SOCIETY AUCTION BALL

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sesaat Eliza menjejakkan kaki di pelataran ruangan utama dari denah Neo-Virtual Area, kesan pertama yang ia dapat adalah kesima. Ini bukan berarti adalah acara pertama Eliza ada di ranah non-virtual, tetapi baru kali ini Eliza merasa segala sesuatu yang ada di ruangan itu baru untuknya.

70% kehidupan di KINGDOM ada di ranah virtual. Bahkan, 30% kehidupan yang non-virtual biasanya disatroni oleh pelaku-pelaku pasar rakyat atau masyarakat yang tergolong kelas ekonomi bawah, para bangsawan hampir tidak dapat diikutkan pada 30% golongan ini.

Yang dimaksud ranah virtual adalah muncul di sebuah pertemuan yang terletak jauh, atau bahkan keluar rumah dengan virtual avatar.

Memang, teknologi bukanlah sebuah hal yang mahal, namun membuat virtual avatar sudah cukup mudah dilakukan dewasa ini. Setiap jengit wilayah di KINGDOM pun sangat avatar-friendly. Semua orang bisa terlihat dan dirasakan dalam bentuk solid walaupun itu adalah bentuk terapan dari hologram tiga dimensi. Semua orang bisa hadir pada sebuah acara atau pergi ke suatu tempat tanpa perlu meninggalkan rumah. Mungkin fungsi seperti menyentuh sebuah benda belum dapat diterapkan pada beberapa model, tetapi, untuk fungsi seperti melihat, mendengar dan berbicara, semua model avatar bisa menerapkannya.

Eliza tentu lebih senang berada dalam wujud avatar - sayangnya pesta ini adalah pesta non-virtual. Pemindai yang disediakan sistem tidak dapat dibohongi dengan retina buatan dengan presisi tinggi. Eliza sudah memeriksa pemindai itu tadi dengan Sistema Cardis karena sebatas iseng, menemukan bahwa pemindai berbentuk bola kaca bulat selayaknya mata berwarna merah yang melayang di depan pintu masuk itu adalah perpanjangan dari Sistem.

Bola kaca itu memeriksa retina para pengunjung, sebelum kemudian mereka membiarkan para pengunjung mengisi nama di buku tamu - ada sebuah layar besar tempat para tamu memasukkan nama. Juga, mereka akan meminta surat undangan yang dikirimkan kepada para tamu.

Satu kejanggalan: surat itu tidak bisa diduplikasi walau dibuat secara manual. Sistema Cardis tidak dapat menemukan kode maupun enkripsi tertentu yang tertempel di kertas surat tersebut, tetapi Sistema Cardis bahkan tidak bisa melakukan duplikasi pada surat tersebut. Aneh, bukan, mengingat di zaman-zaman yang sudah lewat, dengan mudah manusia dapat memalsukan sebuah surat penting maupun dokumen-dokumen tertentu?

Sebelum Sistem itu menyadari Eliza sudah melihat-lihat, ia segera menutup sementara akses Sistema Cardis dan melangkah masuk ke dalam ruangan.

<kata benda>SISTEM</kata benda>
<tipe>Sistem Operasi</tipe>
<versi>N/A</versi>

<deskripsi>

Sistem adalah sebuah jejaring yang merupakan tulang punggung dari KINGDOM. Mengatur segala urusan KINGDOM; mulai dari jalannya pemerintahan, fluktuasi ekonomi, pasokan listrik, sirkulasi air, dan sebagainya. Berbeda dengan Sistema Cardis yang disokong oleh satu orang, SISTEM memiliki hirarki kepengurusan yang rumit dengan sumber kekuatan yang terbilang juga rumit.
</deskripsi>


<kata benda>ADMINISTRATOR</kata benda>

<deskripsi>

ADMINISTRATOR adalah tiga keluarga yang terpilih dalam pesta seleksi dan mempunyai kendali tertinggi pada Sistem. Mereka juga yang melakukan pemeliharaan pada Sistem. Triad ini juga sering disebut sebagai 'Tiga Familia'.
</deskripsi> 


Acara belum dimulai dalam tiga puluh menit lagi, tetapi Sistema Cardis telah menangkap kehadiran seluruh nama di daftar tamu ada menghampar di ruangan besar berbentuk oval yang tampak ditahtakan oleh emas, mulai dari dinding hingga sisi-sisi pilar. Atap ruangan memiliki desain abstrak yang tidak ingin Eliza terlalu perhatikan, juga bertabur dengan kerlap-kerlip kuning emas. Entah bila emas di sana hanya sekedar cat, atau memang arsitektur ruangan itu sengaja mengenakan emas betulan, mengingat warnanya yang tidak mengkilap.

Lantai yang ia pijaki dibalut dengan karpet berwarna merah yang terasa lembut bila diinjak. Andai ia boleh memeriksa, mungkin Eliza akan melepas sepatunya untuk menikmati tekstur tersebut. Tentu, ia tidak mau menjadi bahan olok-olokan Madam nanti ketika ia melihat memori log Sistema Cardis untuk menangkap bahwa Eliza tengah asyik sendiri dengan karpet.

Ah, apakah Eliza sudah puas mengagumi gedung ini? Rasanya belum. Matanya mengedar sekali lagi, membiarkan Sistema Cardis menangkap informasi-informasi kecil yang ia pikir bisa berguna nanti.

Ballroom itu merupakan bagian dari gedung utama, salah satu bagian dari beberapa daerah di sana yang sudah dapat dibilang fungsional. Daerah Neo-Virtual Area ini adalah sebuah tempat rekreasi yang awalnya dibuat dengan konsep kehidupan virtual yang baru: tidak hanya pengunjung bisa merasakan 'tinggal' di sana secara utuh. Teknologi ini dikuasai oleh beberapa nama penting di KINGDOM, namun Duchess Regelia-lah yang memiliki hak untuk menerapkannya lebih dahulu. Eliza tidak sampai mencium adanya permainan saham atau apalah di sana, ia sekedar menambah database mengenai Neo-Virtual Area sebagai satu dari banyak persiapannya selama sebulan kemarin.

Setelah dipikir-pikir, agak aneh mengetahui mereka di sana dalam pertemuan organik di sebuah wahana yang dikhususkan untuk non-organik. Ini bisa masuk sebagai kejanggalan kedua.

Ada menara gelas di tengah-tengah ruangan, tepat berhadapan dengan sebuah podium yang tampaknya akan digunakan untuk Tiga Familia untuk membuka kata sambutan. Di ujung utara ruangan, ada sebuah grand piano berwarna hitam yang dibiarkan sendiri. Emas yang terpantul di badan hitam piano seakan membuatnya berkilau lebih mewah dari biasanya. Eliza tidak pernah melihat ada acara dengan musik yang dilakukan secara live. Biasanya, sudah ada AI yang telah diprogram untuk menyetel musik, atau memang bila acara berskala lebih megah, ada kelompok AI yang diprogram untuk memainkan alat-alat musik.

Di sisi kanan dan kiri ruangan, sudah ada meja yang penuh dengan kudapan yang dapat para tamu ambil sendiri. Ruangan tersebut lowong dengan empat puluh kepala yang ada, mungkin kapasitas ruangan ini lebih besar dari yang Eliza semula bayangkan. Atau, ruangan terasa lebih luas karena beberapa kepala sudah bergerombol membentuk golongan mereka sendiri di sana, bercengkerama dekat dengan makanan.

Kalau boleh jujur, Eliza tidak mengenal mereka, sama sekali, ia bukan seseorang yang suka basa-basi. Paling kalau berhadapan dengan klien, ia hanya akan mengenal klien pada saat itu saja. Ia akan melupakan klien di menit setelah panggilan atau rapat mereka terputus.

Toh, Eliza tidak ambil pusing tidak mengenal siapapun di sana. Seleksi ini akan berjalan dalam tiga belas jam saja. Sudah selesai? Pulang. Tidak mendapat manfaat apa-apa? Biarkan saja. Tetap ada informasi yang bisa diambil. Tetap ada satu atau dua data yang bisa Eliza simpan untuk keperluan di lain hari. Tidak akan ada energi yang terbuang percuma.

Seperti kata Madam Elise: ini hanya ajang main-main.

Ya, Eliza ingin berpikiran demikian. Ia tidak ingin kepalanya penuh dengan segala macam risiko yang membuat dirinya pusing selama sebulan.

"Hei, Baroness di sana."

Eliza terkesiap mendengar seseorang memanggil dirinya. Sayang, dia adalah satu-satunya yang berkelas Baron di pesta itu, dan daftar tamu ditampilkan ke hadapan umum. Dari sekian banyak Familia yang ada di KINGDOM, mereka hanya mengundang satu Baron. Tidak dinyana, semua perhatian bisa saja tertuju padanya. Padahal seharusnya bukan dia, seorang dari keluarga level Baron, yang berhak menerima undangan pesta seleksi admin. Bukannya masih banyak keluarga setingkat Count, Earl dan Duke di luar sana yang lebih pantas?

"Baroness? Halo?"

Eliza bersungut, ia mengelus bekas luka di pelipis kirinya sebelum akhirnya ia menoleh, menemukan wanita bertubuh tinggi nan ramping.

Berbeda dengan Eliza yang mengenakan setelan blus merah berkerah dengan cravat dipadu dengan rok hitam dan stocking, wanita di hadapannya itu berdandan selayaknya seorang yang melangkahkan kaki ke dalam panggung sosialita. Gaun terusan tanpa lengan berwarna aquamarine pucat yang selaras dengan matanya yang naik tajam. Kilau emas tidak mengacaukan esensi warna di sana, malah membuatnya terlihat eksklusif di antara merah dan kuning. Selendang keperakan menggantung tenang di antara bahu dan lengan, menambah aksentuasi elegan.

Wanita itu memoles bibir dengan rona merah yang serasi dengan kulitnya yang langsat. Surainya yang pirang kecoklatan ditata berupa sanggul urakan, dua hair stick coklat menyangga padanan rambutnya agar terlihat lengkap.

Wanita itu tersenyum sekali lagi, tidak ada rasa kesal di wajahnya walaupun Eliza tahu ia pasti memandang sang wanita dengan mulut ditekuk.

Sistema Cardis dengan cepat memproses identitas wanita misterius ini, sesaat dia menawarkan gelas berisi sampanye kuning gading ke arah Eliza.

"Countess Alchemilla." pungkas Eliza. "Maaf, tapi ... saya belum ingin minum sampanye sekarang."

"Oh?" ia segera menarik gelas ke arah dada. Alisnya naik. "Tampaknya anda sudah tahu nama saya, apa itu dari Madam-mu?"

"Madam? Tidak. Tapi saya yakin tidak akan ada yang tidak mengenali anda dan kiprah anda di penambangan di utara KINGDOM," Eliza melanjutkan. "Langkah bisnis anda dalam beberapa tahun terakhir sangat fantastis."

Countess Alchemilla tersenyum dan mengangguk--lebih puas dibanding tadi saat ia pertama menyapa Eliza, "Dan kamu tahu betul cara memenangkan hati wanita. Benar-benar seperti Madam-mu."

Infografis mengenai 'Countess Alchemilla' tengah melayang di depan mata Eliza, tentu tidak terlihat secara kasat mata oleh pribadi lain. Data itu memuat umur - dua puluh sembilan, usia yang sama dengan Madam - juga posisi Countess sebagai seorang trader di saham tambang. Keluarga Alchemilla memiliki kelas Earl, namun karena tidak ada panggilan wanita setingkat untuk 'Earl', keluarga Alchemilla menyandang nama gelar 'Countess'.

Eliza mencoba menggeser jauh laman-laman yang mulai muncul seputar kontroversi yang timbul atas gelarnya tersebut. Ada banyak sekali keluarga kelas Earl yang mengalami hal demikian, terutama bila gelar itu dikepalai dan diwarisi oleh wanita.

Zaman yang telah maju membuat hirarki kelas keluarga menjadi lebih fleksibel. Tidak ada yang menghentikan apabila sebuah keluarga diwarisi atau dikepalai oleh wanita. Seperti halnya pesta ini, rasio laki-laki dan wanita adalah satu banding lima. Juga, belum tentu semua yang hadir adalah kepala keluarga dari Familia tersebut. Bisa saja perwakilan keluarga yang sudah ditunjuk, walau gelar mereka akan mengikuti sesuai kelas keluarga.

Menelan ludah, Eliza mengganti arah pembicaraan, "Omong-omong, anda sepertinya kenal akrab dengan Madam Cardis, Countess?"

Senyum simpulnya tersembunyi saat ia menyesap sampanye, sempurna lengking. "Anggap saja kita dulu punya masa muda yang terbilang bebas. Mendengarmu tadi, kurasa Elise juga tidak mau ingat-ingat namaku lagi."

"Oh?" tenang, filter berita gosip selalu Eliza matikan dari Sistema Cardis.

"Jangan bilang-bilang Elise kalau saya ada disini, oke, gadis manis?" ia mengedip.

Suara dua kali tepuk tangan menggema di ruangan. Semua pandangan segera tertuju ke podium, di mana tiga orang telah berdiri.

Yang tertinggi dan satu-satunya pria di antara dua wanita muda, Earl Gaillardia, mengambil satu langkah ke bagian podium yang lebih tinggi. Para tamu tampak berdiri lebih tegak dari baru saja, sementara Earl Gaillardia menarik pandangannya dari ujung barat hingga ujung timur, memeriksa atensi para tamu.

Tidak ada bantuan stand mic di sana, namun suara serak bariton Earl Gaillardia segera memenuhi ruangan.

"Selamat datang di acara seleksi, Para Terpilih." garis-garis tegas pada wajah kaku Earl berambut abu-abu perak itu membuatnya tampak lebih tua dari umurnya yang dua puluh delapan. Kedua tangannya tegap terlipat di belakang punggung. Dagu, juga bahu bidangnya seakan tidak bergerak saat ia berbicara. Mengenakan kemeja abu-abu dengan rompi hitam, sekilas bros logo Society tidak terlalu tampak di atas dada kirinya.

"Saya harap anda sekalian dapat menikmati serangkaian acara seleksi Society Auction Ball kali ini. Daftar susunan acara akan segera dikirimkan ke alamat surel anda masing-masing."

Sejurus kemudian, sebuah notifikasi muncul di layar milik Eliza, dan Countess Alchemilla di sampingnya juga memeriksa jam pintar berbentuk tipis yang melayang di pergelangan tangannya.

<daftar> Susunan Acara, Society Auction Ball kode: C
<i: Pembukaan, Sambutan, Hidangan Awal>
<i: Seleksi Satu>
<i: Istirahat>
<i: Pemberitahuan, Hidangan Kedua>
<i: Seleksi Dua>
<i: Seleksi Tiga>
<i: Penutup>
</daftar>

Eliza menutup pesan tersebut, memperhatikan beberapa patah kata yang disampaikan oleh Earl. Selayaknya berita-berita yang tengah mengalir di KINGDOM, Earl menyampaikan gagasan-gagasan umum, visi dan misi Tiga Familia yang sekarang menjabat, dan tantangan yang dihadapi selama memegang gelar Administrator.

"Akhir kata," ekspresinya netral, dari awal hingga akhir pembukaan yang cukup singkat. "Semoga yang benar tetap menang."

Tepuk tangan riuh pecah ke permukaan, Eliza pun turut. Secara otomatis, menara sampanye yang ada di tengah ruangan terisi, alkohol merapat turun dari atas hingga bawah, mengalir seirama seperti air terjun. Tepukan tersebut berakhir sesegera datangnya, dan para tamu segera melebur kembali dengan kelompoknya. Musik klasik perlahan menguar mengisi di antara bising percakapan antar kelompok.

Eliza memilih untuk berdiam diri, mengatur nafasnya agar teratur.

Ada beberapa tamu yang mendekati Earl Gaillardia yang baru saja turun dari podium, segera memulai pembicaraan yang dirasa serius, melihat tidak ada perubahan emosi berarti dari Earl. Dua wanita yang ada di belakang Earl juga menjadi sasaran kerumunan.

"Kamu nggak ikutan berkumpul dengan Tiga Familia? Siapa tahu mereka akan membocorkan tips-tips untuk jadi Admin." celetuk Countess Alchemilla. Hampir Eliza lupa kalau wanita itu masih berdiri di sebelahnya.

Eliza menggeleng. "Mereka disumpah oleh Sistem, mana mungkin mereka akan seenak jidat mengumbar rahasia perusahaan."

Countess Alchemilla berdengung lama, tampak setengah sangsi dan setengah setuju dengan pendapatnya. Ia melanjutkan, "Kalau begitu, apa pendapatmu soal Tiga Familia? Saya penasaran."

"Kenapa saya?"

"Soalnya kamu anak didiknya Elise, duh. Ayolah, hibur diriku ini." ucapnya ringan.

Alasan yang cukup aneh bagi Eliza, tapi pemilik surai jingga itu mengiyakan. Suaranya ia bawa lebih rendah, tidak ingin orang lain mendengar percakapan mereka.

"Earl Gaillardia terlihat seperti tipe pemimpin dari mereka bertiga," Eliza memulai. "Porsi kepemimpinan mereka sama, tapi dari pembukaan barusan, Earl tampak sangat menguasai panggung. Kedua yang lain menyerahkan sepenuhnya pidato di tangan Earl."

Menatap Countess Alchemilla yang mendengarkannya dengan seksama, Eliza bersidekap. Mata delimanya beralih fokus ke wanita dengan atribut dan pakaian semi militer navy milik KINGDOM, Duchess Sarachenia.

"Duchess Sarachenia mungkin lebih banyak melakukan tugas-tugas mudah seperti menata administrasi dan 'perbaikan' yang disebut-sebut orang. Perannya terlalu kental di perkembangan militer KINGDOM."

Walau, kalau Eliza boleh tambahkan, kontras dengan bagaimana Duchess Sarachenia terlihat lembut dengan surai hitamnya yang lurus dan panjang sepunggung, tampak seperti putri-putri yang duduk manis di belakang gelar dan kekayaan berpadu dengan menghadiri pesta-pesta sosialita yang membosankan dibanding seseorang yang mengontrol penuh armada laut milik KINGDOM.

"Mengingat Duchess Sarachenia yang tertua, mungkin ia juga memiliki fungsi sebagai penasihat. Lalu untuk Countess--"

Sosok bersurai merah muda itu mendadak hilang dari jarak pandang Eliza. Alih-alih memecah keramaian orang yang mendekatinya, Countess Kleine berjalan menuju ke arah piano yang selama ini berdiri sendiri, terasing dari riuh-rendah pesta.

Laman-laman data umum mengenai Countess Kleine masih terbuka di jendela utama Sistema Cardis sesaat Eliza memperhatikan pemilik surai merah muda itu duduk di atas kursi, menghadap piano hitam dengan jari-jemarinya yang terbungkus sarung tangan hitam terbuka.

Seperti telah paham arah musik yang dimainkan di ruangan mengalir, Countess Kleine mulai memainkan lagu; mendampingi, tidak mengganggu.

Yang paling muda di antara Tiga Familia. Yang berpangkat kelas paling rendah di antara Tiga Familia. Pemegang kendali atas riset-riset mengenai logam dan besi. Sosok Countess Kleine menyita perhatian tamu yang semula sibuk sendiri, seraya dirinya pun sibuk di dunianya sendiri.

Eliza juga tidak tahu mengenai bunga, tapi ia menemukan bunga yang tersemat di jas milik Countess Kleine terlihat menarik. Eliza tidak tahu soal musik, judul musik beserta tempo dan pelarik yang terpampang secara otomatis di Sistema Cardis tidak berguna baginya. Akan tetapi, Eliza tahu bahwa lagu yang pemilik surai merah muda bawakan dengan piano itu apik - mengayun dengan kecepatan sedang, berisi dengan tangga nada yang teratur, tidak berkejaran dengan musik yang sudah mengalun di ruangan.

"Bolehkah saya berdansa dengan anda?"

Terbawa suasana, seorang pria berambut pirang klimis berbalut tuxedo putih membuka tangannya ke hadapan Countess Alchemilla. Eliza tidak sempat menangkap nama sang pria karena Countess Alchemilla menerima tawaran tersebut dengan cepat, melupakan sampanye yang sudah setengah jalan dari gelasnya dan berpisah jalan dengan Eliza dan gumaman analisisnya.

Suasana yang semula berkubu berganti menjadi pesta dansa impromptu. Pasangan-pasangan terbentuk dari satu ujung meja ke ujung meja lainnya, dengan Countess Kleine masih memegang kendali dengan hitam-putih tuts piano.

Alur Eliza yang menikmati keadaan sejenak buyar ketika wanita lain mendekati arahnya. Seseorang yang mungkin tidak ingin ia dekati mengingat gelar dan bagaimana namanya ditakuti oleh seluruh penjuru KINGDOM.

"Apakah anda menikmati pesta ini, Baroness?"

Lagi, Eliza ingin mengutuk Sistem yang menjadikan keberadaan satu-satunya Baron di sana.

Surai gelombang lembayung. Tuan rumah tidaklah satu-satunya wanita yang berpakaian berupa jas dan celana, namun identitasnya sudah cukup membuatnya berbeda dari keramaian para bangsawan yang bergelar sama. Monokel di kanan mengaksentuasi sinar dari kerling mata abu-abu nan gelap, segelap Eliza memperkirakan bayang-bayang yang tersembunyi di balik pribadinya yang terlihat rendah hati.

"Anda ... bicara dengan saya, Duchess Regelia?"

Eliza sama sekali tidak menyembunyikan pahit di lidahnya ketika bicara. Lagi, sang tuan rumah terkekeh. Ketika jemarinya bersilang di depan dada, Eliza bisa melihat tangan kiri sang Duchess yang terbuat dari besi mengkilat di bawah sinar kandil utama ruangan.

"Tidakkah saya boleh bercengkerama dengan tamu pesta?" tukasnya membalas satire. "Atau bila nyatanya saya mengganggu anda, Baroness, saya mohon permisi."

Beberapa laman Sistema Cardis berwarna merah berkedip bagai peringatan. Berita-berita lampau mengenai Duchess Regelia tersaring masuk menembus layar utama, juga berita-berita dengan peringkat tertinggi pada waktunya yang pernah Eliza baca mengenai sang penguasa dua pertiga bagian dari seluruh pasar alat kesehatan di KINGDOM.

<sarkasme> Tidak ada yang selamat di keesokan harinya setelah mencoba menolak permintaan seorang Iris Artemis Regelia. </sarkasme>

"Ada apa, Nak, kamu tampak seperti habis melihat hantu."

Count Alchemilla sudah mengambil gelas baru yang berisi sampanye penuh. Sementara, Duchess Regelia telah menghilang dari fokus, sebuah penanda berbunyi tiga kali dari Sistema Cardis mengingatkan bahwa acara Seleksi Satu akan dimulai sebentar lagi.

"Bukan apa-apa, Countess."

<ekspresi> Acara ini harus cepat-cepat berakhir. Ia tidak mau ada lama-lama senafas di tengah-tengah para bangsawan. </ekspresi>

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro