Harta Kerajaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang prajurit utusan Panglima Hyun saat ini telah berada di istana untuk bertemu dengan Raja Joon. Ia berjalan tergesa menuju ruangan Ratu Jang karena Raja selalu berada disana.

Seorang penjaga pintu berseru kemudian membukakan daun pintu ruangan Ratu Jang. Raja Joon yang mendengarnya pun segera keluar dari kamar tidur menuju ruang tamu untuk menyambutnya.

"Prajurit utusan panglima Hyun dari perbatasan timur tiba," serunya sembari membukakan pintu.

Seorang prajurit bertubuh tinggi besar masuk kedalam ruangan kemudian membungkuk untuk memberi salam kepada Raja Joon.

"Hormat Hamba yang mulia Raja Joon."

"Hemmm... katakanlah pesan apa yang kau bawa dari Panglima Hyun."

"Panglima Hyun mengirim pesan agar yang mulia segera menuju kewilayah kerajaan timur ada sesuatu serius yang ingin beliau rundingkan."

Belum selesai Prajurit tersebut berucap Raja Joon lebih dulu memotongnya karena terlalu khawatir.

"Apa itu?"

"Telah ditemukan sebuah ruangan gua yang didalamnya terdapat emas serta batu batuan seperti permata dan rubi didalamnya yang jumlahnya sangat banyak untuk itu beliau membutuhkan yang mulia untuk datang dan memberikan keputusan secepatnya karena dikhawatirkan akan ada banyak orang yang ingin mencuri dan mengincarnya."

"Baiklah aku akan berangkat sekarang juga, katakan kapada prajurit khusus yang mengawalku untuk segera bersiap."

"Baik yang mulia."

Prajurit tersebut meninggalkan ruangan Ratu Jang. Raja Joon pun segera masuk kembali kedalam kamar Ratu Jang dan memberitahu masalah ini kepada sang istri.

"Sayang."

"Ada apa Joon? apakah ada sesuatu yang serius?"

"Maafkan aku sepertinya hari ini aku harus pergi kewilayah perbatasan timur."

"Apa yang terjadi Joon?"

"Kak Hyun dan Dong menemukan sebuah ruangan goa yang berisi emas dan batu batuam seperti rubi dan juga permata dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka membutuhkanku untuk mengambil keputusan segera sebelum orang lain mengetahui karena hal tersebut bisa memicu hal hal yang tak diinginkan jika tidak segera ditangani dengan benar."

"Benarkah ini bagus untuk perkembangan kerajaan kita Joon."

"Ya kau benar sayang untuk itu aku harus segera menyelamatkan harta kekayaan kerajaan Moon secepatnya."

"Pergi dan berhati hatilah sayang."

"Ya sayang, aku harus pergi sekarang agar aku lekas kembali."

"Hemmm iya sayang."

Raja Joon memeluk Ratu Jang sekejap kemudian mencium bibir Ratu Jang singkat dan beralih mengecup dahi kedua putra mereka dengan sayang lalu pergi meninggalkan Ruangan Ratu Jang.

"Ayah harus kembali bertugas sayang, kalian jangan nakal ya," ucap Raja Joon lirih.

"Dayang Han bantu Ratu Jang menjaga pangeran pangeranku selama aku tak ada," ucap Raja Joon kepada Dayang Han yang berdiri diluar kamar Ratu Jang.

"Baik yang mulia."

Kereta sudah siap Raja Joon segera masuk kedalam kereta dan meminta kepada prajurit untuk menjalankan keretanya lebih cepat. Perjalan lebih cepat dari yang biasa mereka lalui karena kusir prajurit membawa keretanya sangat kencang namun hati hati. Raja Joon mengernyitkan dahinya kala ia masuk kedalam tenda perbatasan namun tak menemukan Panglima Hyun dan Pangeran Dong. Ia lantas bertanya kepada salah seorang prajurit yang berjaga kemudian pergi menuju goa penambangan sesuai intrupsi prajurit tadi.

"Dimana Panglima Hyun dan Pangeran Dong berada ?? mengapa tenda terlihat sepi?"

"Panglima Hyun dan Pangeran Dong serta beberapa prajurit saat ini sedang berada di Goa penambangan yang mulia, beliau mendirikan tenda serta  berjaga disana karena khawatir terhadap para pencuri dan orang yang mengincar kekayaan kerajaan Moon yang baru saja ditemukan yang mulia."

"Baiklah terima kasih."

Raja Joon melanjutkan perjalanan menuju goa pertambangan lantas segera menemui Panglima Hyun serta Pangeran Dong.

"Kak Hyun... Dong."

"Joon."

"Kakak."

"Bagaimana? apa kalian sudah memulai menambangnya?"

"Ya Joon kami sudah memulainya maafkan kami tidak menunggu keputusan darimu karena kami takut terjadi sesuatu jika menunggu terlalu lama."

"Hemm ya aku mengerti kak, aku justru berterimakasih padamu dan juga Dong telah memulai pertambangannya."

"Tak perlu berlebihan Joon ini adalah tugas kakak juga bukan," ucap Pangluma Hyun sembari menepuk pelan bahu Raja Joon.

"Ayo kita lihat," ajak Pangeran Dong.

"Baiklah," ucap Raja Joon mengikuti langkah kedua saudaranya.

Panglima Hyun dan Pangeran Dong menunjukkan lokasi yang mereka maksud lumayan sedikit jauh dan sempit namun tak mengurungkan niat Raja Joon untuk melihat Harta kekayaan kerajaan Moon yang telah ditemukan.

Raja Joon membelalakkan matanya melihat harta kekayaan kerajaan Moon didepannya. Ia lantas meminta semua penambang untuk mempercepat penambangannya serta meminta beberapa prajurit untuk ikut serta membantu agar proses penambangan berlangsung cepat.

"Kak Hyun tambah orang, panggil para prajurit untuk membantu agar prosesnya lebih cepat selesai."

"Baik Joon, aku akan mengerahkan beberapa prajurit kemari nanti."

"Baiklah sepertinya aku harus kembali ke istana untuk melaporkan hal ini dan membawa bala bantuan yang lebih banyak agar penambangan segera selesai."

"Baiklah hati hati di jalan kak," ucap Pangeran Dong kepada Raja Joon.

"Ahh ya aku melupakan sesuatu surat kalian sudak aku berikan kepada masing masing pemiliknya dan sepertinya mereka sangat bahagia mendapat surat dari kalian."

"Benarkah...? bagaimana dengan Wei? apakah dia baik baik saja?"

"Hemmm tentu dia baik baik saja ibu Yui menjaganya dengan baik, begitu juga dengan kak Liu. Ia juga baik baik saja disana karna ayah dan ibu menjaganya dengan sangat baik."

Dalam langkah selanjutnya Raja Joon menghentikan langkahnya karena melihat sesuatu yang bersinar menempel didinding goa. Raja Joon lantas mengambil pedangnya lalu mencongkel batu tersebut. Sebuah batu berwarna merah jernih yang menyala terang dikegelapan goa. Ia tersenyum memperhatikan batu cantik tersebut lalu memperlihatkannya kepada kedua saudaranya.

'"Lihatlah? warnanya merah menyala, sinarnya begitu indah dan terang."

"Ya kau benar kak, apa kau akan menghadiahkan itu untuk istrimu?"

"Ya sepertinya ini akan terlihat indah jika digunakan sebagai perhiasan Jang."

"Ya Jang sangat pantas memgenakannya," ucap Panglima Hyun sembari tersenyum.

Raja Joon menyimpan batu tersebut kedalam kantong lalu menyembunyikannya kebalik jubah yang ia kenakan.

"Baiklah sepertinya aku harus segera kembali ke istanabesok akan ada orang suruhanku datang kemari untuk membantu kalian dan aku akan kembali lagi kemari lusa."

"Baiklah kak, sampaikan salam kami kepada Wei dan kak Liu," ucap Pangeran Dong sembari terkekeh.

"Tulis saja surat dan kirim kepada mereka bukan kah aku sudah memberi kalian berdua ide yang manis," ucap Raja Joon sembari tersenyum.

"Tidak, kali ini aku ingin kakak menyampaikannya secara langsung kepada mereka bukan begitu kak Huyun?"

"Jangan dengarkan perkataan adikmu ini Joon, ia sedang dimabuk rindu dengan Putri Wei," cibir Panglima Hyun sembari tertawa yang membuat Pangeran Dong mengerucutkan bibirnya.

"Ish kakak kenapa tak mendukungku saja, huhhh."

"Baiklah baiklah atas kerja keras kalian aku akan menyampaikan salam rindu kalian kepada Kak Liu dan juga Wei, apakah ini sudah cukup untuk mu Dong?"

"Terima kasih kak kau memang terbaik."

Raja Joon kembali ke istana dengan dua orang pengawal sementara yang lainnya ia suruh untuk tetap tinggal dan membantu penambangan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro