u s s s

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

warn : ada sedikit adegan
pembunuhan disini namun
tidak akan diceritakan dengan
detail. ya kuusahakan
tidak membuat kalian merasa
tidak nyaman ;-;

menurutku saja atau memang
suara Kradness, Umikun
dan Glutamine mirip?

russian roulette.

Seorang gadis mengetuk pintu jingga yang berada di depannya, tidak lama suara kunci sedang dibuka dan sesosok pria berambut ungu keluar dari dalam rumah.

"Ah, selamat datang (Y/n)-chan, senang sekelompok denganmu! Bukankah sebuah kebetulan yang luar biasa kalau aku, kau, Senra, Sakata dan Urata sekelompok?"

Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kebetulan yang bagus, kurasa. Terima kasih sambutanmu, Shima."

Pria berambut ungu itu, Shima, mempersilahkan sang gadis masuk dan bergabung dengan yang lainnya. (Y/n) merasa tidak enak karena dirinyalah yang datang terakhir, teman-temannya yang lain nampak bosan menuggunya datang.

"Maafkan atas keterlambatanku semua!" Gadis itu menunduk kemudian langsung mengeluarkan semua buku-bukunya.

Sakata menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, Urata juga baru datang tidak lama sebelum kau."

"Ya, itu benar! Jangan cemaskan kami, lagipula rumah Shima penuh dengan makanan jadi kami tidak akan bosan," imbuh Senra.

Shima yang menjadi tuan rumah hanya bisa menghela napas pasrah. "Untunglah kalian teman-temanku, kalau bukan sudah kuminta ganti rugi."

"Eh jangan begitu Shima-kun, berbagi itu indah."

"Komunis?"

"Kok nyasar kesana sih?!"

(Y/n) tertawa pelan melihat keempat temannya. Kalau mereka berkumpul bersama pasti suasananya tidak akan canggung. Hanya saja, terkadang (Y/n) hanya ingin bergaul dengan teman-teman yang lainnya, beberapa bulan ini ia merasa seperti terkekang oleh Urata, Shima, Senra dan Sakata entah kenapa.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponsel sang gadis, itu pesan dari kakaknya, Chogakusei.

Dimana kau sekarang?

Chogakusei pasti baru saja pulang dari Amerika, kakaknya itu pasti merindukan sang adik. (Y/n) tersenyum senang kemudian membalas pesan sang kakak.

Urata melihat itu dengan cemburu. "Siapa itu (Y/n)-chan?" tanya-nya.

(Y/n) menoleh. "Ah ini kakakku. Dia pasti baru pulang dari Amerika."

Si pria bersurai cokelat itu ber-oh-ria kemudian lanjut bercanda dengan yang lainnya.

Akan kujemput kau secepatnya. Berusahalah untuk menjaga jarak dan menjauh dari mereka.

Sang gadis terkejut melihat pesan dari kakaknya. Tidak ia sangka sang kakak menjadi protektif kepadanya entah kenapa. (Y/n) mengantongi handphone serta uang yang tadi ia bawa kemudian berencana untuk pura-pura ke kamar mandi.

"Shima-kun, dimana kamar mandinya? Aku benar-benar tidak tahan lagi," kata (Y/n) dengan ekspresi panik. Untung dia ikut klub drama, itu membantu dalam keadaan seperti ini.

"Kau tinggal ikuti saja lorong disana, diujungnya adalah kamar mandi," jawab Shima.

(Y/n) menangguk mengerti kemudian meninggalkan mereka berempat yang sedang bercanda dan mengerjakan pr yang diberikan guru disaat yang bersamaan.

Shima menyipitkan matanya sejenak kemudian tersenyum kecil. "Senra, apakah kau bisa membantuku sebentar? Temani aku pergi ke warung untuk membeli jajanan lagi."

Mendengar kata jajan, Senra langsung bangkit dengan semangat. "Apa lagi yang kita tunggu! Pergi sekarang!"

Shima menggeleng pelan heran dengan temannya itu kemudian berjalan duluan mendahului Senra. Menyisakan Urata dan Sakata yang tiba-tiba hening.

*

(Y/n) side

Gadis itu menutup pintu kamar mandi dengan rapat kemudian kembali membuka ponselnya, ia menginginkan jawaban kenapa kakaknya berkata begitu padahal kakaknya juga sudah kenal dengan Urashimasakasen. Kakaknya itu langsung membalas setelah (Y/n) mengirim pesannya.

Kau tidak tahu beritanya? Sahabatmu sejak kecil Amatsuki ditemukan tewas di kamar apartemennya. Kasus itu masih di duga bunuh diri namun ada yang janggal.

(Y/n) benar-benar syok dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya. Baru saja kemarin saat latihan klub ia bertemu dengan Amatsuki dan sekarang sahabatnya itu pergi meninggalkannya sendiri. Namun, itu tidak menjelaskan kenapa Chogakusei menyuruh (Y/n) menjauh.

Lalu? Apa hubungannya dengan mereka berempat?

*

Shima and Senra side

Shima menenteng tas belanjaan yang berat penuh dengan jajanan sendiri sedangkan Senra berjalan mendahuluinya. Benar-benar, teman tidak berakhlak.

"Kira-kira, apa yang mereka lakukan?" Senra mengajak Shima berbicara agar perjalanan tidak terasa sunyi.

"Entahlah, apapun itu aku tidak menyukainya jika (Y/n) tidak bersamaku," jawab Shima dengan santai.

Senra terdiam, ia membalikkan badannya. "Jauhi dia Shima, aku juga menyukainya. Kalau tidak kau akan kumusnahkan dari atas bumi ini seperti Amatsuki."

Shima terkekeh pelan. "Aku berharap bisa melihatmu mencoba."

Sang surai kuning bingung dengan Shima. Tanpa ia sadari sebuah kulkas besar tergantung tinggi diatasnya, talinya putus sehingga kulkas itu jatuh menimpa Senra. Ia tidak sempat lari, gang sempit yang sudah direncanakan Shima adalah tempat peristirahatannya.

"Selamat malam, Senra."

*

(Y/n) sudah kembali bergabung dengan Sakata dan Urata. Wajahnya yang murung membuat kedua orang itu berpikir kalau ternyata (Y/n) mendapatkan PMS-nya hari ini.

Dan tidak lama Shima kembali membawa tas jajanan namun aneh ia kembali tanpa Senra. Semua orang disana merasa bingung dan janggal dengan hal itu.

"Dimana Senra?" tanya (Y/n) dengan bingung.

Shima menggaruk tengkuknya. "Orang itu dia ingin menghabiskan waktu lebih banyak di warung sebentar."

(Y/n) mulai mempercayai teori kakaknya itu. Sisa satu bukti lagi bahwa apa yang dikatakan kakaknya benar ia akan pergi dari sana sekarang. (Y/n) tidak mau kehilangan lagi, sudah cukup sahabatnya Amatsuki.

Sakata membaca novel sambil mengemil popcorn. Ia kadang suka senyam senyum sendiri sambil membaca novel bergenre romance, melihat shipnya berlayar dan menjadi canon memanglah memuaskan.

"Bukankah kata-kata novel ini sangat luar biasa?! Cinta adalah permainan. Orang yang berusaha adalah orang yang patut mendapatkannya," kata Sakata sambil memerankan karakter yang ia baca itu.

Urata memutar bola matanya bosan. Ia bukanlah kutu buku seperti Sakata, Urata lebih suka menonton film adaptasi novel daripada membaca novelnya langsung.

Tanpa Senra suasana sangat sepi, mereka semua sibuk dengan dunia masing-masing. Sakata menguap kemudian mengucek matanya, ia menjadikan novelnya itu bantal kemudian tidur di lantai.

Tidak ada yang menyadari smirk yang dibuat oleh Urata diwajahnya ketika melihat kejadian itu. Selamat malam Sakata. Urata tahu, dalam permainan ini hanya tersisa ia dan Shima.

Suara mobil Chogakusei terdengar sudah sampai di depan rumah Shima. (Y/n) langsung merapikan tasnya. "Terima kasih atas hari ini, aku ada acara makan malam keluarga jadi pamit duluan ya!"

Belum sempat Shima dan Urata menjawab (Y/n) pergi meninggalkan mereka berdua. Setelah gadis itj pergi, mereka berdua bertatapan dengan tatapan yang mematikan.

"Ternyata tersisa kau, Shima."

"Bagus juga strategimu, Urata."

Urata mengeluarkan sebuah pisau yang ia bawa dari dalam tasnya. "Bagaimana dengan duel?"

Tangan Shima meraih pistol yang ia bawa dalam sakunya. "Ayo kita lihat siapa yang bertahan dalam permainan ini."

*

Seorang gadis berdiri di hadapan makam sahabatnya yang tidak bersalah itu. Sahabatnya telah terjebak permainan gila yang dibuat oleh USSS, semua ini karena dirinya.

"Maafkan aku Amatsuki. Maafkan aku telah meragukanmu."

——

R.I.P Amatsuki T^T
And diriku sangat jele membuat cerita yandere begini jadi jangan pesan cerita yandere.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro