s e n r a┊valentine special ♡

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

pst! congratulation, you got a love letter
from senra Rania5641. don't worry, your secret is safe with me ;) good luck with your date!

yohoho! hepi valentine untuk
kalian semua dan kali ini aku
membawakan 3 bab spesial
valentine (*˘︶˘*).。.:*♡

aku bingung ini fluff atau
angst :( yasudala, ini angst rasa
fluff ataupun fluff rasa angst

xoxo, nakula ♡

꒰ · ' ⌨︎ flower ' ੈ♡₊

Senra mendesah kesal. Baru saja ia menyiapkan selang dan ingin menyalakannya untuk menyiram bunga yang selama ini ia rawat namun beberapa tangkai bunga nampak jelas hilang. Ada yang mencuri bunga-bunganya lagi.

Lelaki bersurai kuning itu memijit-mijit keningnya yang pusing, ini sudah kejadian kelima kalinya dalam minggu ini. Sudah jelas kalau ini ulah manusia bukanlah ulah hewan yang tidak sengaja lewat di tamannya.

Ah, rasanya keberuntungan tidak berpihak padanya sama sekali. Minggu depan valentine, ia tidak punya pasangan dan sekarang bunga-bunganya dicuri.

Tidak mungkin Senra melaporkan pencurian bunga ke polisi, mereka pasti menanggap ini sepele. Senra harus mencari cara agar bisa menangkap pencuri ini sehingga ia berhenti merusak keindahan tamannya.

Pria itu menyalakan selangnya dan memulai untuk menyiram semua tanaman yang ada di tamannya. Padahal, ini adalah taman belakang dan sama sekali tidak terekspos dengan jalanan, pencuri itu sungguh niat untuk mencuri bunga-bunganya.

Senra hanya bisa menghela napas dan buru-buru merapikan selangnya setelah semua tanaman tersiram.

Sebenarnya, Senra bukanlah tipe orang yang suka merawat tanaman. Senra lebih menyukai musik namun tanaman-tanaman ini adalah peninggalan rekan satu grupnya—USSS—yang sudah bubar beberapa tahun yang lalu karena mereka sudah punya jalannya masing-masing.

Tujuan mereka kini berbeda. Senra iri dengan mereka yang sudah punya tujuan sedangkan Senra hanya bisa melanjutkan karir musiknya.

Suara ketukan pintu membuat Senra tersadar dari lamunannya, ia cepat-cepat membukakan pintu dan terkejut dengan siapa yang ada disana. Shima tersenyum seketika melihat Senra membukakan pintu.

"Mashi? Benarkah itu kau?" tanya Senra tidak percaya kalau ia bisa bertemu lagi dengan mantan anggota USSS lainnya.

Sang empunya nama memamerkan deretan giginya yang putih bersih; terkekeh pelan. "Ya ini aku! Apakah aku sangat tampan sekarang jadi kau tidak bisa mengenaliku?"

Yang dulu ataupun sekarang narsisnya masih sama walaupun sekarang Shima sudah berkeluarga, ia dikaruniai dua orang anak. Satu laki-laki dan satu perempuan, setidaknya itu yang dikatakan Shima. Senra belum pernah melihat langsung anak-anak Shima.

Shima melambai-lambaikan salah satu tangannya di wajah Senra, pria bersurai kuning itu sedang melamun. "Hei, apakah kau tidak mempersilahkan tamumu masuk?" kata Shima sehingga membuatnya tersadar dan mempersilahkan Shima untuk masuk.

"Dozo, lihatlah apa yang kubawakan untukmu! Smore Cupcake dari Kafe Rechercé," Pria bersurai ungu itu membuka kotak kue yang ia bawa menampilkan enam kue mangkuk cokelat dengan marshmellow dan biskuit graham hiasan. Marshmellow yang diatasnya terlihat sudah sedikit dibakar sehingga benar-benar mengugah selera.

Netra Senra membulat tidak percaya dengan apa yang dibawakan Shima untuknya, kue mangkuk itu adalah kue mangkuk yang stoknya terbatas dan entah bagaimana Shima bisa mendapatkannya. Selama ini Senra menginginkannya.

Melihat reaksi Senra, Shima menyombongkan dirinya, "Aku menunggu sejak jam 7 pagi untuk mendapatkannya. Kau pernah bilang menginginkannya namun tidak pernah kebagian jatah."

"Nah, makanlah," lanjut Shima memperbolehkan Senra.

Senra menggosokkan kedua tangannya, tanpa ia sadari ia menjilat bibir bawahnya. Diambilnya sebuah kue mangkuk, rasa cokelat yang manis diseimbangkan dengan pahit dari kopi yang ada di dalam adonan menyebar di mulut Senra dalam satu gigitan. Marshmellow-nya juga langsung meleleh dimulut, teksturnya benar-benar lembut seperti saling melengkapi dengan tekstur kue mangkuknya. Senra menikmati setiap gigitannya.

(kira-kira begitulah penampakan kuenya 👀)

Shima terkekeh pelan melihat Senra menikmati kuenya, ia pun juga mengambil satu kue mangkuk dan memakannya. Netranya membulat, kini ia paham kenapa kue mangkuk itu termasuk makanan limited edition di Kafe Rechercé yang hanya tersedia ketika mendekati valentine.

"Sangat enak! Aku akan membelikan ini untuk istriku nanti," komentar Shima.

"Maaf menyusahkanmu begini Shima," kata Senra, ia merasa bersalah karena Shima harus menunggu lama untuk mendapatkan kuenya.

Shima tersenyum. "Tidak apa, lagi pula kita belum merasakan bagaimana rasanya dan sekarang sudah. Itu benar-benar sepadan! Aku tidak sabar menunggu valentine nanti, kafe-nya akan menyediakan kuenya satu hari penuh."

Mendengar kata valentine Senra langsung terdiam dan mengambil lagi satu kuenya.

Sang lawan bicara menepuk bahu Senra kemudian merangkulnya untuk menghibur Senra. "Tak apa Senra, jangan terburu-buru. Terkadang jodoh datang dari tempat yang tidak pernah kau duga."

"Terima ka—"

Suara nyaring yang berasal dari taman belakang rumah Senra menarik perhatian mereka, suara itu terdengar seperti ada pot yang pecah. Senra langsung bergegas melihat ke taman kesayangannya itu, sebuah sosok figur baru saja melarikan diri dari sana; Senra langsung mengejarnya.

"OI! SENRA!" Shima yang bingung ada apa berusaha memanggilnya namun nihil Senra sudah meloncati pagar rumah untuk mengejar entah apapun itu.

Senra harus mengejarnya karena itu adalah pencuri bunga yang selama ini mengambil bunga Senra.

Pria bersurai kuning itu terengah-engah, ia memegangi lututnya yang sudah tidak bisa berlari lagi, keringat membasahi seluruh badannya bahkan bagian belakang pakaiannya basah akan keringatnya sekarang. Senra mengumpat kesal, ia kehilangan jejak pencuri itu.

Mau tidak mau, Senra kembali ke rumah. Suara nyaring itu berasal dari pot kosong yang sekarang sudah menjadi potongan; pencuri itu pasti tidak sengaja tersandung dan membuatnya hampir ketahuan saat melakukan aksinya.

Tetap saja, Senra kesal.

Kekesalan Senra kini bercampur dengan rasa sesal, tidak seharusnya ia meninggalkan Shima dan kini Shima tidak ada dirumahnya; hanya menyisakan kotak kue yang bersisa dua dan terdapat sebuah catatan dari Shima. Shima dipanggil ke kantor ternyata, sayang sekali Senra tidak bisa berpamitan dengannya secara langsung.

Sejak saat itu, Senra menjadi sering mengurung dirinya di rumah dan melihat ke arah taman belakangnya. Hasilnya nihil, mungkin pencuri itu tidak akan datang lagi karena sudah ketahuan.

Dengan mata yang hampir keluar dari tempatnya, Senra masih kuat saja memandangi halaman belakangnya. Ia bersender ke dinding; perlahan matanya memberat walaupun Senra berusaha melawan rasa kantuk itu tetap saja matanya terpejam.

Senra tiba-tiba saja terbangun karena hampir kehilangan keseimbangan, tepat waktu! Pencuri itu sudah mencuri bunga Senra lagi dan bersiap kabur. Senra langsung mengerjarnya diam-diam.

Ia sengaja menjaga jaraknya dengan sang pencuri, Senra ingin tahu akan dikemanakan bunga hasil curiannya itu. Betapa terkejutnya Senra ketika mendapati bahwa pencuri itu sekarang sudah di makan, ia membuka tudung jaketnya; menampakkan sosok gadis yang cantik dan meletakkan bunga itu disana.

Senra menjadi iba dengannya. Tetap saja ia gadis itu tidak boleh mencuri. Dengan pelan Senra mendekat, saat sudah berada disebelahnya sang gadis nampak panik.

"Tidak apa-apa, aku tidak akan melaporkanmu ke polisi," kata Senra, "Namun kau harus memberitahuku kenapa kau mencuri bungaku untuk ini."

Sebuah kemungkinan terbesit di pikiran Senra. "Apakah kau tidak punya uang?"

Gadis itu menggeleng. "Tidak, hanya saja ini penyakit *kleptomaniaku. Biasanya kalau ada kakak aku tidak akan seperti ini, namun kakak—" Ia tidak melanjutkan ucapannya, Senra melirik ke arah nisan dan mengerti apa yang coba gadis itu katakan.

"Tidak usah dilanjutkan, tidak apa-apa." Senra menghapus air mata gadis itu dengan sarung tangan yang ia bawa; sarung tangan itu Senra berikan kepada sang gadis.

"Ah, perkenalkan namaku (Name)," sang gadis berdiri namun masih tidak berani untuk menatap mata Senra, ini benar-benar canggung. "Maafkan sudah mencuri bungamu! Sungguh aku menyesal!" ia membungkuk kepada Senra mengartikan kalau ia meminta maaf dengan tulus dan tanpa paksaan.

Senra menghela napasnya kemudian tersenyum. Ia memaafkan gadis itu lagipula gadis itu menderita kleptomania.

"Kakakku meninggal setahun lalu pada hari ini, hari valentine, jadi kupikir akan bagus jika aku memberikannya bunga namun aku pasti membuat kakak kecewa." (Name) menunduk malu.

"J-jangan salahkan dirimu begitu!" kata Senra dengan suara yang agak tinggi, "Bagaimana kalau kau ikut denganku? Ke Kafe Rechercé, kau pasti akan menyukai menu spesial yang disediakan saat valentine ini."

(Name) mengiyakan saja ajakkan Senra dengan perasaan yang masih bersalah. Tanpa Senra sadari, (Name) sudah membuatnya ingin melindungi gadis itu, Senra ingin menerima kekurangannya, (Name) telah mencuri hatinya pada pandangan yang pertama.

***

Omake !

"Jadi begitu caraku bertemu istriku." Senra dengan bangga bercerita di depan alumni anggota USSS.

Urata menahan tawanya tidak percaya. "Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah rumah kalian berdua di penjara?"

Sakata langsung menyenggol Urata sambil memberikan tatapan 'Dasar tidak sopan' kepadanya. Jelas sudah Senra bercerita kalau (Name) menderita kleptomania malah dijadikan bahan candaan.

"Ah, tidak. Ia sudah berusaha berhenti karenaku. Ia malu dengan almarhum kakaknya. Aku juga sudah mendukungnya untuk berobat ke dokter."

Shima terpukau. "He~ layak cerita di negeri dongeng. Kalian pasangan yang sangat suportif dengan satu sama lain."

***

*Kleptomania : kelainan jiwa berupa keinginan hendak mencuri yang tidak dapat ditahan-tahan sekalipun barang curian itu tidak berharga atau tidak berguna sama sekali.

Jadi ya dia mencuri tanpa sebab gitu karena udah emang penyakit jiwa (; - ;)
tapi ya engga kayak penyakit jiwa yang kayak kerasukan gitu lho ya! pokoknya dia suka nyuri aja mau itu tusuk gigi kek, lidi kek yang penting udah dia curi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro