Bagian 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ternyata, ada yang lebih membuat Raja bahagia selain bermain volly.

Ya, betul!

Mendapatkan nomor whatsapp gebetannya.

Dan asal kalian tahu saja! Raja memintanya langsung tanpa mengirim direct message di Instagram.

Bukankah ini peningkatan?

Oke, jadi ceritanya begini ... saat Nayla mengatakan gadis itu setuju akan menemani Raja jalan-jalan kemanapun Raja mau, tentu saja dia langsung meminta nomor whatsapp gadis itu dengan alasan untuk menagih janjinya.

Dan tidak disangka-sangka, Nayla langsung memberikannya tanpa pikir panjang. Walau setelah bertukar nomor, gadis itu berkata begini, "Padahal kita udah saling follow di Instagram. Kenapa enggak lewat Instagram aja nagihnya?"

Raja tidak bisa menjawab, dia cuman nyengir bingung harus menjawab apa.

Untungnya Nayla tidak memperpanjang. Gadis itu justru malah tertawa melihat Raja dan menyuruh lelaki itu untuk segera pergi dan berterima kasih kembali karena sudah mengantarnya.

Ah, rasanya itu menyenangkan sekali.

Raja rasanya tidak mau mengakhiri momen tadi.

"Ternyata ganteng enggak menjamin waras. Gue beruntung terlahir dengan muka pas-pasan. Tuhan emang maha adil, di mana ada kelebihan, disitu pasti ada kekurangan."

Celetukan Haikal tentu saja membuat Raja lantas menyimpan ponselnya dan menatap kedua temannya yang sibuk dengan playstation milik Haikal.

Raja tidak berbohong, dia benar-benar langsung ke rumah Haikal setelah mengantar Nayla.

Walaupun dia suka Nayla, dia juga tidak akan modus sampai berbohong juga, kali.

Tapi kalau nanti kejadian, berarti Raja khilaf.

"Apa sih?"

"Ya elu, Ja. Muka ganteng, otak tipis. Keganggu banget pikirannya, daritadi gue lihat senyum-senyum sendiri terus kayak orang stress. Makannya gue saranin, Ja. Jangan terlalu fokus sama volly, lu enggak akan nikah sama bola." Haikal menyahut lagi. Namun, matanya terkfokus pada layar di depannya.

Jason yang tengah bermain bersama Haikal mengangguk setuju, "Betul," jawabnya.

Raja mendengkus kesal mendengarnya.

"Gue enggak segila itu ya sama volly. Gue senyum-senyum juga ada penyebabnya, gue masih waras." Jelas saja Raja tidak terima dengan tuduhan Haikal.

Enak saja! Sudah jelas Raja senyum-senyum karena Nayla pujaan hatinya. Bisa-bisanya dia disebut orang stress.

"Terus alesannya apaan? Cinta lo diterima sama si Alya?"

Raja menganga mendengar pertanyaan Haikal.

Tunggu! Sejak kapan dia suka Alya?

Biar Raja jelaskan.

Alya itu kapten tim volly putri. Kebetulan dia satu tingkat di atas Raja. Mereka memang cukup dekat, tapi sebagai teman. Raja malah tidak pernah berekspektasi akan ada yang menganggap dirinya menyukai Alya.

"Bukan, enak aja."

"Eh tapi gue penasaran deh, Ja. Emang lo sedikitpun enggak suka sama si Alya?" tanya Jason.

Alya memang tidak pernah disebut dengan embel-embel kak oleh dua sahabatnya ini.

Katanya, sih, karena gadis itu menyebalkan tingkat dewa. Makannya mereka ogah buat nyebut Alya, Kak.

"Enggak, gue enggak pernah suka sama Alya. Lo dapet gosip darimana?" tanya Raja pada Jason.

Jason mengangkat bahunya tak acuh. "Anak-anak kelas yang bilang."

"Sok tahu banget. Cewek inceran gue itu keturunan Jepang, tau!" ujar Raja nyolot.

Haikal lantas menoleh menghentikan permainan tangannya pada stick Playstation. "Nayla?!"

Raja tidak menjawab. Lelaki itu memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur milik Haikal dan memejamkan matanya mengabaikan teman-temannya yang tantrum.

"Bang Arkan aja ditolak loh, Ja!"

"Sadar, Ja! Nayla tuh cakep banget. Gue tau lo cakep, tapi lo juga kalau di deket Nayla masih kebanting." Jason ikut menyahut.

Raja tidak peduli. Suasana hatinya sedang baik, dia tidak ingin mendengarkan komentar negatif dari dua temannya itu.

•••

Esok harinya, di jam setengah tujuh pagi, Nayla menggerakkan lap pel sampai ke depan pintu kelas.

Saat berbalik hendak memasukan lap itu ke dalam ember yang terisi air kotor bekas pel, dia dikejutkan dengan Raja yang baru saja datang dengan tas punggung yang ia kenakan.

Kelas mereka memang sebelahan. Sebelum ke kelas Raja, lelaki itu memang harus melewati kelas Nayla terlebih dahulu.

"Masih pagi, Ja. Udah berantakan aja bajunya," ujar Nayla sembari tercengir sampai matanya menyipit. Gigi gingsulnya yang terlihat membuat gadis itu semakin manis saja.

Raja tertawa sembari mengusap rambut belakangnya sendiri merasa salah tingkah. "Iya nih, Nay. Kalau bajunya dimasukin gerah."

Interaksi mereka jelas saja membuat anak cewek di kelasnya dan di kelas Raja yang tengah nongkrong di depan kelas menatap ke arah mereka.

Nayla yang dikenal banyak yang naksir, tapi selalu gadis itu tolak. Dan Raja si cowok keren yang sudah terkenal sejak awal masuk karena keahliannya di bidang volly.

Kenapa bisa mereka tiba-tiba dekat tanpa aba-aba begini?!

"Duluan ya, Nay."

Nayla tersenyum sembari mengangguk.

Raja senyum-senyum sendiri. Dan itu tentu saja tertangkap oleh banyak pasang mata. Namun, Raja terlihat tidak peduli sama sekali akan hal itu.

"Ini mah kayaknya Raja yang suka ke Nayla."

Celetukan salah satu teman kelasnya jelas saja membuat Nayla sontak menoleh ke arahnya. "Jangan ngaco," sahut Nayla.

"Eh, Nay. Kirain enggak denger." Temannya itu terkekeh ketika Nayla yang menyahut.

Bukankah menang hal yang mustahil jika Raja menyukainya? Laki-laki itu populer jelas saja dia bisa memilih gadis mana saja untuk dia pacari.

Kenapa sekarang teman-temannya bisa menyimpulkan hal seperti itu, sih? Aneh banget.

•••

"Padahal gue udah ngajuin buat dispensasi dua hari. Hari ini sama besok, tapi cuman dikasih besok aja."

Raja mengangguk mendengar pernyataan Alya.

Jam istirahat, mereka kini tengah duduk di meja kantin. Tidak hanya berdua, akan tetapi dengan tim ekstrakurikuler volly.

Raja yang awalnya ikut nimbrung dengan teman-temannya, langsung dibuat gagal fokus dengan kehadiran Nayla yang tengah duduk bersama temannya—kalau tidak salah namanya Arini, di meja paling pojok.

Sadar dia diperhatikan Raja, Nayla tersenyum dan mengangkat tangan kanannya sebagai sapaan. Tidak tinggi-tinggi, tapi sampai di depan dadanya saja.

Raja mengulum senyumnya. Lelaki itu lantas membalas sapaan Nayla dan melakukan hal yang sama.

Alya yang duduk di samping Raja, lantas menoleh pada lelaki itu dan mengikuti arah pandang lelaki itu.

Sampai, ia menemukan adik kelasnya yang cukup jadi perbincangan di kelasnya.

Si cewek keturunan Jepang yang sudah menolak Arkan.

"Jangan bilang cewek Jepang itu nolak Arkan gara-gara deket sama lo?"

Raja menoleh, lelaki itu terkekeh pelan. "Kayaknya doa gue yang kuat," jawab Raja.

Sontak saja semua teman-temannya menoleh pada Nayla dan melihat gadis itu yang tengah makan dengan tenang.

Jika saja Raja jadian dengan Nayla, jelas saja itu akan menjadi trending topik.

"Lo suka dia?"

Seperti biasa, Raja tidak menjawab. Lelaki itu memilih menyandarkan punggungnya pada kursi dan tersenyum sembari menatap ke arah Nayla.

Bersambung ....

Ayo gais baca juga versi chatting ya di Instagram :
Octaviany_Indah.

Dan di tiktok wattpad.oncom ya!

Komennya juga boleh, spam next juga boleh sayangku.

Jangan lupa share jugaa yaa!

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro