RTDA 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah itu Revan melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Tanpa Revan sadari ternyata sejak dia berdiri mengamati perbincangan itu, ada orang lain juga yang sedang mengamatinya.

*****

Sesampainya di kelas Revan duduk di kursi samping dinding lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding dengan posisi kepala sedikit menengadah ke atas, dia mulai memejamkan matanya.

Sungguh akhir-akhir ini perasaannya semakin sulit untuk di kendalikan.

Saat Revan sudah mulai terbawa ke alam mimpi tiba-tiba....

Ada sebuah telapak tangan yang menyentuh pundaknya, sontak Revan langsung terjingkat.

Saat mengetahui siapa dalangnya raut wajah Revan langsung masam seketika.

"Ck! lo bay, kebiasaan bikin kesel mulu!"

"Bay aja terus, udah gue bilang jangan panggil bay kampret, nama gue Bayu," ujar Bayu sambil menekankan kalimat di akhir.

"Kepanjangan," ujar Revan tanpa rasa bersalah.

"Ya kalo gak mau panggil Bayu panggil yu nya aja kan bisa, Bay mulu lo kira gue lebay," sungut Bayu penuh emosi.

"Ck! Kepanjangan!" ketus Revan.

Akhirnya Bayu mengehela napas panjang, percuma menjelaskan dengan Revan begitulah pikir Bayu.

Nah iya Bayu jadi teringat sesuatu.

"Ekhem ... yang udah tau cintanya terbalas mah beda ya," Ejek Bayu.

Sontak tubuh Revan menegang.

"Lo a...apaan sih Bay,"

Revan mengalihkan pandangan melihat ke arah lain.

"Ngaku aja Van, lagian gue tadi udah liat lo ngupingin obrolan Fira sama temennya kan!"

"Lo hantu di siang bolong ya?"

"Eh kampret lo van, gue itu bukan setan, gue liat dengan mata kepala jiwa raga gue sendiri," cerocos Bayu menaikkan nada berbicaranya.

Beruntung keadaan kelas sedang sepi karena masih jam istirahat jadinya siswa siswi lainnya sedang mengisi energi di kantin.

Revan tertegun menelan saliva nya kasar.

"Lo kok bisa tau sih?"

Bayu terkekeh mendengar pertanyaan Revan.

"Ya jelas lah gue tau kan tadi gue langsung ngejer lo abis dari kantin,"

"Udah sih van, berarti seharusnya lo sekarang bahagia dong kan udah tau, Fira juga cinta sama lo."

Bayu tidak tahu saja Revan sudah mengetahui hal ini sebelum kejadian ini pikir Revan.

Revan tersenyum mengingatnya.

"Eh orang gila, ngapain lo senyum-senyum gitu?"

Revan masih terbawa dalam pikirannya.

"Stres!" seru Bayu setelah itu pergi meninggalkan Revan yang masih tidak menyaut di ajak bicara.

Fir seandainya lo tau gue udah suka sama lo sejak lama apa lo tetep bakal ngilangin rasa ke gue fir" batin Revan.

*****

Hari ini tepat sudah dua minggu sejak kejadian itu.

Keadaan msih tetap berjalan sama seperti biasanya, dan hari ini juga mereka semua mulai melaksanakan acara tour yang sudah di rencanakan sebelumnya.

Saat ini mereka semua sedang bersiap-siap akan berangkat, mereka semua sedang berkumpul di halaman SMA angkasa.

Semua kelompok sudah mulai di bagi,
Satu kelompok berisi 5 orang.

Bertepatan di kelompok Fira malah satu kelompok dengan Revan dan dua orang lainnya adalah adik kelas dan satu orang lagi teman sekelas Fira yang bernama Baren yang pernah di gosipkan memiliki rasa kepada Fira tetapi Fira tidak menanggapinya serius karena yang Fira tau Baren adalah manusia yang termasuk dalam golongan cuek terhadap orang sekitar, apalagi Fira dia  saja berbicara dengan Baren hanya dilakukan jika perlu, walau mereka sekelas tetapi mereka juga tidak terlalu akrab.

Itu hanya gosip belaka! Begitu lah pikir Fira.

Saat akan masuk bus Fira terhalangi oleh siswa siswi yang lain sehingga dia menunggu hingga sudah lumayan cukup reda dia mulai masuk.

Ketika sudah mulai masuk dia di terkejut melihat semua kursi sudah kosong dan yang tersisa hanya kursi di samping Revan, awalnya ia ragu tapi ia berpikir kembali karena mengingat terpat yang di tuju cukup jauh jadi dia mau tidak mau harus duduk di samping Revan.

"Emm...kak apa aku boleh duduk di sini?"

Revan tidak menjawab sepatah katapun, ia hanya membalas dengan anggukan.

Fira mulai mendudukkan dirinya di kurai samping Revan.

Fira heran mengapa Revan duduk sendiri sedangkan yang ingin duduk dengan Revan pasti banyak.


Sebenarnya tadi saat Fira belum naik kedalam bus banyak sekali yang ingin duduk di samping Revan, tapi sengaja Revan bilang Revan sesang menunggu temannya dan Revan meminta mereka cari tempat lain, dan  akhirnya Fira masuk ke dalam bus, dan kebetulan sekali kursi penumpang yang kosong tiggal di samping Revan, bukan kebetulan juga sih memang sudah di rencanakan oleh Revan.

Sebenarnya Revan ingin sekali bisa akrab dengan Fira, bisa ngobrol santai tanpa canggung tapi lagi-lagi Revan harus berusaha nutupin perasaannya karena Revan merasa kalo Fira sudah tau sekarang ini waktunya belum tepat.

*****

Sesampainya di tempat kemping setelah tour perjalanan ke beberapa tempat merek mendirikan tenda sesuai kelompoknya, yang jelas perempuan dan laki-laki di pisah ya tendanya hehe.

Mereka semua memandang takjub oleh keindahan alam yang suguhkan, sungguh masih sangat alami, asri dan sejuk.

Mereka sudah mulai mendieikan tenda masing-masing setelah itu mereka istirahat, ketika hari sudah menjelang sore mereka di beri tugas masing-masing setiap kelompok, karena ini bukan bumi perkemahan asli, jadi mereka semua di bagi tugas perkelompok, dan kelompok Fira dan Revan kebagian tugas untuk mencari kayu bakar.

Saat mereka sudah mau berangkat tiba-tiba ada salah satu siswi yang pingsan.

"Nisa!" teriak Revan dengan raut wajah paniknya.

Kok kak Revan sampe panik banget gitu ya padahal kan biasanya kak Revan kalo sama perempuan cuek,  batin Fira.

Revan langsung membopong siswi itu menuju ke posko kesehatan yang sudah di sediakan.

"Yasudah, karena Revan sedang ada kepentingan, kalian yang sudah di beri tugas segera di laksanakan!" Perintah dari guru yang mendampingi acara tour tersebut, pak Riko namanya.

Mereka semua menututi perintah dari gurunya tersebut dan mulai berpencar masing-masing.

*******

Fira masih memikirkan siapakah siswi tadi?

Apa hubungan nya dengan Revan?

Apakah dia adalah perempuan yang selama ini Revan cintai?

Ah sudahlah makin runyam perasaannya ini pikir Fira.

Setelah itu dia melanjutkan kegiatannya.

"Kak Fira,"

"Eh iya ada apa ani?"

Iya yang memanggil Fira tadi Ani adik kelas yang satu kelompok dengannya dan masih ada satu lagi bernama Risa.

"Disini sepertinya ranting kayu nya susah di temuin deh kak, kita harus mencari dimana ya kak?"

Fira terlihat seperti berpikir sebentar, setelah itu dia menemukan idenya.

"Yaudah lebih baik kita mencar aja, siapa tau nanti kita bisa nemu lebih banyak ranting kayunya,"

Ani seperti menimang-nimang.

"Yaudah deh kak gak masalah, tapi...."

"Kenapa?"

"Nanti kakak gimana?"

"Udah aku gak masalah kok, udah sana kamu ajak Risa sekalian,"

Ani mengangguk mengiyakan perkataan Fira.

Setelah itu mereka mulai berpencar mencari kayu bakar.

*****

Saat Fira sedang mencari kayu bakar pikirannya masih tetal tidak fokus, dia masih memikirkan tentang Revan dan siswi tadi.

Fira tidak menyadari bahwa ada jurang di sekitarnya sehingga...

"Aaaaaaaaaa tolong..." teriak Fira.

Fira terpeleset kedalam jurang.

Bugh

Belum selesai Fira berteriak, badan Fira sudah menghantam pohon, sehingga Fira sudah tidak sadarkan diri.

*****

Sementara itu di lain tempat tepatnya di tempat mereka mengadakan kemping semua orang sudah mulai panik, pasalnya siswa siswi yang di tugaskan untuk mencari kayu bakar sudah kembali semua, hanya tinggal satu orang saja yang belum kembali yaitu Fira.

Revan sudah cemas sekali memikirkan Fira dia sudah tidak memikirkan jika orang lain tau perasaannya terhadap Fira, yang terpenting baginya sekarang dia bisa menemukan Fira.

Revan sudah tidak sabar, dia langsung pergi mencari Fira.

"Revan!" teriak Bayu spontan.

Ouh iya masih ingat Baren kan.

Dimanakah Baren?

Baren sudah pergi mencari Fira sebelum Revan tanpa sepengetahuan siapapun.

**********

"Fira!" teriak Revan sambil menerangi sekitar menggunakan senter ponselnya.

Iya senter ponselnya, kan tadi Revan langsung lari tanpa membawa peralatan apapun.

"Fira dimana kamu Fir!" teriaknya Revan kembali cemas.

dimana keadaan sudah gelap, Fira masil belum bisa di temukan.

********

Di tempat kamping.

Semua siswa siswi di bagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok mencari Fira dan sisanya tetap di tenda masing-masing.

Keluarga Fira sudah di hubungi dan sudah dalam perjalanan menuju kesini.

*****

Udara sudah mulai dingin dan keadaanpun sudah mulai gerimis tapi tak mematahkan semangat mereka untuk mencari Fira.

Di lain tempat tepatnya di jurang tempat Fira tenjatuh tadi, Baren sudah berhasil menemukan Fira.

Baren mulai turun ke bawah dengan hati-hati karena jurang itu sangat licin dikarenakan tanah merah yang sudah mulai basah karena terguyur hujan.

Ketika sudah sampai di tempat Fira baren melihat keadaan Fira sudah sangat tidak karuan, hijab lebarnya sudah acak-acakan dan serta pakaian yang di kenakan Fira sudah kotor karena tanah merah.

Fir, asal lo tau sebenarnya tentang aku suka sama kamu itu memang benar adanya Fir, batin Baren.

Setelah itu Baren berpikir bagaimana cara membawa Fira keatas sedangkan jurang ini sangat licin.

Suatu ide muncul di otak Baren, baren mencari kayu dan mulai membuat tangga pada dataran jurang tersebut.

Setelah selesai membuat tangga tersebut dan hujan pun sudah berhentivsejak tadi Baren berniat menggendong Fira ke atas, tetapi belum sempat Baren menggendong Fira Baren mendengan suara teriakan yang tidak asing baginya.

"Fira! Fir kamu dimana Fir!"

Baren jelas tahu suara siapa itu, iya itu adalah suara Revan.

Walau Revan tidak memberitahu semua orang tentang perasaan nya kepada Fira, tapi Baren sudah bisa menebak bahwa Revan itu mencintai Fira, dan dia juga tahu kalau Fira mencintai Revan.

Kok Baren bisa tahu?

Apa Baren cenayang?

Bukanlah, Baren itu memang peka pada gerak gerik seseorang maka itu dia tidak pernah mengutarakan perasaannya kepada Fira, karena dia tahu Fira tidak pernah mempunyai perasaan lebih dari teman kepadanya.

Baren langsung bersembunyi, mangamati Fira di balik pohon yang tidak terlalu jauh dari tempat Fira.

Bagaimanapun dia harus bisa mengendalikan dirinya, biarlah Revan yang membawa Fira kembali, pikir Baren.

Fira mulai siuman, dan dia mulai mengerjapkan matanya, setelah itu dia baru ingat bahwa dia tadi terpeleset dan jatuh ke dalam jurang.

Fira mencoba untuk membuka suaranya dia mulai berteriak.

"Tolong!" teriak Fira masih sangat lemah.

"Tolong! Tolong!"

Revan yang berada di sekitar jurang pun langsung mendengar suara Fira.

"Fir, Fira apa itu kamu Fir!"

Fira yang mendengar suara itu langsung tertegun, dia tahu itu jelas suara Revan.

"Tolong, kak Revan aku disini kak, tolong!"

"Lo di mana Fir?"

Revan mulai menerangi ke area jurang dan dia menemukan keberadaan Fira.

"Fira tunggu aku di situ Fir!"

Revan mulai mencari jalan dari mana bisa turun, dan tidak sengaja dia melihat anak tangga dari tanah di dataran julang, dan dia mulai menuruninya, Revan sedikit bingung pasalnya tangga itu seperti baru di gali, tapi dia tidak ambil pusing dia langsung menghampiri keberadaan Fira.

Setelah sampai di bawah Revan melihat keadaan Fira.

"Gimana keadaan kamu Fir?" Revan cemas melihat keadaan Fira.

"Aku gak kenapa-kenapa kok kak."

Jawab Fira sambil menahan sakit sesekali.

gak masalah Fir walau bukan aku yang nolong kamu, seenggak nya  aku tau kamu akan baik-baik aja, batin Baren yang melihat kejadian itu.

Krrttk

Terdengar suara ranting kayu terinjak .

Haduh mampus, batin Baren.

*****

Hari sudah menjelang pagi, sang bagaskara pun sudah mulai nampak muncul dari ufuk timur.

Fira dan Revan sudah mulai menemukan jalan keluar dari hutan ini, karena keadaan Fira sangat lemas jadi mau tidak mau Revan menggendong Fira, awalnya Fira merasa ragu tapi dia juga tidak bisa memungkiri bahwa badannya sekarang sedang tidak berdaya sama sekali, jadi dia menerima tawaran Revan untuk menggendongnya.

*********
Di tempat camping.

Revan dan Fira beru saja muncul dari arah hutan, semua orang yang berada di situ pun langsung menghampiri Revan yang menggendong Fira.

Umi Fira yang melihat itu langsung menghampiri mereka.

"Yaallah Fira!" teriak umi Layla di sertai tangisan.

Revan langsung membawa Fira menuju posko kesehatan.

Semua orang yang di tugas kan mencari Fira pun sudah kembali begitupun Baren, dia juga sudah kembaki karena Baren mengikuti Revan dan Fira di sepanjang perjalanan tanpa mereka ketahui.

Fira sedang istirahat di tenda posko kesehatan, sementara di luar tenda keluarga Fira sedang menunggu Fira tidak lupa pula Revan, Bayu dan Rina juga ada disana.

"Nak Revan tadi dimana nak Revan menemukan Fira?"

Revan melihat ke arah umi Layla, sungguh di sana terlihat jelas Umi Layla sangat khawatir dengan keadaan Fira saat ini.

"Tadi Revan nemuin Fira di jurang Umi,"

Rina yang melihat Revan dia menebak pasti Revan memiliki perasaan kepada Fira, karena di saat Revan berlari mencari Fira tadi Rina juga ada disana.

Bayu yang melihat Rina memandangi Revan dengan pandangan selidik pun sudah bisa menangkap bahwa teman Fira itu sudah menyadari perasaan Revan kepada Fira.

"Sudah umi sudah yang tenang, yang terpenting sekarang Fira sudah di temukan," ucap abi lirih sambil menenangkan istrinya.

Arsya yang sedari tadi menyaksikan kejadian ini banyak pertanyaan di benaknya.

Harus gue cari tau nih, Batin Arsya.

Siapakah Revan? Ada hubungan apa Revan dengan adiknyan kenapa Revan sampai khawatir sekali dengan Fira?

Revan nampak masih larut dalam pikirannya.

Kok gue makin penasaran ya sama tangga di jurang tadi, batin Revan.


_____________________________

Bagaimana Arsya bisa tau Revan khawatir?

siapakah siswi yang pingsan dan di bawa Revan sebelum Fira kehutan?

Ada hubungan apa dia dan Revan?

Tunggu kelanjutan cerita di chapter selanjutnya ya😁

Nah berhubung ini bulan Ramadhan selamat menunaikan ibadah bulan Ramadhan bagi yang menjalankan ya.

Karena kita juga lagi di landa pandemi jadi usahakan selalu stay at home ya.
Semoga pandemi ini akan cepat berlalu.

Oke jangan lupa vote and coment nya ya kalau tertarik dengan cerita ini.

Lampung, 06 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro