Anak Perempuan Berusia 11 tahun

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Rambut gelapnya yang halus dan lurus. Kulitnya yang cenderung lebih berwarna. Iris matanya yang serupa warna biji kopi. Semua itu adalah pantulan bayangannya sendiri di cermin. Dia membencinya.

Gadis cilik itu menginginkan warna yang sama dengan ibunya. Dia marah pada ayahnya yang menyumbangkan penampilan itu, penyebab perundungan yang sering dia terima sepanjang jam sekolahnya. Namun melihat lelaki bermata sipit itu berjuang dan bekerja keras demi dirinya dan ibunya, dia jadi tidak tega.

Dia paham mengapa ibunya yang berambut merah jatuh cinta pada ayahnya. Perempuan mana yang tidak suka pada lelaki serius dan lembut hati? Beliau memang tak banyak bicara tetapi setiap kata yang diucapkan selalu sungguh-sungguh dari hati. Begitu pun gadis cilik itu berharap gelap di rambut dan matanya luntur.

"Jangan kau lakukan itu!" larang ibunya ketika dia mengungkapkan keinginannya. "Ibu tidak ingin hati ayahmu hancur saat kau kembali dengan warna mahkota yang lebih terang."

Gadis cilik itu paham perkataan ibunya. Namun seruan dan cemoohan yang dia terima di sekolah, terasa sangat menyakitkan. Dia mencari-cari cara untuk membungkam mereka. Kebanyakan hasilnya mentah.

Suatu ketika dia menyadari bahwa ejekan dan kata-kata tak mengenakkan yang diucapkan padanya berkurang drastis. Itu mulai terjadi setelah namanya diumumkan sebagai juara kelas.

Perlahan tetapi pasti, setiap prestasi yang dia capai, kata-kata yang tidak menyenangkan itu berubah menjadi gumam pujian. Masih ada yang mengejeknya tetapi mulai tak seberapa dibanding dengan tatapan kagum yang dia terima. Lebih terdengar seperti celoteh orang-orang yang iri di telinganya.

Gadis cilik itu pun berusaha lebih keras lagi. Berjuang lebih banyak lagi. Demi membungkam kalimat-kalimat tak menyenangkan yang ditujukan kepada penampilannya.

Dia masih seorang gadis cilik yang membenci warnanya sendiri tetapi setidaknya kini dia memiliki sesuatu yang membantunya untuk terus maju menghadapi masa depan. Bersama sesuatu itu, dia jadi lebih berani untuk mengangkat wajah dan memandang balik pada orang-orang yang menganggap sepele dirinya.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro