s h i m a

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

callingJikoodez_
thanks for ordering again and sorry for make you waiting for this trash 😭🔫

ini bab ke 21 dan lihatlah :

kebetulan? atau adanya
campur tangan illuminati?
*sfx musik misteri*

note terbaru :
itu rank ketika bab ini dibuat btw. dan maap jika yang pesen ini bab nunggu lama tapi hasilnya ampas (aku merasa hasilnya ampas) 😭😭

my lady.

"Sampai berjumpa lagi, Shima! Nikmati harimu!" Seorang bersurai merah yang tidak lain adalah Sakata melambaikan tangannya ke arah Shima sambil berjalan menjauh; Shima balas melambainya sambil tersenyum sampai Sakata tidak terlihat lagi.

Shima menghirup udara dalam-dalam, membiarkan angin senja meniup surai ungunya. Sangat menyegarkan, Shima merindukan betapa menyejukkannya udara di kampung halaman. Pria itu berjalan ke rumahnya sambil melihat-lihat sekeliling; banyak yang berubah namun itu tidak menghentikan Shima untuk bernostalgia.

"Shima? Itu kau?"

Suara itu membuat Shima menoleh, Shima tersenyum ketika melihat siapa yang memanggilnya. "Ah, kakek Mafu, apa kabar?"

Sebuah geplakkan mendarat di wajah Shima; Mafu menggeplaknya menggunakan ikan. "Pulang-pulang akhlaknya luntur ternyata."

Yang menjadi korban geplakkan ikan Mafu hanya bisa nyengir kuda dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Habisnya rambutmu putih, kukira sudah ubanan."
"SUDAH DARI SANA-NYA BEGINI!"

Mafu mendengus kesal kemudian memasukkan ikannya kembali ke dalam keranjang yang ia bawa sedangkan Shima hanya tertawa melihat reaksi Mafu. Reaksi Mafu saat dijahili sama sekali tidak berubah bahkan sampai saat ini.

Kalau dipikir-pikir, makin tinggi juga suara Mafu. Untung saja Shima tidak menjadi tuli mendadak.

"Shima?" suara yang tidak asing ditelinga Shima menarik perhatiannya dan membuat Shima menoleh untuk melihat sumber suara.

Netra Shima mengerjap beberapa saat karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Sang gadis pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya tidak percaya, matanya juga berkaca-kaca karena tidak percaya.

"Anee-chan!" seru Shima sambil menerjang gadis yang lebih tua darinya itu tiba-tiba. Ia memeluk sang wanita yang kini lebih pendek darinya erat dan mengelus-elus surai (H/c)-nya.

Walaupun awalnya ragu, gadis yang biasa dipanggil Anee-chan oleh Shima itu membalas pelukannya. Matanya yang tadi berkaca kini mengeluarkan air mata terharu, tidak ia sangka ia bisa bertemu dengan Shima lagi setelah selama ini. Menyadari hal itu, Shima mempererat pelukannya dan menutup mata menikmati kehangatan yang mereka bagi bersama.

"Nee ... Anee-chan masih ingat bagaimana cara kita bertemu?" ujar Shima.

Pria itu tidak dapat melihatnya namun sebuah senyuman terlukis di wajah sang gadis. "Iya, aku masih ingat," sahutnya; tidak lupa pipinya bersemu merah karena tiba-tiba saja Shima bertanya begini.

"Cantiknya masih sama, sama seperti Anee-chan menjadi Oiran," kata Shima sambil tersenyum mengingat kejadian cinta pandangan pertamanya itu.

Pipi (Y/n) bersemu, ia terkekeh pelan kemudian mencubit pipi Shima gemas. "Kamu ada-ada saja."

Shima ikut terkekeh. "Aku tidak bohong lho Anee-chan! Pasti susah sekali untuk menjadi Oiran, dan selama aku pergi aku bertemu banyak Oiran; tidak ada yang bisa menandingi cantiknya Anee-chan."

Sang pria melepas pelukannya untuk melihat wajah imut gadis itu yang sekarang sudah dihiasi dengan semburat merah karena malu. Shima memegang pipi (Y/n) agar pandangan mereka bertemu dan ia menyapu air mata sang gadis dengan jari jempolnya; Shima tersenyum menatap netra (Y/n) lekat.

"Anee-chan, aku merindukanmu. Sungguh," kata Shima dengan serius, "Aku sudah sukses sekarang dan aku kembali untukmu, jujur aku sangat gugup jika kau tidak ada lagi disini namun syukurlah kalau kau masih disini," lanjutnya.

(Y/n) kembali terharu. "Shima, aku—"

Shima meletakkan jari telunjuknya ke bibir (Y/n), ia menghapus air mata sang gadis lagi kemudian ia berlutut; menumpu badannya pada salah satu kakinya. Ia memegang kedua telapak tangan (Y/n).

"Anee-chan, maukah kau menikah denganku?" tanpa halangan apapun kata-kata itu terucap bebas dari mulut Shima. Keputusannya sudah bulat, ia akan menikahi cinta pandangan pertamanya; hati Shima hanya milik (Y/n) seorang.

Shima tersenyum. "Aku tahu kalau Anee-chan bukan Oiran lagi namun aku mencintai Anee-chan bukan karena Anee-chan seorang Oiran namun aku mencintai Anee-chan dari lubuk hatiku yang paling dalam."

Sang surai ungu itu membuang pandangannya dan melanjutkan perkataanya untuk meyakinkan (Y/n), "Ini mungkin terlalu mendadak untuk Anee-chan, aku memakluminya, a—"

Sebuah permukaan kenyal mendarat di bibir Shima membuatnya bungkam, kecupan itu tidak berlangsung lama dan sama sekali tidak menyiratkan gairah namun menyiratkan jawaban dari sang gadis. Rasa hangat langsung menyelimuti tubuh Shima, ia kembali memeluk (Y/n) erat.

"Terima kasih banyak ...."

Mafu yang menyaksikan itu semua hanya berdehem pelan walaupun sebenarnya Mafu ikut terharu melihat adegan yang menyentuh hati itu. Deheman itu membuat Shima melepaskan pelukannya dan semburat merah muncul di pipi dua sejoli itu; salah tingkah.

Si makhluk albino itu menggeleng pelan melihat sikap mereka berdua kemudian tersenyum. "Ayolah Shima, pasang cincinnya," ujarnya tidak sabar.

Shima nyengir kuda ke arah Mafu kemudian langsung mengambil tangan kanan (Y/n), ia memasangkan cincin di jari manis sang gadis. Desain cincin itu sederhana namun cukup untuk menandakan kalau (Y/n) miliknya seorang.

"Nah kalau begitu ayo, kita masak ikan ini dirumah! Kejadian ini patut di rayakan bukan?" ajak Mafu, ia berjalan mendahului mereka berdua.

Sang surai ungu memberikan lengannya mengisyaratkan untuk (Y/n) menggandengnya. (Y/n) menurut kemudian mereka berjalan mengikuti Mafu dipenuhi dengan sendau gurau. Langit malam yang cerah kala itu saksi bisu kejadian yang indah, pertemuan kembali sang pujaan hati kepelukannya.

Alternative Ending :

"Shima? Kau tidak apa-apa?" suara Sakata membangunkan Shima dari lamunannya. Shima langsung melihat ke sekitarnya, ia ada di gerbang kampung halamannya.

"Ya, aku tidak apa-apa."
"Jaa, kalau begitu. Sampai berjumpa lagi."

Sakata melambai dengan cerngiran khas di wajahnya, ia berjalan menjauh menyisakan Shima sendiri disana ditemani langit yang sudah senja. Pria itu langsung saja berlari ke dalam kampung halaman untuk mencari pujaan hati.

Gadis itu disana, namun suara Shima tercekat ketika melihatnya sedang berjalan dengan orang lain. Orang itu tak lain adalah Luz. Sang gadis menyadari kedatangan Shima mengerjap tidak percaya, Shima langsung menerjang gadis itu dengan pelukan walaupun sebenarnya ia sempat cemburu karena melihat gadis itu bersama Luz.

"Anee-chan! Aku merindukanmu!" ujar Shima, air mata haru keluar dari kedua pelupuk matanya.

Luz memandang Shima dengan tatapan benci. "Jauhkan tangan kotormu dari istriku."

Shima melepaskan pelukannya dengan terpaksa; hatinya hancur. Ia memandang ke arah (Y/n) dengan tidak percaya, ia butuh klarifikasi dari gadis itu, bukan dari Luz.

"Maafkan aku Shima, selama ini aku mencarimu namun aku menyerah," kata gadis itu. Ia menarik Luz untuk menjauh dari sana. Shima hanya bisa menyesali perbuatannya, seharusnya ia bilang kalau ia akan kembali.

Semuanya pasti tidak akan berakhir seperti ini.

——

sekali lagi maap klo nunggu
bab ini lama 😭🙏🏻

dan alternative ending itu bonus! siapa tau mau angst 👀

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro