Demi Nama Jones

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author WindaZizty

***

Hidup itu kadang gak adil, guys. Bayangin aja, dari sekian banyak hal yang ada di dunia ini kita cuma punya satu per sekian ribu peluang untuk beruntung. Dan, aku salah satu orang yang berada dalam lingkaran orang-orang yang kurang beruntung itu. Tapi, kali ini sepertinya Tuhan tengah berbaik hati dengan mengirimkan Dewi Fortunanya padaku. Bahkan bukan itu saja, Tuhan pun meminjamkan salah satu kemampuannya untuk mengganti kesialan yang selama ini menaungiku.

Sebenarnya ini rahasia, tapi demi kalian aku akan membeberkannya. Bukan secara langsung, tapi melalui tulisan ini.

Aku harap, saat membacanya kalian tidak terkejut, menyalahiku atau bahkan membenciku. Sungguh, aku tidak berniat jahat melakukannya terhadap kalian.

Percayalah, semua ini murni karena ingin merefleksikan secara nyata semua kebaikan Tuhan yang diberikan padaku.

Sekali lagi, aku tau kalian akan marah. Karena itulah aku akan meminta maaf di awal. Tapi, aku tidak menyesal sama sekali, sebab ini adalah balasan atas kesialanku selama ini. Dan, untuk semua orang yang dulu menjadikan status seseorang sebagai cemoohan mereka, terima saja nasib kalian. Bukankah karma itu benar-benar ada? Dan inilah karma untuk kalian.

***

Hujan perlahan merembes, merobek awan demi mencium tanah. Berkejaran satu sama lain untuk jadi yang pertama bersapa tanah yang setia menunggu kedatangan mereka.

Di sebuah bilik berwarna ungu campur kelabu, seorang gadis bersembunyi di balik selimut. Mengerjapkan mata berulang kali saat suara hujan yang mengetuk jendela kamarnya menyapa telinganya.

Diturunkan selimut yang menutupi seluruh tubuh mulus yang dibalut baju tidur berwarna kuning itu. Duduk bersandarkan kepala dipan kayu yang dipoles halus. Dipicingkan mata menatap sekeliling. Terbeliak saat jam dinding menyapanya telak.

"Argh! Sial! Gue telat!"

Tanpa ampun, selimut itu langsung meluruh ke lantai. Terinjak langkah kaki yang berdentum di atas lantai. Si pemilik mengambil serampangan baju di dalam lemari dan bergegas masuk ke kamar mandi.

Tak sampai 15 menit kemudian, gadis itu telah terlihat lebih segar dengan baju yang ia ambil serampangan tadi. Walau tak sempat memilah-milah baju yang akan ia kenakan, sepotong sweater warna marun dan jeans biru dongker membuatnya tetap memesona seperti biasa.
Berdandan seadanya, gadis itu langsung mengambil tas dan binder di meja belajar. Bergegas mengenakan sneaker dan berlalu dari kamarnya.

Lamanya perjalanan yang ditempuh dari rumah ke kampus membuat bibirnya tak henti mengucap keluh. Dahinya bercucuran keringat saat berlarian menuju gedung kampus. Ia menambah kecepatan larinya saat pintu ruang kelasnya sudah terlihat. Tinggal beberapa langkah lagi ia tiba di ruang kelasnya saat tiba-tiba daun pintu yang semula tertutup itu terbuka lebar dan mencium wajahnya telak.

"Kyaa ... ." Gadis itu memekik bersamaan dengan tubuhnya yang limbung ke belakang. Dielusnya pantat yang nyeri akibat pendaratan yang tiba-tiba itu.

Tak lama, suara tawa menggelegar dari dalam kelas. Semua pasang mata langsung tertuju pada sosok gadis yang wajahnya merona merah menahan malu.

"Double sial ini namanya," ringis gadis itu.

***

"Kebiasaan!"

Arina meletakkan mangkuk baksonya tepat di depan Seina.

Gadis ber-sweater marun itu langsung mendongak saat Arina duduk tepat di hadapannya.

"Makanya cari cowok, Na, biar gak telat mulu." Arina langsung mengaduk kuah baksonya yang telah ia beri sesendok cabe.

"Males ah cari cowok. Gak ada yang niat," balas Seina. Dikerucutkan bibirnya saat tak sengaja melihat sepasang kekasih memasuki kantin yang tak terlalu ramai itu.

"Males tapi malah mupeng ngeliat orang pacaran," cibir Arina yang ternyata mengikuti arah pandangan mata Seina.

"Ih, siapa juga yang mupeng." Seina masih saja berkilah.

"Ya elo lah, masa iya gue."

Seina mengerucutkan bibirnya, cemberut. Diayunkan sendoknya ke arah Arina dengan setengah melotot. Arina langsung memeletkan lidahnya karena ucapannya memang benar.

"Cari cowok gih, biar gak jones mulu. Gue tau lo suka mupeng liat orang pacaran, apalagi liat Andi sama Amur pacaran. Ngaku deh, lo paling baper ngeliat pasangan satu itu."

Seina melotot makin lebar karena suara Arina yang meninggi. Apalagi pasangan yang disebutkan Arina berada tak jauh di dekat mereka.

"Arina," sahut Seina frustasi.

"Lagian, lo kelamaan sih jadi jomblo. Jadinya ngenes gini kan."

"Astaga anak satu ini."

***

Aku kembali mengenakan kacamata hitamku setelah mendengar perbincangan dua gadis di dekatku ini. Senyuman tipis kugariskan di wajahku.

Masalah gadis ini bukan masalah yang terlalu serius. Sebelumnya, aku telah menangani kasus yang lebih serius dari masalah yang dihadapi gadis bernama Seina itu.

Aku tertawa sinis melihat beberapa pasangan di dalam kantin. Menatap mereka satu per satu dan merasa muak dengan tingkah pola mereka.

Kembali kupandang gadis bernama Seina yang kini mendesah. Terlihat sekali guratan lelah di wajahnya akibat status yang tak pernah diinginkannya itu.

Tenang Seina, dan juga orang-orang yang sering dipanggil jones oleh orang sekitar. Dengan kemampuanku, dan demi nama jones yang melekat di tubuh kalian, aku akan sedikit bermain-main dengan takdir.

Kalian tunggu saja dan lihat hasilnya.

Perlahan kupejamkan mataku. Menjadikan diriku tak terlihat seperti biasa. Dan dengan langkah pelan, aku melewati tubuh yang tengah menikmati santapannya.

Sebuah tugas telah tercatat. Dan sebagai manusia yang tak biasa, aku akan mengerjakan tugas itu dengan caraku.

***

"Dasar jones!"

"Jomblo karatan!"

"Gak laku ih!"

"Makanya cari pacar dong!"

"Jangan gangguin pacar gue! Dasar jones!"

Seina memejamkan matanya saat kalimat itu terngiang di benaknya. Sudah hampir dua tahun ini ia menjomblo. Mantan pacarnya yang terakhir memutuskannya secara tiba-tiba.
Ario memutuskannya tanpa ia ketahui apa sebabnya. Padahal, ia dan Ario sudah berpacaran cukup lama. Dan jawabannya Seina dapatkan dua minggu kemudian saat sebuah undangan mampir ke rumahnya.

Ario dengan wajah tanpa dosanya memberikan undangan itu pada Seina yang menganga tak percaya. Dan tahulah Seina kalau Ario ternyata selingkuh di belakang kekasihnya. Seina tak pernah menyangka kalau ia merupakan selingkuhan Ario.

Semenjak itu Seina menutup diri. Menjaga jarak dengan lelaki yang hendak mendekatinya karena takut kejadian yang sama akan terulang. Hingga predikat jones melekat di dirinya. Entah siapa yang memulai menjulukinya dengan jones.

Seina merapal doa dalam hati. Berharap semua mimpi buruknya hilang. Dan saat kantuk mulai mendatanginya, Seina tak pernah tahu takdir seluruh dunia berubah.

***

Pemilihan Jones 2016

Berkali-kali Seina mengucek matanya saat melihat poster yang melekat di mading. Awalnya Seina tak tertarik, namun karena banyaknya orang-orang yang mengerubungi mading yang selalu sepi itu, membuat Seina penasaran juga.

"Serius nih? Ah, gue harus mutusin cowok gue nih."

Seina menoleh saat gadis di sampingnya bergumam. Matanya langsung terbelalak saat melihat Dea, Silvi, dan Meri yang merupakan primadona kampus langsung mengangguk setuju dengan usulan itu. Begitu tertarik dengan kontes jones yang diadakan salah satu model agency terkenal di kotanya.

Ini bukan mimpi kan?

Seina mencubit lengannya. Meringis kesakitan saat cubitan itu terasa begitu nyata.

Jadi ini bukan mimpi?

Seina masih belum percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Bahkan saat tak sengaja melewati taman pun, ia tercengang melihat Meri memutuskan Danu, pacarnya.

Pasangan paling fenomenal yang membuat iri para jomblo itu harus mengakhiri hubungan mereka hanya karena pemilihan yang ingin Meri ikuti. Lelucon apalagi ini?

"Aku malu pacaran. Aku maunya jadi jones!"

Setelah mengatakan itu Meri langsung meninggalkan Danu yang tertunduk lesu di bangku taman. Danu tak bisa berbuat apapun karena keinginan Meri begitu kuat.

Seina sedikit iba melihat ekspresi sedih Danu. Namun, ia tak bisa membantu apapun kecuali mendoakan agar Danu diberi ketabahan.

Seina mengira setelah hari ini berlalu, maka kejadian yang seolah mimpi ini akan berakhir. Namun nyatanya, hingga keesokan hari dan menjelang malam final Pemilihan Jones 2016, kejadian ini tak pernah berakhir.

Bahkan Seina didapuk menjadi salah satu juri di pemilihan ini. Entah siapa yang merekomendasikan dirinya yang bukan apa-apa ini.

Seina merasa lelah. Sekaligus iba. Kini tak ada lagi pasangan yang memadu kasih. Tak ada lagi pasangan yang berlomba memamerkan kemesraan pada pasangan lain. Tak ada lagi jones yang berkeliaran di sekitar para pasangan itu. Dan, tak ada lagi drama mengharu biru saat pasangan itu mengakhiri kisah mereka.

Semua wanita memilih sendiri. Memutuskan menjadi jones dan menganggap pacaran yang semula diagungkan menjadi hal yang memalukan. Dan kini, menjadi joneslah yang mereka inginkan.

Mereka bahkan tak segan mencibir orang yang pacaran. Seperti dulu orang pacaran yang mencibir para jones.

***

Fufufu .... Bagaimana? Hebatkan kemampuanku? Memanipulasi pikiran mereka pun cara pandang mereka.

Kuubah takdir, dan alur cerita yang semula tampak baik dan sempurna. Kubuat mereka merasakan apa yang dirasakan para jones.

Semua demi nama jones yang merasakan sesak di dada mereka.

Kutampakkan wujudku di belakang kerumunan manusia yang tengah menyaksikan final Pemilihan Jones 2016. Tersenyum bangga karena rencanaku berhasil.

~END

AndiAR22 whiteghostwriter glbyvyn NisaAtfiatmico irmaharyuni c2_anin deanakhmad Nona_Vannie megaoktaviasd umaya_afs primamutiara_ Icha_rizfia rachmahwahyu WindaZizty 0nly_Reader summerlove_12 bettaderogers Vielnade28

iamtrhnf spoudyoo TriyaRin Reia_ariadne TiaraWales beingacid nurul_cahaya somenaa realAmeilyaM FairyGodmother3 destiianaa opicepaka RaihanaKSnowflake umenosekai aizawa_yuki666

veaaprilia MethaSaja sicuteaabis brynamahestri EnggarMawarni NyayuSilviaArnaz xxgyuu SerAyue Bae-nih Nurr_Salma Intanrsvln YuiKoyuri HeraUzuchii holladollam JuliaRosyad9 fffttmh AnjaniAjha Jagermaster CantikaYukavers

demimoy Riaa_Raiye


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro