20

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Yoongi terengah-engah.

Ia berhasil kabur dari ruang kerja ayahnya setelah hampir sedetik kemudian kesibukannya di dalam ruang kerja ayahnya terbongkar.

"Yoongi?"

Yoongi tercekat! Ayahnya tiba-tiba muncul di belakangnya saat ia sedang duduk di sekitar meja makan.

"I-iya Appa.."

Keringat dingin terus mengucur dari keningnya. Bibirnya semakin pucat. Dan detak jantungnya berirama cepat.

"Apa kau baru saja dari ruang kerja Appa?"

Tidak!!

Sekarang, Yoongi harus menjawabnya apa? Tidak mungkin ia mengakui apa yang baru saja ia perbuat di dalam sana kan?

Yoongi meneguk ludahnya kesusahan. Ia tak pandai mencari alasan. Kejeniusannya mendadak hilang. Ia terlihat sangat buruk.

"Eoh.. itu.. itu... aku.."



"Yeobo! Seseorang mencarimu di luar sana!"

Yoongi bernafas lega. Untung saja ibunya datang dan berhasil mengalihkan perhatian ayahnya. Yoongi pun lolos dari pertanyaan mematikan itu.

Dan ya!

Yoongi sempat mengintip ayahnya waktu memasukkan password di brankasnya.

"Aku harus cepat, sebelum semuanya terlambat!"

Yoongi memaksakan kakinya untuk berjalan. Walaupun kesakitan dan teramat sakit, itu tak menghentikan tekadnya mencari bukti-bukti kebusukan ayahnya dan membantu Taehyung mendapatkan keadilan yang selama ini dituntutnya.

........................

Taehyung sedang menemani Jeonggyu yang tidur dalam ketakutan. Sejak tadi, Jeonggyu tak bisa memejamkan kedua matanya.

"Gyu-ah.. tidurlah.. kenapa kau tidak mau tidur huh?"

Jeonggyu menggelengkan kepalanya.

"Kalau aku tidur, nanti Hyung meninggalkanku.."

"Hyung akan disini bersama Jeonggyu.. Hyung tidak akan pergi.."

"Janji? Hyung tidak akan meninggalkan Jeonggyu..?"

Jeonggyu memberikan jari kelingkingnya. Taehyung pun demikian, ia mengaitkan jari kelingkingnya yang besar pada jari kelingking imut milik adiknya sambil tersenyum menenangkan.

"Jeonggyu takut.. Hyung akan pergi dan tidak akan pernah kembali.."

Kalimat terakhir Jeonggyu sebelum ia terlelap sangatlah mengejutkan. Taehyung tak mengira kalau adiknya akan berpikir sejauh itu.

Sementara di ruang tamu, Ibu Taehyung dan Eonjin sama ketakutannya juga.

"Eomma.. kita akan aman kan disini?"

"Tentu saja Eonjin.. tenanglah.. Nona Irene melindungi kita."

"Iya Eonjin."

Sahut Irene dari arah dapur.

"Ini, minumlah."

Irene menyodorkan segelas air putih pada Eonjin. Berharap Eonjin bisa lebih rileks.

Peristiwa yang menimpa Taehyung tak cukup mengkhawatirkan hati ibunya dan juga Irene, tetapi mental adik-adik Taehyung juga ikut terteror.

"Eonni.. tolong bantu Oppa.. lindungi Oppaku. Jangan sampai ia terluka.."

"Eonjin. Kau jangan takut, ada anak buah Papaku yang akan menjaga kita di villa ini. Kita pasti aman.."

"Sekarang kau tidurlah di kamar, bersama ibumu juga.."

Lanjut Irene.

"Ayo Nak.. kita tidur. Kau harus istirahat.."

Ajak Ibu Taehyung sambil merangkul tubuh Eonjin yang kelelahan.

..........................

"Eomma..."

"Taehyung!!"

"Eomma.. pergi!"

"Tidakk!! Eomma tidak akan meninggalkanmu, pegang tangan Eomma Tae..!! Cepaat!!"

"Eomma! Jangan menunggu lagi! Cepat pergi!!"

"Tidaak!! Tidak akan!"

"Eomma.. aku sudah tidak kuat lagi.."

Taehyung menangis, sementara dadanya terus mengeluarkan darah akibat luka tembakan.

Taehyung berada di bibir tebing, dimana dibawahnya deburan ombak laut lepas telah siap melahap tubuhnya.

"Eomma.. maafkan Taehyung. Tolong jaga adik-adikku.."

"Apa yang kau katakan?! Jangan bicara sembarangan! Cepat! Pegang kuat-kuat tangan Eomma!"

"Eomma.. aku tidak kuat lagi.."

"Tae!! Tidak! Tidak!! Tidakk!! Kuatkan peganganmu! Tolonglah.. jangan seperti ini.."

Ibu Taehyung terus menangis meneriaki anaknya. Perasaan seorang Ibu akan terluka jika ditinggal pergi oleh anaknya sendiri. Cukup suaminya yang meninggalaknnya sendirian di dunia ini, tapi kali ini jangan putranya yang diambil.

Namun sayang, Ibu Taehyung sudah tidak kuat menahan tubuh Taehyung yang berat. Ditambah lagi, Taehyung semakin lemas karena banyan darah yang keluar dari tubuhnya.

"TAEHYUNG!!"

"EOMMAAAA..."

"TAEEEHYUUUUNGGGGG!!! TIDAAAAAAKKKKKKKKKK!!"













.

.

.

"TIDAAAKKK!!"

Ibu Taehyung terbangun dari tidurnya. Diliriknya, Eonjin masih terlelap, sementara pagi telah menyapa hari-hari buruknya.

Ibu Taehyung bergegas keluar. Ketika menemukan tubuh tinggi putranya, ia mempercepat larinya dan langsung memeluk Taehyung.

"Eomma?"

"Taehyung!! Kau jangan pergi kemana-mana!".

Ujar sang Ibu dengan terus memeluk erat putranya yang kebingungan. Teriakan-teriakan mengerikan yang memantul mengitari dinding tebing yang curam terus berputar di kepalanya.

"Eomma? Kau menangis? Apa yang terjadi?"

"Eomma bermimpi buruk tentangmu, sampai Eomma tidak sanggup untuk menceritakannya.."

"Eomma.. itu hanya mimpi. Jadi jangan dianggap serius. Oke?"

Ucap Taehyung selagi membalas pelukan ibunya.

"Ini bukan masalah mimpi saja.. tapi ini naluri seorang Ibu bagi keselamatan anaknya.  Eomma takut terjadi sesuatu padamu.."


"Taehyung!"

Irene yang berjalan dari arah luar memanggil Taehyung dengan tergesa. Tampak sekali, suatu hal penting akan segera Irene beritahukan pada Taehyung.

"I-irene? Ada kabar apa?"

"Tae... Yoongi-----"

"Yoongi? Ada apa dengannya? Ia baik-baik saja kan? Kenapa tiba-tiba membahasnya? Ada apa?? Ayo katakan!"

"Dia kemari bersama Sohyun!"

"Apa?!"

.......................

"Apa yang kau lakukan disini?"

Yoongi menyorot mata Sohyun. Gadis itu terlihat berembun dan ingin menumpahkan kristal beningnya ketika pandangannya saling terkunci dengan Taehyung.

Tanpa menunggu aba-aba, Sohyun berlari dan memeluk kuat tubuh tinggi Taehyung. Ia menguras air matanya disana. Di dekapan Taehyung yang ia rindukan.

"Maafkan aku.. aku sudah tak mempercayaimu.. aku meragukanmu.."

Sohyun terbata-bata menyampaikan kalimatnya. Sesekali ia cegukan karena tangisannya yang tak kunjung berhenti.

Taehyung mendekap erat tubuh mungil Sohyun hingga Sohyun merasa hangat di dalam sana.

"Aku selalu menunggumu. Aku selalu memaafkan segala kesalahanmu.. aku mencintaimu.."

Jawab Taehyung yang membuat perasaan Sohyun seketika lega. Tetapi tidak untuk waktu yang lama ketika Yoongi dengan gamblang mengatakan tujuannya datang ke villa tersebut.

"Ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu Tae."

Yoongi terkesan serius. Taehuyung pun membantu Yoongi berjalan dan membawanya masuk ke villa.

.

.

.

"Kau harus pergi darisini. Appaku tahu keberadaanmu!"

"Apa? Tuan Min tahu kalau aku di Busan?"

Yoongi mengangguk yakin.

"Ini!"

Yoongi mengambil dokumen-dokumen dari tas yang dibawanya. Taehyung semakin dibuat penasaran.

"Apa ini?"

"Bukti-bukti yang akan kau butuhkan!"

Taehyung langsung membuka berkas-berkas yang Yoongi serahkan saking ingin tahunya.

Taehyung tak menduga! Ternyata bukan hanya kasus korupsi dari proyek ayahnya bekerja, namun ayah Yoongi sudah melakukan korupsi sejak tiga tahun sebelum ayahnya dipekerjakan sebagai kuli disana.

"Biadab!!"

"Bukan hanya itu Tae, Appaku juga sudah banyak membunuh orang-orang tak bersalah seperti ayahmu.."

"Aku baru tahu, ia sangat berbahaya dibalik sifat baiknya."

Ujar Yoongi seraya menundukkan kepalanya. Ia merasa malu memiliki seorang ayah yang tidak punya rasa kemanusiaan. Ia juga malu telah berbuat kasar kepada Taehyung untuk membela ayahnya yang memiliki banyak kebusukan!

"Ada beberapa rekaman cctv di amplop itu, semua yang aku bawa ini adalah barang bukti. Kau harus menjebloskan Appaku ke penjara! Sudah saatnya ia mendapat konsekuensi dari perbuatannya!"

"Kau yakin menyerahkan ini semua padaku?"

"Tentu. Aku percaya padamu. Lagipula, sekarang aku sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah."

"Baiklah. Aku akan membongkar kebejatannya!"

"Secepatnya!"

.

.

.

Taehyung mengkoordinasi seluruh anggota keluarganya, termasuk Sohyun, Irene, dan juga Yoongi masuk ke dalam mobil. Mereka harus mengamankan diri dari villa setelah mendengar informasi dari Yoongi, bahwa ayahnya menuju ke Busan dengan banyak pengawal.

"Kita akan kemana Hyung?"

Tanya Jeonggyu dengan polosnya.

"Kita akan pergi ke tempat yang lebih bagus dari ini. Jeonggyu mau kan?"

Jeonggyu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi kita akan kemana Tae?"

Tanya Irene.

"Entahlah.. yang penting, kita harus keluar dulu dari lingkungan yang tidak kondusif ini!"

Saat melintasi di pinggir tebing yang curam, hati Ibu Taehyung bertambah cemas. Ia kembali teringat akan mimpi buruknya. Tidak tahu bagaimana, lokasi yang kini mereka lintasi sangatlah mirip seperti di mimpinya.

"Ahjumma.."

Sohyun menggenggam tangan Ibu Taehyung agar beliau lebih tenang.





















"Taehyung!! Awass!!!"

Teriak Yoongi di kursi depan samping tempat Taehyung menyetir.

Taehyung mengerem mobilnya secara mendadak hingga membuat tubuh mereka semua terhuyung ke depan.
































"Itu mobil anak buah Appaku!"



































To be Continued.

Iyup. Ini detik2 cerita akan tamat..

Benar sekali ada komen yang nebak sebelumnya.

Jadi jangan lewatkan..

Dan siap2 buat akhir ceritanya..

✌✌✌

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro