Part 21 : Sorry.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.

.

"Yak! Anak nakal! Kemasi semua buku-bukumu.. apa kau tega membiarkan halmi memungutinya?"

"Ah.. Halmi... aku mau ke rumah Sohyun."

"Iya.. kemasi dulu bukumu itu.."

Taehyung melangkah kecil, matanya sembari menatapi buku-bukunya yang berserakan. Lututnya jadi merasa goyah sekarang.

"Halmi? Kapan Eomma akan pulang?"

Pertanyaan ringan mendadak muncul dari hati Taehyung. Sementara sang nenek hanya diam mematung untuk beberapa detik.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan eomma eoh?"

"Aku rindu Eomma. Appa. Dan juga adikku."

Batin Halmi terasa tertusuk. Bagaimana ia harus menjelaskan kepada anak berusia 10 tahun? Bahwa orangtuanya tak mau merawatnya lagi?

Taehyung hanya akan terluka. Ia masih terlalu dini untuk menyadari kenyataan pahit itu.

"Halmi? Apa Halmi mendengarku?"

Air mata hampir saja jatuh jika saja Halmi tidak mengusap mata  rentanya.

"Iya. Halmi mendengarnya.."

"Jadi kapan mereka pulang Halmi? Aku sangat rindu. Kapan mereka akan menelpon lagi? Aku sangat ingin mendengar suara mereka."

Halmi tersenyum. Mungkin.. sedikit memaksakan.

"Taehyung-ah.. cucuku yang paling tampan.."

Halmi mulai mendekati Taehyung yang sibuk membereskan meja belajarnya. Perlahan, tangannya yang berkerut itu mengelus kepala Taehyung kecil yang lembut. Taehyung pun segera merespon Halminya dengan melihat kedua matanya penuh perasaan.

"Bersabarlah. Mungkin mereka masih sangat sibuk. Mereka pasti sudah bekerja keras demi membiayai sekolahmu. Apa kau paham?"

"Tentu saja Halmi. Aku pun juga sudah berjanji pada diriku. Aku akan belajar dengan sungguh-sungguh! Aku akan menjadi anak yang pintar, yang sukses, yang bisa menghidupi Halmi dan juga keluarga kita. Aku akan membuat kalian bangga!"

Ucap Taehyung seraya mengacungkan telunjuk kanannya ke udara, membuat Halmi sedikit terkekeh geli.

"Nah.. Tae.. Halmi harus pergi ke ladang Nyonya Ji. Jaga dirimu baik-baik ya?"

Halmi menepuk kecil punggung Taehyung yang masih berfokus pada pekerjaannya.

"Halmi!"

Teriak Taehyung ketika Halminya hendak meninggalkan ruangan.

Halmi pun menoleh dan mendapati Taehyung sudah berdiri di belakangnya dan menggandeng tangannya.

"Halmi.. tidak akan pernah meninggalkanku kan?"

"Eh.. kenapa Taehyung bicara seperti itu? Kenapa Nak?"

"Tidak. Hanya saja.. sekarang ini aku hanya punya Halmi. Halmi harus selalu bersamaku ya. Aku mau Halmi yang menjadi saksi kesuksesanku nanti.."

Tanpa terasa, mata Halmi mulai berkaca-kaca. Rasanya tak sanggup telinganya mendengar kalimat yang baru saja Taehyung lontarkan. Lihat betapa polos cucunya itu.

"Tentu.. tentu Halmi akan selalu bersamamu. Kenapa jadi sedih begitu huh? Sana. Kembali rapikan barangmu. Setelah itu kau bisa main ke rumah Sohyun."

Taehyung tersenyum, lalu memeluk Halminya erat sebelum tubuhnya melangkah pergi memasuki ruangannya kembali.

Halmi mengelus dada. Pikirannya yang tua tak seharusnya dibuat menyimpan masalah semakin berat. Sesungguhnya, ia lah yang selama ini harus bekerja keras demi membiayai hidup cucunya itu. Dan entah.. jika suatu saat nanti Tuhan mencabut kehidupannya tanpa disangka, siapa lagi yang akan mengurus Taehyung?
.


.

.

.

.

Taehyung menghela nafas begitu panjang. Matanya terpejam. Beberapa tetes peluh terlihat menghiasi pelipis kerasnya. Tangannya menggenggam satu sama lain, terlihat bersandar pada pucuk kepalanya. Ia sungguh dalam kegelisahan yang teramat dalam.

Beberapa detik lalu, memori lama itu terputar di otaknya. Sebuah kalimat yang tak pernah Taehyung bisa lupakan. Bahwa Halmi akan terus bersamanya! Di sisinya!

Pada kenyataannya, Taehyung tak sepolos dulu lagi. Ia sudah tahu fakta tentang kedua orangtuanya yang meninggalkannya bersama Halmi. Ia tahu bahwa Halmi yang selalu mengurus setiap kebutuhannya. Ia tahu bahwa sekarang Halminya sedang sekarat di ruang operasi.

Hh. Taehyung lelah. Ia sangat lelah jika harus terus menahan masalah sendirian. Tapi yang kali ini Taehyung tak bisa melibatkan siapapun.  Termasuk Sohyun.




Halmi.. bertahanlah. Aku mohon.. Halmi harus berjuang disana demi diriku..






"Taehyung?"

Seseorang datang menepuk bahu Taehyung hingga membuatnya sedikit terkejut dan buyar dari lamunan pilu yang melanda pikirannya.

"Sohyun?"

"Apa yang kau lakukan disini?"

Tanya Sohyun.

"Aku.. uhm.. itu.. hanya mencari udara segar saja."

"Mencari udara segar di depan ruang operasi??"

Taehyung tersadar. Sohyun tidak tahu menahu bahwa Halminya sakit parah sampai harus dioperasi. Bodoh. Taehyung merasa bodoh untuk saat ini.

"Uh.. enak kok disini. Hee.."

Taehyung hanya bisa mengeluarkan cengiran konyolnya.

"Ini. Aku membawakan makanan untukmu. Mari kita makan di kamar Halmi!"

"Apa?! Tidak!"

Taehyung melebarkan kedua matanya. Tubuhnya terangkat dan bergerak menyusul Sohyun yang mau menghampiri ruangan tempat Halminya dirawat inap. Segesit mungkin, Taehyung menarik tangan Sohyun dan menghentikannya.

"Kenapa?"

Tanya Sohyun curiga.

"I-itu.. Dokter memintaku agar kita membiarkan Halmi istirahat total.. jadi sebaiknya jangan mengganggunya."

"Ooh.. maaf. Aku tak tahu."

"Ya sudah. Bagaimana kalau kita makan di taman saja.. di halaman belakang rumah sakit."

"Baiklah."

Sohyun tersenyum. Ia segera berbalik badan menuju lokasi yang disebutkan Taehyung. Sedangkan Taehyung masih berdiri disana dengan tatapan sedih yang tak bisa diartikan.

Hampir saja..

..............................

Mata Taehyung masih tak dapat beralih dari memperhatikan Sohyun. Gadis cantik nan manis yang selama ini menghampiri pikiran dan jiwanya itu tengah melahap habis mekanannya. Sampai-sampai Sohyun tidak sadar jika ia makan cukup belepotan.

"Hei.. perhatikan makanmu. Pelan-pelan.."

Taehyung tersenyum tipis. Tangannya bergerak untuk menghapus sisa makanan yang menempel pada sudut bibir Sohyun. Sohyun tertegun dan menghentikan aktivitas makannya.

"Kenapa? Jangan takut. Aku tidak akan menciummu lagi."

Taehyung menyeringai dan membuat Sohyun kesal karena ia mengingat kejadian saat makan es krim hari itu.

"Ish..."

Sohyun mendesis. Sedetik kemudian, ia menyadari bahwa makanan Taehyung tak tersentuh sesuap pun.

"Tae.. makan makananmu juga!"

Sohyun mulai mengomel.

"Oh ya? Bagaimana aku bisa fokus dengan makananku kalau di depanku sedang ada pemandangan yang tak bisa diabaikan?"

"Kau ini ngomong apa?"

"Kau cantik. Ah.. bibir itu pasti sangat manis.."

Taehyung mulai menggoda Sohyun dengan menatap intens bibir mungilnya.

"Yak!! Nih!! Makan nih. Huhhh.. manis kan??"

Sohyun menggerutu sambil menjejalkan roti isi Taehyung ke dalam mulutnya sampai membuat Taehyung gelagapan.

Taehyung mengunyah roti yang ada di dalam mulutnya sambil mengatakan sesuatu yang tidak jelas.

"Kau kejam sekali.."

Ucap Taehyung.
.

.

.

.

.

.

.

Setengh jam berlalu. Kehadiran Sohyun cukup membawa efek sedatif pada kekhawatiran Taehyung yang sempat memuncak.

Apakah operasi Halmi lancar??

Ia sangat ingin sekali kembali ke ruang operasi dan mengecek keadaan halminya.

"Kau kenapa Tae? Kau kelihatan sangat gelisah."

"Oh.. tidak.. aku baik-baik saja.."

Taehyung mencoba menghilangkan kerisauannya. Setidaknya.. ada Sohyun disini. Ada Sohyun yang membuatnya terhibur dalam kesedihan.

Tapi ia tak bisa memungkiri satu hal.







Setelah ini.. ia dan Sohyun mungkin tak akan dekat lagi.




















Taehyung sudah mengambil syarat itu. Ia terpaksa. Jangan salahkan dirinya! Bukan karena ia terlalu sayang Halmi dan mengabaikan Sohyun. Hanya saja.. gadis bernama Irene itu menggunakan ancaman lain yang cukup membuatnya terkaget-kaget.

Suatu hal yang akan membuat Sohyun terluka. Satu hal yang akan membuat Sohyun terkucilkan dan dihindari teman-temannya. Sesuatu hal yang akan merusak kebahagian Sohyun dan membuatnya merasa dipermalukan.








"Kau harus menerima persyaratanku Tae. Atau....


























Aku akan membongkar rahasia ini. Rahasia bahwa Ibu Sohyun sudah menghancurkan keluargaku. Merebut Appaku dan menyebabkan kematian Eommaku. Kenyataan bahwa.... Ibunya adalah seorang jalang! Seorang jalang yang menguras kebahagiaan hidupku!"





























To be Continued.

Maaf guys.. ternyata Taehyung memilih menjauhi Sohyun demi menyelamatkan Sohyun dari sebuah penghinaan.

Next (?)

Apakah masi menunggu kelanjutan cerita ini?

Karna akan ada hal mengejutkan nanti.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro