s u t o p u r i┊valentine special ♡

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

strawberry prince acting kinda weird today aren't they? well, SatouKun12, good luck!

valentine ngeharem bersama
sutopuri ( ͡° ͜ʖ ͡°)
aku jarang bikin cerita harem
jadi— ᕕ( ᐛ )ᕗ

xoxo, nakula ♡

— ꒰ · ' ⌨︎ sweet ' ੈ♡₊

(Name) memandang lemas enam surat cinta dengan amplop yang berbeda-beda warna tiap suratnya namun mereka punya kesamaan, sama-sama berbau stroberi dan keenam surat itu berasal dari sahabat (Name) sendiri yang tidak lain adalah Nanamori, Jel, Satomi, Riinu, Root dan Colon.

Ia memijit pelipisnya karena pusing, mereka memberikan surat itu kemarin dan hari ini ia harus memberikan jawabannya karena hari ini adalah hari valentine.

“(Name)-chan!” enam suara berbeda memanggil gadis itu membuatnya berhenti berjalan dan menoleh. Tentu saja itu mereka.

Nanamori, pemimpin mereka angkat bicara, “Bagaimana (Name)? Apakah kau sudah menentukan jawabannya?”

(Name) menghela napasnya lesu, Riinu dan Jel menyadari perubahan itu. Mereka berdua langsung saling menyalahkan.

“Lihat Jel! Ini pasti karena ulahmu!”

“Apa-apaan?! Jelas ini salah kita semua, Riinu, (Name) pasti bingung!”

“Tapi lebih banyak salahmu suka ngegombalin (Name)!”

Satomi menggeleng kepalanya heran, ia menengahi kedua orang itu. “Sudahlah, bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah.”

“Maafkan kami ya, (Name)-chan!” Colon merasa bersalah.

“Itu benar, (Name)-chan. Tapi kuharap kau menerima suratku ya!” kata Root, Nanamori langsung menyenggolnya.

(Name) tersenyum, menandakan kalau itu tidak apa-apa dan mereka tidak harus mencemaskannya. Sebuah ide langsung terlintas di kepala (Name), tentunya ide ini sangat menguntungkan bagi semua orang. “Bagaimana kalau kita semua pergi bersama-sama? Kalian tahu kan, merayakan valentine sebagai sesama teman.... “

Mereka berenam saling pandang. Namun akhirnya, Nanamori yang mewakilkan mereka semua. “Baiklah, kami setuju!”

Senyuman (Name) mengembang, kini ia tidak harus mencemaskan siapa yang akan dipilih lagi. Ada satu hal lagi yang harus (Name) perhatikan, membuat mereka semua akur. (Name) tidak ingin menjadi pusat perhatian saat mereka di kafe tentunya.

“Siapa pun yang datang terakhir telur busuk!” seru gadis itu sambil berlari mendahului mereka berenam. Ia menjulurkan lidahnya tanda mengejek kemudian tertawa lepas karena angin meniup rambutnya menyatakan kebebasan dari yang namanya sekolah.

“Oi! Itu curang!” salah satu dari mereka, Root, menyusulnya. Diikuti oleh yang lainnya.

Mereka semua terengah-engah ketika sudah sampai di depan bangunan kafe, jelas kalau jarak antara sekolah mereka dengan kafe lumayan jauh. Namun dengan bodohnya mereka memutuskan untuk berlari dan bukan menggunakan bis. (Name) dan Satomi paling pertama sampai dan yang paling terakhir adalah Colon.

“Kenapa sih kita harus balapan begini? Padahal kan jelas-jelas tujuan kita semua sama!” Protes Jel sambil memegangi lututnya karena pegal.

Riinu terkekeh dengan napas yang tersengal. “Habisnya mereka lari, yasudah aku ikut saja.... “

Nanamori terbaring di trotoar. “Siapa yang bayar nanti?” pria bersurai ungu itu mengganti topiknya agar tidak mengarah ke pertikaian lagi.

Colon angkat bicara. “Nanti kita patungan saja. Ayo kita masuk, di dalam sepertinya menggunakan AC.”

Dengan baik, Colon membukakan pintu untuk mereka semua. Hawa dingin dari pendingin udara yang ada di dalam kafe bercampur dengan keringat mereka memberikan sensasi dingin tersendiri, mereka memilih duduk dan beberapa Mokke mulai dan seorang pelayan bersurai cokelat melayani mereka.

“Aku ingin memesan red velvet, minumannya lemon tea saja,” imbuh Riinu yang sudah memilih menu apa yang ingin ia makan.

Smore cupcake spesial valentine dan cokelat hangat, tolong,” sambung Satomi.

Mendengar pesanan Satomi, Jel juga mau. “Aku juga! Kudengar kue mangkuk itu spesial hanya di valentine jadi aku memesan itu juga!”

"Satomi-kun, nanti kamu terkena diabetes kalau terlalu banyak makan cokelat," tegur Root. "Aku memesan fruit cake saja, dan lemon tea."

"Tidak peduli," kata Satomi membalas terguran Root.

Nanamori menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah anggotanya yang kekanak-kanakkan itu. "Aku ingin boba stroberi saja."

Riinu terkejut dengan pesanan Nanamori. "Eh? Naa-kun minuman saja?" ia memberikan jeda pada ucapannya, "Kalau begitu aku mau dalgona cokelat!"

Kini giliran (Name) yang memesan. "Aku ingin smore cupcake dan (favdrink) saja. Bagaimana denganmu, Colon?"

"Ah, aku tiramisu saja."

Pelayan dengan name tag bertuliskan 'Amatsuki' itu mencatat semua pesanan mereka sedangkan para Mokke segera pergi ke belakang membawa buku menu yang tadi mereka berikan kepada mereka.

"Baiklah, silahkan di tunggu.... " kata Amatsuki sebelum meninggalkan mereka semua sendiri.

Suasananya menjadi hening namun tidak canggung, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Root dan Colon bermain gunting-batu-kertas, Riinu mengobrol dengan Satomi tentang tugas matematika, Jel yang berkutat dengan ponselnya. Nanamori mencoba untuk berbicara dengan gadis itu karena kebetulan ia duduk di sebelahnya tidak tahu harus bagaimana.

"Kita harus lebih sering bersama kesini."
"Huh? Kita semua?"

Netra (Name) mengerjap beberapa kali karena tidak paham, biasanya Nanamori lebih suka kalau mereka sendirian saja, berdua.

Nanamori kembali angkat suara. "Suasananya menjadi sangat menyenangkan, namun tentu saja aku lebih suka kalau kita hanya berdua kemari."

(Name) terkekeh pelan mendengarnya. Ia sendiri bingung jika harus memilih di antara mereka semua. Gadis itu nyaman dengan status mereka saat ini; hanya sebatas teman.

Perlahan, Nanamori menyentuh pelan kulit tangan (Name) dengan tangan kanannya. Ia menyelipkan beberapa jarinya ke tangan gadis itu sampai akhirnya ia menggandeng tangan (Name) di bawah meja. Gadis itu bersemu malu.

"Naa-kun—" omongannya terputus karena jari telunjuk tangan kiri Nanamori mendarat di bibirnya, mengisyaratkannya untuk diam.

(Name) mau protes namun Nanamori tersenyum. "Bisakah kita seperti ini sebentar saja?" pintanya. Akhirnya (Name) tidak ingin berkomentar lagi, tangannya dingin karena pendingin udara itu dan kini bersatu dengan tangan Nanamori yang hangat.

"Naa-kun, ini bagaimana caranya?" tanya Jel, ia sedang menyelesaikan teka-teki pada ponselnya.

Nanamori langsung melepas gandengannya itu agar Jel tidak curiga. "Ah, itu begini loh!" terang Nanamori sambil menunjuk ke arah yang harus Jel lalui di teka-tekinya itu.

(Name) terkekeh pelan ketika melihat keduanya, hatinya sempat berdebar ketika Nanamori menggandeng tangannya. Dan tidak perlu menunggu waktu yang lama, gadis itu melihat pelayan dengan surai cokelat kembali membawa pesanan mereka disusul oleh seorang pelayan berambut putih dengan seorang gadis berbaju terusan putih yang keluar dari lokasi staff ke kursi yang ada di kafe; (Name) berkesimpulan kalau dua insan itu sedang beristirahat.

(( Yep, pelayan rambut putih dan gadis berbaju terusan putih itu Mafu dan gadis kucing di chapter sebelumnya uwu ))

Amatsuki memberikan senyuman terbaiknya selagi para Mokke memberikan pesanan kepada pemesannya. "Maaf jika kalian menunggu lama, ada hal yang tak terduga terjadi di kafe hari ini. Silahkan menikmati!" Ia segera kembali ke posnya setelah semua pesanan diletakkan.

"Nee, ayo cuci tangan dulu," ajak Root. Pria bersurai kuning itu langsung segera berlari ke tempat cuci tangan karena sudah tidak sabar menikmati makanannya.

Jel menyusulnya. "Pelan-pelan Root!"

Satomi dan (Name) ikut menyusul dengan santai, menyisakan Riinu dan Nanamori yang menjaga meja serta pesanan mereka karena mereka hanya memesan minuman jadi cuci tangan tidak terlalu diperlukan.

"Awas!" kata Satomi, pria bersurai merah muda itu menarik sang gadis yang hampir saja menabrak seorang pria dengan surai kuning yang lebih tua dari mereka.

(( And yes, that's Senra :3 ))

Gadis itu melamun karena kejadian tadi dengan Nanamori jadi ia tidak terlalu memperhatikan jalan. "Ah, terima kasih, Satomi."

Jel dan Root rupanya sudah selesai ketika mereka datang. Suasana sangat sepi sampai Satomi angkat bicara. "Apakah karena Nanamori?"

"E-eh?" (Name) tidak paham.

Satomi mematikan keran airnya, ia sudah selesai. "Nanamori menggandengmu, apakah karena itu kau tidak fokus dan hampir menabrak?"

Gadis itu juga mematikan kerannya, netra (e/c)-nya tidak berani untuk menatap Satomi yang sepertinya cemburu. Ia tidak berani berkata apa-apa ataupun memberikan alasan agar Satomi tidak salah paham, namun itulah kebenarannya.

Pria itu menghela napas. "Lain kali, hati-hati. Perhatikan jalanmu. Untung saja aku menyelamatkanmu tadi," pesan Satomi sambil berlalu mendahului (Name).

Kembali ke meja, Riinu dan Colon langsung menyodorkan makanan-minuman mereka kepada (Name).

"Nee, (Name)-chan! Coba ini tiramisunya!"
"Tidak! (Name)-chan harus mencoba dalgonanya dulu!"
"H-hey?! Apa-apaan itu Riinu! Aku duluan!"
"Colon terakhiran saja! Aku duluan!"

(Name) menahan tawanya dan melerai mereka sebelum mereka menjadi pusat perhatian. "Tenanglah teman-teman, aku masih bisa merasakannya satu-satu. Riinu duluan."

Riinu menjulurkan lidahnya ke arah Colon menandakan kemenangannya, perempatan muncul di kepala Colon tanda kesal. "Nah, (Name)-chan!" Riinu langsung saja menyodorkan dalgona itu.

Sang gadis menyesapnya sedikit, membiarkan susu yang bercampur dengan cokelat mengalir ke kerongkongannya. Lidahnya sangat dimanjakan dengan rasa manis dan pahit yang seimbang. Ia meletakkan cangkir itu dengan senyuman.

"Ini benar-benar enak!"

Riinu tersenyum gembira. "Benar kan?"

Sang pria bersurai biru terang itu hanya merengut masam, ia segera menyendokkan satu sendok kue tiramisunya ke arah (Name). "Nah, (Name) sekarang coba punyaku!"

Lidah gadis itu dimanjakan dengan rasa keju, kopi, dan cokelat yang berpadu sempurna. "Huwah! Ini juga enak!"

Melihat adegan suap-suapan di antara (Name) dan Colon, Satomi berdehem pelan. "Sudah kalian, biarkan (Name) menikmati pesanannya dengan tenang."

Riinu dan Colon memanyunkan bibir mereka namun mereka menghargai (Name) jadi mereka tidak protes. (Name) terkekeh pelan melihatnya kemudian gadis itu tersenyum ke arah Satomi untuk berterima kasih, Satomi membuang muka darinya ketika melihat senyuman itu; Satomi tersipu malu.

Berkat Satomi, (Name) dengan tenang menikmati makanan pesanannya.

"(Name)-chan.... "
"Ya?"

Netra gadis itu membulat. Ia terdiam karena saat melihat ke sumber suara Jel sudah mengelap wajahnya dengan sapu tangan. Wajah (Name) tersipu malu, Jel sadar dengan perbuatannya ikut tersipu malu dan cepat-cepat menghentikan perbuatannya.

"Maaf! Tapi tadi ada krim di sudut bibirmu!" ucap Jel, wajahnya benar-benar menunjukkan rasa bersalah.

(Name) tersenyum mencoba untuk menghibur Jel agar tidak merasa bersalah. "Ah, tidak apa-apa, Jel. Terima kasih!"

Melihat itu, Root menjadi cemburu. Ia segera bangkit dari kursinya dan menyematkan sebuah jepit rambut pada surai (h/c) milik gadis itu. (Name) memandangnya dengan bingung sedangkan Root membuang mukanya yang kini sedang bersemu dan kembali duduk di kursinya.

Gadis itu segera mengeluarkan ponselnya dan melihat apa yang disematkan Root di rambutnya menggunakan pantulan pada layar ponselnya itu. Sebuah jepit rambut stroberi yang sangat imut, tak lain adalah logo dari Strawberry Prince.

(Name) kembali fokus memakan kuenya. Dalam hati ia benar-benar bahagia, ini adalah valentine yang sangat berkesan baginya; valentine dimana ia menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

***

maap, tida ada omake karena otakku ga bisa mikir omake T^T

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro