21

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Semua orang panik. Ibu Taehyung sejak tadi tak berhenti merangkul erat kedua anaknya di bangku belakang.

Irene dan Sohyun pun saling melempar pandangan.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mereka mengepung kita."

Ujar Irene.

"Kalian tetap di dalam mobil. Jangan kemana-mana!"

"Kau mau kemana Tae?"

Tanya Sohyun khawatir.

"Aku akan hadapi mereka."

"Apa kau gila? Mereka bersenjata, sementara kau tangan kosong! Kau mau cari mati?!"

Teriak Yoongi yang tak kalah heboh.

"Keluar kau Taehyung! Jangan jadi pengecut!"

Ledek Tuan Min yang berjas rapi dan kini berdiri menghadang mobil Taehyung dengan sombongnya.

"Sialan!"

Umpat Taehyung sebelum kemudian ia keluar mobil dan nekat menghampiri Tuan Min.

"Akhirnya kau keluar juga.."

"Aku bukan pengecut! Apalagi pengecut yang bersembunyi di balik uangnya selama delapan tahun lebih!"

Taehyung tersenyum sinis sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Songong sekali lagakmu anak muda! Sekarang, cepat serahkan dirimu!"

"Mau membunuhku? Seperti korban-korban lainmu yang kau bunuh dalam kurun tiga tahun sebelum kau membunuh Appaku?"

Tuan Min terkejut dan menyoroti wajah bodyguard yang ada di kanan kirinya secara kikuk.

"Kau terkejut bagaimana aku bisa tahu?"

Taehyung mengeluarkan map coklat dari balik jaket yang dipakainya. Lalu, ia angkat tinggu-tinggi map tersebut.

"Map itu?"

Bukankah aku telah menguncinya di dalam brankas? Hanya aku yang tahu passwordnya. Bagaimana itu bisa jatuh di tangan Taehyung?

Batin Tuan Min.

Yoongi membuka pintu mobil dan menampakkan wajahnya di depan ayahnya sendiri.

"Min Yoongi?!"

"Iya Appa. Ini aku. Min-Yoon-Gi."

"Jadi benar, kau yang masuk ruang kerja Appa?? Dan kau--"

"Iya! Aku memasuki ruang kerja Appa dan mencuri dokumen berisi bukti-bukti kebusukan Appa selama ini!"

"Anak tak tau diuntung kau Yoongi! Brengsek!"

"Sudahlah Tuan! Anak Anda saja sekarang berada di pihakku. Sebaiknya Anda menyerahkan diri Anda ke polisi. Setidaknya, hukuman Anda akan dikurangi karena mau berkata jujur."

"Mudah sekali mulutmu bicara?"















"Pengawal!!"

Tuan Min menjentikkan jarinya. Bukannya was-was, Tuan Min malah semakin tertawa lebar.












'Hmmmphhh...'

"Taehyung!"













"Kim Sohyun!"

Teriak Taehyung dan Yoongi berbarengan.

"Appa! Lepaskan dia!"

"Tidak Yoon.. tidak akan!"

Rupanya pengawal si keparat Min semakin bertambah. Mereka muncul dari arah belakang dan menyandra semua anggota keluarga Taehyung termasuk Irene. Dan terutama, Sohyun!

Tuan Min tahu, Sohyun adalah kelemahan bagi Taehyung dan juga putranya.

"Kembalikan dokumen bukti itu padaku, atau--"

Tuan Min merogoh saku jasnya dan mengeluarkan benda tak terduga dari dalam sana.

"Atau aku akan menembak kepala gadis malang ini."

Sohyun yang tengah berada dalam kuasa Tuan Min hanya bisa menangis dan menggelengkan kepalanya, seakan mengatakan 'jangan serahkan bukti itu!'

"Taehyung, bagaimana ini?"

Yoongi tampak sangat cemas. Ayahnya tidak pernah main-main dengan ucapannya sendiri. Ia bisa saja membunuh Sohyun saat ini juga dengan menarik pelatuk pistol yang di genggamnya.

"Lepaskan Sohyun, Tuan Min!"

"Aku akan lepaskan.. tapi.. serahkan dulu dokumenku..apa susahnya hah?

Apa kau sudah tak peduli lagi dengan nyawa gadis ini?"

Bagaimana Tuan Min mengetahui bahwa Sohyun adalah kelemahanku? Sohyun segalanya bagiku?

Pikir Taehyung.

"Sohyun sayang.. kau mau kan kembali pada Taehyung dan juga Oppamu?"

Sohyun terus memberontak. Ia tak terima diperlakukan lemah seperti itu.

"DIAM! JANGAN BANYAK BERGERAK!"

"Atau aku akan benar-benar menghabisi nyawamu sekarang juga?!"









"Kau!! Berhenti disana!"

Teriak Tuan Min berturut-turut saat ia menyadari Taehyung berusaha mendekati posisi Tuan Min untuk merebut Sohyun darinya.

"Kesinikan dokumenku!"

"Tidak! Lepaskan dulu Kim Sohyun!"

"Aku akan melepaskannya.. serahkan saja dokumenku!"







"Cepat!! Atau aku tarik pelatuknya sekarang juga?!"

"Oke-oke!"

Taehyung meletakkan map coklat itu di bawah kakinya. Dan ia mulai berjalan melangkah hendak menjemput Kim Sohyun.

Irene dan keluarganya tak dapat berbuat apapun dibawah kungkungan pengawal Tuan Min yang sangat kekar.

Bahkan, mereka tak dapat memeringati Taehyung jika apa yang dijanjikan Tuan Min hanyalah jebakan untuknya.

"Sohyun!"

Sesaat Taehyung merasa bahagia karena Tuan Min melepaskan Sohyun. Sohyun pun segera mempercepat langkahnya menuju seseorang yang ia sangat cintai.

"Taehyung!"

Dan sekarang, mereka berpelukan hangat di tengah-tengah kepungan pengawal Tuan Min.

"Kau tenang saja.. kau aman bersamaku."

Taehyung mengusap puncak kepala Sohyun yang ada dalam rangkulannya. Lalu dikecupnya kening Sohyun dengan lembut.

Dasar anak bodoh.

"Ambil dokumenku!"

Titah Tuan Min pada salah seorang anak buahnya.




















"Dan tarik pelatuknya,








SEKARANG!!"




Terdengar suara tembakan yang begitu keras, menggema di angkasa.

"Tidaaaakkk!!!"

Yoongi meraung berlutut menjatuhkan diri saking lemasnya.

Irene dan Ibu Taehyung yang masih dibungkam, terisak dalam keterdiamannya. Sementara Eonjin dan Jeonggyu menangis histeris tak karuan.

Cipratan darah menghiasi jaket biru polos milik Kim Taehyung. Sohyun yang masih dalam posisi memeluk Taehyung, tadi sempat meremas kedua bahu Taehyung. Tetapi sekarang, remasan itu terasa begitu longgar.

"S-sohyun.. "

Butiran bening yang mengganjal di ujung bulu mata Taehyung, kini terjatuh. Melintasi pipi mulus Sohyun yang sejak tadi menengadah mengamati ekspresi sahabat kecilnya.

"Sohyun... kau?"

Taehyung mengangkat salah satu telapak tangannya yang memeluk punggung Sohyun.

Astaga! Ada begitu banyak darah disana!













Sohyun tertembak!!





















"T-tae-taehyung?"

"Ak-aku m-mencintai-mmu.."

Sohyun tersungkur ke depan. Taehyung menangkap tubuh gadisnya yang tak berdaya. Emosinya semakin membludak.

Harusnya peluru itu mengenainya! Namun, Sohyun dengam sigap memutar posisi mereka. Hingga.. ini semua terjadi.

"Kurang ajar kau, Tuan! Kau sangat keterlaluan! Kenapa kau melukai orang yang tidak berdosa??!!"

"Dasar tak punya hati!"

"Terserah.. terserah. Aku tak peduli meskipun gadis itu mati! Yang jelas, sekarang kau tak ada bukti satu pun!"

"Dan giliranmu yang akan mati!"

Taehyung meletakkan tubuh Sohyun yang setengah sadar di atas tanah. Lalu ia meladeni beberapa anak buah yang menyerangnya dari segala arah.

Terlihat perkelahian sengit antara satu lawan enam. Taehyung berkali-kali gagal, tetapi amarahnya tak kenal kata menyerah. Perlakuan mereka pada Kim Sohyun, jauh lebih penting untuk dibalas saat ini dibandingkan nyawanya.

"Agghh!!!"

"Taehyung?!"

Ketika Taehyung terlempar dalam sekali tendangan yang menerjang dada bidangnya, Yoongi menjadi geram!

Yoongi memaksakan dirinya untuk bangun dan ikut membantu Taehyung menghabisi para pecundang yang cuma bisa bertekuk lutut pada kekuasaan ayahnya.

"Biadab kalian semua!!"

Yoongi memang sangat kuat. Walaupun keadaan kakinya yang kurang baik, ia mampu mengalahkan tiga dari anak buah ayahnya yang melawannya.

Tetapi, sayang sekali. Seseorang memukul tengkuknya dari belakang tanoa disadari hingga membuat Yoongi pingsan tergelepar di atas tanah.

Taehyung menatap nanar sekaligus benci. Sekarang, hanya ada dendam di dalam pikirannya. Ia memperhatikan Ibunya menangis, begitu pula adik-adiknya yang tak seharusnya menyaksikan kejadian keji seperti ini. Urat-urat lehernya tercetak jelas. Dan juga, telinganya yang memerah. Cukup menandakan betapa Taehyung diliputi kemarahan.

Taehyung buru-buru bangkit dan melayangkan pukulan terkuatnya pada mereka satu per satu.

Kali ini Taehyung yang berhasil menjatuhkan lawan.



"Taehyung!"














Taehyung tersadar dari ambisinya mencabut nyawa anak buah Tuan Min yang tersisa. Telinganya menangkap suara yang ia kenali sejak masa-masa kecil. Suara gadis yang selalu ia rindu dan nantikan.

"Sohyun!!!"













Taehyung tak bisa mengendalikan emosinya. Ia sangat marah! Tuan Min, lagi-lagi mempergunakan Sohyun sebagai senjatanya.

"Berhenti menyakiti anak buahku, atau aku lempar kekasihmu ini ke dalam laut?!!"

"Keparat! Sialan! Brengsek! Biadab!!"

"Lepaskan dia!! Atau aku tidak akan mengampunimu!!"

"Tenang.. tenang.. aku lepaskan dia, asal, serahkan ragamu padaku sekarang juga!"

"Baik! Kau boleh membunuhku, asal kau lepaskan Sohyun!"

Seperti dugaanku, Sohyun sangat berfungsi untuk menekan si bodoh itu.

Gumam Tuan Min.

Tuan Min mencekik leher Sohyun yang posisinya berada di bibir tebing dengan ketinggian 600 m dpl itu.

Sohyun mengerang kesakitan. Luka tembak di punggungnya masih terus mengucurkan darah, tetapi keadaan memaksanya berdiri dengan cekikan dan ditambah lagi pemandangan yang lebih mencengangkan!

Taehyung mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Yang ia lihat hanya raut wajah Sohyun yang kesakitan. Taehyung beranjak menyelamatkan Sohyun.














"Tembaki dia!"



















Dorr.. dorrr... dorrr..




















Peluru menembus tubuh Taehyung dari berbagai penjuru. Mulut Ibu Taehyung yang terbungkam, kini berteriak kencang menyebut nama putra sulungnya yang lama ia tinggalkan.

Taehyung, meskipun tertembak peluru di sekujur tubuhnya, tiada henti ia berlari mendekati gadis kesayangannya. Bahkan larinya pun mulai melambat sebab ia diterjang rasa ngilu yang luar biasa.

Tepat selangkah menuju Sohyun, Tuan Min melepas cekikannya dan mendorong Sohyun hingga terlempar dari atas tebing!

"Sohyun!!!!!"


Greb!

"Sohyun!!"

Taehyung berhasil meraih tangan Sohyun sehingga gadis itu tak jadi dimakan ombak lautan yang berdebur ganas.

"Bertahanlah!"

Dorr..





"Aagghh..!!"

"T-taehyung??"

Sohyun tertegun ketika sebuah peluru kembali menyergap tubuh lemah Taehyung. Hingga, mulut Taehyung mengalirkan cairan merah yang menetes ke muka Sohyun.

"Tae.. selamat-kan diri-mu."

"Tidakk..."

Sambil merintih menahan sakitnya, Taehyung memaksakan bicara.

"Aku berjanji.. tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku sudah berjanji.."

"Taehyung.. jika seperti ini keadaan kita, relakan saja aku. Aku akan mati dengan pengorbanan cintaku padaku. Itu semua tak akan sia-sia. Tak akan sia-sia melihatmu bahagia bersama keluargamu.."

Ujar Sohyun lirih.

Angin yang berhembus kencang mengibaskan rambut Sohyun yang sudah acak-acakan. Tatapan pilunya dan sirat cinta yang tulus menguar dari kedua bola mata Sohyun menambah tekad Taehyung untuk tetap menggenggam teguh tangan mungil gadisnya.

Air mata yang terus merembes dari kedua sudut mata Sohyun membuat hati Taehyung teriris. Kenapa nasib cinta mereka begitu miris?

Haruskah cinta yang bertemu setelah lima tahun itu terputus begitu saja oleh maut?

Taehyung tak akan membiarkan hal itu terjadi. Meskipun ia harus bermain-main dengan kematian, ia akan terus maju dan menerjangnya. Asalkan, ia dan Sohyun bisa selamanya bergandeng tangan.

Jikalau sekarang kau mencabut nyawa Sohyunku, maka Tuhan, aku akan serahkan ljuga nyawaku bersamanya.

Persatukan kami dalam ajalmu.






























Aku siap.
















Tepat pada suara tembakan yang terakhir, otot tangan Taehyung yang terlihat menegang, kini terlihat lebih rapuh.

Peluru berhasil menembus belakang kepalanya membuat keseimbangannya hilang.

Ia tersungkur jatuh melampaui tebing dengan tangan yang enggan melepaskan tangan Sohyun.

"Taehyunggg!!!"

"Taee!!!"

"Oppa!!"

"Hyung!"














Getaran suara orang-orang terkasih Taehyung menjadi backsound memilukan yang mengantar kepergiannya.

Namun, Taehyung terjatuh dengan senyuman. Bahkan ia sempat meraih tubuh mungil Sohyun yang ternyata sudah tak bernyawa ke dalam rengkuhannya.

Taehyung's POV

Walaupun kisah cinta kita tidak melegenda seperti Romeo dan Juliet, cukup kita dan keluarga kita saja yag menjadi saksi betapa pengorbanan kita besar satu sama lain.

Aku tak pernah menyesal bertemu dan bersahabat dengan gadis sebaik dirimu.

Aku tidak juga menyesal, mencintai gadis kecil yang dulu menjadi sahabat terbaikku.

Dan satu lagi, aku tidak menyesal jika cinta kita yang sulit berakhir tragis seperti ini. Aku hanya menginginkan satu hal di dunia ini, cintamu dan cinta keluargaku.

Aku telah dapatkan semuanya sekarang, dan aku bisa pergi dengan tenang.

Bersamamu...
























Gadis kecilku.





























Aku mencintaimu.











































To be Continued.

Aduh.. mianhae.

Maafkan author yg bikin sad ending. Tapi nggk bakat.. jadi mohon maaf juga kalau kata2 sama kejadiannya kurang menyentuh di hati.

Thanks for @HiSohyunieee atas saran yang diberikan sebelumnya. It sounds good.

:"))

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro