Kecemburuan Raja Joon

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini usai melaksanakan santap pagi Putri Jang meminta ijin kepada sang suami untuk berkunjung keruangan Pangeran Dong. Namun dengan tegas Raja Joon melarangnya.

"Joon apakah aku boleh berkunjung ke ruangan Pangeran Dong sahabatku?" tanya Putri Jang hati hati.

"Untuk apa? jika tidak penting jangan menemuinya!" ucap Raja Joon menasehati putri Jang.

"Apakah seorang sahabat tidak boleh bertemu dengan sahabatnya?" tanya Putri Jang kemudian.

"Tidak untuk kasusmu, bagaimana aku bisa mengijinkan istri yang ku cintai bertemu dengan mantan kekasihnya," cibir Raja Joon.

"Joon.. ku mohon," rengek Putri Jang memohon.

"Tidak Jang atau aku akan marah dengan mu?" ucap Raja Joon mengancam.

Putri Jang mengerucutkan bibirnya dan menekuk wajahnya yang membuat Raja Joon akhirnya melembut.

"Jika kau ingin menemui temuilah, ingatlah kau seorang istri Raja jadi kau harus tahu posisimu," ucap Raja Joon sembari berlalu pergi tanpa memeluk dan mencium Putri Jang.

Putri Jang merasa bersalah sudah membuat sang suami marah. Putri Jang menuju kamarnya mengambil sebuah buku kemudian membacanya sembari duduk bersandar diatas ranjang.

****

Sore ini Putri Jang sedang duduk ditaman bersama Dayang Han. Dari kejauhan ia melihat Pangeran Lee Dong Hae sedang berjalan menuju kearahnya. Putri Jang buru buru mengalihkan pandangannya dan berpura tidak tahu. Sebenarnya ia ingin sekali menyapa Pangeran Dong akan tetapi ia mengurungkan niatnya kala teringat ucapan sang suami yang dengan terang terangan melarangnya.

Pangeran Dong yang melihat Putri Jang sedang duduk melukis ditaman dengan Dayang Han, ia berniat menghampirinya untuk sekedar bersua.

"Selamat sore Putri Jang " sapa Pangeran Dong ramah.

"Selamat Sore Pangeran," sahut Putri Jang lembut.

"Bagaimana perkembangan calon keponakanku? apakah dia nakal didalam sana?"

"Dia baik Pangeran, dia anak yang baik," jelas Putri Jang antusias.

"Hmm benarkah? aku senang mendengarnya," ucap Pangeran Dong kemudian.

"Baiklah Putri aku permisi dulu, maaf telah mengganggu waktumu."

"Hemm tak apa Pangeran."

Puluhan pasang mata yang berada disekeliling taman istana melihat interaksi Putri Jang dengan Pangeran Dong. Dan sepasang mata yang melihatnya pun terbakar api cemburu hatinya. Raja Joon mengepalkan tangannya kuat dan pergi menuju ruangannya dengan perasaan kacaunya.

Raja Joon melarang siapa pun untuk menemuinya saat ini karena ia sedang ingin sendiri. Hari mulai gelap Raja Joon tetap berada didalam kamarnya tak melakukan aktifitas apapun hanya berbaring diatas peraduannya. Jauh dalam batinnya yang dalam ia sangat ingin merindukan Putri Jang dan calon bayinya. Namun mengingat kejadian Putri Jang sedang berbincang dengan Pangeran Dong membuat hati Putri Jang memanas.

"Mengapa kau setega itu padaku Jang... tak bisakah kau menahan diri seperti yang ku lakukan," gerutu Raja Joon marah.

Raja Joon kemudian membanting tubuhnya keatas ranjang sembari terus mengumpat kesal.

****

Sudah dua malam Raja Joon tidak berkunjung ke ruangan Putri Jang hal itu membuat Putri Jang semakin merasa bersalah. Sudah dua hari pula lah Raja Joon dan juga Putri Jang tak keluar kamar.

Dayang Han khawatir akan keadaan Putri Jang yang sudah dua hari ini hanya memakan sedikit makanan saja. Berulang kali Dayang Han mengingatkan dan membujuk Putri Jang namun Putri Jang tidak menghiraukannya.

Puncaknya di hari ini Putri Jang ditemukan tak sadarkan diri dilantai oleh Dayang Han. Pelayan tua ini lantas berlari tergopoh gopoh meminta bantuan pelayan lain untuk memanggilkan tabib istana dan juga meminta pelayan lain untuk memberi tahu kabar ini kepada Raja Joon.

Tubuh Putri Jang terbaring lemah diatas peraduan dengan suhu tubuh diatas rata rata. Dayang Han yang berada disamping Putri Jang terus menggenggam tangan Putri Jang sembari menunggu tabib datang.

"Joon... maafkan aku," ucap Putri Jang lirih dalam tidurnya.

"Joon...." igaunya lagi.

Sementara Raja Joon yang mendengar berita tersebut langsung berlari begitu saja menuju ruangan Putri Jang. Raja Joon menerobos masuk kedalam ruangan Putri Jang begitu saja. Ia berjalan mendekati sang istri yang sedang diperiksa oleh tabib istana.

"Bagaimana? apa yang terjadi padanya?"

"Yang mulia tidak perlu khawatir Putri akan segera pulih setelah minum obat ini," ucap tabib tersebut sembari menyodorkan sebungkus pil.

"Bagaimana dengan anakku? apa dia juga baik baik saja."

"Kondisinya baik yang mulia, cukup sehat namun hamba menyarankan untuk tidak memberi tekanan atau memberi beban pikiran kepada Putri Yang Mulia.. karena jika itu sampai terjadi hamba khawatir akan berpengaruh dengan kondisi janinnya Yang Mulia."

"Baiklah terimakasih kau boleh pergi."

"Hamba pamit undur diri Yang Mulia."

"Hemm."

Tabib tersebut pun meninggalkan ruangan Putri Jang yang menyisakan Raja Joon, Putri Jang dan juga dayang Han.

"Han kemarilah... ceritakan padaku apa saja yang dilakukan Jang dua hari ini."

"Baik Yang Mulia... Setelah kepergian Yang Mulia di pagi itu Putri hanya diam dikamar dan baru keluar kemarin sore itu pun hanya pergi ketaman untuk melukis bersama hamba... kemudian tanpa sengaja Pangeran Dong mengahmpiri Putri hanya untuk menyapa setelah itu langsung pergi... dan Putri pun akhirnya juga kembali ke ruangannya... setelah hari itu Putri benar benar tidak pergi kemana pun karena takut Yang Mulia marah... Putri hanya memakan sedikit makanan saja meski hamba telah membujuknya... dan berakhir pingsan hari ini... itu saja Yang Mulia."

"Baik terimakasih... kau boleh pergi Han... aku yang akan menjaga Jang malam ini"

"Baik yang mulia."

Raja Joon meraih tangan Putri Jang kemudian menggemnya erat sebelah tangannya lagi mengusap lembut pucuk kepala Putri Jang.

"Sayang maafkan aku.., akibat kecemburuanku kau sampai sakit begini... maafkan aku sayang... maafkan ayah nak," ucap Raja Joon lirih.

Malam semakin larut namun Raja Joon tetap terjaga untuk menjaga sang istri. Sesekali ia menguap menahan kantuknya yang teramat sangat hingga tanpa sadar Raja Joon tertidur disamping sang istri.

****

Pagi ini Putri Jang terbangun karena merasakan sesuatu yang berat menimpa lengannya. Mata Putri Jang membelalak kala melihat sang suami tidur diatas lantai dengan kepala yang tersandar dilengannya. Dengan hati hati Putri Jang menarik lengannya mengusap lembut wajah sang suami sembari tersenyum kecil. Ia tak menyangka jika Raja Joon akan melakukan ini untuknya.

"Joon bangun lah... Joon," ucap Putri Jang sembari mengguncang pelan bahu Raja Joon.

"Sayang kau sudah bangun... kau ingin apa? apa yang sedang kau rasakan?" tanya Raja Joon beruntun.

"Aku sudah baik baik saja Joon... naik lah kemari" ucap Putri Jang sembari menepuk ranjang sebelahnya yang kosong.

"Hemm..."

Raja Joon memeluk erat tubuh Putri Jang sembari menghujani wajah Putri Jang dengan kecupan.

"Maafkan aku sayang... karena aku kau sampai sakit begini"

"Sst sudah Joon ini semua salahku, maafkan aku karena telah membuatmu marah... aku berjanji tak akan mengulanginya lagi..."

"Tidak sayang kau tidak salah... aku yang salah akibat kecemburuanku kau sampai harus sakit begini ku mohon maafkan aku."

"Sudahlah... bagaimana kalau kita lupakan saja masalah itu... anggap saja semua itu salah kita berdua."

"Hemmmm sayang aku setuju."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro