m a f u m a f u┊valentine special ♡

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

hey, are you already got the chocolate from mafu licira_ara-san? i see him buy chocolate yesterday, i think it's for you. good luck!

aku tida bisa bikin fluff XD
maapkeun jika alurnya
monoton pake banget (;'༎ຶٹ༎ຶ')
hepi valentine ( ˘ ³˘)♥︎

xoxo, nakula ♡

꒰ · ' ⌨︎ cat ' ੈ♡₊

Suara alarm dari ponselnya di pagi hari perlahan membawa pria bersurai putih itu kembali dari dunia mimpi. Netra merahnya mengerjap beberapa saat agar bisa menyesuaikan dengan cahaya yang ada. Walaupun masih sangat pagi, ia harus segera bangun dan bekerja.

Setelah nyawanya terkumpul, Mafu mendudukkan badannya di pinggir tempat tidur untuk meminum segelas air mineral yang ada di meja dekat kasurnya, barulah ia berdiri dan memulai kegiatan; bersiap untuk bekerja.

Kini, pria bersurai putih itu sudah berada di belakang bangunan sebuah kafe, ia masuk melalui pintu yang bertuliskan "For Staff Only" di depannya. Ia menuju ke ruang ganti khusus lelaki untuk meletakkan tas bawaannya dan juga memakai apron cokelat yang merupakan seragam kerjanya lengkap dengan flat cap senada dengan apronnya.

Sesampai di dapur, seseorang sudah menyapanya dengan wajah ramah. "Ohayou, Mafu!"

Mafu menoleh ke arah suara kemudian membalasnya, "Ohayou juga, Nakula-san." Orang itu yang tidak lain adalah manajer kafe serta pemilik kafe tempat Mafu bekerja.

Pria itu langsung membantu sang manajer dengan meletakkan kue-kue yang sudah selesai. Pandangan Mafu teralih ke sudut ruangan dapur dimana beberapa Mokke terlihat tidur di lantai. "Nampaknya mereka masih tidur," gumam Mafu.

Nakula terkekeh pelan karena keimutan Mokke-mokke itu. "Tidak apa, hari ini hari yang sibuk jadi mereka butuh istirahat."

Benar kata Nakula, hari ini valentine dan kafe mereka pasti akan ramai dengan pelanggan. Bahkan, saat Mafu membersihkan kaca etalase dan meletakkan kue-kue disana sudah terlihat beberapa orang menunggu di luar untuk kafe buka walaupun sebenarnya kafe buka tepat pukul 9 pagi dan sekarang masih jam 6.

Tidak lama, Amatsuki datang. Ia berhenti untuk bernapas karena napasnya sekarang tidak beraturan, membuat beberapa Mokke terbangun karena terkejut.

"Hah, hah, a-pakah a-aku ter-lambat?" kata pria bersurai cokelat itu sambil memegang kedua lututnya karena kelelahan. Salah satu Mokke yang terbangun segera mengambilkannya segelas air mineral kepadanya, pria itu mengambil itu dan tersenyum berterima kasih kepada sang Mokke. Barulah ia meminumnya.

Mafu menggeleng kepalanya pelan sedangkan Nakula menjawab pertanyaan Amatsuki, "Tidak kok! Tenang saja!"

Amatsuki meletakkan gelas yang dibawakan Mokke tadi ke cucian piring kemudian dia menghela napas lega. Ia menggulung lengan bajunya dan mulai merapikan alat-alat untuk membuat cokelat hangat, kopi dan minuman lainnya. Mokke-mokke seakan tau apa yang dibutuhkan Amatsuki berlarian ke gudang dan mengambil beberapa persediaan bahan.

Dengan bantuan Mokke, kafe pun siap untuk di buka.

Nakula menepukkan kedua tangannya. "Yosh, minna! Ayo kita melakukan yang terbaik hari ini!"

*

Jam sudah menunjukkan tepat pada pukul satu siang, seharusnya kafe akan sepi disaat seperti ini namun nyatanya tidak. Itu membuat beberapa Mokke yang ada kelelahan, begitu juga dengan Mafu.

"Nee, Mafu-san, Luz sudah dalam perjalanan kemari untuk membantu, tidak apa-apa jika kau ingin pulang duluan," tawar Nakula ketika melihat Mafu hampir ketiduran di sofa ruangan staff bersama beberapa Mokke.

Mafu langsung terbangun. "Ah! Tidak-tidak, Nakula-san! Aku hanya ingin ketiduran karena kau menyuruhku untuk beristirahat namun sebenarnya aku masih ingin bekerja. Sungguh!"

"A-ah... " Nakula menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Bagaimana jika kau membuang sampah? Kurasa sampah-sampahnya sudah mulai menumpuk."

Mafu menangguk mengerti dan langsung melaksanakan tugasnya agar tidak mengantuk. Untunglah kafe itu selalu memilah sampah mereka sehingga Mafu tidak perlu menderita karena bau busuk sampah yang dicampur.

"Meow."

Suara kucing membuat Mafu terkejut dan langsung melihat-lihat ke semua tempat; seekor kucing anggora putih bermata biru dengan kalung rantai silver kecil menggantung di lehernya. Bandul kalung itu berbentuk seperti kunci; pegangan kuncinya berbentuk beberapa rambat tanaman sehingga membentuk hati.

Kucing itu sangat cantik, dengan kalung yang ada di lehernya membuat Mafu berpikir kalau kucing itu sudah punya pemilik dan sekarang sedang tersesat.

Mafu perlahan berjongkok untuk mengelus kucing itu namun sayangnya kucing itu malah lari menjauh darinya, bersembunyi di bawah mobil Amatsuki.

Suara langkah kaki di aspal membuat Mafu menoleh, ia mendapati sosok Luz yang baru saja sampai di kafe untuk membantu mereka bertiga.

"Selamat siang, Mafu senpai," sapa Luz kepada sang pria.

Sang empunya nama berdiri. "Ah, siang Luz. Masuk saja, Nakula pasti membutuhkan bantuanmu segera."

Luz mengangguk mengerti. Ia berjalan ke arah pintu masuk namun tiba-tiba berhenti karena melihat Mafu sendirian menatap ke arah mobil Amatsuki. "Bagaimana denganmu Mafu senpai?"

Pria bersurai putih yang lebih tua dari Luz itu tersadar dari lamunannya. "Nanti aku menyusul."

Seperti ucapan Mafu, ia menyusul Luz masuk ke dalam dan langsung pergi untuk mengambil sebuah mangkok. Mangkok itu ia isi dengan makanan Mokke secukupnya. Pria itu kembali keluar dan memanggil-manggil kucing yang tadi, ia mendekatkan mangkok itu di dekat mobil Amatsuki barulah ia melangkah menjauh untuk mengamati.

Ragu awalnya, namun kucing itu memakan makanan pemberian Mafu dengan senang hati. Perlahan, pria itu mendekat dan mengelus kucingnya. Mafu tersenyum karena tahu kalau sekarang kucing itu mempercayai dirinya.

Sang kucing kembali mengeong karena bahagia, ia mengeluskan kepalanya ke celana Mafu membuat Mafu tertawa kecil karena keimutannya. Pelan-pelan, Mafu mengangkat kucing itu dan membawanya ke dalam, Nakula pasti tidak masalah dengan itu asalkan kucingnya tidak masuk ke dapur dan bulunya berterbanggan hingga merusah kue-kue yang ada.

"Mafu, bisakah kau—" Nakula terhenti ketika melihat Mafu sedang menggendong seekor kucing, matanya membulat. Mafu langsung panik.

"T-tunggu Nakula! Aku bisa menjelaskannya!"
"Mafu, kau menangkapnya.... "
"Huh?"

"Ah, ternyata ada yang menyadarinya ya?" sebuah suara keluar dari kucing itu; sang kucing berbicara! Ia meloncat dari gendongan Mafu dan berubah menjadi gadis bersurai (H/c) yang menggunakan baju terusan putih polos yang nampak sangat anggun.

Mafu mengerjapkan matanya tidak percaya, gadis itu mengenakan kalung yang sama seperti kucing putih sebelumnya. Jelas kalau kucing putih itu tak lain adalah gadis yang sangat cantik itu.

"Nakula! aku sudah selesai... " suara Luz memelan saat melihat keadaan yang ada.

Luz menampar dirinya sendiri untuk memastikan kalau itu bukan mimpi. "K-kau (Name)(Surname) kan? Gadis yang menjadi incaran di kota sebelah karena itulah (Name) membuat syarat siapapun yang bisa menangkap kucing putih berkalung kunci boleh menikahinya."

(Name) menyentuh hidung Luz dengan telunjuknya karena gemas. "Haha! Itu benar sekali! Selama ini orang-orang hanya mengejarku tanpa tahu cara yang benar untuk mendekati kucing. Syukurlah aku bertemu orang sepertimu, tuan—" gadis itu menggantungkan perkataannya lantaran tidak tahu nama sang pria.

"Mafu! Namaku Mafu!" sambung Mafu.

"Ya! seperti Tuan Mafu ini!" Ia tersenyum dengan bahagia.

"L-lalu? Dimana kucingnya?" Sang pria bersurai pirang keperakkan itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil mencari-cari kucing dengan kalung kunci.

(Name) kembali tersenyum. Ia memperlihatkan kalungnya itu kepada Luz. "Akulah kucing itu."

Rasanya Luz mau pingsan, terlalu banyak kejadian yang terjadi, terlalu banyak informasi yang mengejutkan. Bahkan daritadi Nakula hanya terdiam mematung melihat semua kejadiannya.

"Jaa, kalau begitu," (Name) berbalik ke arah Mafu, "Maukah kau menjadi valentineku dan pacarku, Mafu?"

*

Omake !

"Teman-teman, apa yang kalian lakukan sih?" Amatsuki memanggil mereka semua karena pelanggan tambah banyak saja.

Semuanya menoleh ke sumber suara, mereka langsung membubarkan diri dan menyisakan (Name) dan Mafu yang berbincang-bincang.

"Nakula? Ada apa?" tanya Amatsuki.

Nakula melirik pria itu. "Ceritanya panjang, dan mungkin kau tidak akan percaya. Tapi aku janji akan menceritakannya padamu."

***

jangan lupa vote, komen, dan
follownya teman-teman bekos
kalau like dan subskreb itu
untuk yutub :((

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro