Lebarannya anak AAside

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini semua anak AAside pada sibuk nyiapin segala sesuatu buat menyambut hari idul Fitri, yap hari dimana semua orang merayakannya sebagai hari kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Penasaran sama kegiatan mereka? Yuk kita lihat.

Di setiap sharehouse di komplek ini ternyata lagi sibuk semua, contohnya si Kohei, Miyuki, dan Koharu yang lagi sibuk nyiapin kuali gede yang bakal mereka pake buat ngaduk dodol. Kenapa dodol? Ya biar enak aja gitu, kalo kue mulu kan seret tapi tenang aja kok kue tetep ada. Miyuki yang kebagian ngidupin apinya udah siapin kayu bakar, nyalain apinya sembari dikipas-kipas biar makin gede, sementara Koharu dan Kohei masukin bahan dodol kemudian ngaduk dengan tenaga pelan soalnya dodolnya masih cair.

"Miyuki, jaga apinya ya biar gak mati." kata Kohei.

"Oke, tenang aja." katanya sambil sesekali apinya ditiup-tiup.

"Eh jangan ditiup." kata Koharu.

"Lho emang kenapa?"

"Kan belom ulang tahun." katanya.

"Yee dia mah dah lewat barengan sama Felix san." kata Reon yang tiba-tiba muncul.

"Eh langsung muncul aja nih orang." kata Kohei.

Koharu dan Kohei lanjut ngaduk dodolnya selama 10 menit sampe tangan mereka kemeng (pegel), karena gak ada yang ngaduk lagi Koharu minta tolong sama Reon.

"Reon, tolong adukin dodolnya ya."

"Oke Koharu san." kata Reon yang langsung ngaduk dodolnya dengan serius tapi lagi enak-enak ngaduk dirinya malah direcokin sama Nayuta.

"Tch, gak gitu ngaduknya Misono."

"Apaan sih."

"Sini gua aja yang ngaduk, lu ngaduk gini aja gak becus."

"Enak aja kalo ngomong. Gak biar gua aja yang ngaduk!"

Mereka berdua cuma pelotot-pelototan sampe matanya pada perih dan akhirnya Reon mutusin buat ngambil adukan dodol satunya lagi dan mulai ngaduk bareng Nayuta.

"Nih, lihat. Ngaduk dodol tuh kaya gini." kata Nayuta sambil meragain cara ngaduk dodol yang bener.

"Perasaan tadi gua gitu juga deh." gumam Reon.

"Dah nih lanjutin." katanya sambil ngasih tongkat ngaduknya ke Reon.

"Dih, lu gak jadi ngaduk?"

"Mager ah."

Reon cuma ngeliat Nayuta dengan alis nukiknya, mau heran tapi Nayuta. Sementara itu Aoi, Banri, dan Rio masak buat makan-makan pas lebaran. Aoi lagi sibuk ngisi ketupat dibantuin sama Yamato,

"Aoi, aku mau nanya. Kenapa ketupat warnanya ijo?" kata Yamato.

"Ya kan daunnya ijo." kata Aoi.

"Oh kayak rambutnya Misaki ya?"

Misaki yang denger itu langsung ngemplang kepalanya Yamato pake centong nasi yang entah darimana dia dapet.

"Aduh." katanya sambil ngelus-ngelus kepalanya yang kena kemplang.

"Misaki, kamu gak boleh asal kemplang ah." kata Aoi.

"Sorry refleks, abis nih anak bikin kesel."

"Ya kan aku cuma bercanda." kata Yamato sambil masang wajah melasnya (uh).

"Ya yaudah lanjut. Nanti pas udah beres direbus ya." kata Aoi.

"Apanya?" tanya Yamato.

"Kepalamu!"

Eh bener aja dong Yamato malah mau masukin kepalanya ke dalem panci kukusan, untung aja langsung ditahan sama Aoi dan Misaki.

"Goblok banget heran." kata Misaki yang udah capek sama kelakuan si anak satu ini.

Di tempat masak yang lain, BanRio lagi masak bareng. Anteng-anteng aja mereka mah gak banyak cek-cok kayak disebelah, Rio bagian motong daging sementara Banri bantuin ngeracik bumbu, gini-gini Banri jago masak. Tetapi ketenangan itu malah diganggu sama Felix yang dengan seenak jidat ngasih bumbu rahasia ke dalam masakannya BanRio.

"Felix san, kamu kasih apa itu ke dalem masakanku?" tanya Rio.

"Oh aku kasih garem sedikit."

"Oh cuma garem toh."

"Iya, garem yang udah dicampur sama remahan kue, gula merah, permen anggurnya Ryo sama bubuk cabe yang ada di mie."

Denger itu Banri langsung panik dan ngebuang masakan yang lagi dimasaknya itu untung baru kuah doang.

"Yah kenapa dibuang?" tanya Felix.

"Itu.... tadi kejatohan cicak. Nanti gak higienis lagi pas dimakan." kata Banri ngeles.

"Oh gitu ya, padahal udah ku kasih bumbu rahasia." kata Felix.

"Emm mending Felix san tunggu di sana aja. Biar kita aja yang masak." kata Rio.

"Oke deh." kata Felix yang langsung pergi dari sana.

BanRio pun ngelus-ngelus dadanya lega dan ngelanjutin acara masak-masaknya.

Terus yang lain? Ren, Wataru, dan Yuto lagi beres-beres halaman depan biar rapi. Reiji sama Haruka lagi belanja baju. Kanata, Tadaomi sama Shu cuma jagain rumah sambil nyemilin kacang tanah. Tomoru lembur, Jun bantuin Daimon di warung kopi. Ryo sama Futa lagi asik main kartu di pos ronda.

Shu yang lagi gabut-gabutnya pun mutusin buat keluar rumah sambil ngeliatin sekitarnya, siapa tahu ada yang bisa dijadiin bahan mainannya dia. Dengan membawa jerigen berisi minyak tanah dia pun menghampiri teman-temannya.

"Kanata, Tadaomi. Ikut yuk."

"Kemana Shu kun?" tanya Kanata.

"Biasalah nyari mainan, tuh di pos ronda."

"Wah omoshiroi. Ayo." kata Tadaomi.

Mereka bertiga pun menghampiri Futa dan Ryo yang lagi asik main. "Oni san pada aku mau ngajak kalian main."

"Wah main apaan tuch?" kata Futa.

"Ada deh, yuk ikut." kata Shu.

"Okeee.." kata Ryo.

Kembali ke tempat masak-masak tadi rupanya bagian bikin dodol lagi rame gaes, si Nayuta sama Reon gak mau ngalah masalah ngaduk dodol doang. Akhirnya mereka berdua bersikeras buat ngaduk dodol yang udah mau ngeras itu.

Nayuta ngaduk dengan sekuat tenaga sambil teriak-teriak, "AAAAAAAAAAAA!!!!"

Reon pun gak mau kalah, dia juga teriak dengan kencengnya, "AAAAAAAAAA!!!!"

"Iya terus bu, bentar lagi keluar." kata Miyuki yang malah ngerekam NayuReon.

"Malah direkam sih bangsat!" kata Nayuta emosi yang langsung ngelempar ipong 13nya Miyuki ke api.

"Wah, wah lagi seru nih, sini kubantu." kata Shu sambil nuang minyak tanah ke api dan...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

MBLEGEDER!!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ancurlah semuanya, mana ledakannya sampe kedengeran satu komplek lagi. Ren dkk yang kaget dengan ledakan tersebut langsung nyamperin mereka. Dan yah semuanya pada gosong gegara ulah Shu.

"Kalian kalau main petasan abunya jangan buat bedakan." kata Yuto.

"Kita gak lagi bedakan, ini semua gegara ulahnya Shu tuh!" kata Misaki nunjuk Shu.

"Maaf ya, tanganku tadi kepeleset." katanya sambil siap-siap mau kabur tapi malah langsung diserbu sama bujang-bujang AAside.

Reiji dan Haruka yang baru aja pulang dari belanja ngeliat Shu yang lari-lari gak jelas sambil teriak-teriak, "REIJIIIIII TOLONGIN AKUUU!!!"

"Noh, majikan lu minta tolong. Tolongin gak?" tanya Haruka.

"Gak lah males." kata Reiji sambil jalan aja.

"Ntar gak dapet thr mampus lu." kata Haruka yang tiba-tiba kaget ngeliat Reiji udah gak ada gegara ngejar Shu buat ditolongin.

"DEMI THR, GAS LAH HANJEEENG!! HAHAHAHA!!" kata Reiji yang udah setengah gila itu. Dengan secepat kilat Shu pun berhasil diselametin sama Reiji, semuanya pun pada kebingungan karena Shu tiba-tiba ilang kayak tuyul.

Sementara itu di gang sempit nan gelap (heh), gak maksudnya di gang kecil Shu dan Reiji pun bersembunyi, ya karena gangnya kecil jadinya mereka dirinya deket-deketan.

"Jauh-jauh sono. Ntar dikira maho lagi." kata Shu ngedorong Reiji.

"Iya tuanku." kata Reiji sambil ngejauh dari Shu.

"Huh untung ada lu, kalo enggak mungkin gua jadi pepes."

"Bagus dong."

"Apa lu bilang?"

"Eh enggak. Itu maksudnya bagus tuan selamat."

"Oh." kata Shu yang langsung ngelengos pergi ninggalin Reiji, tapi Reiji langsung narik bajunya Shu.

"Et thr nya dulu bos ku."

"Anjir lah, lebarannya besok mintanya sekarang."

"Gak mau tahu. Cepet kasih atau gua lempar lu ke orang tadi biar dijadiin pepes." kata Reiji sambil masang muka seremnya.

Shu yang udah gak bisa apa-apa langsung ngasih duitnya ke Reiji, "Nih nih ambil. Tapi plis jangan apa-apain gua."

"Nah mantap."

Akhirnya Reiji pun ngegendong Shu layaknya karung beras dan pulang menuju sharehousenya.

"Gimana?" tanya Haruka.

"Beres. Nih bocahnya udah ada di gua." kata Reiji.

"Oh oke."

Mereka bertiga pulang dengan santainya dan langsung disambut sama Kanata dan Tadaomi, tadi pas Shu lagi dikejar-kejar mereka malah pulang bukannya ngebantuin.

"Tadaima."

"Okaeriiii, Reiji senpai, aniki." kata Kanata yang lagi bawa-bawa toples isi kue.

"Itu apaan?" tanya Haruka.

"Kue, aniki mau?"

"Bentar." Haruka ngecek tu toples kue dengan tatapan heran.

"Emang ada apaan sih? Kok aniki ngeliatnya sampe begitu."

"Ng nggak ada apa-apa kok. Kirain lu bawa nastar di kamar gua." katanya sambil beranjak pergi ninggalin Kanata.

"Ya mana mungkin lah aku ngambil toples nastar aniki, tapi kalo nyomot dikit sih iya."

Tadaomi yang entah lagi ngapain itu ngeliat si Shu yang lagi digendong sama babu gantengnya kayak karung beras, Shu cuma diem aja sambil kesel terus buru-buru minta turun dari sana.

"Turunin!"

Reiji nurunin dia, Shu langsung pergi ke kamarnya buat tidur-tiduran aja daripada dia gabut.

"Shu kun kenapa?" tanya Tadaomi.

"Abis dikejar-kejar sama bujang-bujang."

"Oh." jawabnya sambil manggut-manggut.

                                  OOO

Malemnya mereka semua pada takbiran di masjid dipimpin oleh pakde ustad Daimon dan Ren, semuanya melantunkan takbir dengan khidmat dan khusyuk. Namun beberapa diantara mereka tetep aja ada yang rusuh, ya siapa lagi kalo bukan trio san bakanya Furai, ShuKana, Ryo, sama Yuto. Mereka malah asik main kembang api sambil main petasan di deket masjid, udah sambil teriak-teriak gak jelas lagi, mentang-mentang besok mau lebaran bukannya bantu takbiran malah pada main petasan.

Shu yang dengan isengnya masukkin petasan ke sarungnya Misaki, Futa, dan Yamato malah cekikikan sambil bilang dalem hati "Rasain lu oni san baka.". Seketika itu juga petasannya malah meledak di dalem, ya pada kaget lah mereka pada gara-gara ada petasan nyangkut di sarung mereka.

"Kurang asem! Siapa nih yang naro petasan di sarung gue?!" tanya Misaki.

"Aku emang kenapa?" tanya Shu yang langsung diunyel-unyel sama Misaki tanpa ampun.

"Huwaaaa sakit oni san, maapin aku..." kata Shu.

"Yeeee asik ada yang gelut." kata Ryo.

"Ayo semangat gelutnya." kata Yuto.

Sementara si Kanata, Yamato dan Futa malah main perang sabet sarung, gak jarang juga mereka malah nyabetin orang random di jalan dan hasilnya malah mereka yang kena sabet sama bocil sebelah.

Kelar takbiran mereka pada pulang buat mempersiapkan diri di esok hari biar gak lemes pas sholat id, karena mereka harus bangun subuh, mandi, makan, dan langsung berangkat pake baju lebaran. Pagi harinya Wataru udah mulai rempong ngurusin anak-anak Argo yang baru aja selesai sholat subuh.

"Ayo cepetan kalian mandi sana! Nanti telat lagi sholat id nya."

"Iya." sahut Banri.

Setelahnya mereka langsung berangkat dan bertemulah dengan member-member lainnya, semuanya pada pake baju baru yang bagus. Selesai sholat id mereka pada maaf-maafan dan makan-makan di rumah masing-masing, oh ya tentu saja mereka mampir ke rumah masing-masing band buat minta thr, terutama Sharehouse FanIris yang kedatangan para member.

"Om thr nya dong." kata Yuto.

"Nih, tapi gak usah banyak-banyak ya."

"Emang kenapa om?"

"Ya kan kamu udah gede." kata Felix yang langsung jleb dihatinya Yuto.

"Sensei, minta thr nya dong." kata Shu dengan muka yang diimut-imutin.

"Kamu gak usah."

"Lho kenapa sensei? Kan aku masih kecil."

"Kalo kamu kan dah kaya, jadi buat apa minta thr ke saya."

Shu cuma ngeliatin Felix doang yang masih sibuk sama orang lain, dirinya gak dikasih thr sama sekali. Yahahaha kasian amat.

"Dek Wataru, mas Kenta minta maaf ya kalau punya salah sama kamu, gak bisa jadi kakak yang baik, kurang perhatian sama kamu, terus...."

"Iya-iya udah gua maafin."

"Serius dek? Wah makin sayang mamas sama kamu dek." kata Kenta yang mau meluk si Wataru.

"Idih najis." kata Wataru yang langsung nahan abangnya yang pengen meluk.

Ren, Haruka dan Reon sibuk midioin kegiatan mereka. Terus si Nayuta yang lagi asik makan opor disorot kamera sama Ren.

"Nayuta kun."

"Hng?"

"Ucapin selamat hari raya dong." kata Ren.

"Minal aidzin wal faidzin, maafin gue kalo punya salah, selamat idul fitri. Cup" katanya sambil ngasih kiss bye diakhir kalimat.

Reon yang ngeliat tingkahnya Nayuta kayak gitu malah langsung merinding, "Nih anak kayaknya kesambet sama Miyuki deh."

"Kenapa Misono? Lu mau maafan sama gue?"

"Ih enggak kok, ngapain juga gue maafan sama lu."

"Mumpung lagi lebaran, ntar kalo besok gak gue maafin lu."

"Gak jelas lu."

"Udah sini daripada ribut mending bantu ngabisin opor aja." kata Nayuta ngajak Reon buat makan bareng, Reon mah nurut aja.

Kemudian setelah itu mereka semua ngumpul di lapangan dan duduk dengan rapi, Tomoru mengatur supaya mereka gak banyak tingkah sementara Jun ngatur kamera.

"Udah siap semua?" tanya Jun.

"Udah!" sahut semuanya.

"Oke, satu dua tiga."

"Selamat hari raya idul Fitri, minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin."

Semuanya bersorak di akhir kalimat dengan berakhirnya vidio tersebut, semoga ramadhan kali ini memberikan kita banyak hikmah dan berkah. Dan semoga kita dipertemukan di ramadhan berikutnya, amiin.

FIN

-----------------------------------------------------------

Lebaran tiba, lebaran tiba, lebaran tiba..
Tiba-tiba lebaran, tiba-tiba maaf-maafan , tiba-tiba baju baru, tiba-tiba dapet thr....

Minal aidzin wal faidzin minna, bila saya selaku author punya salah sama kalian, Gomennasai ne.

Sore ja matta ne~~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro