503

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sistema Cardis.

Elizabeth mengumpulkan informasi tersebut setiap hari saat itu. Apapun yang bisa ia temukan, ia segera ambil. Mencari informasi di Slum tidaklah sulit, yang sulit adalah mendapatkan informasi yang benar.

Ia meneliti seluruh informasi yang ia dapat, melakukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui informasi yang didapatnya sudah fasih atau belum. Ia mengeliminasi segala informasi yang dirasa tidak perlu; mulai dari gosip-gosip, analisis-analisis yang hanya diperuntukkan bagi para penggemar teori konspirasi, juga dugaan-dugaan yang tidak memiliki bukti yang mendasar.

Cardis adalah keluarga Baron yang telah ada turun-temurun di KINGDOM. Mungkin salah satu dari beberapa keluarga tertua yang patuh pada tradisi yang ditekuni sejak zaman awal KINGDOM. Berbeda dengan keluarga bangsawan kelas lain yang mendaki hirarki untuk menjadi keluarga yang lebih besar, menjadi keluarga yang memiliki cabang usaha yang lebih banyak, atau menjadi keluarga dengan koneksi yang lebih banyak, sehingga kelas Familia mereka berubah.

Keluarga Cardis tidak demikian.

Familia kelas Baron memang tidak seperti zaman dahulu yang memiliki akses untuk kepemilikan tanah. Tapi, Baron Cardis juga tidak dekat dengan Earl Tessa yang berkuasa di daerah tempatnya tinggal. Malahan, Earl Tessa menganggap keluarga Baron Cardis hampir 'tidak ada' atau 'tidak menghasilkan apa-apa' bagi kontribusi Divisio Tessa. Tidak satu sen pun. Tidak ada tenaga yang keluar untuk apapun. Tidak ada ide-ide yang dituangkan dari Baron Cardis untuk Divisio Tessa. Bahkan, Baron Cardis tidak pernah hadir di acara tahunan yang diadakan Earl Tessa untuk sekedar mengakrabkan diri.

Usaha yang dilakukan oleh keluarga Cardis bisa dibilang semu. Ada informasi yang mengatakan nama mereka terdaftar dalam indeks saham di beberapa produsen kerajinan kayu sintetik. Ada yang bilang mereka melakukan tukar-menukar barang antik nan langka yang berumur satu abad ke belakang.  Ada juga informasi yang menemukan bahwa Cardis adalah trader yang membantu penggiat saham yang baru belajar untuk lebih paham mengenai saham KINGDOM.

Apapun usahanya, tidak ada yang berkaitan dengan teknologi maupun komputer kuantum.

Komputer kuantum, Elizabeth berpikir ulang. Sebuah utopia teknologi yang mampu memproses dan mengolah data dalam hitungan milidetik atau bahkan nanodetik. Dengan itu, seseorang bisa mempersingkat waktu untuk menembus firewall data,

Salah satu prosesor yang sudah digadang sebagai komputer kuantum di KINGDOM adalah 'Sistem'.

Sistem yang mengatur KINGDOM adalah sebuah komputer kuantum, mereka bilang. Menurut deskripsi, 'kabel' jaringan Sistem sudah mengakar di semua sektor dan semua bagian keluarga baik Duke hingga Baron, keluarga tanpa kelas, dan juga penduduk-penduduk Slum.

Kegiatan sekecil apapun diamati oleh Sistem dan mereka dapat menindaklanjuti adanya kecurangan atau hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan peraturan. Perampokan, pencucian uang, terorisme, penghinaan di wajah publik, pemalsuan tertentu, semua bisa diendus melalui Sistem. Seperti mata yang terus mengawasi dan tidak pernah tidur. Seperti mulut yang tak pernah diam dari berteriak memberi peringatan.

Akan tetapi, kenapa peretasan masih dengan mudah dilakukan, belum lagi kejahatan-kejahatan berlevel 'kecil' lainnya?

Sederhana: tidak mungkin sebuah kesempatan itu ada tanpa adanya seseorang yang membuka jalan. Ini adalah rahasia umum yang dipegang oleh beberapa 'wajah' yang bergelut di pemerintahan, untuk membuat akses bagi para petinggi. Tentu, kesempatan ini tidak akan disia-siakan oleh siapapun yang menempuh jalan ini, apapun resikonya. Elizabeth juga tidak tahu kapan dan bagaimana semua ini bermula. Ia hanya tahu cara-cara yang ia sukai untuk mendatangkan makanan ke piringnya, dan membayar sewa sebuah kubikel kecil di belantara Slum yang tidak diganggu orang untuk tempatnya menjalankan aksi dan tidur.

"Kamu serius ingin informasi tentang Cardis?" salah satu kliennya itu bertanya dengan nada sarkastis. "Mereka benar-benar seperti khayalan. Atau jangan-jangan itu cuma cerita yang dikarang oleh para penyair untuk mendapatkan sedikit uang."

"Tidak ada penyair lagi di zaman ini, bodoh. Penyair sudah mati, sama dengan kertas dan buku-buku fiksi." Elizabeth mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja.

Layar transparan melayang di atas meja, dia dan kliennya tengah bertukar sapa setelah transaksi selesai. Kali ini enkripsi yang ia gunakan untuk menjangkau klien ada di level 3 dari 10. Kalau si klien pintar, mereka bisa saja melacak identitas Elizabeth dan di mana gerangan ia mengakses komputer bersama milik Slum dari nomor IP. Lagi, jejaring Slum tidak bisa didefinisikan tegas sebagai 'satu'. Memang, Slum hanya punya satu jaringan untuk semua kegiatan, namun seperti halnya menimba air dari sungai, bisa ada ratusan hingga ribuan tetes air di sana walau seseorang sekedar mengambil air dengan dua tangkupan tangan. Sulit mengidentifikasi satu tetes air.

Selama ini, klien yang didapat Elizabeth selalu puas dengan kinerjanya. Mereka kebanyakan anonim, datang melalui surel yang sebenarnya mudah saja 'dibuka' segelnya namun Elizabeth tidak pernah ingin terlalu terkait dengan para klien. Datang, penuhi permintaan, proses pembayaran, pergi - itulah etos kerja yang ia lakukan. Ia tidak peduli mereka adalah konglomerat mana. Ia tidak peduli untuk apa data atau program yang ia buat akan digunakan. Ia mengikuti perkembangan berita dan mengetahui untuk apa data tersebut akhirnya bermuara, namun ketika ada khalayak Slum bertanya di forum, ia akan pura-pura tidak tahu: tutup mata, tutup telinga, tutup mulut.

"Apa ternyata kamu tidak punya info? Cuma menggertak?"

Jarang Elizabeth menunjukkan ketidak sabarannya. Toh, beberapa jam lagi sang klien juga akan lupa dengan pembicaraan mereka. Dan tidak akan ada yang bisa mengakses pembicaraan mereka karena Elizabeth akan menguburnya dalam bentuk kristal data dengan kompresi sebesar kilobyte. Sekedar 2 kb data hanya akan diduga virus atau data sisaan dari prosesi data besar. Data ini akan dengan mudah tenggelam dan mengendap di 'sungai' jaringan sampai suatu saat Elizabeth mengaksesnya lagi, cara menyembunyikan pohon di dalam hutan selalu lebih efektif dibandingkan ia repot-repot membuat cadangan berulang kali.

"Aku punya, tenang saja. Aku bukan pembohong. Siapa juga dari semua klien-mu yang suka bayar di muka?" suara yang telah diselubungi dengan bantuan mesin itu terus menunjukkan tanda naik pada gelombang deteksi suara di komputer. Mungkin si klien senang, tergugah, entah.

"Aku punya alamat Cardis di Tessa dan log kegiatan keluarga Baron itu selama beberapa bulan terakhir."

"Asli?"

"Ada kamera dan street scanner di hutan. Divisio Tessa tidak terpencil," pungkas si klien. "Jadi? Apakah kita sudah sepakat?"

Informasi ini akan menjadi nilai tambah besar dari segala pencarian yang sudah ia lakukan. Mungkin dengan ini, ia dapat datang ke tempat tujuannya dan mulai beraksi.

Ya, beraksi - mencuri Sistema Cardis.





Ketika Eliza kembali ke ruang utama, Duchess Regelia menjelma menjadi orang lain.

Ralat: Duchess Regelia memang orang lain. Duchess Regelia, sama seperti ketika mereka pertama bertemu, tidak mencoba untuk bertegur sapa atau menanyakan keadaan Eliza setelah itu. Langkah yang bagus, patut Eliza puji. Ia juga tidak mau untuk terlihat berkaitan dengan sang Duchess dan segala bayang-bayangnya.

Ia sekedar memainkan perannya menjadi tuan rumah yang ramah dengan tamu, walaupun tamu tersebut akan minggir menghindar atau takut-takut membungkuk tanda hormat. Seakan-akan tidak peduli, ia mengambil sudut ruangan untuk tempatnya berdiri, terdiam menghadapi tamu-tamu seleksi yang kembali memenuhi ruang utama karena panggilan dari pusat.

Eliza tertegun sejenak. Sensasi dingin dari tangan besi Duchess Regelia masih terasa di antara jemarinya. Besi betulan. Dengan ruas-ruas jari yang mirip dengan tangan asli. Dengan garis-garis halus yang menyerupai garis tangan. Berbeda dengan lengan prostetik berwarna kulit yang biasa digemari orang, Duchess Regelia mengenakan lengan besi itu seakan ia bangga. Seperti ia ingin menunjukkan sesuatu dengan sebelah tangannya yang digantikan lengan buatan.

Walaupun dengan teknologi yang sudah lebih maju, tangan yang terbuat dari besi tidak akan mengeluarkan hangat yang sama dengan kulit manusia. Eliza melihat telapak tangannya lagi.

Suara riuh-rendah yang berkumpul sejurus dengan orang-orang yang berkumpul sejenak diam ketika Earl Gaillardia mulai memberikan sepatah-dua patah kata.

Seleksi tahap pertama telah berakhir, begitu ucap Earl Gaillardia ketika ia menguasai podium lagi. Tiga kursi telah disiapkan di belakangnya, Duchess Sarachenia dan Countess Kleine sudah menempati tempat masing-masing. Sebuah meja di sisi barat podium kini dipenuhi oleh cangkir-cangkir dan empat tempat besar minuman berbentuk silindris: susu, kopi, teh, dan air putih.

"Sebelum kami melepas anda semua untuk beristirahat, izinkan kami untuk menjamu anda sejenak dengan sedikit obrolan ringan seputar Administrator." Dahlia Kleine menepuk tangannya dua kali. Suaranya lengking mengajak. "Sambil minum-minum hangat, bagaimana kalau para tamu bertanya kepada kami soal Tiga Familia?"

Countess Kleine, manik Eliza mengikuti dengan aktif. Countess Kleine yang mempertanyakan soal kekuatan.

Eliza masih ingat dengan sempurna bagaimana mata amber itu mengerling. Bagaimana Countess Kleine seakan membentangkan kedua tangannya dan memeluk dunia - atau mungkin dia telah memeluk dunia - dan kini ia mengulurkan tangan untuk memberikan dunia itu kepadanya.

Kekuatan. Kekuasaan. Semua bisa Eliza dapatkan apabila ia memegang kendali Sistem. Menjadi seorang Administrator.

Society Auction Ball ini adalah pesta yang diselenggarakan oleh Sistem. Empat puluh (tidak, harusnya tiga puluh tujuh, bukan? Kenapa daftar hadir bersikeras menyebut mereka sebagai empat puluh?) orang ini diseleksi oleh Sistem, bukan direkomendasikan atau diangkat oleh Tiga Familia yang telah menjabat. Tiga Familia juga bukanlah juri, atau bagian dari Sistem yang akan memilih satu dari sekian puluh kepala kandidat.

Sampai saat ini, tidak ada yang tahu apa yang menjadi titik berat dari seleksi ini. Slum bahkan tidak punya data mengenai ini. Forum-forum di permukaan juga tidak pernah membicarakan tentang kriteria umum seleksi atau bagaimana Sistem memilih para kandidat. Segalanya tampak seperti sihir - sudah diwakilkan oleh ribuan pasang data yang terdiri dari nol dan satu.

Satu tanya terbersit di pikiran Eliza: apa Sistem tidak bisa mendeteksi fluktuasi emosi atau perubahan perilaku pada seseorang yang mungkin saja melakukan sabotase?

"... Kamu suka apa, nak, kopi atau teh?"

Countess Alchemilla menepuk bahunya, di tangan kanan dan tangan kirinya sudah ada masing-masing satu cangkir kosong. Cangkir porselen putih pualam polos itu sama dengan cangkir yang Duchess Regelia gunakan untuk menghidangkan teh untuknya beberapa saat yang lalu.

"Saya tidak boleh pilih susu?" ia sudah minum teh tadi, ia berusaha tidak menambah kafein dalam waktu dekat.

"Wow, pilihanmu sama seperti Elise," Countess Alchemilla tampak terkagum, ia mengangguk-angguk dengan penuh keyakinan, seperti telah menemukan sesuatu yang ia cari. Eliza malah berpikir kalau-kalau Countess Alchemilla akan menganggap ia kekanakan, ternyata tidak. "Apa jangan-jangan pakai madu juga?"

"Saya tidak terlalu suka manis," jawab Eliza. "Tunggu, sebenarnya seberapa banyak yang anda ketahui tentang Ma--ah, beliau sudah pergi."

Oke, harusnya Eliza yang mengambilkan Countess Alchemilla minuman, 'kan? Apa ini akan masuk ke pengurangan poin di Sistem apabila ia berlaku kurang sopan pada orang yang lebih tua?

Kembali ke podium, Tiga Familia sudah terduduk di kursi masing-masing. Sementara, beberapa orang mendekat ke arah podium untuk menulis apa yang jadi pertanyaan mereka untuk mereka bertiga. Sebuah papan ketik muncul di depan podium, beserta dengan sebuah layar berukuran persegi panjang seukuran panjang podium di atas Tiga Familia.

"Jangan bertanya banyak-banyak, ya, nanti malah kita terjaga semalaman!" Dahlia Kleine bergurau lagi, sekian pasang mata tertawa karenanya.

Tak lama, Countess Alchemilla kembali dengan dua cangkir yang terisi setengah penuh. Mungkin akan susah membawanya bila ia mengisinya penuh. Countess mengisi cangkir miliknya dengan kopi dengan jejak krimer mengalun spiral di dalam hitam. Eliza menyembunyikan jendela yang mulai memunculkan kadar gizi susu yang dipegangnya, ia memasang mata dan telinga untuk memperhatikan panel tersebut.

<nama>Earl Gaillardia</nama>

<Q1: Apa kesulitan yang dihadapi dalam pemeliharaan Sistem? Bagaimana Sistem dipelihara?>

"Terdengar mudah namun tampak cukup rumit, ya," Earl Gaillardia menahan dagunya, berpikir. "Pemeliharaan Sistem dilakukan dengan berbagai perangkat keras dan lunak. Kesulitan, mungkin ketika ada suatu bug yang muncul ketika pemeliharaan sedang dilakukan."

Para tamu tampak menantikan adanya jawaban lanjutan dari sang Earl, tapi pria berambut perak itu hanya menyesap kopinya, pandangannya lurus. Pertanyaan dan jawaban dinyatakan sudah cukup.

<Q2: Apa ada benefit tertentu yang didapat dari menjadi Administrator?>

Bibir Earl Gaillardia mengerucut, ekspresi yang ia munculkan tenang. "Tidak ada."

"Tidak ada?" seseorang yang sepertinya adalah si penanya, tampak tidak puas.

"Tidak ada."

Mendengar itu, sang penanya mulai mundur teratur.

Di samping Eliza, Countess Alchemilla tergelak. Ia sampai butuh waktu untuk menyibak poninya yang mulai berkumpul di dahi. Kopinya ia singkirkan ke meja terdekat, menghindari kemungkinan pertumpahan yang tidak diinginkan.

"Um, ada apa, Countess?"

"Ah, tidak apa-apa. Aku tidak menyangka Earl Gail akan sekaku itu."

"Memang dia ... kaku?" Eliza mengernyit. Rasanya tidak ada sedikitpun momen ia lalui tanpa memperhatikan bahasa tubuh Earl Gaillardia yang minimal, juga perubahan ekspresi yang muncul - ralat, tidak muncul.

<nama> Duchess Sarachenia </nama>

<Q3: Apa andil Sistem dalam membantu kemiliteran?>

Duchess Sarachenia melipat kedua tangannya di dada, ia memutar bola matanya sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Kondisi perairan dan darat KINGDOM memang aman, namun Sistem akan dengan mudah mengetahui apa ada kapal atau satu orang yang melewati batas teritorial."

Sang Duchess melanjutkan sedikit dengan ilustrasi kejadian. Kurang lebih intinya Sistem dan segala kemudahannya bisa memprediksi apakah akan ada serangan dari eksternal KINGDOM, dan juga pergerakan beberapa kelompok internal KINGDOM.

Eliza hanya bisa mengulum bibir, mencegah giginya sendiri yang menggertak tidak nyaman terdengar oleh Countess yang berdiri di sampingnya. Rasanya ia ingin sekali bilang bahwa Sistem tidak dapat menahan sebuah 'kejadian besar' bergulir sepuluh tahun silam.

<Q4: Bagaimana pembagian tugas di antara para Administrator KINGDOM? Apakah hirarki keluarga kelas berperan?>

"Ada tiga peran; salah satunya admin utama, dia pegang semua kunci," Duchess Sarachenia menjawab dengan cepat. "Untuk hirarki, kami bergerak sesuai porsi kami masing-masing."

Countess Alchemilla menaikkan kedua alis, "Itu tidak terlalu menjawab."

"Maksud anda?" Eliza bertanya, walau ia sependapat bahwa pernyataan itu memang tidak menjawab apa-apa.

"Hm, mungkin rahasia perusahaan. Ya sudah. Kejutan bagi siapapun yang nanti naik jabatan." Countess menaikkan bahunya. Ia memegang kopi tidak pada tangkainya, namun mengangkat badan cangkir dengan lima jari tangan, seperti tengah menenggak anggur.

Kalimat tersebut segera Eliza tanggapi, "Anda seperti tidak ingin menjabat menjadi admin."

Countess tersenyum, "Analisa yang bagus, nak," ia menatap lurus ke podium, Duchess Sarachenia masih melayani beberapa pertanyaan sampingan yang muncul. "Umur-umurku ini sudah waktunya untuk menikmati dunia dari kursi pengamat."

"Eh? Tapi anda belum terlalu tua, 'kan?" catatan: Sistema Cardis sudah mengarsip umur sang Countess dengan benar. Lagi, Eliza memilih untuk berpura-pura manis. Countess segera tertawa, kini tawa yang terukur bak wanita-wanita berkelas, bukan tawa spontan seperti barusan ia mendengar respon dari Earl Gaillardia.

"Bisa saja mulutmu itu, nak. Baik, aku akan menerima itu sebagai pujian."

Berikutnya adalah jawaban dari Countess Kleine, Eliza berkonsentrasi penuh.

Seperti dua yang lain, Countess Kleine berdiri, membaca pertanyaan dan mulai menjawab. Namun, suara bising dan getaran yang mendadak mendera gedung membuyarkan segalanya.

<notifikasi> ERROR ERROR ERROR ERROR ERROR ERROR ERROR </notifikasi>

Suara bising terasa terjadi lebih lama karena Sistema Cardis ikut bereaksi. Countess Alchemilla yang membantunya untuk tetap berdiri, menahan lengannya, kopi ia biarkan tumpah. Suara bising itu membuat Eliza telat menyadari bahwa cangkir-cangkir porselen telah berjatuhan, hancur bertemu tanah, namun getaran itu tidak cukup untuk meruntuhkan silinder besar sumber minuman.

Samar-samar sebuah tulisan berjalan menggantikan keberadaan layar putih yang tadi berisi pertanyaan, berlatar hitam, merah menyala.

Kalian telah terkunci dari Dunia Luar.
—Sistem.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro