu membenarkan duduknya di samping Revan sembari meluruskan kakinya.

"Eh iya Van lo udah sadar belom?"

Revan mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan Bayu.

"Emang ada apa?"

"Ck! yaelah jelas belum sadar nih orang."

"Gak usah ribet-ribet bay."

Bay lagi, batin Bayu.

Walau Bayu kesal tapi Bayu tidak mau membuang waktu untuk mendebatkan namanya dengan Revan karena itu  sama saja melakukan hal yang sia-sia baginya.

Kalian tau lah alasan Bayu apa.

"Kayaknya nih ya, sahabatnya Fira tadi itu udah tau kalo lo suka sama Fira."

Oh jadi dia itu suka sama Fira, Batin seseorang.

Keluarga Fira belum kembali ke rumahnya, mereka menunggu Fira sadar.

Arsya yang merasa bosan akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat ke sekitar area camping.

Saat Arsya berjalan di dekat sungai dia melihat teman laki-laki Fira yang membawa Fira tadi.

Eh bukannya itu orang tadi?,natin Arsya.

Arsya mulai mendekati ke tempat Revan.

"Eh iya van lo udah sadar belom?"

"Emang ada apa?"

"Ck! yaelah jelas belum sadar nih orang."

"Gak usah ribet-ribet bay."

"Kayaknya nih ya, sahabatnya Fira tadi itu udah tau kalo lo suka sama Fira."

"Yang bener Bay?"

"Iya kampret dibilangin ngeyel mulu sih dari tadi!" seru Bayu yang mulai kesal.

"Yaudahlah  biarin," Ujar Revan santai.

"Lah kok biarin Van, bukan nya lo gak mau kalo sampe Fira tau," ujar Bayu yang masih tidak habis pikir.

"Yaudah mau gimana lagi udah terlajur," ujar Revan lirih.

Bayu hanya menganggukkan kepala menyetujui perkataan Revan.

Bayu sangat paham kalau sahabat nya itu saat ini butuh ketenangan dulu.

*****

Di lain tempat.

Di posko kesehatan.

"Loh dek kamu udah sadar?"

Arsya baru mengetahui keadaan adiknya pasalnya Arsya baru saja kembali setelah mengetahui perkataan Revan.

"Oh belum kok Fira belum sadar Fira masih pingsan ini yang sadar cuma arwahnya kok," celoteh Fira panjang lebar.

Arsya umi dan abi terkekeh mendengar bercandaan Fira.

"Kamu dari mana sya, di cariin dari tadi kok gak ada?"

"Itu Mi, Arsya tadi liat-liat sekitar sini bentar, bagus ya Fir pemandangannya," Arsya beralasan.

Padahal sebenarnya niatnya yang tadinya ingin melihat sekitar sudah terganti dengan mendengar pembiraan Revan.

Tapi Arsya bersyukur karena kalau tidak seperti itu mungkin dia masih penasaran tentang siapakah Revan itu sebenarnya.

"Hmm iya," jawab Fira singkat yang merasa ada keanehan.

Pasalnya kakak nya ini jarang-jarang hanya memuji hal sepele seperti ini.

Tapi...yasudahlah peningkatan, begitulah pikir Fira.

"Oh iya Abi, Fira jadi di ajak pulangkan?" Tanya Revan kepada Abi Rasyid.

"Iya jadi, Fira tidak keberatan kan?"

Fira ingin menjawab ia masih ingin di sini tetapi Fira tidak enak untuk menolak keputusan Abi.

"Fira gak masalah kok Bi."

"Yasudah ayo kita semua pulang dari sini, gak enak juga sama yang lain udah kelamaan di sini," ujar umi Layla kepada suami dan anak-anaknya.

Semua hanya menjawab dengan anggukan.

*****

Di perjalanan.

Fira terlihat diam tidak banyak bicara sejak pulang dari tempat camping tadi, entah kenapa Fira jadi kepikiran sesuatu.

Siapa ya perempuan yang di tolong kak Revan kemarin?, batin Fira.

Arsya melihat ke kaca dekat kursi kemudi, dan dia melihat adiknya terlihat diam dia merasa aneh dengan tingkah laku adiknya.

Posisinya sekarang abi Rasyid berada di samping Arsya dan Arsya yang menyetir, sedangkan umi Layla di samping Fira, sekarang Abi dan Umi sedang tertidur mungkin kelelahan karena jika di fikir-fikir dari semalam abi Rasyid dan umi Layla belum tidur sama sekali.

"Kamu gak kenapa-kenapa kan dek?"

Fira yang awalnya melihat ke arah luar langsung menengok ke sumber suara.

Fira tersenyum ke arah kakaknya.

"Aku gak kenapa-kenapa kok kak, udah fokus nyetir lagi aja ya pak supir Fira mau bobo cantik dulu ya," ujar Fira sambil tertawa geli.

Arsya terkekeh mendengar penuturan Fira.

"Dasar adek semprul, ya udah sana tidur!" seru Arsya sambil melihat ke arah Fira sekilas.

Setelah itu Fira terlelap dan mulai menuju ke alam mimpi, sedangkan Arsya kembali fokus mengendarai mobilnya kembali.

*****

Di tempat camping.

Revan berjalan menuju ke tempat posko kesehatan.

"Van lo mau kemana?"

Revan melihat ke arah sumber suara.

"Oh lo nis, gue mau ke posko kesehatan."

Denisa gadis cantik yang seumuran dengan Revan, anak dari adik ibunya Revan, dia adalah sepupu Revan tapi tidak banyak yang tau tentang hal ini.

"Ouh, mau nyariin adek kelas yang lo bawa tadi ya?" Denisa sambil tersenyum jahilnya.

"A...apaan sih lo nis," ujar Revan sambil terbata-bata.

"Halah gak usah ngelak lagi lo van, lo suka kan sama adek kelas itu siapa ya namanya kalo gak salah Fi...Fi... Ah yang Fina!" seru Nisa bersemangat.

"Fira!"

"Lah iya itu, lo suka kan sama dia!"

"Apasih lo nis!"

"Ngaku aja van, lo suka kan!"

"Kalo lo masih bawel lagi, bakal gue omongin ke tante Marisa kalo lo kemaren pingsan."

Denisa langsung kicep mendengar nama Mamanya di sebut.

Pasalnya Denisa itu memiliki kondisi fisik yang lemah, dan jika kelelahan dikit bisa pingsan seperti kemarin.

Untuk ikut camping ini pun Denisa harus merengek sampai akhirnya di izinkan.

"Ish, iya Van iya, gak bawel lagi gue!" Seru Denisa dengan tatapan sinisnya.

"Nah gitu dong, bagus."

Setelah itu Nisa pergi meninggalkan Revan, dan Revan pun melanjutkan tujuannya.

Sesampainya di posko kesehatan Revan melihat posko itu kosong dia  langsung bertanya kepada seseorang.

Oh itu ada sahabatnya Fira, pikir Revan.

Saat Revan ingin menghampiri Rina Revan langsung menghentikan langkahnya.

Tapi kalo gue ke sana dan gue nanyain tentang Fira nanti pasti sahabat Fira bakalan beneran tau kalo gue suka sama Fira, batin Revan.

Ck! Revan tidak tau saja dia sudah tertangkap basah oleh Rina.

"Van lo ngapain di sini!" seru Bayu sambil menepuk pundak Revan.

Untung saja jarak antara tempat Revan dan bayu dengan Rina lumayan jauh jadi mereka tidak terdengar.

"Mau liat keadaan Fira, tapi giliran gue liat posko udah kosong."

"Ck! yaelah lo sih, tadi due ajakin balik kesini gak mau!"

"Yaudahlah  biarin," Ujar Revan santai.

"Lah kok biarin van, bukan nya lo gak mau kalo samoe Fira tau," ujar Bayu yang masih tidak habis pikir.

"Yaudah mau gimana lagi udah terlajur," ujar Revan lirih.

Bayu hanya menganggukkan kepala menyetujui perkataan Revan.

"Van, balik ke tempat camping yuk."

"lo duluan aja," ujar Recan lemas.

Bayu mengehela napas sesaat.

"Yaudah gue dulua ya," ujar Bayu berpamitan.

Hanya dibalas anggukan oleh Revan.

Setelah itu Bayu meninggalkan Revan yang masih termenung di pinggir sungai.

"Yaudah sekarang gue tanya kok Fira sama keluarganya udah gak ada di posko, mereka kemana?"

Bayu memutar bola matanya malas.

"Mereka udah balik,"  ujar Bayu santai.

Revan membelalakkan mata.

"Serius?"

Tuk

Bayu memukul dahi Revan.

"Resek lo bay!" teriak Revan sedikit meninggikan nada suaranya.

Tanpa dia sadari membuat semua mata yang ada di sekitar mereka langsung menatap ke arah mereka intens.

Tak terkecuali juga Rina.

"Eh maaf ya semua nya maaf🙏 , emang temen gue ini lagi agak gesrek otaknya," Bayu meminta maaf sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

Mereka semua hanya bisa geleng-geleng dengan tingkah kedua manusia tersebut.

"Apaan sih lo bay resek banget!" seru Revan dengan rasa kesalnya.

"Ya lagian lo tumbenan Bawel banget plus...."

Bayu menggantungkan perkataannya, dan Revan pun bari menyadari kalau dia tadi sangat bawel.

"bloon!" seru Bayu sambil mengambil ancang-ancang berlari.

Revan langsung membelalakkan matanya, dan dia yang melihat bayu seperti ingin berlari langsung menarik kerah bayu bayu.

"Eit... lo mau kemana bayu, udah ngatain gue bloon terus mau lari, iya!" ujar Revan penuh penekanan.

Bayu hanya menunjukkan cengiran bodohnya.

Setelah itu Revan melepaskan tarikannya pada kerah baju Bayu dan Bayu pun membenarkan pososi berdirinya.

"Hehe, udah sih van ngomongnya jangan kayak gitu jadi ngeri sendiri gue," ujar Bayu sambil bergidik ngeri.

Revan hanya menatap dingin kepada Bayu setelah itu di bergegas pergi meninggalkan bayu.

"Yaelah balik lagi ngeselinnya," gerutu Bayu sambil memutar bola mata.

*****

Hari sudah mulai gelap, Fira sudah sampai di rumah sekitar satu jam yang lalu dan Fira baru saja selesai melaksanakan ibadah sholat maghrib sendiri di kamarnya.

Setelah itu Fira beranjak ingin ke luar menuju ruang keluarga.

Tapi sebelum dia keluar tiba terdengar suara getaran ponselnya.

Drrtt...drrtt...drrtt...

Terpmpang di sana nama sang penelpon.

Rina.

Fira mengangkat telpon Rina.

Akhirnya kamu angkat juga Fir.

waalaikumussalam.

Eh iya assalamualaikum.

Waalaikumussalam.

Ada apa Rin?

Yaelah to the point amat sih Fir, gimana keadaaan kamu udah nyampe rumah?

Alhamdulillah udah dari satu jam yang lalu.

Ouh alhamdulillah, eh Fir lo tau gak?

Apa?

Eh nanti aja deh aku ceritain kalo udah masuk sekolah aja.

Ngeselin banget kamu rina.

Wlee biarin.

Setalah itu sambugan telephone itu pun terputus.

"Yeee... dasar Rina sarap!"

"Eh astaghfirullohaladzim mulut ih mulut kumat deh," gerutu Fira sambil menepuk-nepuk pelan mulutnya sendiri.

Setelah itu Fira beranjak keluar dari kamarnya.

*****

Ku nikmati kebahagiaan ini🎶
Tak mengapa tak ada dirimu
Ada teman-teman yang menemani
Aku sudah tak bodoh lagi

Seperti waktu kau bohongi aku
Sampai ku tertipu
Tapi akhirnya ku move on darimu

Ku memang masih lugu, hanya tahu kamu
Dan tak berfikir untuk dekat yang lain
Kini ku tau kamu, ku tau aslimu
Sorry sorry, ku sudah lupakan kamu🎶

Di tempat camping mereka semua ramai-ramai menyanyikan lagu bersama sambil menyalakan api unggun karena besok mereka sudah kembali dari campingnya.

Andai aja kamu ada di sini Fir, batin Revan.

"Hoi, van lo ngapain sih bengong mulu kesambet baru mampus lu nanti!"

"Ngaco lah lo bay!"

"Ya lagian hobby banget bengong," gerutu Bayu.

"Gue bukan bengong."

"Lah terus?"

"Ngelamun."

"Sama aja peak!" seru Bayu yang kesal dengan sahabatnya itu.

"Untung sahabat, kalo bukan udah gue karungin lo!"

Revan hanya mengangkat satu alisnya mendengar perkataan Bayu.

Bayu yang mendapat respon tersebut hanya mengelus dadanya.

"Sabar yu sabar," monolog Bayu pada dirinya sendiri.

Revan terkekeh melihat Bayu yang tersulut emosi dan kesal karena ulahnya.

*****

Hari ini samua siswa siswi sudah mulai kembali masuk ke sekolah seperti biasanya.

Di pagi yang cerah ini sang bagaskara pun mulai menampakkan sinar nya pada dunia.

Fira baru saja datang di sekolahnya dan sudah ada yang memanggilnya.

"Fira!"

Fira menengok kebelakang dan dia dapatkan sahabatnya yang sepertinya juga baru datang ke sekolah.

"Oh kamu Rin, kamu jadi kan nyeritain yang kemarin."

"Yang mana?"

Ujar Rina pura-pura tidak tahu.

"Gak usah bikin kesel pagi-pagi Rin!"

Raut wajah Fira sudah mulai masam karena ulah sahabatnya itu.

"Yaudah iya-iya aku ceritain nanti, sekarang kekelas dulu yuk keburu rame nih nati yang dateng,"

"Hufft! yaudah iya deh."

Setelah itu mereka menuju ke kelasnya.

*****

Setelah sudah sampai kelasnya Rina pun menceritakan hal tersebut.

Disaat Fira pingsan Rina mengamati tingkah Revan dan Rina menangkap sesuatu yaitu kecemasan dan jika Rina perhatikan beberapa kali tingkah Revan memperlihatkan sekali kalau revan itu suka kepada Fira.

"Jadi aku sekarang yakin Fir, kalo kak Revan itu suka sama kamu juga," ujar Rina bersemangat.

Fira merasa terkejut dan sedikit bahagia.

"Tapi gak mungkin deh Rin kayaknya."

"Kenapa gak mungkin?"

"Soalnya perempuan...."

Hayo perempuan siapa ya yang di maksud Fira?
Mau tau kelanjutannya?
Tunggu kelanjutan ceritanya ya!
Vote and Krisar sangat di butuhkan😊.

Lampung, 07 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro