Part 11 : Holiday

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sohyun's POV

Aku berhasil menyelamatkan sepedaku, namun tidak dengan harga diriku. Jieun ssaem menagih biaya sekolahku bahkan setelah ia memberikanku jangka waktu sebelumnya. Kenapa secepat itu? Aku pun baru tersadar bahwa tidak lama lagi sekolah akan menyambut hari libur. Libur panjang tepatnya.  Tentu saja setelah kami, para murid, menyelesaikan ujian semester gasal seminggu ke depan.

"Tapi Bu.. bagaimana saya bisa melunasinya? Saya belum ada uang.."

"Tidak perlu repot. Semua biaya sekolahmu sudah terlunasi!"

"Apa??! Bagaimana mungkin.. siapa.."

Kalimatku belum selesai kuucap karena laki-laki itu menyela terlebih dahulu.

"Aku. Aku yang sudah melunasinya... Jieun ssaem.. apa boleh saya dan Sohyun permisi keluar sebentar?"

"Baiklah. Jangan lama-lama karena masih ada yang mau saya sampaikan pada Sohyun."

Sungjae sunbaenim membawaku keluar dari ruangan ssaem.

Seperti yang sudah aku bilang, aku tidak bisa menyelamatkan harga diriku bukan? Padahal aku kemarin menolak mentah-mentah penawarannya. Bahkan sekarang dia melunasi semua pembayaranku diam-diam. Dia sangat licik!

"Sunbaenim!! Kenapa kau lakukan ini eoh? Aku masih bisa melunasinya sendiri!"

Sunbaenim menatapku tajam dengan sebelah tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan kananku erat.

"Sampai kapan? Kau akan melunasinya kapan? Kita tidak tahu apakah kau akan mendapatkan bantuan untuk itu jika aku tidak segera bertindak."

Aku mendengus kesal. Di sisi lain aku juga bersyukur. Biaya sekolahku lunas, itu artinya aku tidak perlu menjual sepeda kesayanganku. Bagiku, sepeda itu adalah hal terpenting kedua setelah Taehyung. Sepeda itu menyimpan banyak cerita. Sepeda itu yang menemaniku saat susah maupun senang.. sepeda itu juga meninggalkan begitu banyak kenangan manisku bersama Taehyung. Ia saksi kebersamaan kami berdua.

"Hei! Kenapa kau malah melamun?"

"E-h... ehm.. p-pokoknya aku tidak suka! Sunbae jadi terkesan seperti mengolok-olokku saja!"

"Siapa yang mengolokmu? Apa salahnya membantu adik kelas yang cantik sepertimu?"

Aish... playboy-nya mulai.

"Baiklah!! Baiklah!! Terserah sunbae saja! Bagaimanapun aku tetap berterima kasih. Aku janji akan segera mengembalikan semua uangmu secepatnya!"

"Tapi.. apakah aku boleh mencicil?"

Lanjutku dengan sangat malu. Kenyataannya memang aku tidak bisa mengembalikan uangnya dalam sekali telak. Aku butuh bekerja dan menyetornya sedikit demi sedikit.

"Mencicil?"

Sebelah alis Sungjae sunbaenim terangkat. Pasti dia akan mengejekku lagi.

"Kau tidak perlu mencicil. Bukankah aku sudah beritahu bagaimana cara kau melunasinya melalui penawaranku kemarin?"

"Aku harus mengikuti setiap permintaanmu tanpa membantah? Jadi sunbae serius tentang itu?"

"Tentu saja aku serius! Apa aku terlihat sedang bergurau?"

Mana mungkin aku melakukannya! Bagaimana kalau permintaannya aneh-aneh?

Namun terlambat sudah untuk menyadari itu. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku mutlak harus mengikuti setiap keinginannya.

Dan disitulah aku merasa terbodohi..

...................................

"Sohyun-ah...!!"

"Gadis kecilku.. bantu aku menyelesaikan soal-soal menyebalkan ini! Kenapa kau terus melamun saja huh?"

Taehyung bergelayut manja tanpa henti. Ia merengek meminta agar Sohyun membantunya dalam belajar.

Tak terasa besok adalah ujian semester gasal. Seperti ujian-ujian tahun sebelumnya, Sohyun selalu diminta datang ke rumah Taehyung untuk belajar bersama.  Dan inilah yang terjadi. Taehyung tanpa malu menghancurkan fokus belajar Kim Sohyun.

"Jangan ganggu aku Tae. Aku sedang fokus!"

"Fokus kau bilang? Aku hanya melihatmu melamun daritadi! Ayolah... kau kan pintar. Tidak perlu belajar saja nilaimu sudah pasti plus semua!"

"Bagaimana pun juga aku perlu belajar. Kau ini! Apa kau hanya memanfaatkan otak ku saja?"

"Begitulah.. lagipula untuk apa aku mengajakmu belajar bersama kalau kau tidak mau mengajariku?"

Sohyun mendengus. Kali ini dia menyerah. Lagi-lagi menyerah dengan bualan Taehyung yang bisa dibilang sulit diacuhkan.

Lalu dengan sabar ia menjelaskan panjang lebar mengenai materi yang sedang dipelajari Taehyung. Memang dasar Sohyun yang pintar. Meskipun ia masih duduk di kelas satu SMA, kemampuan otaknya bisa menjelajah jauh ke pelajaran kelas tiga.

Disaat Sohyun selesai menerangkan, ia menghela nafas panjang. Dilihatnya Taehyung ketiduran di sebelah kanannya.

"Astaga! Pasti ketiduran! Kenapa dia selalu begitu? Padahal aku sudah dengan terpakasa meluangkan waktuku untuk berbicara panjang lebar. Dia malah tertidur!"

Sohyun berhenti mengomel. Kini pandangannya tertuju pada laki-laki yang tertidur pulas di sampingnya.

Ah.. kenapa dia sangat tampan. Kenapa sahabatku harus setampan ini? Kenapa aku harus mencintainya?

Sohyun meletakkan kepalanya di atas meja dan langsung menghadap ke wajah Taehyung yang damai. Perlahan tangan mungilnya mengelus pipi Taehyung yang tak lama ini dibanjiri air mata.

Bagaimana aku bisa menghapus perasaanku padamu oppa? Aku mencintaimu dan aku malu mengakuinya. Maaf jika selama ini aku merepotkanmu. Kau sangat baik dan sempurna.

Taehyung yang tertidur pun merasa risih. Ia terbangun tiba-tiba dan memergoki serta menggenggam tangan Sohyun yang ada di pipi kirinya.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Blush..

Pipi Sohyun pun memerah seketika.

..............................

Tak terasa seminggu berlalu begitu cepat. Tidak ada kejadian-kejadian berarti. Semua hanya berkutat pada ujian dan hasil yang akan didapatkan nantinya. Dan hari yang paling ditunggu-tunggu setiap murid tiba.

"Saatnya liburan~~"

Teriak Yeri dengan girangnya setelah ia dan Sohyun berjalan keluar dari kelas dan meninggalkan tumpukan soal-soal terakhir.

"Sohyunie... kemana kau akan pergi berlibur?"

"Berlibur? Cukup diam berbaring di atas kasur, memainkan handphone seharian atau membaca buku-buku novel kesayangan. Bagiku itulah berlibur yang paling menyenangkan. Dan yah! Satu hal lagi, bersepeda bersama Taehyung di sekitar taman kota di sore hari."

"Ouch! Sangat membosankan sekali! Berlibur yang menyenangkan itu adalah berlibur ke suatu tempat yang belum pernah kau kunjungi bersama teman-temanmu. Atau mungkin orang kesayanganmu."

Orang kesayangan? Tempat yang belum pernah Sohyun kunjungi?

Sepertinya memang sangat menyenangkan jika saja Sohyun punya uang dan juga orang kesayangan itu.

"Lah.. kok jadi ngelamun sih! Sohyun.. sohyun.. kerjaanmu melamun mulu!"

.............................

"Hai bro!!"

Seungcheol, seperti biasa ia menyapa Taehyung dengan menampar keras lengannya.

"Ish... kau!! Sakit tau! Kan sudah kubilang, menyapalah aku dengan sewajarnya. Tidak perlu memukul lenganku sekeras ini!"

"Iya.. iya. Maaf ya poni!"

Taehyung melototi Seungcheol seolah-olah seperti macan yang mau menerkam mangsanya.

"Ada apa dengan matamu? B-berhentilah menatapku begitu! Kau membuatku takut!"

Taehyung pasti sudah menjambak jambang milik Seungcheol sampai putus kalau saja Irene tidak muncul tiba-tiba.

"Hai! Apa yang sedang kalian lakukan?"

"E-eh... Irene.. hehe.."

Taehyung cengar-cengir menahan malu. Sementara Seungcheol, ia sangat bersyukur dan berterima kasih pada Irene karena Irene telah menyelamatkan dirinya dari sisi evil Kim Taehyung.

"Untung saja kau datang kalau ti-"

Taehyung membekap mulut ember Seungcheol rapat-rapat.

"Jadi Irene, apa tujuanmu datang ke kelasku?"

"Eoh.. itu.. sebenarnya sih aku kebetulan lewat di depan kelasmu. Lalu aku melihatmu dan ya! Aku teringat.. ada sesuatu yang mau aku bicarakan padamu."

"Hah? Kau mau bicara apa?"

"Yakk! Bolehkah aku tetap disini memdengar kalian bicara?"

Seungcheol mengambil kesempatan untuk menggoda Taehyung berhubung tangan Taehyung kini sudah terlepas dari bibirnya.

"Aish!! Tidak!! Kau pergi saja sana!!"

Wajah Taehyung mulai terlihat kesal sehingga buru-buru Seungcheol meninggalkan tempat mengambil langkah seribu.

"Ya ampun Tae! Kau tidak perlu kesal padanya seperti itu.."

Ucap Irene sambil terkikik melihat tingkah konyol Taehyung dan sahabatnya.

"Lupakan kejadian tadi. Dia memang sangat menyebalkan. Jadi.. apa yang ingin kau bicarakan?"

"Oh ya! Ini tentang liburan. Papa memberiku izin untuk memakai villanya yang ada di daerah Busan. Jadi, aku berniat untuk mengajakmu!"

"A-apa? Berlibur ke Busan? Hanya kita berdua?"

"Tentu saja tidak Tae! Kau bisa mengajak temanmu dan aku mengajak temanku. Pasti akan seru!"

Bodoh. Tentu saja mereka tidak berlibur berdua di dalam sebuah villa. Yang ada liburan itu terlihat seperti bulan madu pasangan yang baru menikah. Taehyung memang sangat bodoh.

"Bagaimana? Apa kau mau ikut? Ikutlah kumohon..."

Irene menunjukkan puppy eyes-nya hingga membuat Taehyung tidak bisa menolak.

"O-oke.. tapi biarkan aku membujuk halmi-ku dulu ya. Sebenarnya aku juga cukup berat meninggalkannya sendirian.."

"Halmi mu pasti senang jika melihatmu bahagia Tae. Aku yakin ia akan mengizinkanmu."

.........................................

Sohyun's  POV

Hari ini tiba-tiba saja Taehyung berdiri di ambang pintu rumahku dan hari sudah menginjak malam.

"Ada apa Tae? Kenapa kau malam-malam datang kemari?"

"Ehm... setidaknya persilakan aku masuk atau duduk gitu! Apa begini caramu menyambut tamu?"

"Tamu? Berhentilah membuat dirimu seolah-olah seperti orang penting. Kau itu hanya pengacau.."

Pengacau hatiku..

"Apa kau bilang?"

"Tidak. Tidak ada. Ayo masuk!"
.

.

.

.

.

.

.

"Kau sendirian lagi?"

"Entahlah.."

Jawab Sohyun begitu pasrah.

"Appamu tidak pulang lagi?"

"Sudahlah Tae.. katakan saja tujuanmu kemari. Jangan mengalihkan pembicaraan."

"Ish.. padahal aku hanya bertanya saja."

"Jadi... karena kau sahabatku dan kita sebentar lagi akan liburan, aku berniat untuk mengajakmu ke Busan. Kau pasti senang!"

"Hah?! Berlibur? Ke Busan? Berdua?"

Sohyun membelalakkan mata kegirangan. Astaga! Kapan lagi ia bisa berduaan dengan Taehyung.

"Tidak. Kita tidak berdua. Melainkan bersama Seungcheol, Yeri sahabatmu, dan juga Irene!"

Sohyun mendecih setelah ia mendengar nama Irene disebut. Ditambah lagi kehadiran Seungcheol dan juga Yeri yang artinya liburan itu tidak untuk mereka berdua saja. Betapa malunya Sohyun.

"Lagipula, ini semua rencana Irene. Irene mengajak kita berlibur di villa ayahnya yang ada di Busan. Kau mau ikut kan?"

Dengan berat hati Sohyun menganggukkan kepalanya. Ia terpaksa, karna kalau tidak ikut ia tidak akan tau seberapa jauh Irene mendekati Taehyung.

Apa ia cemburu? Jangan ditanya lagi!





















To be Continued.

Hello!! Taeso shiper is back!😀

Karena author kekurangan liburan, jadinya kepikiran ide buat part holiday! Simak kelanjutannya ya😆

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro