Sebuah Hadiah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi masih buta tapi Raja Joon sudah tiba di istana dengan selamat. Tak perlu ditanyakan lagi seberapa lelah tubuhnya harus pulang dan pergi ke wilayah perbatasan timur dalam sekejap. Raja Joon tidak langsung menuju ke ruangan Ratu Jang ia justru menemui seorang kasim yang kemudian ia utus pergi ke sebuah desa yang tak jauh dari kerajaan untuk bertemu seorang pengrajin perhiasan memberikan gulungan seperti surat dan juga kantong kecil yang tak diketahui siapapun isinya kecuali Raja Joon. Raja Joon berpesan kepada kasim tersebut untuk memberikan langsung kedua benda tersebut kepada Tuan Hyul.

"Berikan ini kada Tuan Hyul katakan padanya untuk melakukan yang terbaik."

"Baik yang mulia."

"Dan satu lagi langsung berikan itu kepadanya dan katakan padanya aku akan pergi kesana nanti sore bersama Ratu Jang untuk melihat perkembangannya," ucap Raja Joon yang diangguki oleh kasim tersebut tanda mengerti.

Raja Joon melanjutkan langkahnya menuju ruangan Ratu Jang dan segera menghampiri keranjang bayi kedua putranya. Ia tersenyum aembari mengusap pucuk kepala kedua pamgerannya yang masih terlelap kemudian bergerak menuju ranjang sang istri dan bergabung untuk tidur disana. Ratu Jang merasa ada seseorang yang memeluknya pun langsung terbangun kaget.

"Sayang, kau sudah pulang? ahhh ya ampun kau mengagetiku saja," ucap Ratu Jang sembari bangkit dari tidurnya.

Ratu Jang bergerak bangun mengecup dahi sang suami dengan mesra lalu bergegas menyiapkan beberapa keperluan sang suami karena ia tau sang suami pasti lelah dan lapar.

"Sayang sebaiknya kau mandilah dulu agar tubuhmu segar dan lelah mu hilang, aku akan memijitimu."

"Hemmm baiklah." Raja Joon bangkit dari tidurnya merenggangkan otot ototnya menuju kedalam ruang mandi mengikuti langkah sang istri yang sudah berada disana lebih dahulu.

Ratu Jang memijiti tubuh sang suami hingga hampir satu jam kemudian mereka mandi bersama lalu meminta pelayan untuk menyiapkan makanan untuk mereka berdua.

"Pelayan."

"Hamba yang mulia."

"Tolong siapkan makanan untuk Raja," ucap Ratu Jang lembut.

"Baik yang mulia."

Usai berganti pakaian Raja Joon lantas makan bersama sang istri dan segera pergi menuju ruang pertemuan untuk menghadiri rapat dewan kerajaan.

****

Sore ini Ratu Jang sedang bersantai dibangku taman bersama dayang Han dan kedua pangerannya Bin dan Jin selepas mandi. Mereka duduk sembari menikmati pemandangan indah taman istanan yang sedang ditumbuhi bunga bunga yang mekar serta kupu - kupu yang bertebaran.

"Bibi lihatlah ini indah sekali, kalau saja Joon tidak sedang sibuk aku pasti akan melukis di sini."

"Jika yang mulia ingin melukis saya akan memanggilkan dayang lain untuk membantu menjaga pangeran yang mulia."

"Tidak perlu bi, aku bisa melukisnya lain kali."

Dari kejauhan Raja Joon yang sudah terlihat segar menghampiri anak dan istrinya. Ia lantas mengajak Ratu Jang pergi keluar kerajaan untuk berjalan jalan.

"Sayang kau sudah mandi? maafkan aku terlalu asik di sini dan tak bisa melayanimu."

"Tak apa sayang tak perlu meminta maaf."

"Kau terlihat tampan sekali dengan senyumanmu itu."

"Terima kasih sayang, ayo kita pergi jalan jalan," ajak Raja Joon.

"Kemana?"

"Keluar kesekitar istana menghilangkan kebosananmu."

Ratu Jang tersenyum kemudian mengangguk kecil karena ini pertama kalinya Raja mengajaknya berjalan jalan keluar istana selama ia memiliki anak.

"Dayang Han panggil seorang Dayang untuk membantumu menjaga pangeran pangeranku disana nanti."

"B-baik yang mulia."

Dayang Han memanggil seorang Dayang lalu mengajaknya segera bertemu dengan Raja Joon dan Ratu Jang.

"Ini orangnya yang mulia," ucap Dayang Han lembut.

"Siapa namamu?"

"Ha-hamba Ryu yang mulia."

"Berapa usiamu? dan apa tugasmu diistana?" kali ini Ratu Jang yang bertanya.

"Usia hamba dua puluh tahun yang mulia... hamba bertugas melayani ibu suri menggantikan posisi bibi hamba yang sudah tua," ucap Dayang Ryu ramah.

"Baiklah hari ini kau ikut dengan kami ya bantu Dayang Han menjaga putra putra kami."

"Baik yang mulia."

Raja Joon menggendong Pangeran Jin sedangkan Ratu Jang menggendong pangeran Bin mereka masuk kedalam kereta khusus sementara Dayang Han dan Dayang Ryun menaiki kereta kuda yang berada dibelakang mereka. Kereta kerata itu melaju meninggalkan kerajaan Moon menuju kesebuah desa yang letaknya tidak jauh dari istana. Kereta tersebut berhenti disebuah rumah besar yang terlihat artistik. Ratu Jang yang penasaran pun langsung bertanya kepada Raja Joon.

"Bagus sekali rumahnya, rumah siapa ini sayang?"

"Nanti kau akan tahu sayang turun lah," ucap Raja Joon lembut.

Raja Joon menuntun sang Ratu masuk kedalam rumah yang dipenuhi barang barang antik terpajang disana. sementara kedua dayang dibelakangnya menggendong kedua pangeran pangeran mereka. Ratu Jang yang sangat menyukai seni berdecak kagum kala melihat berbagai hasil karya seni yang terbuat dari emas tembaga dan juga perak terpajang disana. Ia mulai mengingat ingat jika sang ayah dulu pernah membawanya kesini untuk memesan sepasang penjepit rambut yang terbuat dari emas untuknya dan sang ibu.

"Aaa aku mengingatnya sekarang," seru Ratu Jang.

"Apa?" tanya Raja Joon penasaran.

"Ini rumah milik Tuan Hyul bukan? aku pernah kemari sekali dan itu sudah sekitar dua belas tahun lalu mangkanya aku sedikit lupa," ucap Ratu Jang sembari terkekeh.

"Ku kira apa?  hemm kau benar ini adalah rumah Tuan Hyul?"

"Kau memesan sesuatu sayang?"

"Hemmm kau benar."

"Oh begitu rupanya."

Seorang pelayan membuka daun pintu yang besar untuk Raja Joon dan juga Ratu Jang yang menampilkan sebuah ruangan besar pembuatan barang barang antik. Raja Joon menggandeng masuk Ratu Jang menemui seseorang yang berambut putih dan berkulit keriput yang sedang asik mengerjakan sesuatu. Dia adalah Tuan Hyul seorang pengrajin yang karya karyanya sangatlah terkenal.

"Hormat hamba yang mulia," ucap Pria tua itu ramah.

"Terima kasih tuan Hyul, bagaimana pesananku? apakah sudah selesai?"

"Tentu yang mulia nah ini dia," ucap Tuan Hyul menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang.

Raja Berterimakasih kemudian mengajak Tuan Hyul untuk mengobrol sebentar sebelum pulang. Raja juga memberikan upah kepada Tuan Hyul sekantung emas.

"Terima kasih yang mulia untuk kebaikan anda."

"Aku yang berterimakasih padamu Hyul baiklah aku harus permisi hari sudah menjelang petang lain kali aku akan datang berkunjung kemari lagi."

"Baik yang mulia."

"Terima kasih banyak atas kerja kerasmu Tuan...kami permisi dulu Tuan Hyul," ucap Ratu Jang lembut

"Tak perlu berlebihan Ratu, itu merupakan salah satu tugas hamba."

Raja Joon menggandeng sang istri menuju kereta lalu mengambil alih putra putra mereka dan segera naik keatas kereta. Tak ada pertanyaan ataupun rasa penasaran dihati Ratu Jang karena dia sangat mempercayai sang suami hal ini yang membuat Raja Joon semakin mencintai Ratu Jang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro